Repositori Kementerian Pertanian
Repositori Publikasi Kementerian Pertanian merupakan kumpulan koleksi digital dari publikasi terbitan lingkup Kementerian Pertanian. Publikasi terdiri dari:
- terbitan berkala ilmiah (scientific journal, scientific periodical)
- berkala semi ilmiah (semi populer jurnal)
- tidak berkala (leaflet, poster, infografis)
Repositori dikelola oleh Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian untuk meningkatkan akses publik terhadap informasi ilmiah sebagai bagian dari komitmen pelayanan publik Kementerian Pertanian dalam penyediaan informasi pertanian.
Guna meningkatkan mutu layanan yang lebih baik, kami mengharap kesediaan Saudara berkenan mengisi Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terkait layanan Repositori Publikasi Kementerian Pertanian pada link berikut ini https://pustaka.setjen.pertanian.go.id/surveypustakadigital/.

Communities in Repositori
Select a community to browse its collections.
Recent Submissions
Item
Strategi Pelaksanaan Program Asuransi Pertanian Di Tengah Pandemi Covid-19
(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2020-08) Pasaribu, Sahat M.
Pasokan produksi pangan mendapat perhatian yang besar di tengah pandemi Covid-19 saat ini karena ketersediaannya sangat signifikan menjaga stabilitas sosial ekonomi nasional. Produksi pangan (dan ternak) dilindungi dari risiko kerugian karena kerusakan tanaman (atau kematian ternak) dengan penerapan skema asuransi. Asuransi pertanian adalah salah satu instrumen kebijakan untuk melindungi kepentingan petani. Tulisan ini membahas strategi pelaksanaan program asuransi pertanian di tengah wabah virus corona untuk menjamin keberlanjutan usaha tani. Pembahasan dilakukan secara deskriptif berdasarkan data sekunder dengan informasi yang relevan lainnya. Petani/peternak terus menunjukkan keinginan berasuransi karena manfaat yang dapat diberikannya, seperti ditunjukkan oleh pelaksanaan skema AUTP (padi) dan AUTS/K (sapi/kerbau). Kementerian Pertanian perlu terus mendorong penerapan dan pengembangan asuransi pertanian untuk memberikan ketenangan berusaha tani/beternak, meningkatkan produksi, dan memperbaiki kesejahteraan petani/peternak. Strategi pelaksanaan program asuransi pertanian di tengah pengaruh Covid-19 di antaranya mencakup: (a) upaya peningkatan peserta asuransi dengan data yang akurat, (b) perbaikan pelaksanaan sosialisasi, promosi, dan advokasi, (c) penyediaan anggaran bantuan premi, (d) pengintegrasian program asuransi pertanian ke dalam skema kredit, (e) pengembangan aplikasi asuransi untuk komoditas strategis (seperti jagung, bawang merah, serta kambing dan domba), (f) pemanfaatan sistem informasi dan teknologi (drone) serta dukungan terhadap kemitraan usaha (PPP), dan (g) pengembangan model asuransi berbasis produktivitas (yield-based insurance model).
Item
PENGELOLAAN TANAMAN DALAM MODEL SIMULASI UNTUK PENGEMBANGAN PADI GOGO (Oryza sativa) DI SISTEM AGROFORESTRI
(BPTP Jatim, 2007) YUNIASTUTI, Sri
Pengkajian lapangan untuk mendapatkan wilayah pengembangan padi gogo di sistem agroforestri dan mengetahui interaksi antara tanaman pohon dengan padi gogo, membutuhkan biaya banyak dan waktu lama. Program WaNuLCAS merupakan model simulasi yang dapat memprediksi pertumbuhan dan hasil tanaman pada sistem agroforestri, sehingga pengembangan varietas unggul baru dapat diprediksi secara cepat. Dalam rangka pengembangan padi gogo di sistem agroforestri diperlukan skenario pengelolaan tanaman melalui model simulasi untuk mengurangi interaksi negatif yang ditimbulkan. Padi gogo yang akan dikembangkan di sistem agroforestri adalah Jatiluhur. Ada empat skenario pengelolaan tanaman yang dibuat untuk simulasi kelayakan pengembangan padi gogo di sistem agroforestri yaitu: (a). Pengaturan jarak tanam jati: 5 x 1 m; 5 x 2 m (standar); 5 x 3 m; 5 x 4 m. (b). Pemangkasan kanopi: 0%; 10%; 30% (standar); 50%. (c). Pemangkasan akar yang berhubungan dengan pemulihan akar setelah dipangkas: 50%; 100% (standar); 150%; 200%. (d). Pemupukan: 0,5 dosis, 1 dosis (standar), 1,5 dosis, 2 dosis. Dosis pupuk standar per ha yang digunakan petani adalah 40 kg Urea + 40 kg ZA (15 hst), 40 kg Urea + 40 kg ZA (25 hst), 20 kg ZA (45 hst), 70 kg SP-36 dan 6 t pupuk kandang (saat tanam). Variabel masukan model WaNuLCAS menggunakan data di sistem agroforestri jati + padi gogo toleran naungan yang sudah teruji dan lama waktu simulasi dibuat 10 tahun (3650 hari). Beberapa aspek yang berhubungan dengan pengembangan padi gogo di sistem agroforestri yaitu pertumbuhan dan produksi tanaman; dampak lingkungan; serta faktor pembatas pertumbuhan dan produksi dapat diprediksi dengan model WaNuLCAS. Berdasarkan hasil simulasi pertumbuhan dan produksi tanaman, maka pengembangan padi gogo di sistem agroforestri pengelolaan jarak tanam jati 5 x 2 m, pemangkasan akar jati dengan pemulihan akar minimal 100%, pemangkasan kanopi jati sebesar 30% dan pemupukan padi gogo per ha sebanyak 80 kg Urea + 100 kg ZA + 70 kg SP-36 + 6 t pupuk kandang. Hasil simulasi produksi padi gogo Jatiluhur pada 4 tahun pertama adalah 3,1 t/ha-1 dan pada tahun ke 10 masih mampu menghasilkan 1,8 t/ha-1 gabah kering serta biomassa jati 50 t/ha-1.
Item
PENERAPAN PHT PADA USAHATANI TUMPANGSARI KAPAS DAN KEDELAI
(BPTP Jatim, 2007) HARWANTO; Gatot Kartono
Tanaman kapas umumnya dikembangkan pada lahan kering tadah hujan, dengan tingkat produktivitas kapas berbiji masih rendah antara 387 – 680 kg/ha. Tingkat produktivitas tersebut dapat di tingkatkan sampai dua kali lipat dengan cara meningkatkan pengetahuan petani dalam berbudidaya kapas dan mengembangkan pada lahan-lahan potensial yang berpola tanam padi dan palawija. Selama ini kendala pengembangan tanaman kapas adalah serangan hama terutama Helicoverpa armigera, menyebabkan 65% dari total biaya prouksi dikeluarkan untuk pengendalian hama. Salah satu strategi yang dapat diterapkan dan dapat menekan biaya produksi adalah menerapkan PHT. Teknologi PHT yang efektif dan efisien adalah memanfaatkan peran komponen biotik (musuh alami) dan abiotik secara optimal di lapangan yang dibarengi dengan aplikasi insektisida botani secara selektif. Tujuan pengkajian ini adalah mengetahui kelayakan efektivitas dan efisiensi penerapan teknologi PHT pada usahatani berbasis kapas + kedelai. Dari kajian ini di simpulkan bahwa penerapan PHT pada usahatani kapas + kedelai dapat menekan tingkat serangan pada komponen produksi, dapat menekan kelimpahan populasi hama dan dapat meningkatkan peran musuh alami sebagai komponen pengendali alami di lapangan, dapat mengurangi kehilangan hasil yang disebakan oleh serangan hama, usahatani kapas + kedelai masih layak untuk dikembangkan.
Item
ANALISIS MODEL DALAM MENDUKUNG PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI JAWA TIMUR TAHUN 2007
(BPTP Jatim, 2007) SANTOSO, Pudji; Sudarmadi Purnama
Program peningkatan produksi padi nasional tahun 2007, Jawa Timur mengambil kontribusi 1 juta ton beras atau setara 1,58 juta ton GKG. Strategi untuk mencapai 1 juta ton beras telah direncanakan oleh Pemerintah daerah Propinsi Jawa Timur antara lain dalam bentuk bantuan benih serta dukungan program aksi dari BPTP Jawa Timur. Tujuan analisis kebijakan mendukung program peningkatan produksi padi ini adalah (1) memperoleh informasi penerapan teknologi padi pada MK I tahun 2007, (2) memperkirakan tambahan produksi padi Jawa Timur tahun 2007 dan (3) memperoleh model peningkatan produktivitas padi guna perbaikan program. Pengkajian ini dilakukan di dua lokasi Prima Tani, yaitu Kabupaten Nganjuk dan Blitar pada bulan Juli dan Agustus 2007 dengan metode survei. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan teknologi melalui pendekatan pengendalian tanaman terpadu (PTT) padi dengan kawalan teknologi di wilayah Prima Tani dapat meningkatkan produksi padi. Untuk padi hibrida pada MK I 2007 di wilayah Prima Tani Kabupaten Nganjuk dapat meningkatan produktivitas sekitar 29 % dan di Blitar sekitar 21 %. Sedangkan padi inhibrida di wilayah Prima Tani Blitar dapat meningkatkan produktivitas sekitara 12 %. Diseminasi PTT padi dengan kawalan teknologi di wilayah Prima Tani Kabupaten Nganjuk dan Blitar antara lain bertujuan untuk mendukung program peningkatan produksi padi di Jawa Timur. Program bantuan benih di Jawa Timur yang direncanakan untuk MK I dan MK II tahun 2007, ternyata realisasinya hanya untuk MK II 2007, yaitu seluas 182.352 ha terdiri 100.251 ha padi hibrida dan 82.101 ha padi inhibrida. Program bantuan benih seluas ini, jika penerapan teknologi seperti model Prima Tani (Model 1) diperkirakan ada tambahan produksi padi Jawa Timur dalam tahun 2007 sebesar 386.788 ton GKG atau setara 240.817 ton beras atau 24 % dari target 1 juta ton beras. Sedangkan tambahan produksi padi Jawa Timur untuk model di luar non Prima Tani (Model 2) adalah sebesar 158.382 ton GKG atau setara 98.672 ton beras yang berarti 9,9 % dari target 1 juta ton beras. Pendekatan PTT padi di wilayah Prima Tani di dua Kabupaten tersebut dapat digunakan sebagai model dalam mendukung program peningkatan produksi padi di Jawa Timur. Beberapa saran sebagai bahan kebijakan adalah (1) sebelum pelaksanaan kegiatan PTT padi perlu diadakan sosialisasi dan pelatihan bagi kelompok tani dan petugas lapang, (2) untuk padi hibrida dipilih lahan hamparan dengan jaringan irigasi terjamin, bukan daerah endemi hama penyakit utama (wereng coklat, hawar daun bakteri dan tungro) serta petani respon terhadap inovasi teknologi dan (3) tersedianya sarana produksi tepat waktu, tepata mutu, tepat jenis dan tepat harga.
Item
PENGARUH PUPUK “NUTRISI SAPUTRA” TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH
(BPTP Jatim, 2007) SUWONO; Ono Sutrisno
Untuk mengetahui pengaruh pupuk “Nutrisi Saputra” terhadap pertumbuhan dan peningkatan hasil padi sawah, telah dilaksanakan percobaan pemupukan “Nutrisi Saputra” di Lowokwaru Kota Malang (Inceptisol) pada MK 2006. Percobaan dirancang menggunakan rancangan acak kelompok 5 ulangan. Perlakuan yang dicoba adalah dosis pemupukan anorganik terdiri atas 4 tingkat, (1) Tanpa pupuk anorganik (0%); (2) 120 kg urea + 40 kg ZA + 30 kg SP36 + 30 kg KCl/ha (33,3%); (3) 240 kg urea + 80 kg ZA + 60 kg SP36 + 60 kg KCl/ha (66,6%); dan (4) 360 kg urea + 120 kg ZA + 90 kg SP36 + 90 kg KCl/ha (100,0%) dikombinasikan dengan pemberian ”Nutrisi Saputra”. Sebagai pembanding adalah tanpa pupuk (kontrol) dan pemupukan 360 kg urea + 120 kg ZA + 90 kg SP36 + 90 kg KCl/ha (100,0%) tanpa diberi ”Nutrisi Saputra”. Pemberian pupuk “Nutrisi Saputra” yang dibarengi dengan pemupukan N, P, K maupun tanpa pupuk N, P, K tidak berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan maupun hasil tanaman padi sawah di Malang. Tanpa pupuk (kontrol) menghasilkan gabah 5,98 t/ha, selanjutnya bila dipupuk “Nutrisi Saputra” tanpa pupuk N, P, K menghasilkan gabah 6,14 t/ha. Pemupukan 120 kg ZA + 360 kg urea + 90 kg SP36 + 90 kg KCl/ha baik yang diberi maupun tanpa aplikasi “Nutrisi Saputra” menghasilkan gabah yang setara dan tidak berbeda, yakni rata-rata 8,29 t/ha. Pemberian “Nutrisi Saputra” menambah biaya pupuk dan aplikasinya sebesar Rp 910 000/ha, tetapi tingkat hasil yang dicapai adalah sama. Pemupukan 120 kg ZA + 360 kg urea + 90 kg SP36 + 90 kg KCl/ha mampu meningkatkan hasil sebesar 30,0% dibandingkan dengan hasil tanpa pupuk.