Karakterisasi Virulensi dan Molekuler Wereng Batang Coklat (Nilaparvata Lugens [Stål])
No Thumbnail Available
Date
2015-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Abstract
Wereng batang coklat (WBC) mudah beradaptasi pada varietas padi yang
mengandung gen ketahanan tunggal terhadap WBC. Ketersediaan marka
molekuler yang dapat menentukan virulensi WBC yang berkembang di lapang
akan berguna untuk perancangan strategi pelepasan varietas tahan. Penelitian
ini bertujuan mempelajari keragaan virulensi dan genetik populasi WBC lapang
dan biotipe WBC untuk mengidentifi kasi marka molekuler yang berasosiasi
dengan virulensi WBC. Sepuluh populasi WBC asal Provinsi Banten (T2), Jawa
Barat (S1), Kalimantan Selatan (B1-B4), dan Sulawesi Selatan (X1, X3-X5);
serta terduga ‘biotipe 1’ dan ‘biotipe 2’ diuji virulensinya pada empat varietas
diferensial mengandung gen ketahanan yang berbeda terhadap WBC (TN-1 [tanpa
gen ketahanan], Mudgo [Bph1], ASD7 [bph2], dan Rathu Heenathi [Bph3]). Hasil
pengujian menunjukkan bahwa virulensi B1-B4, X1, dan X3 sudah melebihi
biotipe 4; virulensi X4 menyamai biotipe 4; virulensi T2 dan X5 seperti biotipe 3;
sedangkan virulensi S1 paling rendah, yakni seperti biotipe 2. Virulensi WBC yang
selama ini dipelihara sebagai ‘biotipe 1’ dan ‘biotipe 2’ ternyata telah bergeser,
berturut-turut menjadi biotipe 4 dan lebih virulen daripada biotipe 4. Karakterisasi
WBC menggunakan 38 primer expressed sequence tag-simple sequence repeat
(EST-SSR) polimorfi k terhadap 5 ekor per populasi mendapatkan rata-rata
keragaan alelik yang moderat pada koleksi WBC dengan jumlah alel 30 dan nilai
polymorphic information content (PIC) sebesar 0,47. Jumlah alel SSR dan nilai
PIC yang terdeteksi pada S1 nyata paling rendah (berturut-turut 18 dan 0,38)
dibandingkan dengan yang terdeteksi pada populasi lainnya yang lebih virulen
(berturut-turut 21–40 dan 0,42–0,52). Plot principal coordinate analysis (PCoA)
tidak memperlihatkan adanya korespondensi antara genotipe SSR dengan fenotipe
virulensi WBC, sehingga marka molekular yang dapat menentukan virulensi WBC
belum diperoleh. Evaluasi marka EST-SSR dan jumlah individu WBC yang lebih
banyak serta tersedianya WBC biotipe 1 murni diharapkan dapat meningkatkan
peluang ditemukannya marka yang berasosiasi dengan virulensi WBC.
Description
12 hlm.; ills.; 5 tabel
Keywords
WERENG BATANG COKLAT, KERAGAAN, MARKA MOLEKULER, EST-SSR, VIRULENSI