Sayuran dan Tanaman Obat
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Sayuran dan Tanaman Obat by Subject "Budidaya"
Now showing 1 - 19 of 19
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya Mentimun Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT)(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2014) Moekasan, Tonny K; Prabaningrum, Laksminiwati; Adiyoga, Witono; Putter, Herman D; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- ItemBudidaya Okra dan Kelor dalam Pot(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2018) Ikrarwati; Rokhmah, Nofi Anisatun; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta
- ItemBudidaya Paprika di Dalam Rumah Kasa Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT)(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2008) Moekasan, Tonny K.; Prabaningrum, L.; Gunadi, Nikardi; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- ItemBudidaya Sayuran Daun dan Tunas(Direktorat Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2004) Direktorat Tanaman Sayuran dan Biofarmaka; Direktorat Tanaman Sayuran dan BiofarmakaBuku ini berisi informasi singkat mengenai budidaya sayuran daun dan tunas yaitu asparagus, bawang daun, bawang prei, bayam, kubis merah, kangkung, seledri, selada air, jamur merang, rebung, dan petsai.
- ItemBudidaya Tanaman Cabai Merah(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2005) Sumarni, Nani; Muharam, Agus; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- ItemBudidaya Tomat(Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Kotabaru, 2000) Mugiyanto; Nugroho, Heri; Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian KotabaruTomat adalah salah satu sayuran buah, yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Peranannya yang penting dalam pemenuhan gizi masyarakat sudah lama dikenal. Dalam kehidupan sehari-hari sering menggunakan tomat dalam masakan, minuman, juga sebagai bahan baku industri tomat. Pengembangan budidaya tomat diharapkan menambah keragaman cabang usahatani yang cukup menguntungkan. Dalam buku ini diuraikan teknis bertanam tomat dari penyiapan benih, penanaman, pemupukan hingga panen.
- ItemIrigasi Tetes pada Budidaya Cabai(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1998) Sumarna, Agus; Balai Penelitian Tanaman SayuranCabai merah adalah salah satu komoditas sayuran penting yang banyak diusahakan oleh petani di dataran rendah, dalam arti luas tanam dan nilai produksinya. Luas pertanaman cabai merah di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat dan berkembang ke dataran tinggi sampai pada ketinggian 1400 m di atas permukaan air laut. Pada umumnya, cabai merah ditanam pada akhir musim hujan atau menjelang musim kemarau, dengan tujuan untuk mengurangi atau menghindari kendala-kendala yang terjadi secara alamiah, yang biasa terjadi pada musim hujan. Tingginya kelembaban di sekitar tanaman karena curah hujan dapat menyebabkan pesatnya perkembangan penyakit. Selain itu, apabila hujan lebat, banyak bunga dan bakal buah yang gugur serta busuk. Sebaliknya masalah yang mungkin timbul di musim kemarau adalah terbatasnya ketersediaan sumber daya air, sehingga tidak selalu tersedia dalam kuantitas, kualitas dan pada lokasi serta waktu di mana dibutuhkan. Walaupun dewasa ini jaringan irigasi yang ada di Indonesia pada umumnya menggunakan saluran terbuka, maka dengan tetap memperhatikan aspek kepraktisan (workability) dan kelayakannya (feasibility), sudah saatnya dicoba dan dikembangkan sistem lain seperti sistem irigasi tetes yang dapat menghemat pemakaian air karena air digunakan secara efektif dan efisien. Pada Monograf ini dipaparkan beberapa aspek penting tentang irigasi tetes, khususnya pada budidaya cabai.
- ItemJahe (Zingiber officinale Rosc.)(Balittro, 2011-08) Supriadi; Balittro
- ItemPetunjuk Teknis Budidaya Bawang Merah (Allium ascalonicum. L)(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali, 2016) Sunanjaya, I Wayan; Sukadana, I Made; Widjanarko, M.A. Widyanigsih; Sugianyar, I Made; Sudarmini, Ni Ketut; Puspa, Desak Made Rai; Elizabeth, Putu Swekan; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BaliBawang merah (Alium ascalonicum L) adalah tanaman hortikultura semusim yang tergolong sayuran rempah. Bawang merah banyak dibutuhkan terutama sebagai pelengkap bumbu dapur guna menambah cita rasa dan kenikmatan masakan serta dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Bawang merah dapat tum buh dengan baik pada ketinggian 0 - 1000 meter di atas permukaan laut. Namun tanaman bawang merah dominan dibudidayakan di dataran rendah yang beriklim kering dengan suhu agak panas dan cuaca cerah. Bawang merah tidak memerlukan genangan air, tetapi membutuhkan banyak air, terutama pada masa pembentukan umbi.
- ItemPetunjuk Teknis Budidaya Tanaman Jahe(BPTP Sumatera Utara, 2012) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraJahe (Zingiber officinale Rosc) adalah tanaman herbal tahunan yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman ini umumnya dipanen pada kisaran umur 8-12 bulan, tergantung keperluan. Kalau untuk konsumsi segar, misalnya untuk bumbu masak, jahe dipanen pada umur 8 bulan. Kalau untuk keperluan bibit dipanen umur 10 bulan atau lebih. Namum bila untuk keperluan asinan jahe dan jahe awet, tanaman jahe dipanen pada umur muda yakni 3-4 bulan. Jahe juga diperlukan untuk bahan baku obat tradisional dan fitofarmaka. Keuntungan bersih usaha budidaya tanaman jahe bisa mencapai Rp. 21 juta lebih/ha.
- ItemRevisi Pedoman Budidaya Tanaman Biofarmaka Yang Baik (Good Agriculture Practices)(Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2008) Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka; Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka
- ItemStandar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Kangkung Darat(Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2009) Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka; Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan BiofarmakaDalam memproduksi sayuran yang bermutu dan aman dikonsumsi dan diproduksi secara ramah lingkungan, maka diperlukan suatu standar budidaya yang harus diikuti oleh produsen dan pelaku agribisnis sayuran. Adapun standar budidaya sayuran kangkung darat yang digunakan tergantung kepada tindakan budidaya yang sudah biasa digunakan oleh petani setempat dengan tetap mengacu kepada prinsip-prinsip GAP (Good Agriculture Practices) atau budidaya yang baik. Buku SOP Budidaya Kangkung Darat ini disusun sebagai bahan acuan dalam penyusunan SOP Budidaya Kangkung Darat di daerah sentra produksi sayuran lainnya disesuaikan dengan kondisi agroekosistem dan budaya setempat.
- ItemStandar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molkenb.)(Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, 2011) Rahardjo, Mono; Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
- ItemStandar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Wortel Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat(Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2009) Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka; Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan BiofarmakaDalam rangka menghadapi persaingan global, usaha budidaya dituntut untuk senantiasa menerapkan tatalaksana budidaya yang memenuhi standar mutu dalam setiap tahapan proses produksi, agar mampu menghasilkan produk yang aman konsumsi, bermutu dan ramah lingkungan. Salah satu upayanya adalah melalui penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya yang berdasar atas pedoman budidaya yang baik (Good Agriculture Practices/GAP). SOP perlu disusun untuk setiap sentra produksi dan bersifat spesifik komoditas dan lokasi. Untuk memudahkan petugas pembina di sentra produksi wortel, maka disusun buku SOP ini yang akan dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan SOP spesifik lokasi. Acuan dalam penyusunan Buku SOP budidaya wortel ini adalah pengalaman petani wortel di Kampung Pada Jaya, Desa Sindang Jaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur (Provinsi Jawa Barat).
- ItemTeknologi Budidaya Cabai Rawit(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2011) Rosdiana; Asaad, Muh.; Mantau, Zulkifli; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian GorontaloBalai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Gorontalo merupakan salah satu institusi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian yang diharapkan menjadi ujung tombak dalam penyebaran inovasi pertanian di Provinsi Gorontalo. Penerbitan Buku “Teknologi Budidaya Cabe Rawit” merupakan salah satu upaya untuk mendukung kegiatan diseminasi inovasi teknologi di Provinsi Gorontalo. Melalui buku ini diharapkan para petani, penyuluh dan penggiat agribisnis hortikultura khususnya cabai di Provinsi Gorontalo dapat memperoleh rujukan informasi yang komprehensif mengenai usahatani cabai rawit dari hulu sampai hilir.
- ItemTeknologi Budidaya dan Penanganan Pascapanen Jamur Merang, Volvariella volvacea(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2007) Sumiati, Etty; Djuariah, Diny; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- ItemTeknologi Budidaya Jahe(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Muchlas; Slameto; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianJahe (Zingiber officinale Rose) adalah tanaman herba tahunan yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman ini umumnya dipanen pada kisaran umur 8-12 bulan, tergantung keperluan. Untuk konsumsi segar, misalnya untuk bumbu masak, jahe dipanen pada umur 8 bulan, sedangkan untuk keperluan bibit dipanen umur 10 bulan atau lebih. Apabila untuk diolah menjadi asinan jahe dan jahe awet, tanaman jahe dipanen pada umur muda, yakni 3-4 bulan. Jahe juga diperlukan untuk bahan baku obat tradisional dan fitofarmaka. Keuntungan bersih usaha budidaya tanaman jahe bisa mencapai Rp 21 juta lebih/ha.
- ItemTeknologi Budidaya Kentang di Dataran Medium(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 2014) Prabaningrum, Laksminiwati; Moekasan, Tonny K; Sulastrini, Ineu; Handayani, Tri; Sahat, Juniarti P; Sofiari, Eri; Gunadi, Nikardi; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- ItemTeknologi Budidaya Tanaman Bawang Merah(Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran Dan Biofarmaka, 2005) Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran Dan Biofarmaka; Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran Dan BiofarmakaPengembangan agribisnis sayuran umbi perlu penanganan yang baik mulai dari penggunaan benih, cara budidaya, pemupukan, pemberian pestisida sampai penanganan pasca panen. Hal ini perlu diperhatikan agar hasil panen dapat diterima pasar, baik domestik maupun luar negeri. Dengan buku pegangan yang sederhana ini kiranya dapat menjadi acuan para petugas pembina maupun petani untuk penanganan dan pengelolaan budidaya sayuran umbi di lapangan.