Tugas Akhir
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Tugas Akhir by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 71
Results Per Page
Sort Options
- ItemPengujian Prototipe Data Logger Radiasi Matahari Panel Surya Untuk Kendali Pintu Air pada Teknik Irigasi Basah Kering di Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia(POLITEKNIK ENJINIRING PERTANIAN INDONESIA, 11/24/2022) Ahmad Kirom AlfainPanel Surya merupakan alat konversi energi matahari menjadi energi listrik secara langsung menggunakan bahan semikonduktor berdasarkan prinsip efek fotolistrik. Sel surya merupakan lapisan semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri dari rangkain dioda.Matahari merupakan energi yang dihasilkan atau dipancarkan dari sumber cahaya. Seperti diketahui matahari merupakan sumber dari energi penerangan yang paling besar di dunia terkadang energi ini juga disebut sebagai energi surya karena sebenarnya sumber dari penerangan berasal dari tenaga surya atau matahari. Teknologi ini sangat berpotensi diterapkan di Indonesia yang mempunyai iklim tropis, tetapi permasalahan utama dari sistem ini adalah ketidak setabilan tegangan arus dan daya yang di hasilkan sangat tergantung pada intensitas matahari yang di terima oleh panel surya . Intensitas radiasi matahari yang diterima oleh panel surya dapat di maksimalkan dengan cara memasang panel surya, dengan sudut kemiringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyerapan panel surya diwilayah kampus Politeknik Enjiniring Pertanian Pertanian Indonesia dengan sudut kemiringan 40°sehingga dari sudut ini bisa diketahui tegangan, arus, dan daya yang optimal.Tugas akhir ini membahas mengenai hasil keluaran panel surya yang meliputi tegangan, arus dan daya yang dihasilkan dari pengujian panel surya di wilayah kampus Politeknik Enjiniring Pertanian Pertanian Indonesia dengan sudut kemiringan 40˚. Pengujian ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut, Tegangan rata-rata tertinggi di hasilkan pada pengujian yaitu 18.79 Volt, sedangkan arus rata-rata tertinggi di hasilkan pada pengujian yaitu 0.17 Ampere, dan daya rata-rata tertinggi juga pada pengujian yaitu 33.73 Watt. Berdasarkan hasil dari penelitian efisiensi yang dihasilkan panel surya di wilayah Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia dengan ketinggian 60 MDPL yaitu 9%.
- ItemPengaruh Suhu Pada Pengering Tipe Lorong Terhadap Proses Pengeringan Umbi Talas(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09) Zuhri, Dian Al-Munawar; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaTalas merupakan komoditas yang memiliki kadar air yang tinggi sehingga diperlukan proses pengeringan, salah satunya adalah menggunakan pengering tipe lorong. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui suhu optimal dan biaya pengeringan pada proses pengeringan umbi talas menggunakan pengering tipe lorong. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2022 di BBP MEKTAN Serpong. Penelitian ini menggunakan perlakuan yang terdiri dari dua faktor, yaitu faktor pertama suhu (T): 50, 60, 70 ℃ serta faktor kedua yaitu waktu 60 menit. Parameter yang dianalisis yaitu laju pengeringan, penurunan kadar air, susut bobot dan biaya pengeringan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengeringan pada pengering tipe lorong memberikan pengaruh terhadap laju pengeringan, penurunan kadar air, susut bobot. Perlakukan terbaik suhu pengeringan terdapat pada suhu 70 ℃ selama 7 jam mengasilkan laju pengeringan tertinggi pada awal pengeringan dengan nilai 4,23 %/jam, kadar air menurun hingga 13,79 %, dan susut bobot 84 %. Biaya pengeringan pada suhu 70 ℃ dengan bahan talas 8 kg sebesar Rp 96.453,00, jauh lebih mahal dari hasil pengeringan dengan nilai Rp 19.200,00 dan biaya per kg Rp 12.054,00
- ItemPENGARUH SUHU DAN WAKTU PENYANGRAIAN TERHADAP MUTU FISIK DAN ORGANOLEPTIK KOPI ARABIKA(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09) Wahyono, Rudi; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaProses penyangraian adalah proses pembentukan rasa dan aroma pada biji kopi. Penyangraian sangat berperan penting terhadap hasil seduhan kopi. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan selama penyangraian, diantaranya mesin sangrai, suhu dan waktu sangrai. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh suhu dan waktu penyangraian terhadap sifat organoleptik kopi yang dihasilkan. Suhu dan waktu penyangraian yang digunakan adalah T1 (suhu 170 °C, waktu 25 menit), T2 (suhu 180 °C, waktu 20 menit) T3 (suhu 200 °C, waktu 15 menit). Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian kadar air, warna, keasaman, dan organoleptik. Data dianalisis menggunakan metode Analysis of Varian (ANOVA) dan diuji menggunakan uji Duncan. Hasil menunjukkan bahwa suhu dan waktu penyangraian memberikan pengaruh pada mutu fisik dan organoleptik kopi arabika yang dihasilkan. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa secara mutu fisik, suhu dan waktu penyangraian mempengaruhi secara nyata hasil akhir kopi arabika pada parameter kadar air dengan kadar air yang dihasilkan dari ketiga perlakuan antara 1,38-1,89%, dan warna yang dihasilkan juga berbeda nyata pada taraf 5% dan pada perlakuan suhu 200˚C menghasilkan warna tergelap denan nilai 27,15. Pada mutu organoleptik, suhu dan waktu berpengaruh secara nyata pada parameter rasa dengan nilai antara 6,73-8,13. Pada parameter warna nilai yang didapatkan antara 6,60-8,03, dan pada parameter aroma kopi yang dihasilkan denan nilai antara 6,53-7,90.
- ItemRancang Mesin pencampur Benih Bayam Dengan Media Tanam (Cocopeat) Tipe Mobile Menggunakan software Solidworks(Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Andrian, Marvin; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaBayam (Amaranthus spp.) merupakan salah satu sayuran yang memiliki banyak kandungan seperti vitamin A, vitamin C, vitamin K1, asam folat, zat besi, dan kalsium. Tanaman bayam dapat tumbuh sepanjang tahun pada ketinggian hingga 1000 mdpl. Proses penanaman benih harus dicampur atau diaduk dengan media tanam salah satunya yaitu cocopeat. Pecampuran masih menggunakan manual yaitu diaduk dengan tangan ataupun sendok sehingga hasil yang didapat tidak maksimal. Rancangan mesin pencampur benih bayam dirancang dengan metode pengumpulan data bertujuan untuk menentukan spesifikasi yang akurat sebelum dilakukan proses pembuatan fisik mesin. Analisis teknis meliputi kegiatan merancang volume dan kapasitas tabung mikser, perencanaan sistem transmisi, sistem mobilitas, dan sistem loading dan unloading. Analisis tersebut akan dituangkan dalam wujud desain. Penentuan material dan metode manufaktur juga dituangkan dalam gambar kerja. Berdasarkan hasil desain yang telah dirancang, mesin mikser dilengkapi dengan 2 roda dengan dimensi dimensi panjang 1187 mm x lebar 830 mm x tinggi 908 mm, diameter drum 60 cm, tinggi 54 cm, dengan kapasitas 3,8 kg, menggunakan penggerak motor bensin. Dengan kemiringan pada saat mikser beroperasi yaitu 20°.
- ItemPENGARUH PERENDAMAN SALAK DENGAN NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU FISIK DAN SENSORI KERIPIK SALAK(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Maharan, Nofa; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaSalak pondoh merupakan salah satu tanaman unggulan dan memberikan kontribusi ekonomi yang cukup tinggi bagi masyarakat di Kabupaten Banjarnegara. Penggorengan vacuum frying dapat mempertahankan mutu dan kualitas keripik salak sesuai dengan bahan aslinya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Pengaruh perendaman salak dengan natrium bikarbonat terhadap mutu fisik berupa warna dan kerenyahan serta sensori keripik salak. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAK) dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu perendaman dalam larutan natrium bikarbonat sebanyak 0; 5; 15 dengan waktu perendaman yang sama selama 30 menit sedangkan suhu penggorengan yang digunakan untuk masing masing untuk perlakuan P0 (85°C selama 45 menit tanpa natrium bikarbonat); P1 (70°C selama 75 menit 5g/L natrium bikarbonat); P2 (70°C 75 menit 15g/L natrium bikarbonat); P3 (95°C 30 menit 5g/L natrium bikarbonat); P4 (95°C 30 menit 15g/L natrium bikarbonat). Parameter yang diamati yaitu analisis fisik (kerenyahan, warna), serta analisis sensori (rasa, aroma dan tekstur). Hasil penelitian menunjukan (p<0,05) Penggorengan keripik salak dengan suhu 70°C berpengaruh nyata terhadap penggorengan suhu 95°C terhadap karakteristik fisik (warna). Sedangkan Perbedaan konsentrasi NaHCO3 tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap karakteristik fisik (kerenyahan) keripik salak. Hasil uji hedonic menunjukan bahwa keripik salak yang paling disukai panelis terhadap organoleptic aroma dan rasa terdapat pada perlakuan P0 sedangkan P4 merupakan keripik yang paling disukai panelis terhadap organoleptic tekstur.
- ItemPerancangan Rumah Pengering Kopi Tipe Mini(Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Rahiim, Sufian Muhamad Hibatur; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaKopi merupakan tanaman perkebunan yang sudah lama dibudidayakan. Selain sebagai sumber penghasilan rakyat, kopi menjadi komoditas andalan ekspor dan sumber pendapatan devisa negara. Meskipun demikian, komoditas kopi sering kali mengalami fluktuasi harga sebagai akibat ketidakseimbangan antara permintaan dan persediaan komoditas kopi di pasar dunia. Pada perancangan tugas akhir rumah pengering kopi tipe mini menggunakan software SolidWorks dengan 4 tahapan pengerjaan, yaitu tahapan sketsa gambar kasar alat (sketching), tahapan pembuatan desain (drawing), tahapan penggabungan berbagai gambar (assembly), dan terakhir tahapan pembuatan gambar kerja (layout). Hasil rata-rata berat yang diperoleh dari satu tray yaitu 3,9 Kg dan memiliki kapasitas tampungan kopi sebesar 31,2 Kg/proses selama 3hari pengeringan, dengan 8 tumpukan biji kopi dalam satu rak pengering yang memiliki tinggi 6cm. Rumah pengering kopi tipe mini memiliki ketinggian 1022 mm, tinggi bagian belakang 795 mm, dan tinggi bagian depan 695 mm. Alat ini memiliki lebar 1019 mm dengan panjang 1320 mm. Rumah pengering kopi tipe mini ini memiliki bentuk persegi untuk bagian ruang pengering dan rangka kaki. Rumah pengering kopi tipe mini memiliki berat 33 Kg.
- ItemSURVEY INVESTIGASI DESIGN PENGEMBANGAN LAHAN KERING UNTUK TANAMAN HORTIKULTURA HASIL FOTO UDARA DRONE DJI PHANTOM 3 PROFESIONAL(Program Studi Tata Air Pertanian,Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Aditya, Yulian; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaPada masa sekarang pengembangan desain pembukaan lahan dibutuhkan untuk menciptakaan kualitas fungsi lahan yang disebabkan meningkatnya kepadatan penduduk maupun alih fungsi lahan industri. Di masa depan, pembukaan lahan baru diharapkan dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan perekonomian negara. Pada penelitian ini wilayah studi yang diambil yaitu Instalasi Penelitian dan Penerapan Teknologi Pertanian Balai Penelitian Tanaman Sayuran (IP2TP BALITSA), dan Instalasi Penelitian dan Penerapan Teknologi Pertanian Balai Penelitian Tanaman Hias (IP2TP BALITHI). Tempat penelihan ini merupakan sektor penelitihan pertanian terkhusus tanaman sayuran dan hias. Penelitian ini melibatkan penggunaan Drone DJI Phantom 3 Pro untuk memetakan wilayah penelitihan melalui gambar yang akan digunakan sebagai desain pembukaan lahan dalam bentuk peta tutupan lahan. Hasil penerapan metode ini menunjukkan bahwa metode ini mampu lebih cepat jika dibandingkan dengan survei pemetaan langsung. Selain itu, penerapan teknologi Drone DJI Phantom 3 Pro pada penelitian ini mampu memetakan lahan yang sulit dijangkau dengan cakupan yang lebih luas. Pemanfaatan teknologi ini juga mampu memberikan informasi mengenai sudah atau belum termanfaatkanya suatu lahan kering. Pada studi kasus ini pemetaan menggunakan Drone DJI Phantom 3 Pro mendapatakan hasil data jumlah seluas 11.629,4 m² lahan kering termanfaatkan 11.142.8 m² lahan yang belum termanfaatkan yang akan dijadikan desain pembukaan lahan kering.
- ItemRancang Bangun Implemen Penggulud Traktor Roda Empat Untuk Budidaya Hortikultura(Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Syawwalia, Fitriani; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaPenyiapan lahan budidaya hortikultura untuk pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua sudah dilakukan dengan traktor namun pembuatan guludan masih dilakukan secara manual sehingga pembuatan guludan membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang cukup besar. Tujuan dari tugas akhir ini adalah melakukan pengembangan implemen penggulud yang dilengkapi dengan pengaturan lebar guludan 90 cm - 180 cm dan tinggi guludan 15 cm, 20 cm, dan 30 cm. Proses tugas akhir meliputi pembuatan implemen penggulud dan melakukan uji fungsioanal. Tugas akhir ini menghasilkan suatu alat implemen penggulud yang digandengkan ke implemen rotari dengan tenaga tarik traktor roda 4. Proses pengujian dilakukan dengan 2 metode yaitu uji fungsional implemen penggulud untuk mengetahui apakah rangka implemen penggulud yang sudah dirancang dapat berfungsi dengan baik dan sebagaimana mestinya dan pengujian ukuran bentuk guludan yang diukur dengan beberapa parameter ukuran yaitu tinggi guludan, lebar guludan bawah, lebar guludan atas, dan lebar antar guludan yang dilakukan di tiga macam tinggi guludan ukuran 15 cm, 20 cm, dan 30 cm. Hasil dari uji fungsional alat ini yaitu terdapat kerusakan pada bagian penopang pisau dan hasil nilai rata – rata dari ukuran bentuk guludan belum memperoleh hasil yang maksimal.
- ItemPengujian Mesin Pemotong Padi Tipe Gendong (Paddy Mower)(Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Silviani, Kiki Deasty; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaPadi merupakan komoditas utama yang berperan sebagai pemenuhan karbohidrat bagi masyarakat. Proses produksi tanaman padi diharapkan mampu mengikuti perkembangan teknologi agar praktis, efektif dan efisien. Paddy mower adalah mesin yang berasal dari modifikasi mesin pemotong rumput 2 tak, yang dirancang untuk memudahkan pemotongan padi dalam proses panen, sehingga alat ini diharapkan mampu dioperasikan dengan mudah.dan efektif. Paddy mower memudahkan panen pada lahan sempit dan terasering. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pengujian untuk mengetahui analisis perhitungan kinerja paddy mower di lahan. Pengujian paddy mower meliputi uji verifikasi, uji kinerja, dan uji pelayanan. Proses pengujian dilakukan di lahan kering dengan varietas padi Inpari 42 yang ditanam dengan sistem Jajar Legowo 2:1. Hasil pengujian yang didapatkan yaitu uji verifikasi terkait konstruksi dan dimensi mesin, pisau yang digunakan jenis circular dengan diameter 255 mm, panjang total mesin 1900 mm, dengan berat total 8 kg, kecepatan putar pisau 4500 rpm dan kecepatan putar engine 7200 rpm. Berdasarkan hasil analisis didapatkan kapasitas lapang teoritis (KLT) sebesar 0,04 ha/jam, kapasitas lapang aktual (KLA) 0,03 ha/jam, efisiensi 75 %, dengan losses padi 0,2% dengan konsumsi bahan bakar rata-rata yaitu 28,67 l/ha. Hasil uji pelayanan menghasilkan bahwa penyetelan dan pengoperasian paddy mower dilakukan dengan mudah dengan satu operator.
- ItemPengaruh Fermentasi Kopi Arabika Dengan Buah Pisang Ambon Terhadap Mutu Fisik Dan Organoleptik(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Nurhidayah, Vina; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaKopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang memiliki peranan penting bagi perekonomian di Indonesia sebagai penghasil devisa negara selain minyak dan gas bumi. Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita rasa kopi yang dihasilkan. Melihat hal tersebut, maka dilakukan penelitian fermentasi kopi dan buah pisang untuk mengahasilkan kopi bercitarasa pisang dengan mengetahui pengaruh mutu fisik dan organoleptik. Penelitian ini dilakukan dengan memfermentasi kopi arabika dan buah pisang ambon menggunakan perbandingan 1:1 (A2), 2:1 (A3), dan pengolahan kopi semi wash sebagai kontrol (A1. Pengolahan kopi dengan fermentasi pisang menghasilkan rendemen terbaik yaitu A1 sebesar 34.67%, susut bobot terbaik yaitu A1 sebesar 65.33%, dan kadar air terbaik yaitu A1 sebesar 1.002%. Uji organoleptik roast bean warna terbaik yaitu A1 sebesar 4.98, aroma terbaik yaitu A2 sebesar 4.77, kesukaan aroma terbaik yaitu A2 sebesar 6.45, kesukaan warna terbaik yaitu A1 sebesar 6.55. Uji organoleptik ground bean menghasilkan warna terbaik yaitu A1 sebesar 5, aroma terbaik yaitu A2 sebesar 5.19, kesukaan aroma terbaik yaitu A3 sebesar 6.82, kesukaan warna terbaik yaitu A1 sebesar 6.97. Uji organoleptik seduhan menghasilkan aroma terbaik yaitu A2 sebesar 5.5, warna terbaik yaitu A1 sebesar 5.45, keasaman terbaik yaitu A2 sebesar 4.43, kesukaan aroma terbaik yaitu A2 sebesar 6.37, kesukaan warna terbaik yaitu A1 sebesar 6.9, kesukaan keasaman terbaik yaitu A2 sebesar 6.7.
- ItemUJI KINERJA PENGERING PORTABLE DRYER HOUSE UNTUK PENGERINGAN LADA HITAM(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Fahrur (TA), Rozi; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaABSTRAK TA. FAHRUR ROZI. THP. Kebanyakan masyarakat dipedesaan melakukan pengeringan lada hitam menggunakan pengeringan konvensional atau penjemuran secara langsung yang dihamparkan dihalaman. Pengeringan dengan cara penjemuran secara langsung mempunyai beberapa kelemahan diantaranya adalah mudah terkontaminasi, sukar dikontrol, sering kali kehujanan, sehingga memerlukan waktu pengeringan yang lama. Alat pengering portable dryer house yang digunakan untuk mengatasi kekurangankekurangan pengeringan menggunakan penjemuran secara langsung dan menyempurnakan metode pengeringan yang mengunakan energi matahari langsung. Teknologi ini lebih cepat, efisien dan higenis. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui distribusi yang dicapai dan laju pengeringan pada penurunan susut bobot yang dicapai dengan waktu pengeringan yang telah di tentukan. Waktu yang digunakan selama 26 jam ± 8 jam perhari. Metode yang digunakan menggunakan metode penurunan susut bobot. Hasil distribusi suhu tertinggi selama pengeringan sebesar 57.490C. Laju pengeringan tertinggi selama proses pengeringan 26 jam yaitu sebesar 12,04%/Jam. Laju pengeringan dipengaruhi oleh suhu dan kadar air, semakin besar suhu semakin cepat laju pengeringan dan semakin sedikit kadar air maka semakin lambat laju pengeringan.
- ItemSistem Otomatisasi Pengendalian Air Aeroponik Vertikal Berbasis Wemos D1(Program Studi Tata Air Pertanian,Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Aprianti, Sarah; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaPenelitian ini bermaksud untuk mengetahui Salah satu metode penanaman dengan menggunakan sistem Aeroponik Vertikal menjadi solusi minim lahan. Disisi lain perkembangan teknologi terus menerus dikembangkan untuk mempermudah segala aktifitas manusia, salah satu bidang teknologi yang berkembang adalah teknologi Arduino WeMos D1 NodeMcu ESP8266. Adapun penerapan teknologi Arduino WeMos D1 NodeMcu ESP8266 pada sistem pemantauan serta menjadi sistem kontrol tanaman yang ditanam menggunakan sistem Aeroponik Vertikal. Selain itu juga sebagai pengolah data. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengujian yang dilakukan adalah pengujian blackbox yang berfokus pada persyaratan fungsioanal perangkat lunak. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah alat media tanam Aeroponik Vertikal yang menggunakan sistem penanaman menggantung ke atas yang dikontrol menggunakan sebuah aplikasi Blynk berbasis SmartPhone . Kelebihan alat ini dapat memantau dan melakukan kontrol terhadap tanaman Aeroponik Vertikal dari jarak jauh menggunakan aplikasi Blynk SmartPhone.
- ItemPENGARUH SUHU DAN WAKTU ROASTING TERHADAP KUALITAS HASIL ROASTING KOPI ARABIKA(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Tyas, Shinta Ayuning; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaRoasting merupakan salah satu proses pengolahan kopi yang penting untuk menghasilkan cita rasa kopi. Seiring berkembangnya teknologi proses roasting yang semula dilakukan dengan metode tradisional saat ini dapat dilakukan menggunakan mesin roasting. Kesempurnaan roasting kopi dipengaruhi oleh suhu dan waktu, dimana kedua faktor tersebut yang akan mempengaruhi flavour dari kopi yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh suhu dan waktu roasting terhadap kualitas hasil roasting biji kopi arabika. Suhu yang digunakan pada penelitian ini yaitu 150 oC, 180 oC, dan 200 oC dengan waktu roasting 30 menit dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu dan waktu roasting memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar air, keasaman, dan warna kopi arabika dengan kopi yang dihasilkan memenuhi kualitas menurut SNI dan standar yang telah ditentukan. Perlakuan suhu dan waktu untuk roasting kopi arabika yang memenuhi standar kualitas kopi sangrai terdapat pada suhu 200 oC selama 30 menit menghasilkan biji kopi yang matang secara seragam berwarna coklat muda dengan tingkatan light roast dengan kadar air 5,29%, nilai pH 5,67, nilai warna (ΔE) 35,79, rendemen sangrai 81%, dan rendemen bubuk sebesar 98%. Selain itu terdapat pada suhu 180 oC selama 60 menit yang menghasilkan biji kopi matang secara seragam, berwarna coklat kehitaman dengan tingkatan medium roast dengan kadar air 5,39%, nilai pH 6,49, nilai warna (ΔE) 29,28, rendemen sangrai 81%, dan rendemen bubuk sebesar 93%.
- ItemPerbandingan Efisiensi Penggunaan Rice Transplanter Dan Konvensional Pada Budidaya Tanaman Padi Di Desakebondalem Lor,Kecamatan Prambanan,Kabupaten Klaten,Provinsi Jawa Tengah(Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Muhamad, Elsan Saupani; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaUsahatani menjadi salah satu aspek penting dalam budidaya padi, Mahalnya biaya tenaga kerja penggarap sebagai akibat langkanya tenaga kerja di pedesaan membuat para petani padi lebih mengandalkan alat pertanian mekanis, untuk menanam padi para petani belum lama mengenal mesin tanam bibit padi atau Rice transplanter, baik sistem tegel maupun sistem jajar legowo (jarwo), oleh karna itu tujuan tugas akhir ini yaitu untuk mengetahui perbandingan efisiensi penggunaan rice transplanter dan konvensional pada budidaya tanaman padi, Pengambilan sampel dalam tugas akhir ini dilakukan dengan pengumpulan data dan memilih responden yang dianggap mengetahui informasi secara mendalam terkait penggunaan rice transplanter dan konvensional. Hasil tugas akhir menunjukkan bahwa perbandingan efisiensi penggunaan rice transplanter dan konvensional pada budidaya tanaman padi, Di mana mengetahui efisiensi waktu penanaman konvensional dengan rata-rata 46,4 jam/ha, dan penggunaan rice transplanter dengan rata-rata 6,9 jam/ha, mengetahui efisiensi modal/biaya dengan cara konvensional dengan rata-rata Rp 1.686.156.00/ha. Sedangkan penggunaan rice transplanter dengan rata-rata Rp 765.000/ha. mengetahui pendapat terkait efisiensi proses kerja dari penggunaan rice transplanter dan konvensional, penggunaan dengan cara konvensional bahwa sebanyak 2 responden mengatakan lebih baik pennaman secara konvensional, Sedangkan dari penggunaan rice transplanter bahwa ada 3 responden mengatakan lebih baik penanaman secara mekanis.
- ItemRancang Bangun Mesin Pembuat Pematang Sawah(Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Nuryadi, Ilham; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaPenggunaan mesin pertanian pada budidaya tanaman padi sawah baik pada saat mengolah tanah, penanaman, dan pemanenan memiliki efek samping yang dapat merusak pematang sawah. Kerusakan ini dapat menyebabkan meningkatnya waktu dan biaya untuk perbaikan pematang tersebut. Maka dari itu, perlu dilakukan pembuatan rancang bangun mesin pembuat dan pembenah pematang sawah. Proses pembuatan rancang bangun ini dilakukan di Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, meliputi pembuatan desain mesin, manufaktur mesin, dan uji fungsi. Rancang bangun mesin ini menggunakan mesin Traktor Quick Cakar Baja dengan mesin penggerak 5,5 HP beserta implemen rotary. Implemen pembuat pematang sawah ini terdiri dari 5 sub sistem yaitu sistem pengumpan tanah, sistem pembentuk pola pematang, sistem rangka utama, sistem transmisi, dan sistem roda pengatur kedalaman. Rancang bangun mesin ini menghasilkan desain dan mesin pembuat pematang sawah dengan dimensi total panjang 1602 mm, lebar 1215 mm dan tinggi 1337 mm.
- ItemUJI SIFAT FISIK KADAR AMILOSA DAN AMILOPEKTIN TEPUNG TALAS BENENG (Xanthosoma Undipes K. Koch) SEBAGAI SUMBER PANGAN ANEKA RAGAM(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Gandarejeki, Unik; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaTalas beneng (Xanthosoma Undipes K.Koch) merupakan salah satu tanaman yang banyak ditemukan di sekitar Gunung Karang Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, berpotensi untuk dijadikan sumber pangan karbohidrat alternatif selain beras. Talas beneng yang belum dimanfaatkan secara maksimal diperlukan perencanaan dan pengembangan talas beneng dari hulu sampai hilir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sifat fisik, kimia sehingga mampu membantu menyediakan informasi kepada masyarakat. Talas beneng dikeringkan dengan variasi suhu 50°, 60°, 70°C menggunakan pengering lorong dan sinar matahari sebagai kontrol. Analisis yang dilakukan dalam penelitian adalah rendemen, kadar air, derajat putih, kandungan amilosa dan amilopektin. Hasil penelitian menujukkan bahwa suhu pengeringan berpengaruh nyata terhadap sifat fisik, kandungan amilosa, dan amilopektin. Hasil uji sifat fisik rendemen menghasilkan nilai tertinggi pada pengeringan sinar matahari sebesar 19,9%. Kadar air pengeringan sinar matahari tertinggi sebesar 12,5%. Derajat putih pengeringan sinar matahari tertinggi pada pengeringan suhu 50°C sebesar 58,33%. Kandungan amilosa pengeringan sinar matahari tertinggi sebesar 12,63%, dan kadar amilopektin tertinggi pada pengeringan suhu 70°C sebesar 90,4%.
- ItemPengaruh Suhu Dan Lama Pembekuan Terhadap Mutu Kripik Salak (Salacca zalacca) Menggunakan Mesin Vacuum Frying(Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Azzahry, Atika Asma; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaKeripik salak merupakan salah satu produk olahan buah yang mempunyai pasar yang cukup baik dan sangat potensial untuk dikembangkan. Keripik salak memiliki umur simpan yang cukup lama dibandingkan dengan buah segarnya karena memiliki kadar air yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui pengaruh suhu dan lama pembekuan terhadap mutu keripik salak (Salacca zalacca) menggunakan mesin vacuum frying. Perlakuan keripik salak meliputi tanpa pembekuan, pembekuan suhu -5⁰C, -15⁰C dengan lama pembekuan 12 jam dan 24 jam. Parameter pengujian meliputi kadar air, kadar gula, kerenyahan dan organoleptik. Berdasarkan dari hasil penelitian keripik salak yang memiliki kadar air paling tinggi yaitu keripik salak dengan perlakuan tanpa pembekuan, keripik salak dengan perlakuan tanpa pembekuan juga memiliki nilai kerenyahan paling tinggi. Keripik salak yang paling digemari oleh panelis yaitu keripi salak dengan pelakuan pembekuan menggunakan suhu -5⁰C lama pembekuan 12 jam.
- ItemDesain Alat Dan Mesin Pemipil Jagung(Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Wahyudi, Tri Nur; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaPada tahun 2015-2018 produksi jagung nasional mengalami kenaikan secara signifikan. Alat dan mesin pemipil jagung merupakan salah satu peralatan mekanis untuk penanganan pascapanen jagung. Petani membutuhkan alat pemipil jagung mekanis karena pada saat ini, alat pemipil jagung mekanis dapat meningkatkan kapasitas kerja dibandingkan dengan cara manual. Maka dari itu perlu dilakukan terobosan inovasi baru dalam pengembangan alat pemipil jagung sistem mekanis yang terjangkau untuk petani kecil. Perancangan alat dan mesin pemipil jagung ini untuk mengetahui desain dan prinsip kerja. Ukuran jagung sasaran dengan ukuran Ø 40 mm hingga Ø 60 mm. Panjang jagung 100-130 mm dengan kandungan air 13 14%. Desain ini dibuat dengan menggunakan perhitungan teknis dan dilakukan menggunakan aplikasi solidworks. Hasil perancangan yaitu berupa desain dengan panjang 600 mm, lebar 300 mm dan. tinggi 455 mm. mesin pemipil digerakan menggunakan motor listrik 0,5 HP, rpm 700, menggunakan sistem transmisi pulley dan v-belt rasio 1: 2 dengan kapasitas kerja 11 buah/menit.
- ItemManufaktur Mesin Pencampur Benih Bayam Tipe Mobile(Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Abdulloh, Nashirul Hakim; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaSayur bayam merupakan bahan pangan, tetapi bukan makanan pokok melainkan sebagai pelengkap atau penyeimbang. Meskipun demikian sayur bayam tidak dapat diabaikan begitu saja. Sudah banyak diketahui pentinnya sayur bayam untuk kesehatan masnusia, berbagai jenis maanfaat yang diperoleh jika kita mengkonsumsi sayur bayam organik khususnya. Mesin mixer merupakan mesin yang berfungsi untuk mengaduk atau mencampurkan 2 bahan atau lebih, yang berbeda sehingga menghasilkan percampuran yang sempuran dan merata. Prinsip kerjanya yaitu mesin yang mentransmisikan energi ke drum, sehingga drum beruputar dengan kemiringan antara 45°-50°. Cocopeat adalah media tanam yang terbuat dari sabut kelapa yang berfungsi untuk menggantikan media tanah dalam proses penanaman. Dengan kangdungan unsur hara yang dimiliki oleh media tanam cocopeat berupa fosfor, kalium, magnesium, natrium, dan kalsium yang sangat penting untuk mendukung pertumbuahan tanaman. Sehingga cocopeat layak untuk menggantikan tanah sebagai media tanam. (1). Dalam proses manufaktur terdapat beberapa alat yang digunakan antara lain: (a). Mesin gerinda yang dilengkapi dengan mata pisau cutting wheel. (b). Mesin las yang dilengkapi dengan kawat las RD 260 dengan tegangan arus listrik 70 A. (c). Mesin bor yang dilengka dengan mata bor 3 mm, 6 mm, 7 mm, 8 mm, 10 mm, dan 12 mm. (d). Mesin frais yang dilengkapi dengan mata bor 7 mm. (e). Mesin bubut yang dilengkapi dengan mata pisau bubut dalam, pisau bubut rata kanan dan mata bor 7 mm, 10 mm, 12 mm. (2). Pada proses manufaktur untuk menciptakan prototype memerlukan bahan-bahan yang mendukung antara lain: (a). Besi hollow galvanis dengan ukuran 40 mm x 40 mm x 1,7 mm (b). Besi pipa galvanis dengan ukuran 26 mm x 2 mm (c). Besi siku dengan ukuran 40 mm x 40 mm x 2mm (d). Plat sirip dengan ukuran 25 mm x 3 mm dan 25 mm x 5 mm (e). Besi behel 10 mm (f). Plat besi 2 mm.
- ItemPENGUJIAN KINERJA MESIN PERAJANG SAWUT SINGKONG(Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 9/1/2022) Chilmi, Anifuddin Sachawahul; Politeknik Enjiniring Pertanian IndonesiaSingkong atau ubi kayu merupakan tanaman dengan kandungan karbohidrat yang tinggi. Pemanfaatan singkong dapat dijadikan berbagai makanan, salah satunya jajanan sawut singkong. Perajang singkong merupakan alat mesin yang memiliki fungsi mengiris singkong menjadi ketebalan tertentu. Pengujian mesin ini berupa uji kapasitas, uji keseragaman, dan ketebalan keluaran atau hasil perajangan. Pengujian bersifat kuantitatif dan metode yang digunakan deskriptif eksplanatori. Berdasarkan pengujian ini diperoleh data kapasitas terbesar 25,8 kg/jam dengan waktu 11,28 yang terjadi pada pengaturan pisau B dengan jarak pisau 5 mm, didapatkan niai efisiensi paling tinggi sebesar 79,2%. Data ketebalan didapatkan nilai sebesar 0,848 mm untuk pengaturan pisau A dan 0,916 mm pengaturan pisau B. pisau jarak ± 3mm memiliki Std. Deviasi 0,188 dan Koef. Variasi 22,2%, dan pada jarak ± 5mm memiliki Std. Deviasi 0,149 dan Koef. Variasi 16,3%. presentase kerusakan produk tertinggi pada jarak ± 5mm sebesar 19, 9 %. Kapasitas efektifitas tertinggi diantara pengaturan A pada jarak ± 3mm 25,8 kg/jam sebesar pengaturan pengaturan B pada jarak ± 5mm kapasitasnya sebesar 22,1 kg/jam. Hasil perajangan paling baik selama pengujian ini pada pengaturan pisau A pada jarak ± 3mm sebesar 0,91 mm, rata-rata lebar 5,8 mm, dan rataan panjang 5,15 mm. menyebabkan kerusakan lebih tinggi sebesar 19% hampir mendekati batas standar kerusakan 20%