Jurnal AgroSainta
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Jurnal AgroSainta by Title
Now showing 1 - 20 of 65
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Kepuasan Kerja dan Produktivitas Penyuluh Pertanian di Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan(Jurnal AgroSainTa, 2021-12-12) Kurniasih Suryana, Nia; Kementerian Pertanian Republik IndonesiaKeberhasilanprogram penyuluhan tidak lepas dari tanggung jawab bersama antara penyuluh dan petani. Peningkatanproduktivitas pertanian harus diimbangi oleh meningkatnya produktivitas kerja penyuluh pertanian. Produktivitas kerja yang tinggi harus diawali oleh penyuluh dengan memiliki motivasi yang kuat dalam menjalankan tugas-tugasnya, memilikikepuasanterhadap pekerjaannya, sehingga penyuluh akan terus berusaha meningkatkan produktivitas kerjanya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja penyuluh di Kecamatan Lumbis dan mengetahui hubungan kepuasan kerja penyuluh dengan produktivitas kerja penyuluh di Kecamatan Lumbis. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel psikologi (X1), sosial (X2), dan finansial (X4), mempengaruhi kepuasan kerja penyuluh di Kecamatan Lumbis dengan nilai signifikansi 0,000 pada taraf 5% atau 0,05 dan Hubungan antara kepuasan kerja penyuluh dengan produktivitas kerja penyuluh kuat, dengan koefisien korelasi sebesar 0.643 artinya tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antar variabel kepuasan kerja penyuluhdengan produktivitas kerja penyuluhadalah sebesar 0.643
- ItemANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG TERKAIT DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI DI KOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR(Jurnal Agrosainta, 2018) Syathori, Ahmad Dedy; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianTujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang terkait dengan ketahanan pangan rumah tangga pertanian di Kota Malang. Metode pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Adapun strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Sumber informasi yang dijadikan informan dalam kegiatan penelitian ini adalah penyuluh pertanian lapangan, pelaku utama, dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwafaktorfaktor yang terkait dengan ketahanan pangan rumah tangga petani di Kota Malang adalah faktor produksi, inovasi, pasca panen, pemasaran, partisipasi petani, dan perubahan perilaku. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah agar semua program pemberdayaan masyarakat perlu adanya partisipasi dari pelaku utama dan semua program di dasarkan dengan kebutuhan dari pelaku utama.
- ItemANALISIS HASIL BELAJAR DAN PERSEPSI PESERTA TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PELATIHAN PADA DIKLAT TEKNIS KELAPA SAWIT(Jurnal Agrosainta, 2018) Santoso, Marhaenis Budi; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianThis study was aimed to determine improvements in learning outcomes based on knowledge indicators before and after training, and to analyze training factors such as training materials, facilities and infrastructure, facilitators, and training methods. The data of learning results were collected by initial test and final test. The data of participant's responses were collected by a Linkert scale list. To express the increase in learning outcomes, the data were calculated by the Normalized Gain formula. To compare the result of the initial test and final test were done by using T-test. To find out the participants’ responses, the data were analyzed descriptively by counting the number of scores in the questionnaire submitted to the respondent. The results of the study showed that participants responded well to the programs, materials, facilities, facilitators, and methods used. The increase in learning outcomes of most participants (86.66%) were classified into moderate category (30%
- ItemANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN BATANG HARI PROVINSI JAMBI(Jurnal Agrosainta, 2019) Irwanto; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Batanghari, dan menganalisis hubungan karakteristik penyuluh dengan kinerja penyuluh pertanian. Metodologi penelitian meliputi pengambilan sampel dilakukan secara random terpilih 3 kecamatan terdiri dari Pemayung, Muara Bulian, dan Maro Sebo Ulu. Responden Penelitian diambil secara random masing-masing Pemayung 5 orang, Muara Bulian 4 orang, dan Maro Sebo Ulu 3 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dari penyuluh, serta data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Batanghari dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batanghari. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan inferensial. Untuk mengetahui hubungan karakteristik penyuluh pertanian dengan kinerja penyuluh digunakan uji statistik nonparametrik . Hasil penelitian menunjukkan kinerja penyuluh pertanian rata-rata dengan kategori cukup baik dengan sebaran persiapan penyuluhan kategori baik, pelaksanaan kurang baik, dan evaluasi pelaksanaan penyuluhan cukup baik. Hasil analisis hubungan karakteristik dengan kinerja menunjukkan Rank Spearman Correlation terdapat Hubungan karakteristik pelatihan dengan kinerja penyuluh pertanian.
- ItemANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN MINYAK BAWANG MERAH(Jurnal Agrosainta, 2018) Hariyani, Nining; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianAbstract Shallots (Allium ascalonicum) is a horticultural plant that is very important and has high economic value. At the time of the harvest, there is a flood of production which causes prices to fall. This study aims to analyze the business and value added of shallot oil processing which can be taken into consideration and business decisions. The research was conducted in July 2018 at the Food Processing Laboratory in National Agricultural Training Center (NATC) Ketindan - Malang using quantitative research methods. The results of the research indicate that total revenue is Rp. 2,175,000, -, total costs is Rp. 1,136,758,- and income is Rp. 1,038,242,- or 48% from total revenue per week. Shallot oil processing business is very feasible (profitable) with the R/C ratio is 1,9 (>1,3) and B/C ratio is 0,9 (> 0,3). The added value of shallot oil processing production is Rp. 37,631,-/kg with a value added ratio of 38% of the production value. Labor benefit is Rp. 11,667,-/kg or 31% from the total value added, while the rewards for business owners is Rp. 25,964,-/kg or 69% from the added value of shallot oil processing business. So processing Shallot oil is very profitable and feasible for business.
- ItemAPLIKASI DETEKSI MASTITIS SUBKLINIS DENGAN DETERGEN PADA SUSU SAPI PERAH FRIESIAN HOLSTEIN DI BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN BATU, JAWA TIMUR(Jurnal Agrosainta, 2018) Muda, Iskandar; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianTujuan penelitian adalah mengetahui persentase kejadian mastitis pada sapi perah dengan uji kualitas susu menggunakan detergen sebagai reagen alternatif dan mengetahui persentase kuartirambing yang terkena mastitis. Manfaat penelitian adalah diperolehnya bahan yang murah, efektif dan efisien dalam pengujian mastitis sub klinis pada sapi perah sehingga meningkatkan prosentase aplikasi uji mastitis sub klinis di lapangan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal bulan Januari 2017 dengan menggunakan 27 ekor sapi perah laktasi berbagai umur di Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu (BBPP Batu), Kota Batu Jawa Timur. Sampel susu diambil pada pemerahan pagi hari dengan 3 kali pengulangan. Diagnosis mastitis subklinis dilakukan dengan bahan yang murah yaitu menggunakan detergen dengan konsentrasi 30%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentase sapi mastitis subklinis sebanyak 14,81 % dan prosentase kuartirambing mastitis subklinis sebanyak 4,62 %.
- ItemAplikasi Pupuk Organik Berbahan Feses Ternak pada Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv.Mott)(Jurnal AgroSainTa, 2021-12-12) Indrarosa, Dwita; Kementerian Pertanian Republik IndonesiaRumputOdot merupakan salah satu pakan ternak yang dipilih karena memiliki keunggulan yakni disukai oleh ternak ruminansia, rumput mudah ditanam, bibit mudah didapat, memiliki kualitas nutrisi yang baik untuk ternak dan mudah beradaptasidengan lingkungan.Pemberian unsur hara yang tepat pada Rumput Odot akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kandungan nutrisi tanaman. Tujuan dari penelitian ini yaitu memanfaatkan lahan dengan meningkatkan produktifitas odot, mengkaji pertumbuhan dan produksi rumput odot (Pennisetum purpureum cv.Mott) dengan pemberian komposyang telah melalui proses fermentasi.Penelitian ini dilaksanakan selama 6bulan di lahan denplot Kabupaten Malangdan BBPP Batu.Desain penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)dengan 10 perlakuan.Masing-masingperlakuan di aplikasi pada lahan sebanyak 10 ton/Ha, 15 Ton/Ha dan 30Ton/Ha. Variabel yang diamati yaitu pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah tunas, kandungan klorofil, serapan Nitrogen, produksi bobot segardan produksi bobot kering.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan rumput odot dan produksi rumput odot (Pennisetum purpureum Cv.Mott). Pada perlakuan pemberian 30 ton/Ha dengan perlakuan SBD4 yaknimenggunakan kompos fesessapi danagen hayati 4% memberikan pengaruh yang terbaik dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
- ItemDampak Human Capital terhadap Produksi dan Pendapatan Usahatani Paprika Hidroponik di Kabupaten Bandung Barat(Jurnal AgroSainTa, 2021-07-26) Dewi Padmisari Suryaningrum, Rosros Rosdiantini; Kementerian Pertanian Republik IndonesiaPetani berpendidikan formal rendah mampu meningkatkan modal manusianya (human capital)melalui pelatihan. Tujuan penelitian adalah membandingkan produksi, pendapatan usahatani antara petani alumni pelatihan dan petani non pelatihan, dan mengetahui pengaruhvariabel human capitaldan variabel lain terhadap produksi juga pendapatan usahatani petani paprika hidroponik. Responden penelitian terdiri dari 12 orang petani yang pernah mengikuti pelatihan (alumni) dan 72 orang petani non pelatihan sebagai pembanding. Analisis yang digunakan adalah Human Capital Analisisyang meliputi perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap dan penerapan materi pelatihan; Analisis Usahatani untuk membandingkan usahatani antara petani alumni pelatihan dan petani non pelatihan; R/CRatioAnalisis; dan Analisis Regresi Berganda (OLS)untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan pendapatan usahatani paprika hidroponik. Hasil menunjukkan: (1) Human capital petani alumni pelatihan berkriteria tinggi, artinya human capitalpetani dapat ditingkatkan melalui pelatihan. Pelatihan dapat meningkatkan kompetensi petani dan materi yang dilatihkan secara umum dapat diterapkan oleh petani, (2) Produksi dan pendapatan petani alumni pelatihan lebih besar dan berbeda nyata daripada petani non pelatihan, (3) Usahatani paprika hidroponik layak diusahatanikan oleh kedua fihak petani, (4) R/C ratiopetani alumni pelatihan lebih besar dan berbeda nyata daripada petani non pelatihan, (5) Human capitalberpengaruh nyata terhadap produksi danpendapatan usahatani, (6) Human capitalpelatihan dan pengalaman; luasan green housedan jumlah pestisida, berpengaruh positif terhadap produksi, sedangkan umur petani berpengaruh negatif, (7) Human capitalpelatihan dan pengalaman; pendapatan dan luasan green house berpengaruh positif sedangkan umur petani; harga benih; harga pestisida, dan warna hasil panen paprika (hijau+merah+kuning) berpengaruh negatif terhadap pendapatan usahatani
- ItemEfektivitas Asap Cair terhadap Colletotrichum capsici pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.)(Jurnal AgroSainTa: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa, 2020-12-03) Melani, Dewi; Pusat Pelatihan Pertanian, BPPSDMP, Kementerian PertanianAntraknosa merupakan salah satu jenis penyakit penting tanaman cabai yang dapat menimbulkan kerugian secara ekonomi mempengaruhi kualitas buah dan benih yang disebabkan oleh .Colletotrichum capsici Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas asap cair berbahan dasar tempurung kelapa dan sekam terhadap pertumbuhan jamur Colletotrichum capsici penyebab penyakit antraknosa pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L) secara in vitro. Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial 2x4 dengan variabel pertama adalah jenis asap cair (sekam {B1}dan tempurung kelapa {B2}) dan variabel kedua adalah taraf konsentrasi {K} ((1.0%; 3.0%; 5,0% , 7.0% dan kontrol). Diameter koloni jamur dan persentase penghambatan jamur Colletotrichum capsici diamati selama 14 hari. Aplikasi asap cair tempurung kelapa dan sekam berpotensi untuk menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum capsici secara in vitro . Asap cair tempurung kelapa dan sekam dengan konsentrasi 1% dapat menghambat pertumbuhan koloni jamur sebesar 27,54% dan 16,88% secara berurutan, sedangkan pada konsentrasi 3%, 5% dan 7%, kedua jenis asap cair ini dapat menghambat jamur sebesar 100%.
- ItemEFEKTIVITAS METODE REMBUG TANI DALAM PERENCANAAN PENYULUHAN PERTANIAN(Jurnal Agrosainta, 2018) Nurlela; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianPenelitian bertujuan untuk mendeskripsikan respon pelaku utama dan pelaku usaha dalam penggunaan metode rembug tani danmengetahui relevansi metode rembugtani dalam perencanaan penyuluhan pertanian sehingga mampu memberi manfaat kepada agen perubahan penyuluhan pertanian yang langsung berhadapan dengan masyarakat. Dilaksanakan di Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah tanggal 28 Novemer 2016 hingga 2 Desmber 2016 dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber informasi adalah pelaku utama peserta rembugtani mengenai respon peserta, pemahaman terhadap materi, kenyamanan dan ketepatan metode dan tingkat penggalian masalah. Hasil menunjukkan bahwa metode rembugtani masih relevan digunakan dalam perencanaan penyuluhan pertanian dan terdapat respon yang tinggi dari peserta rembugtani.
- ItemEFEKTIVITAS MINYAK ATSIRI DAN LIMBAH RIMPANG JERINGAU (ACORUS CALAMUS LINNAEUS) TERHADAP AKTIVITAS LARVASIDA SPODOPTERA LITURA FABRICIUS (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE)(Jurnal Agrosainta, 2018) Melani, Dewi; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa bioaktif dan toksisitas minyak atsiri dan limbah rimpang jeringau (A. calamus) terhadap aktivitas larvasida Spodoptera litura. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi minyak atsiri (10 3 , 2x10 3 , 3x10 3 , 4x10 3 , 5x10 3 ppm), ekstrak etil asetat dan metanol (2x10 4 , 4x10 4 , 6x10 4 , 8x10 4 , 10 5 ppm). Minyak atsiri diperoleh dengan metode distilasi sedangkan ekstrak limbah rimpang diperoleh dengan metode maserasi bertingkat dengan pelarut etil asetat dan metanol secara berurutan. Larva S. litura instar ketiga digunakan pada penelitian ini dengan metode celup daun. Pengamatan terhadap mortalitas diamati 24 jam setelah aplikasi. Analisis kandungan kimia minyak atsiri dilakukan dengan gas chromatography–mass spectrometry (GCMS) sedangkan limbah rimpang jeringau (A. calamus) dianalisis kandungan fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa bioaktif minyak atsiri A. calamus terdiri dari lima komponen yaitu Methyl isoeugenol; 3,9Decadien1Ol,3Methyl6(1Methylethenyl); 4Pentyl1(4 Propylcyclohexyl) 1 Cyclohexene; ɣ asaron; dan ß asaron sebagai komponen utama dengan area relatif 98,08% sedangkan limbah rimpang jeringau (A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol mengandung flavonoid, alkaloid, dan saponin. Aplikasi minyak atsiri dan limbah rimpang jeringau (A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol mampu meningkatan mortalitas larva S. litura sebesar 92,50; 82,50; 92,50% dengan nilai LC50 586,962; 87.064,88;58.688,36 ppm Toksisitas minyak atsiri lebih tinggi 148,331 kali dibandingkan toksisitas limbah rimpang jeringau (A. calamus) dalam bentuk ekstrak etil asetat.
- ItemESTIMASI EFISIENSI EKONOMI USAHATANI BAWANG MERAH DI KABUPATEN BANTUL(Jurnal Agrosainta, 2019) Rosdiantini, Rosros; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianShallots are horticultural commodities that have high economic value. In Bantul district of Yogyakarta province many farmers who depend on their income of shallots farming. For maximum income, the farmers are required to manage their farm efficiently both technical, allocative and economic. The purposes of this research are (1) To find out the variables that influence production of shallots farming in Bantul district, (2) To find out the level of technical, allocative and economic efficiency of shallots farming in Bantul district. The analytical method are the stochastic frontier production function analysis and stochastic frontier cost function analysis, using Maximun Likelihood Estimation (MLE) method. Primary data are collected from shallots farmers. The result of the analysis shows that land area, seeds, Phonska fertilizers, fungicides and labor intensive significantly and positively affecting shallots farming production. Based on the analysis, the average economic efficiency of shallot farming is 0.82, which caused technical and allocatif inefficiency. Average level of technical efficiency and allocative efficiency are equal to 0.77 and1.06.
- ItemEVALUASI DAMPAK DEMPLOT SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI(Jurnal Agrosainta, 2018) Basri, Hasan; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianKajian ini dilaksanakan untuk mengevaluasi pelaksanaan sistim tanam jajar legowo dalam meningkatkan pendapatan petani. Kajian dilaksanakan di Desa Kuripan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan dan wawancara dengan menggunakan kuisioner. Penentuan sample dilakukan dengan sistim purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis nonparametrik menggunakan skala nilai (rating scale). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa petani sangat respon terhadap system tanam jajar legowo dan terbukti memberikan keyakinan sebesar 96 % bagi petani dalam menerapkan teknik tanam jajar legowo. Selain itu dapat meningkatkan produktifitas sebesar 14,8 % dan pendapatan petani sebesar 20 %.
- ItemFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI PROVINSI JAMBI(Jurnal Agrosainta, 2018) Jafri, Joni; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianPenyelengaraan penyuluhan pertanian diupayakan agar tidak menimbulkan ketergantungan petani kepada penyuluh, akan tetapi diarahkan untuk mewujudkan kemandirian petani dengan memposisikannya sebagai wiraswasta agribisnis ( agriprenurship ). Kondisi tersebut dapat diwujudkan melalui peningkatan kinerja penyuluh pertanian yang terintegrasi pada tugas pokok dan fungsi penyuluh pertanian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Metode penentuan desa lokasi dan responden menggunakan teknik klaster random sampling. Structural Equation Model (SEM) digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini untuk menjawab tujuan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor faktor-faktor kapasitas penyuluh pertanian yang mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian dalam perubahan perilaku pertanian adalah kompetensi komunikasi, kompetensi andragogi, kompetensi mengembangkan kelompok tani, kompetensi sosial, kebijakan penyuluhan pertanian, struktur organisasi dan dukungan inovasi. Faktor-faktor tersebut berpengaruh positif pada kinerja penyuluh pertanian. Oleh karena itu, pihak yang berkepentingan perlu meningkatkan secara berkesinambungan kinerja penyuluh pertanian melalui peningkatan kapasitas penyuluh pertanian berupa kompetensi komunikasi, komunikasi andragogi, pengembangan kelompok sosial, kebijakan penyuluhan pertanian, struktur organisasi dan pengembangan inovasi tepat guna.
- ItemGambaran Darah pada Kasus Distokia, Retensi Plasenta dan Anestrus pada Sapi Betina Peranakan Fresian Holstein (PFH) di Kecamatan Cibodas, Kabupaten Lembang(Jurnal AgroSainTa: Widyaiswara Mandiri Membangun Bangsa, 2020-12-03) Retnawati, Dwi Walid; Yanuartono, Yanuartono; Budiyanto, Agung; Pusat Pelatihan Pertanian, BPPSDMP, Kementerian PertanianGangguan reproduksi mempunyai kontribusi yang besar dalam meningkatkan penurunan populasi dan produksi susu, hal ini disebabkan oleh rendahnya status kesehatan hewan maupun kesehatan reproduksinya. Gangguan reproduksi yang sering terjadi di peternak saat ini adalah distokia, retensi plasenta, anestrus. Beberapa aspek penyebab gangguan reproduksi antara lain dipengaruhi oleh genetik, nutrisi, seleksi, kondisi fisiologis. Kondisi fisiologis dapat dilihat atau ditentukan dari pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi yang sering digunakan untuk mengukur derajat kesehatan hewan adalah jumlah sel darah merah, hemoglobin, hematokrit. Penelitian dilaksanakan di kawasan Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU), Kampung Areng, Kecamatan Cibodas, Kabupaten Lembang Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan sapi betina jenis Peranakan (PFH), mengalami gangguan reproduksi berupa distokia, retensi plasenta, sedang kasus anestrus, sapi tidak mengalami estrus postpartus lebih dari 3 bulan, umur 3 sampai 10 tahun. Sapi dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 yaitu 7 ekor sapi mengalami distokia, kelompok 2 yaitu 7 ekor mengalami retensi plasenta, kelompok 3 yaitu 7 ekor mengalami anestrus, kelompok 4 yaitu 7 ekor sapi yang tidak mengalami distokia dan retensi plasenta, dan kelompok 5 yaitu 7 ekor sapi yaitu dengan siklus estrus normal. Hasil pemeriksaan darah sapi jenis PFH kasus distokia tersaji dalam Tabel 1. Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 1 yaitu rata-rata nilai eritrosit sebesar 5.67 0.81 x 10 /μl, rata-rata nilai hemoglobin sebesar 9.31 1.17 g/dl, rata-rata nilai hemtokrit sebesar 21.8 4.55 %. Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 4 yaitu yaitu rata-rata nilai eritrosit sebesar 7.19 0.44 x 10 /μl, rata-rata nilai hemoglobin sebesar 11.23 0.51 g/dl, rata-rata nilai hemtokrit sebesar 30.16 3.23 %. Hasil analisis menunjukkan sapi yang mengalami kasus distokia dan sapi kontrol memberikan perbedaan nyata terhadap rata-rata jumlah eritrosit, hemoglobin dan hematokrit (p<0.05). Hasil pemeriksaan darah sapi jenis PFH kasus retensi plasenta tersaji dalam Tabel 2. Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 2 yaitu rata-rata nilai eritrosit sebesar 10.22 9.53 x10 /μl., rata-rata nilai hemoglobin sebesar 10.26 0.8 g/dl, rata-rata nilai hemtokrit sebesar 24.71 3.35 %. Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 4 yaitu yaitu rata-rata nilai eritrosit sebesar 7.19 0.44 x 10 /μl, rata-rata nilai hemoglobin sebesar 11.23 0.51 g/dl, rata-rata nilai hemtokrit sebesar 30.16 3.23 %. Hasil uji statistik pada sapi yang mengalami kasus retensi plasenta dan sapi kontrol yang tidak mengalami retensi plasenta memberikan perbedaan nyata atau signifikan terhadap rata-rata hemoglobin dan hematokrit (p<0.05) sedangkan pada nilai rata-rata jumlah eritrosit tidak memberikan perbedaan nyata atau tidak signifikan (P>0.05). Hasil pemeriksaan darah sapi jenis PFH kasus retensi plasenta tersaji dalam Tabel 3. Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 3 yaitu rata-rata nilai eritrosit sebesar 13.17 19.78. x10 /μl., rata-rata nilai hemoglobin sebesar 9.24 0.53 g/dl, rata-rata nilai hemtokrit sebesar 21.03 2.27 %. Hasil penilitian ini menunjukkan kelompok 5 yaitu yaitu rata-rata nilai eritrosit sebesar 6.06 0.49 x 10 /μl, rata-rata nilai hemoglobin sebesar 9.23 0.62 g/dl, rata-rata nilai hemtokrit sebesar 20.9 2.47 %. Hasil uji statistik pada sapi yang mengalami kasus anestrus dan sapi kontrol tidak memberikan perbedaan nyata atau tidak signifikan terhadap rata-rata jumlah eritrosit, nilai hemoglobin dan nilai hematokrit (P>0.05). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu hematologi (jumlah eritrosit, nilai hemoglobin dan nilai hematokrit) pada kasus distokia dan retensi plasenta mengalami penurunan sedangkan pada kasus anestrus mengalami kenaikan terhadap sapi kontrol.
- ItemHUBUNGAN ANTARA PELAYANAN PELATIHAN DAN KONDISI TEMPAT PELATIHAN TERHADAP EFEKTIVITAS PELATIHAN DI PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA (P4S) MITRA MANDIRI KECAMATAN BANGUN REJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH(Jurnal Agrosainta, 2018) Haryanto, Bambang; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianSumber daya manusia (SDM) adalah potensi pokok pembangunan. Untuk membangun pertanian yang kompetitif, kemampuan sumber daya manusia sangat menentukan terutama tingkat pendidikan yang diraih oleh masyarakat. Untuk meningkatkan peran sektor pertanian dalam mewujudkan program pembangunan nasional, diperlukan SDM yang berkualitas, andaldan memiliki kemampuan manajerial, serta kewirausahaan sehingga dapat dikembangkan kemampuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelayanan pelatihan terhadap efektivitas pelatihan, untuk mengetahui pengaruh kondisi lingkungan pelatihan dan pengaruh kualitas dan kondisi kondisi tempat pelatihan terhadap efektivitas pelatihan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S). Hipotesis yang diajukan adalah pelayanan pelatihan berpengaruh positif terhadap efektivitas pelatihan, kondisi lingkungan berpengaruh positif terhadap efektivitas, kualitas pelatihan dan kondisi kondisi tempat pelatihan berpengaruh positif teradap efektivitas pelatihan. Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Mitra Tani Mandiri Kecamatan Bangun Rejo, Kabupaten Lampung Tengah. Waktu Penelitian dilaksanakan di bulan Oktober 2016 s/d Januari 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan pelatihan (X1) memiliki pengaruh positif terhadap efektivitas pelatihan (Y). Kondisi tempat pelatihan (X2) berpengaruh positif terhadap efektivitas pelatihan (Y) dan kombinasi antara pelayanan pelatihan dan kondisi tempat pelatihan berpengaruh nyata terhadap efektivitas pelatihan.
- ItemIDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH (IPW) ANALYSIS DENGAN MENGGUNAKAN SWOT UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA BERNUNG, KABUPATEN PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG(Jurnal Agrosainta, 2019) Sutisna, Adi Destriadi; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianIdentifikasi potensi wilayah disusun sebagai acuan bagi penyuluh dalam hal menyelenggarakan kegiatan penyuluhan, dengan kelompok tani, kelompok usaha, dan lainnya, untuk menentukan metode, dan materi apa yang dilaksanakan untuk persiapan dan perencanaan program penyuluh pertanian yang akan dilaksanakan di Desa. Hasil analisis potensi wilayah dapat dirumuskan sebagai alternative rekomendasi pola pengembangan usaha tani. Pengembangan pola usaha tani di rancang dengan memanfaatkan sumberdaya, alternative, jenis komoditas prioritas, serta sistem usaha tani sesuai keadaan wilayah Desa Bernung. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui keadaan, masalah, dan pemecahan masalah di Desa Bernung dan Sebagai panduan atau pedoman melakukan penyuluhan di Desa Bernung agar berjalan efektif dan efisien. Metode yang digunakan adalah menganalisis Faktor Internal yaitu Strength (Kekuatan) dan Weakness (Kelemahan) serta melakukan analisis Faktor Eksternal dengan mengukur Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa selisih antara Total (Kekuatan) dengan total Strength weakness (kelemahan) adalah sebesar 1,74 dan Selisih antara total Opportunities threats (peluang) dengan total (ancaman) adalah sebesar 1,8. Intrepretasi kebijakan yang dilakukan untuk pengembangan desa yang dilakukan masyarakat dalam diagram analisa SWOT adalah berada pada kuadran I dengan strategi kebijakan adalah progresif dimana desa Bernung dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Strategi yang digunakan sesuai Matriks SWOT dengan letak pada kuadran I yaitu tingginya produksi GKP tanaman padi didesa bernung, sehingga perlu meningkatkan pemanfaatan limbah jerami padi untuk kesuburan tanah dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi di desa Bernung Kabupaten Pesawaran.
- ItemInventarisasi Dominansi Gulma pada Pertanaman Jagung (Zea Mays L.) Fase Generatif di Bapeltan Lampung(Jurnal AgroSainTa, 2021-12-12) Shintarika, Feni; Kementerian Pertanian Republik IndonesiaPenelitian bertujuan untuk mencegah dan memperkecil persaingan antara tanaman jagung fase generatif dengan gulma di lahan Balai Pelatihan Pertanian Lampung. Pengelolaan vegetasi gulma dapat dianalisis dengan mengamati jenis gulma yang tumbuhdominan pada pertanaman jagung dengan diawali inventarisasi gulma. Inventarisasi jenis gulma dominan dilakukan untuk membantu dalam menentukan tindakan pengendalian gulma yang tepat pada lahan pertanian yang dikelola. Penelitian dilaksanakan di Balai Pelatihan Pertanian Lampung, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret-April 2021. Penelitian menggunakan metode survei (eksplorasi) dan pengumpulan data melalui kuadran dengan membuat distribusi petak sampel. Peletakan petak sampel secara sistematik ke seluruh areal dengan memperhatikan kondisi populasi gulma pada tempat penelitian, petak-petak sampel diletakan pada 5 titik yang berbeda dengan ukuran 2x 2 m. Analisis data gulma menggunakan rumus SDR (Summed Dominance Ratio). Variabel yang diamati yaitu jenis gulma, jumlah gulma dan dominansi gulma.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 24 species dari 11 famili gulma yang berasosiasi dengan tanaman jagung fase generatif di lahan Balai Pelatihan Pertanian Lampung. Hasil inventarisasi gulma diperoleh tigajenis gulma dominan yang memiliki nilai SDR lebih tinggi dibandingkan jenis-jenis lainnya yaitu Digitaria SanguinalisL. Scop, Richardia ScabraL., Cyperus Rotundusdengan nilai SDR berturut-turut sebesar 18,04%, 9,57%, 8,75%. Dari hasil inventarisasi gulmadominantersebut termasuk ke dalam famili Poaceaejenis rumput rumputan. Pengendalian gulma yang tepat disarankandengan cara mekanis yaitu dengan menggunakan alat alat pertanian melalui kegiatan pengolahan tanah, pembabatan pemangkasan, atau penggunaan mulsa.The research aimed to prevent and minimize competition between the generative phase of maize plants and weeds in the land of the Lampung Agricultural Training Center. An inventory of the dominant weed types is carried out to assist in determining appropriate weed control measures on managed agricultural land. The study was conducted in the land of Lampung Agricultural Training Institute, South Lampungin Maret-April 2021. The study used an exploration method and collection data through quadrants by making a sample plot distribution. Systematic placement of sample plots throughout the area by taking into account the conditions of the weed population at the study site, the sample plots were placed at 5 different points with a size of 2x 2 m. Weed data analysis using the SDR (Summed Dominance Ratio) formula. The variables observed were the type of weed, the number of weeds and weed dominance.The results showed that there were 24 species from 11 weed families associated with the generative phase of maize plants in the land of the Lampung Agricultural Training Center. The results of the weed inventory obtained three types of dominant weeds that had higher SDR values than other species, namely Digitaria Sanguinalis L. Scop, Richardia Scabra L., Cyperus Rotundus with SDR values 18.04%, 9.57%,. 8.75%. From the inventory results, the dominant weeds belong to the Poaceae family of grass species. Appropriate weed control is recommended by mechanical as through tillage, pruning, or use of mulch.
- ItemKajian Adopsi Inovasi Teknologi Budidaya Padi di Kabupaten Batanghari(Jurnal AgroSainTa, 2021-07-26) Irwanto, Irwanto; Kementerian Pertanian Republik IndonesiaPengkajian ini berkaitan dengan masalah seberapa besar persentase tingkat penerapan teknologi budidaya berkaitan dengan peningkatan produksi padi. Penelitian ini bertujuan untuk 1). Mengetahui tingkat adopsi inovasi teknologi budidaya padi, dan 2). Menganalisis hubungan adopsi inovasi teknologi budidaya dengan peningkatan produksi padi. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Batang Hari. Daerah penelitian diambil dengan mempertimbangkan bahwa Kabupaten Batang Hari merupakan salah satu kabupaten penghasil padi di Provinsi Jambi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dari petani dan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Batang Hari dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batang Hari. Untuk mengetahui penerapan teknologi budidaya padi menggunakan analisis deskriptif. Untuk menganalisis hubungan penerapan teknologi budidaya dengan peningkatan produksi padi digunakan uji statistik nonparametrik Pearson Correlation. Hasil penelitian menunjukkan penerapan teknologi budidaya rata-rata dengan kategori cukup baik. Pada hubungan penerapan teknologi budidaya dengan peningkatan produksi padi terdapat hubungan positif. Parameter yang perlu ditingkatkan dari penerapan teknologi yaitu penerapan pupuk organic, penerapan pupuk SP 36, Pupuk KCl, pengairan, dan penerapan panen. Demikian hasil analisis penerapan teknologi budidaya untuk menunjang peningkatan produksi padi.
- ItemKAJIAN PERMASALAHAN USAHATANI DAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA CABAI DI KECAMATAN BAJUIN - KABUPATEN TANAH LAUT(Jurnal Agrosainta, 2018) Santoso, Marhaenis Budi; Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia PertanianKajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi petani dari aspek usahatani dan tingkat penerapan teknologi budidaya cabai. Metode yang digunakan adalah survei dilaukan di tiga desa, yaitu desa Bajuin, Sungai Bakar, dan Tirta Jaya pada bulan Maret 2018. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive, demikian juga pemilihan responden petani 31 orang. Data dikumpulkan dengan wawancara individual secara langsung dengan responden menggunakan chek list. Untuk mengidentifikasi masalah usahatani, data dianalisis secara deskriptif yaitu tabel dan sistem peringkat. Untuk mengidentifikasi tingkat penerapan teknologi dilakukan skoring setiap komponen teknologi, selanjutnya dikelompokkan dalam katagori Tinggi (skore 72,4 – 93,0), Sedang (skore 51,7 – 72,3), atau Rendah (skore 31,0 – 51,6). Hasil kajian menunjukkan bahwa permasalahan utama yang dirasakan oleh petani adalah rendahnya harga pada saat panen bertepatan dengan masuknya pasokan dari luar daerah (41,93%), serangan penyakit (32,25%), dan hama (26,45%). Tingkat penerapan komponen teknologi budidaya cabai yang dikatagorikan Tinggi (72,4 – 93,0) adalah pengolahan tanah (skore 75), Jenis dan dosis pemupukan (skore 77), Waktu dan cara pemupukan (skore 73), aplikasi PPC dan ZPT (skore 73), penanaman (skore 88), penyulaman (skore 86), perempelan (skore 85), pemanenan dan penanganan hasil (skore 90), sedangkan komponen lain masih dalam katagori Sedang.