Repositori Kementerian Pertanian
Repositori Publikasi Kementerian Pertanian merupakan kumpulan koleksi digital dari publikasi terbitan lingkup Kementerian Pertanian. Publikasi terdiri dari:
- terbitan berkala ilmiah (scientific journal, scientific periodical)
- berkala semi ilmiah (semi populer jurnal)
- tidak berkala (leaflet, poster, infografis)
Repositori dikelola oleh Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian untuk meningkatkan akses publik terhadap informasi ilmiah sebagai bagian dari komitmen pelayanan publik Kementerian Pertanian dalam penyediaan informasi pertanian.
Guna meningkatkan mutu layanan yang lebih baik, kami mengharap kesediaan Saudara berkenan mengisi Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terkait layanan Repositori Publikasi Kementerian Pertanian pada link berikut ini https://pustaka.setjen.pertanian.go.id/surveypustakadigital/.
Communities in Repositori
Select a community to browse its collections.
Recent Submissions
Item
Kasus Kematian Babi Hutan (Sus Celebensis) Yang Terduga Penyakit African Swine Fever (ASF) Di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo
(Perpustakaan BBVet Maros, 2024-06-15) Muflihanah; Muhiddin, ST. Nurul Muslinah; Rimporok, Fenny; Said, Sitti Hartati; Widodo, Rudi; Agustia
Pada bulan Agustus tahun 2023, dilaporkan adanya kematian babi hutan (Sus
Celebensis) di wilayah Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Kabupaten Bone
Bolango Propinsi Gorontalo yang terduga terinfeksi penyakit African Swine Fever
(ASF). Penelusuran kasus dan pengambilan sampel dilakukan oleh Tim Quick Response
yang terdiri dari Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Dinas Ketahanan
Pangan dan Pertanian Kabupaten Bone Bolango, dan Dinas Pertanian Propinsi
Gorontalo serta berkoordinasi dengan Balai Besar Veteriner Maros (BBVet Maros).
Sampel yang diambil selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengidentifikasi virus
penyebab kematian babi hutan dengan teknik real time PCR ASF oleh BBVet Maros.
Dari hasil deteksi dan identifikasi agen penyakit dengan teknik quantitative
polymerase chain reaction (qRT-PCR) pada target gen p72 menunjukkan terdeteksi
adanya material genetik virus ASF
Item
Outbreak Penyakit Jembrana pada Sapi Bali di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022-2023
(Perpustakaan BBVet Maros, 2024-06-16) Hamdu Hamjaya Putra; Danny Ratih Widyastuti; I Putu Sudarma Adi
Penyakit Jembrana merupakan penyakit virus menular pada sapi Bali yang
disebabkan oleh Retrovirus dari anggota kelompok Lentivirus yang disebut dengan
Jembrana disease virus (JDV). Penyakit Jembrana sangat merugikan peternak sapi bali
karena dapat menyebabkan kematian ternak secara cepat dalam suatu wilayah yang
relatif luas. Sulawesi Selatan merupakan Provinsi dengan populasi sapi bali terbesar
di Wilayah Indonesia Timur. Tulisan ini disusun untuk mengetahui penyebaran kasus
dan faktor resiko penularan penyakit Jembrana di Provinsi Sulawesi Selatan. Data
yang dikumpulkan dari hasil penelusuran langsung, hasil pengujian sampel di BBVet
Maros, dan wawancara di lapangan kemudian dianalisa secara desktiptif. Hasil
analisis menunjukkan berbagai faktor risiko penularan dan penyebaran penyakit
Jembrana seperti lalu lintas sapi antar wilayah provinsi, vector berupa lalat dan
nyamuk, dan juga penggunaan jarum suntik untuk terapi. Penyakit Jembrana dapat
ditularkan secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara. Penularan
pertama penyakit Jembrana di Sulawesi Selatan sejak Bulan Agustus 2022 di
Kabupaten Pangkep, kemudian setelah itu ditemukan menyebar hingga 21 kabupaten
dari 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan hingga tahun 2023. Pemerintah dan
petugas kesehatan hewan berperan melakukan KIE (komunikasi, informasi dan
eduksi) mengenai pencegahan penyakit di Sulawesi Selatan. Peternak perlu
melakukan kontrol terhadap vektor dan melakukan tindakan pencegahan biosekuriti
seperti menjaga kebersihan kandang dan peralatan pendukungnya
Item
Seroprevalensi Brucellosis di Pulau Kabaena Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara Tahun 2023
(Perpustakaan BBVet Maros, 2024-06-12) Titis Furi Djatmikowati; Dini Marmansari; Hamdu Hamjaya Putra; Siswani; Abdul Rahman
Brucellosis merupakan penyakit bakterial pada sapi yang sangat menular, zoonosis dan
penting secara ekonomi. Kabupaten Bombana yang secara geografis merupakan
wilayah kepulauan, salah satunya adalah Pulau Kabaena yang hingga sat ini belum
pernah dilaporkan terjadi kasus Brucellosis. Surveilan Brucellosis di Pulau Kabaena
tahun 2023 merupakan surveilan awal untuk mengetahui tingkat atau aras penyakit
Brucellosis dilakukan secara cross sectional. Besaran sampel sebanyak 400 sampel
diperoleh berdasarkan rumus epidemiologi n = 4PQ/L2 dengan menggunakan galat
5% dan estimasi prevalensi 50% untuk serosurveilan tahun 2023. Pelaksanaan
surveilan dilakukan di enam Kecamatan dan pemilihan desa dilakukan secara
random. Sebanyak 435 sampel serum yang diperoleh tidak teridentifikasi positif RBT
dan CFT. Studi seroprevalensi Brucellosis di Pulau Kabaena Kabupaten Bomabana
tahun 2023 sebesar 0%, masih perlu dilakukan surveilan selanjutnya minimal 2 tahun
kedepan untuk memonitoring seroprevalensi Brucellosis sehingga dapat ditentukan
strategi pemberantasan Brucellosis di Pulau Kabaena Kabupaten Bombana
Item
Surveilans Shistosomiasis pada Hewan di Sulawesi Tengah Tahun 2018-2023
(2023-12-15) Hadi Purnama Wirawan; Wahyuni
Schistosomiasis merupakan penyakit parasit paling mematikan kedua setelah malaria.
Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda Schistosoma japonicum. Cacing
ini membutuhkan keong perantara untuk melangsungkan siklus hidupnya, yaitu Oncomelania
hupensis lindoensis. Wilayah endemis schistosomiasis selama ini diketahui hanya ditemukan di
wilayah Sulawesi Tengah. Schistosoma dapat menyerang hewan seperti sapi, kerbau,kambing
dan anjing atau hewan yang hidup di daerah endemis schistosoma di Provinsi Sulawesi tengah.
Oleh karena itu perlu dilakukan survei schistosomiasis pada hewan di daerah endemis
schistosomiasis. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan survei dalam rangka identifikasi
schistosomiasis pada sampel hewan (feses). Survei ini dilakukan pada tahun 2018–2023 di dua
kabupaten yaitu Kabupaten Sigi dan Poso . Tulisan ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan
hasil survei schistosomiasis pada hewan pada tahun 2018-2023 yang dilakukan di wilayah yang
berbatasan dengan daerah endemis schistosomiasis (Sulawesi Tengah). Hasil survei ditemukan
sampel positif schistosomiasis pada dua kabupaten tersebut
Item
Tata Kelola Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada Balai Besar Veteriner Maros Tahun 2023
(Perpustakaan BBVet Maros, 2023-12-16) Wahyuni; Titis Furi Djatmikowati; Sukmawati
Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros merupakan laboratorium kesehatan hewan tipe A
dan merupakan laboratorium rujukan pengujian laboratorium penyakit hewan diwilayah
Indonesia Tengah. BBVet Maros juga ditunjuk sebagai laboratorium referensi nasional
penyakit Brucellosis dan Anthrax. Fasilitas laboratorium yang dimiliki cukup lengkap dan
terdapat 53 ruang lingkup pengujian laboratorium telah terakredtasi ISO 17025:2017.
Dampak positif tersertifikasinya BBVet Maros ISO 17025:2017 dari Komite Akreditasi
Nasional (KAN) laboratorium uji menyebabkan peningkatan pelayanan pengujian
laboratorium secara tidaklangsung dan mengakibatkan timbunan limbah B3 (limbah medis)
yang dihasilkan dari proses pengujian menjadi lebih banyak. Peningkatan laju timbunan
limbah B3 harus diimbangi dengan sistem pengelolaan limbah B3 yang baik agar tidak
menjadi sumber infeksi penularan penyakit. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui berat
dan volume timbunan limbah medis yang dihasilkan dari proses pengujian di laboratorium
BBVet Maros. Metode yang digunakan adalah melakukan pengukuran kuantitas dengan
penimbangan berat/massa limbah yang dihasilkan dari kegiatan laboartorium. Hasil
menunjukkan bahwa berat limbah B3 medis tahun 2023 sebanyak 400,6 kg. Fasilitas yang
diperlukan untukmengelola limbah medis yaitu dengan membuat Tempat Penampungan
Sementara (TPS) yang terpisah dari bangunan induk laboratrorium, membuat Standart
Operation Procedure (SOP) atau peraturan yang tegas mengenai pengelolaan limbah medis,
memberikan simbol dan label untuk mengetahui jenis dan karateristik limbah serta
melakukan kerjasama pembuangan limbah dengan pihak ketiga