Karakterisasi Virulensi dan Molekuler Wereng Batang Coklat (Nilaparvata Lugens [Stål])

dc.contributor.authorChaerani
dc.contributor.authorYuriyah, Siti
dc.contributor.authorDadang, Ahmad
dc.contributor.authorDamayanti, Diani
dc.contributor.authorKusumanegara, Kusumawaty
dc.contributor.authorTrisnaningsih
dc.contributor.authorBahagiawati
dc.contributor.authorSutrisno
dc.contributor.otherBalai Besar Penelitian Tanaman Padien_US
dc.date.accessioned2022-11-09T02:34:51Z
dc.date.available2022-11-09T02:34:51Z
dc.date.issued2015-10
dc.description12 hlm.; ills.; 5 tabelen_US
dc.description.abstractWereng batang coklat (WBC) mudah beradaptasi pada varietas padi yang mengandung gen ketahanan tunggal terhadap WBC. Ketersediaan marka molekuler yang dapat menentukan virulensi WBC yang berkembang di lapang akan berguna untuk perancangan strategi pelepasan varietas tahan. Penelitian ini bertujuan mempelajari keragaan virulensi dan genetik populasi WBC lapang dan biotipe WBC untuk mengidentifi kasi marka molekuler yang berasosiasi dengan virulensi WBC. Sepuluh populasi WBC asal Provinsi Banten (T2), Jawa Barat (S1), Kalimantan Selatan (B1-B4), dan Sulawesi Selatan (X1, X3-X5); serta terduga ‘biotipe 1’ dan ‘biotipe 2’ diuji virulensinya pada empat varietas diferensial mengandung gen ketahanan yang berbeda terhadap WBC (TN-1 [tanpa gen ketahanan], Mudgo [Bph1], ASD7 [bph2], dan Rathu Heenathi [Bph3]). Hasil pengujian menunjukkan bahwa virulensi B1-B4, X1, dan X3 sudah melebihi biotipe 4; virulensi X4 menyamai biotipe 4; virulensi T2 dan X5 seperti biotipe 3; sedangkan virulensi S1 paling rendah, yakni seperti biotipe 2. Virulensi WBC yang selama ini dipelihara sebagai ‘biotipe 1’ dan ‘biotipe 2’ ternyata telah bergeser, berturut-turut menjadi biotipe 4 dan lebih virulen daripada biotipe 4. Karakterisasi WBC menggunakan 38 primer expressed sequence tag-simple sequence repeat (EST-SSR) polimorfi k terhadap 5 ekor per populasi mendapatkan rata-rata keragaan alelik yang moderat pada koleksi WBC dengan jumlah alel 30 dan nilai polymorphic information content (PIC) sebesar 0,47. Jumlah alel SSR dan nilai PIC yang terdeteksi pada S1 nyata paling rendah (berturut-turut 18 dan 0,38) dibandingkan dengan yang terdeteksi pada populasi lainnya yang lebih virulen (berturut-turut 21–40 dan 0,42–0,52). Plot principal coordinate analysis (PCoA) tidak memperlihatkan adanya korespondensi antara genotipe SSR dengan fenotipe virulensi WBC, sehingga marka molekular yang dapat menentukan virulensi WBC belum diperoleh. Evaluasi marka EST-SSR dan jumlah individu WBC yang lebih banyak serta tersedianya WBC biotipe 1 murni diharapkan dapat meningkatkan peluang ditemukannya marka yang berasosiasi dengan virulensi WBC.en_US
dc.identifier.urihttps://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/18008
dc.language.isoiden_US
dc.publisherBalai Besar Penelitian Tanaman Padien_US
dc.subjectWERENG BATANG COKLATen_US
dc.subjectKERAGAANen_US
dc.subjectMARKA MOLEKULERen_US
dc.subjectEST-SSRen_US
dc.subjectVIRULENSIen_US
dc.titleKarakterisasi Virulensi dan Molekuler Wereng Batang Coklat (Nilaparvata Lugens [Stål])en_US
dc.title.alternativeProsiding Semnas 2014(Buku 1) – Inovasi Teknologi Padi Mendukung Pertanian Bioindustrien_US
Files
Original bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
33. Karakterisasi Virulensi Dan Molekuler Wereng Batang Coklat (Nilaparvata Lugens [Stål]) - Chaerani, Siti Yuriyah, Ahmad Dadang, Diani Damayanti, Kusumawaty Kusumanegara, Trisnaningsih, Bahagiawati, dan Su.pdf
Size:
78.54 KB
Format:
Adobe Portable Document Format
Description:
License bundle
Now showing 1 - 1 of 1
Loading...
Thumbnail Image
Name:
license.txt
Size:
1.71 KB
Format:
Item-specific license agreed upon to submission
Description: