Repositori Kementerian Pertanian

Repositori Publikasi Kementerian Pertanian merupakan kumpulan koleksi digital dari publikasi terbitan lingkup Kementerian Pertanian. Publikasi terdiri dari:

  • terbitan berkala ilmiah (scientific journal, scientific periodical)
  • berkala semi ilmiah (semi populer jurnal)
  • tidak berkala (leaflet, poster, infografis)

Repositori dikelola oleh Pusat Perpustakaan dan Literasi Pertanian untuk meningkatkan akses publik terhadap informasi ilmiah sebagai bagian dari komitmen pelayanan publik Kementerian Pertanian dalam penyediaan informasi pertanian.

Guna meningkatkan mutu layanan yang lebih baik, kami mengharap kesediaan Saudara berkenan mengisi Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terkait layanan Repositori Publikasi Kementerian Pertanian pada link berikut ini https://pustaka.setjen.pertanian.go.id/surveypustakadigital/.

Image by nikitabuida on Freepik
 

Recent Submissions

Item
Brucellosis (Penyakit Keluron Menular)
(2011) Poermadjaja, Bagoes; Sulaiman, Isep
Item
Pengaruh Umur terhadap Saat Muncul Kecambah dan Daya Kecambah Benih Kelapa Dalam (Cocos nucifera)
(2020) Alfred P. Manambangtua, Toni S. Hidayat
At this time there is the development of coconut plantations in the community, so that the need for coconut seeds continues to increase, to meet these needs it needs to be supported by the provision of good quality coconut seeds, worth planting in the field and have the criteria for simultaneous sprouts and high viability. Results seedling seed growers by famer have an average of 80% germination with a seed age of 11 and 12 months. This study aims to determine the ideal age of seeds to be used as seeds that have germination speed and high viability. The research was conducted using two treatments consisting of coconut seeds aged 11 months and coconut seeds aged 12 months. Each treatment contained 100 plants so that 200 coconut seeds were used. The difference in age of coconut seeds gives significantly different results when they appear germination, the fastest results obtained on 12-month-old seeds. At the sprout power the highest yield was obtained for coconut seeds aged 12 months.
Item
EFEKTIFITAS PERANGKAP FEROMON UNTUK PENGENDALIAN HAMA “ORYCTES RHINOCEROS” PADA TANAMAN KELAPA
(2023) Toni Surya Hidayat, Oscar Saka
Oryctes rhinoceros adalah jenis hama utama yang menyerang tanaman kelapa sejak fase pembibitan sampai tanaman tua. Hama Oryctes rhinoceros menyerang pada daun kelapa yang yang masih tombak, sehingga bekas gerekannya akan menyebabkan daun berbentuk segi tiga saat telah terbuka dan juga patahnya pelepah daun karena terdapat lubang bekas gerekan. Selain itu Oryctes rhinoceros juga berpotensi tinggi membawa cendawan Pytoptora yang akan menyebabkan penyakit busuk pucuk sampai tanaman menjadi mati. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian untuk menekan populasi hama dan mengantisipasi kerusakan tanaman, salah satunya yaitu menggunakan perangkap dari feromon. Jenis perangkap feromon yang digunakan pada pengujian ini adalah kombinasi antara papan seng yang dibuat empat sisi, corong dimater 30 cm dan toples penampung. Sistem kerja dari perangkap feromon adalah pemanfaatan bahan kimia yang dibuat serupa dengan aroma yang dikeluarkan oleh serangga/Oryctes untuk mengundang pasangan seksualnya baik jantan maupun betina agar datang dan menabrak papan seng kemudian, hama tersebut jatuh masuk kedalam perangkap melalui lubang corong. Perangkap feromon ini dianggap efektif karena ramah lingkungan, hemat tenaga kerja dan pengendaliannya akurat, fokus pada hama Oryctes saja, tidak membunuh organisme lain yang bermanfaat.
Item
PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS KELAPA DAN BLONDO TERHADAP KUALITAS PAKAN IKAN
(2020) Toni Surya Hidayat, Nugroho Utomo
Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya ikan. Harga pakan ikan yang kian melonjak membuat petani ikan kualahan dengan beban biaya pakan. Salah satu alternatif untuk menekan biaya pakan ialah melalui pembuatan pakan secara mandiri dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal. Salah satu bahan lokal yang dapat digunakan ialah limbah produksi minyak kelapa berupa ampas dan blondo. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui formulasi yang tepat dan kualitas pakan ikan yang ditambah ampas kelapa dan blondo. Tiga perlakuan formula penambahan ampas kelapa dan blondo (ampas kelapa : blondo) yaitu formula A= 20% : 15%, B= 15% : 20%, dan C= 10% : 25%. Tahapan pembuatan pelet pakan ikan yaitu pembuatan tepung ampas kelapa serta penyiapan blondo, dedak, tepung tapioka, dan tepung ikan. Pembuatan tepung ampas kelapa dilakukan dengan cara pengeringan dan penggilingan ampas kelapa menggunakan blender. Agar adonan pelet rekat, tepung tapioka dibuat gelatin lalu dicampur dengan bahan pakan yang lain, kemudian ditambahkan 100 ml air/kg bahan. Setelah bahan tercampur rata dan kalis,dilakukan proses pencetakan dan pengeringan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan ampas kelapa dan blondo pada formula A, B, dan C dapat diterima oleh petani ikan dan respons ikan terhadap pakan juga baik. Ampas kelapa dan blondo merupakan bahan pakan sumber energi pada pakan ikan. Berdasarkan kadar protein dan daya apung, formulasi pakan ikan ini sesuai untuk lele umur 2 –3 bulan.