Sayuran dan Tanaman Obat

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 114
  • Item
    Standar Operasional Prosedur (SOP) Kembang Kol Dataran Rendah
    (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2009) Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka
  • Item
    Teknik Budidaya Sayuran Dataran Rendah
    (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah, 2008) Saidah; Negara, Abdi
    Sayur merupakan komoditi yang selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Setiap hari masyarakat mengkonsumsi sayuran. Kebutuhan akan sayuran meningkat pula sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Disisi lain, ketersediaan lahan yang akan ditanami sayuran semakin terbatas akibat persaingan dengan peruntukan lainnya, seperti pemukiman. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya agar kebutuhan akan sayuran tetap tersedia dengan menggunakan lahan-lahan tidur atau lahan-lahan bekas sawah. Sayuran dataran rendah banyak diusahakan di lahan bekas sawah, lahan tidur dan pekarangan. Aspek produksi dalam bisnis sayuran sangat berkaitan dengan pengetahuan tentang jenis sayuran, sifat sayuran, dan teknik budidaya serta pasca panennya agar berhasil dalam mengelolanya. Ada beberapa jenis sayuran yang dapat diusahakan di daerah dataran rendah, diantaranya adalah mentimun, kangkung, bayam, sawi, kacang panjang, pare/paria, terong, cabai, tomat dan bawang merah.
  • Item
    Buku Kerja Penerapan GAP Sayuran Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Budidaya Kangkung Darat
    (Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka, 2009) Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka
    Check list SOP dan Good Agricultural Practices (GAP) Budidaya Kangkung Darat
  • Item
    Budidaya Jeruk Nipis Citrus aurantifolia
    (Pertanian Press, 2023) Ernawati H.R.; Suharjon; Fika, Weni; Sutopo; Rahmaniar, Dessi; Husni, Indra; Yunimar; Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat
    Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) memiliki daya adaptasi yang luas dan sudah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan seperti obat keluarga, bumbu dapur, bahan pangan olahan dan kosmetika. Direktorat Jenderal Hortikultura melalui program pengembangan kawasan jeruk nipis telah membantu petani jeruk nipis dengan memfasilitasi sarana produksi sebagai strategi untuk memperluas pertanaman jeruk nipis di Indonesia. Sentra produksi utama jeruk nipis tersebar di 10 kabupaten dan 8 provinsi. Sampai saat ini, umumnya budidaya jeruk nipis masih dikembangkan dalam skala kecil dan terpencar-pencar, belum membentuk hamparan seperti di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Dibandingkan dengan jenis jeruk siam, jeruk keprok, jeruk manis, dan jeruk pamelo, penerapan teknologi budidaya jeruk nipis masih ketinggalan. Rujukan teknologi budidaya jeruk nipis di Indonesia juga terbatas sekali sehingga teknologi yang diterapkan oleh petani sangat bervariasi. Akibatnya, produktivitas dan mutu buah yang dihasilkan bervariasi dan umumnya masih belum optimal. Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat bersama dengan Pusat Standardisasi Instrumen Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Gresik dan petani unggulan telah menyusun sebuah pedoman budidaya jeruk nipis sebagai solusi untuk dapat meningkatkan produktivitas dan mutu buah dengan teknologi budidaya yang sesuai dengan Good Agricultural Practices (GAP).