Repositori Kementerian Pertanian

Repositori Publikasi Kementerian Pertanian merupakan kumpulan koleksi digital dari publikasi terbitan lingkup Kementerian Pertanian. Publikasi terdiri dari:

  • terbitan berkala ilmiah (scientific journal, scientific periodical)
  • berkala semi ilmiah (semi populer jurnal)
  • tidak berkala (leaflet, poster, infografis)

Repositori dikelola oleh Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian untuk meningkatkan akses publik terhadap informasi ilmiah sebagai bagian dari komitmen pelayanan publik Kementerian Pertanian dalam penyediaan informasi pertanian.

Guna meningkatkan mutu layanan yang lebih baik, kami mengharap kesediaan Saudara berkenan mengisi Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terkait layanan Repositori Publikasi Kementerian Pertanian pada link berikut ini https://pustaka.bppsdmp.pertanian.go.id/surveypustakadigital/.

Image by nikitabuida on Freepik
 

Recent Submissions

Item
Produktivitas Beberapa Varietas Unggul Baru Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu
(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Kamandalu; Suryawan; Husin M. Toba
Abstract Yields of Some Rice Varieties Harvested from the Crops Managed through ICM. An assessment of irrigated rice yields managed through ICM has been conducted at Subak Nyitdah III. Kediri Sub-District, Tabanan district during the WS of 2008/2009. Seven rice varieties to be tested, namely Inpari 1. Inpari 3. Inpari 6. Conde, Ciherang, Situ Bagendit, and Angke were planted and managed through ICM system. The components implemented in this assessment were certified rice seeds, young seedlings of $20 day-old, 1, 3, 5, and 7 seedlings per hole, legowo 2:1 in-row planting. intermittent irrigation, proper fertilizing, and IPM. Results of the assessment indicated that average yields harvested from the crops managed through the ICM were 7.45 t/ha, with the range of 6.80-9.03 t/ha of milling dried rice grain. Planting with 1 and 3 seedlings per hole significantly produced higher yields as compared to that of planting with 5 and 7 seedlings per hole. Ciherang variety produced 7.45 and 6.50 t/ha when it was managed through ICM and non-ICM, respectively, compared to farmer practice which was 6.50 t/ha. Rice crop managed through ICM was also increased farmer profit income by 18.6% Abstrak Cara yang efektif dan efisien untuk menaikkan produksi padi yang berkelanjutan adalah dengan memanfaatkan komponen teknologi yang memperhatikan kondisi lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT) padi sawah merupakan pendekatan pengelolaan tanaman padi dengan mengimplementasikan beberapa komponen budidaya terpilih untuk mendapatkan hasil optimal yang berkelanjutan. Pengkajian penerapan model PTT padi sawah irigasi telah dilakukan pada hamparan Subak Nyitdah III, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali pada MH 2009. Kegiatan pengkajian merupakan kerjasama antara BPTP Bali, BB Padi, dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Tabanan. Kegiatan ini dilaksanakan di lahan sawah seluas 1 ha pada hamparan seluas 150 ha. Tujuh VUB, yaitu: Inpari 1, Inpari 3, Inpari 6, Conde. Ciherang, Situ Bagendit, dan Angke ditanam dan dikelola melalui model PTT dengan menerapkan komponen benih berkualitas, bibit muda umur $20 hari, jumlah bibit 1,3,5, dan 7 bibit/lubang, tanam jajar legowo 2:1, pengairan berselang, pemupukan berimbang, dan pengendalian gulma, hama, dan penyakit secara terpadu (PHT). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa rata-rata hasil gabah yang diperoleh sebesar 7,45 t/ha dengan kisaran 6,80-9,03 t/ha GKP. Hasil tertinggi dicapai oleh varietas Inpari 6 dan yang terrendah varietas Inpari 3. Varietas Ciherang, yang dikelola dengan model PTT dapat menghasilkan 7.46 t/ha, sementara yang dikelola dengan non-PTT menghasilkan 6,5 t/ha GKP. Pertanaman yang berasal dari 1 dan 3 bibit/lubang menghasilkan gabuh kering panen panen yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil panen dari pertanaman yang berasal dari 5 dan 7 bibit/lubang, Dari pengkajian ini terlihat bahwa produksi padi yang dikelola melalui model PTT meningkat sebesar 14.6% atau sekitar 1,0 t/ha GKP, sementara keuntungan usahatani juga meningkat sekitar 18,6%.
Item
Keragaan Inovasi Teknologi dan Kelembagaan Usahatani Padi dan Jagung Pada Prima Tani Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan
(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Muh. Asaad; Warda
Abstract Performance of Technology Innovations and Agricultural Institution on Rice and Maize Cultivation in Sidrap District of South Sulawesi Province. Prima Tani is one of efforts of the GOI to introduce and socialize agricultural innovation to users to accelerate adoption the technology in the farmer level. The activity was conducted in Bila Village, Dua Pitue Sub-District, Sidrap District with semi-intensive rice field agroecosystem. The activity was done by involving nine farmer groups. The main commodity in that area was rice. The activity was done in 2008 including implementation of rice and maize production technologies, developing farmer group, empowerment of farmer group capital and clinic agribusiness empowerment. Results of the activity were the existent of empowered armer group association (gapoktan), and farmer and extension trainings. trainings. The farmer capital through seed capital had increased Rp14.2 million and agribusiness clinic had functioned well as information and consultation sources. The yield of rice with Integrated Crop Management (ICM) at demonstration plot increased by 5.8 t/ha. In planting season of 2007/2008, several farmers that implemented ICM at agribusiness laboratory obtained yield at about 7.7-9.6 t/ha, and during the rainy season of 2008 was 6.8-8.6 t/ha. The rice planted were Inpari, Ciliwung. Cigeulis, and Aek Sibundong with planting system of tabela legowo (1:3 and 1:4). The maize yield at demonstration plot during the planting season of 2008 ranged from 7.2-8.32 t/ha. It was observed that Prima Tani resulted in an interesting impact particularly to technology adoption and institutional innovation that indicated by the implementation of several rice technologies by the farmers outside the demonstration plot. Especially on "Sabbarae" farmers group who was about 31% of farmer members had implemented some ICM technologies. The technology components adopted by farmers outside the agribusiness laboratory were new varieties and planting system of legowo. The Inpari variety was planted in 10 villages, covering a total area of 375 ha, while Aek Sibundong variety was planted in 2 villages, covering a total area of 4 ha. Legowo 3:1 and 4: 1 using atabela was also has been adopted in others village. Abstrak angsi sebagai Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan hasil inovasi pertanian kepada masyarakat pengguna dalam rangka memacu adopsi teknologi di tingkat petani. Kegiatan dilaksanakan di Desa Bila, Kecamatan Dua Pitue, Kabupaten Sidrap dengan agroekosistem lahan sawah irigasi semi intensif. Kegiatan dilaksanakan dengan melibatkan sembilan kelompok tani. Komoditas utama yang diusahakan petani adalah padi. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi implementasi teknologi produksi padi dan jagung, pembinaan kelompok tani, penguatan permodalan. kelompok tani, dan pemberdayaan klinik agribisnis. Hasil kegiatan yang dilaksanakan adalah penguatan dan revitalisasi kelompok tani; pembentukan gapoktan serta pembinaan sumberdaya petani melalui pelatihan-pelatihan dan penyuluhan. Modal kelompok melalui dana pemicu telah meningkat sejumlah Rp14,2 juta, serta klinik agribisnis telah berfungsi sebagai sumber informasi dan konsultasi. Hasil padi dengan pendekatan PTT pada demplot percontohan seluas 2 ha mampu mencapai 5,8 t/ha (MH 2007) dan berbeda nyata dibanding hasil yang diperoleh petani yang tidak menerapkan PTT, yang hanya 4,8 t/ha. Pada MK 2007/2008 beberapa petani yang menerapkan teknologi pada laboratorium agribisnis memperoleh hasil sebesar 7,7-9,6 t/ha GKP, dan pada MH 2008 mencapai 6,8-8,6 t/ha GKP. Varietas yang ditanam antara lain Inpari, Ciliwung, Cigeulis, dan Aek Sibundong dengan sistem tabela legowo 3: 1 dan 4: 1. Hasil demplot PTT jagung pada MH 2008 berkisar antara 7,2-8,32 t/ha kering pipil. Pelaksanaan Prima Tani telah memberikan dampak yang baik terutama terhadap inovasi teknologi dan kelembagaan. Hal ini dapat dilihat dari penerapan beberapa teknologi padi oleh petani sekitar demplot percontohan. Khusus pada Kelompok Tani Sabbarae, sebanyak 31% anggota telah menerapkan beberapa teknologi PTT. Komponen teknologi yang banyak diadopsi di luar laboratorium agribisnis adalah varietas dan tanam sistem legowo. Varietas Inpari telah menyebar ke 10 desa dengan luas tanam 375 ha, sementara Aek Sibundong masih terbatas pada 2 desa dengan luas tanam 4 ha. Sistem tanam legowo (3:1 dan 4:1) yang menggunakan atabela juga sudah menyebar ke desa lain.
Item
Peningkatan Hasil Padi di Lahan Rawa Sulfat Masam Dengan Pemupukan Fosfat Dan Perbaikan Varietas
(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Muhammad Najib, Arifin Fahmi; Muhammad Najib, Arifin Fahmi
Abstract Increasing of Rice Yield on Acid Sulphate Land with Phosphate Fertilizing and Variety Improvement. Land conversion into public infrastructures and industries threatened the national rice production in the country. The swamp land such as acid sulphate land can be the alternative for developing rice production. Low land fertility status especially soil pH <4 and P-exec was identified as the main constraints in the acid sulphate soil for rice to grow. Besides rice varieties tolerant to soil sulphate stress were still limited at present time. Several experiments indicated that in the areas containing high P-total and P-available tend to produce high rice yield. TSP and SP36 also affect rice yield when applied in combination with limes. Natural phosphate increased the P availability and improved the soil pH caused of the Ca properties. Some of rice varieties suitable for the swamp land showed good yield potential when planted in acid sulphate soil. Several breeding lines suitable for acid sulphate soil are available now. Abstrak Semakin menyempitnya lahan sawah yang subur terutama di Pulau Jawa, karena terjadinya konversi lahan sawah menjadi prasarana umum dan industri dapat mengancam produksi padi nasional. Sebagai alternatif, pengembangan padi dapat diarahkan pada lahan sawah pasang surut. Lahan sawah pasang surut tanah sulfat masam merupakan salah satu lahan yang memiliki potensi untuk pengembangan padi. Masalah utama yang dihadapi adalah status kesuburan yang rendah, terutama disebabkan oleh nilai pH tanah yang bersifat masam dan berakibat pada rendahnya ketersediaan hara P yang perannya sangat penting untuk pertumbuhan anakan produktif dan bobot gabah. Selain itu, belum banyak tersedia varietas yang toleran terhadap cekaman kemasaman tanah sulfat masam. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada lokasi yang memiliki P-total dan P-tersedia yang tinggi cenderung memberikan hasil padi yang juga tinggi. Pemberian hara P yang bersumber dari TSP atau SP36 juga memberikan hasil yang tinggi apabila dicampur dengan kapur. Pemberian P yang bersumber dari fosfat alam memberikan efek ganda, selain menambah ketersediaan P juga memperbaiki pH tanah dengan adanya unsur Ca yang dapat mendorong ketersediaan P. Beberapa varietas padi untuk lahan pasang surut memiliki potensi hasil cukup baik untuk digunakan pada lahan sulfat masam. Tersedia pula beberapa galur sebagai calon varietas yang memiliki daya toleransi baik pada lahan pasang surut tanah sulfat masam.
Item
Penggunaan Fosfat Alam Sebagai Pupuk Alternatif Untuk Meningkatkan Produksi Padi Pada Tanah Masam di Kalimantan Selatan
(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Khairil Anwar; Ani Susilawati
Abstract Rock Phosphate as Alternative Fertilizer to Increase Rice Production in Acid Soil in South Kalimantan. Phosphor is the second most essential macro nutrient for rice however expensive price of phosphor and it is availability should be concerned. Rock phosphate (natural phosphate) is prospective as one of alternatives to replace the existing P fertilizer, such as TSP and SP36, as the natural phosphate is cheaper. Natural phosphate is expected to be suitable for the acid soil in South Kalimantan. Results of several experiments that have been done in South Kalimantan indicated that: (1) rock of phosphate (RAE) was relatively as effective as the TSP and SP36 fertilizers, (2) natural phosphate should be applied based on the status of soil P the P should only applied for rice when the status of soil P land was <20 mg P₂O,/100 g. (3) the rate of P applied should be based on result of specific location and crops, and (4) quality of the natural phosphate should meet the Indonesian national standard (INS). Abstrak Hara fosfat merupakan hara utama kedua yang dibutuhkan paling banyak oleh tanaman padi, dilain pihak harga pupuk fosfat semakin mahal dan langka, karena itu dibutuhkan pengetahuan tentang hara fosfat agar efesiensinya dapat ditingkatkan sehingga pendapatan petani dapat meningkat. Fosfat alam (rock phosphate) merupakan salah satu alternatif untuk mengganti pupuk P yang banyak beredar seperti TSP atau SP36, karena harganya yang lebih murah. Pupuk tersebut cocok untuk diaplikasikan di Kalimantan Selatan, karena sebagian besar lahannya didominasi oleh tanah-tanah masam, seperti tanah podsolik merah kuning dan lahan rawa sulfat masam. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) fosfat alam efektifitasnya (RAE) relatif sama dengan pupuk TSP, (2) pemberian fosfat alam harus memperhatikan status P tanah, pemberian pupuk P untuk padi sawah hanya dilakukan bila status P tanah termasuk rendah atau mempunyai nilai, <20 mg P,O,/100g, (3) takaran pupuk P yang diberikan hendaknya berdasarkan pada hasil penelitian spesifik lokasi dan tanaman, dan (4) pemilihan mutu pupuk fosfat alam hendaknya berdasarkan pada ketentuan SNI yang telah ditetapkan.
Item
Ketersediaan Τeknοlogi dan Peluang Peningkatan Produktivitas Padi Melalui Peningkatan IP Padi 200 di Lahan Pasang Surut Jambi
(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Jumakir; Endrizal
Abstract Rice planting on tidal swamp land of Jambi Province in Tanjung Jabung Barat and Tanjung Jabung Timur Districts. Contribution of harvest area and rice production in Jambi Province from tidal swamp land, especially Tanjung Jabung Timur District is about 50,11%. It is showed that tidal swamp land has potency for rice development supported by the availability of natural resources or agroecosystem compatibility, human resource and technologies. Technology innovations integrated into plant management supporting rice development were micro water management, varieties, ameliorant and fertilizer (urea, SP36, KCl, dolomite and manure), pest and disease control, harvest and postharvest handlings. Strategy in increasing rice production (IP Rice 200) in dry season could be done through increasing of rice planting area, application of rice cultivation technologies, production inputs, and farming capital. In addition, institution development and coordination among the institutions were also needed. Abstrak Pertanaman padi di lahan pasang surut Provinsi Jambi terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Kontribusi luas panen dan produksi padi di Provinsi Jambi berasal dari lahan pasang surut terutama dari Kabupaten Tanjung labung Timur sebesar 50,11%. Hal ini menunjukkan bahwa lahan pasang surut memiliki potensi untuk pengembangan padi dan didukung oleh sumber daya alam atau agrockosistem yang cocok, sumber daya manusia, dan ketersediaan teknologi. Inovasi teknologi mendukung pengembangan padi melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT), antara lain penataan tata air mikro, VUR, pemupukan, dan amelioran (pupuk urea, SP36, KCl, dolomite, dan pupuk kandang), pengendalian hama/penyakit, penanganan panen dan pascapanen. Strategi peningkatan produksi padi (IP 200) dengan pengembangan padi musim kemarau melalui peningkatan luas tanam padi, penerapan inovasi teknologi dan keberadaan sarana produksi serta penyediaan modal usahatani. Selain itu diperlukan pula upaya pengembangan kelembagaan dan koordinasi antarinstansi.