Prosiding Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 561
  • Item
    Paket Teknologi Budidaya Varietas Unggul Baru Padi Untuk Peningkatan Produktivitas
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2017-12-01) Ikhwani
    Abstract National Program for Increasing Rice Production and achievement rice surplus of 2014 needed of rice technological innovation support and adopted by farmers and stakeholders. The used of high yielding varieties, integrated crop management and resources of harvesting are important to increased national rice production and productivity. The objectives of this experiment were to study the effects of technological innovation support and new plant variety to increasing rice production and productivity. The experiment was conducted at Muara research station, Bogor during 2015 dry season. Combination treatment are integrated technology package (ITP) and new high yielding varieties. The experiment was arranged in a randomized block design two factor with three replications. The first factor of package 1 - technology (tp -1), plant spacing 40 cm x 40 cm; the use of organic fertilizers; seeds age 15 HSS), package -2 plant equal spacing 25 cm x 25 cm; fertilize recommended; seed age 21 HSS; The second factor of variety, v1-inpari 19, v2-inpari 31. The result that grain yield of tp-2 (7,38 + 0,61 GKG t/ha) significantly highest than tp-1 and tp-3. The new high variety significantly. Inpari 19 produce grain higher than Inpari 31, are 6,45+ 2,16 GKG t/ha higher than inpari 31 varieties of 5.44 + 1,86 GKG t/ha. The Combine of technology package (ip2) and inpari 19 variety produce highest of grain yield at + 7.82 GKG t/ha. Abstrak Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dan pecapaian target surplus 10 juta ton beras tahun 2014, memerlukan dukungan tersedianya inovasi teknologi padi unggulan spesifik lokasi yang dapat diadopsi oleh petani dan para pengguna umumnya. Inovasi teknologi padi yang tersedia berupa varietas unggul baru, pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu hingga penanganan panen dan pasca panen dapat diandalkan untuk mendukung produksi padi.Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Muara, Bogor pada MK 2 tahun 2015. Perlakuan merupakan kombinasi antara teknologi budidaya dan varietas unggul baru padi sawah, disusun dalam rancangan percobaan Acak Kelompok dua Faktor dengan 3 (tiga) ulangan. Faktor 1 - Paket teknologi (PT -1), yaitu - jarak tanam lebar 40 cm x 40 cm; penggunaan pupuk organik; umur bibit muda (15 HSS), Paket teknologi -2 yaitu jarak tanam tegel 25 cm x 25 cm; rekomendasi pupuk setempat; umur bibit 21 HSS; Paket teknologi -3 – jarak tanam Legowo 4:1(25---50) cm x 12,5 cm), pengunaan pupuk ½ rekomendasi; umur bibit 21 hss. Faktor 2 (varietas unggul baru) yaitu V1- Inpari 19 (padi umur genjah), V2-Inpari 31 (padi tahan wereng), Jumlah keseluruhan petak ada 54, dengan ukuran petak terkecil 6 m x 5 m. Hasil gabah kering giling (GKG) pada kombinasi perlakuan paket teknologi dan varietas pada percobaan ini sangat nyata berbeda. Paket Teknologi 2 (PTB- 2) rata-rata menghasilkan 7,38 + 0,61 ton GKG/ha, lebih tinggi dibandingkan dua paket teknologi yang lain (PTB- 3 dan PTB- 1), yaitu masing-masing menghasilkan 6,79 1,12 ton GKG/ha dan 3,66 + 0,43 ton GKG/ha. Dua varietas unggul baru yang digunakan juga berbeda sangat nyata, Inpari 19 (padi umur genjah) menghasilkan gabah lebih tinggi dibandingkan Inpari 31 (padi tahan wereng), yaitu rata-rata 6,45 + 2,16 ton GKG/ha lebih tinggi + 1.01 ton GKG/ha dibandingkan dengan varietas Inpari 31 rata-rata sebesar 5.44 + 1,86 ton GKG/ha. Kombinasi varietas Inpari 19 dengan paket teknologi budiddaya PTB -2 dan PTB-3 menghasilkan gabah tertinggi rata-rata sebesar + 7.82 ton GKG/ha pada tertinggi dan + 7,58 ton GKG/ha
  • Item
    Pengaruh Pemupukan NPK Majemuk dan Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Gogo
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2017-12-01) Hasmi, Idrus; Widyantoro
    Abstract Research improvement of upland rice fertilization technology is still being developed. This research is expected to obtain technology fertilization (NPK and Urea) the right to increase the productivity of upland rice. Research has been conducted in upland rice fields, located at Ploso Kerep, Indramayu District, in MT I 2012/2013 using split plot design with three replications. The main plot is the level of NPK fertilizer, consisting of (A) Without NPK (0 kg/ha), (B) NPK 100 kg/ ha, (C) NPK 200 kg/ha, and (D) NPK 300 kg/Ha, and as subplots are (1) Without Urea 0 kg/ha, (2) Urea 100 kg/ha, (3) Urea 200 kg/ha and (4) Urea 300 kg/ha. The results showed that NPK and Urea fertilizer can increase the growth and yield of upland rice is the number of panicles per hill. NPK fertilizer with 300 kg/ha can produce the highest number of panicles per hill (12.07 panicles), while the urea fertilizer alone at a dose of 200 kg/ha can produce the highest number of panicles per hill as much as 11.54 panicles. Results of GKP highest (5.78 t/ha) were obtained only on providing NPK 300 kg/ha. Combination of NPK 300 kg/ha and 300 kg Urea/ha may increase 1000 grain weight significantly in the amount of 29.42 g . Abstrak Penelitian perbaikan teknologi budidaya padi gogo melalui pemupukan masih terus dikembangkan. Penelitian ini diharapkan dengan teknologi pemupukan (NPK dan Urea) yang tepat dapat meningkatkan produktivitas padi gogo. Penelitian dilaksanakan di area pertanaman padi gogo, di Kecamatan Ploso Kerep Kabupaten Indramayu pada MT I 2012/2013 dengan menggunakan rancangan petak terpisah (split plot design) dengan 3 ulangan. Petak utama adalah tingkat pemupukan NPK majemuk, terdiri dari (A) Tanpa pupuk NPK (0 Kg/ha), (B) Pupuk NPK 100 Kg/ha, (C) Pupuk NPK 200 kg/ha, dan (D) Pupuk NPK 300 kg/ha, sebagai anak petak adalah (1) Tanpa pupuk Urea 0 kg/ha, (2) Pupuk Urea 100 Kg/ha, (3) Pupuk Urea 200 kg/ha dan (4) Pupuk Urea 300 kg/ha. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Pemberian pupuk NPK maupun Urea dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi gogo khususnya pada perolehan jumlah malai per rumpunnya. Pupuk NPK dengan 300 kg/ha dapat menghasilkan jumlah malai per rumpun tertinggi (12,07 malai gabah), sedangkan pada pemberian pupuk Urea saja dengan dosis 200 kg/ha menghasilkan jumlah malai tertinggi sebanyak 11,54 malai gabah. Hasil GKP tertinggi (5,78 t/ha) diperoleh hanya pada pemberian pupuk NPK 300 kg/ha. Kombinasi pupuk NPK 300 kg/ha dan Urea 300 kg/ha dapat meningkatkan perolehan bobot 1000 butir secara signifikan yaitu sebesar 29,42 g
  • Item
    Emisi Gas Rumah Kaca dan Hasil Padi Dari Perlakuan Alternate Wetting and Drying di Lahan Sawah Tadah Hujan
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2017-12-01) Pramono, Ali; Adriani, Terry Ayu; Setyanto, Prihasto
    Abstract Rice cultivation in paddy fields are a source of greenhouse gas emissions mainly CH4. Land management can reduce greenhouse gas emissions, one of which is the setting of water. The aims of study is to determine the effect of water management in rainfed lowland area on greenhouse gas emissions and grain yield. The research was conducted on wet season in 2013 located in rainfed areas, Jakenan-Pati, Central Java. The study used a randomized block design with 3 treatments: 1) Continuous flooding / CF), 2) Alternate Wetting and Drying / AWD 25 cm, 3) Alternate Wetting and Drying 2 times at intervals of drying 7 days (AWD site specific / AWDS). Each treatment was replicated 3 times. The parameters observed flux of GHGs (CH4 and N2O), daily water level, pH and Eh, yield and components of rice. These results indicated that water management can reduce greenhouse gas emissions without reducing rice yields in rainfed areas. AWD and AWDS treatments can reduce emissions of CH4 respectively by 38.6% and 27.6% compared to the CF, but not significant. The highest of grain yield was obtained by AWD treatment 6.94 ton ha-1. Abstrak Budidaya padi di lahan sawah merupakan salah satu sumber emisi gas rumah kaca terutama CH. Pengelolaan air di lahan sawah dapat menurunkan emisi gas rumah kaca, salah 4satu diantaranya adalah dengan pengaturan cara pemberian air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaturan air pada lahan sawah tadah hujan terhadap emisi gas rumah kaca dan hasil gabah. Penelitian dilaksanakan pada musim tanam gogo rancah 2013 di lahan sawah tadah hujan, Jakenan-Pati, Jawa Tengah. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan yaitu 1) Pengairan tergenang secara terus menerus (continuous flooding/CF), 2) Pengairan berselang (Alternate Wetting and Drying/ AWD 25 cm), 3) Alternate Wetting and Drying site specific (AWDS), yaitu 2 kali pengeringan dengan interval 7 hari. Setiap perlakuan diulang 3 kali. Parameter yang diamati meliputi fluks GRK (CH4 dan N2O), tinggi muka air pH dan Eh, hasil dan komponen hasil padi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaturan air dapat mengurangi emisi gas rumah kaca tanpa mengurangi hasil padi di lahan sawah tadah hujan. Perlakuan AWD dan AWDS dapat menurunkan emisi gas CH4 masing-masing sebesar 38,6% dan 27,6% dibandingkan dengan perlakuan tergenang, namun tidak berbeda nyata. Hasil gabah tertinggi diperoleh dengan perlakuan AWD yaitu sebesar 6,94 ton GKG ha-1.
  • Item
    Emisi Gas Rumah Kaca dan Hasil Padi Dari Perlakuan Alternate Wetting and Drying di Lahan Sawah Tadah Hujan
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2017-12-01) Pramono, Ali; Adriani, Terry Ayu; Setyanto, Prihasto
    Abstract Rice cultivation in paddy fields are a source of greenhouse gas emissions mainly CH4. Land management can reduce greenhouse gas emissions, one of which is the setting of water. The aims of study is to determine the effect of water management in rainfed lowland area on greenhouse gas emissions and grain yield. The research was conducted on wet season in 2013 located in rainfed areas, Jakenan-Pati, Central Java. The study used a randomized block design with 3 treatments: 1) Continuous flooding / CF), 2) Alternate Wetting and Drying / AWD 25 cm, 3) Alternate Wetting and Drying 2 times at intervals of drying 7 days (AWD site specific / AWDS). Each treatment was replicated 3 times. The parameters observed flux of GHGs (CH4 and N2O), daily water level, pH and Eh, yield and components of rice. These results indicated that water management can reduce greenhouse gas emissions without reducing rice yields in rainfed areas. AWD and AWDS treatments can reduce emissions of CH4 respectively by 38.6% and 27.6% compared to the CF, but not significant. The highest of grain yield was obtained by AWD treatment 6.94 ton ha-1. Abstrak Budidaya padi di lahan sawah merupakan salah satu sumber emisi gas rumah kaca terutama CH. Pengelolaan air di lahan sawah dapat menurunkan emisi gas rumah kaca, salah 4satu diantaranya adalah dengan pengaturan cara pemberian air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaturan air pada lahan sawah tadah hujan terhadap emisi gas rumah kaca dan hasil gabah. Penelitian dilaksanakan pada musim tanam gogo rancah 2013 di lahan sawah tadah hujan, Jakenan-Pati, Jawa Tengah. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan yaitu 1) Pengairan tergenang secara terus menerus (continuous flooding/CF), 2) Pengairan berselang (Alternate Wetting and Drying/ AWD 25 cm), 3) Alternate Wetting and Drying site specific (AWDS), yaitu 2 kali pengeringan dengan interval 7 hari. Setiap perlakuan diulang 3 kali. Parameter yang diamati meliputi fluks GRK (CH4 dan N2O), tinggi muka air pH dan Eh, hasil dan komponen hasil padi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaturan air dapat mengurangi emisi gas rumah kaca tanpa mengurangi hasil padi di lahan sawah tadah hujan. Perlakuan AWD dan AWDS dapat menurunkan emisi gas CH4 masing-masing sebesar 38,6% dan 27,6% dibandingkan dengan perlakuan tergenang, namun tidak berbeda nyata. Hasil gabah tertinggi diperoleh dengan perlakuan AWD yaitu sebesar 6,94 ton GKG ha-1.
  • Item
    Kajian Padi Gogo (Inpago) di Lahan Suboptimal di Zona Selatan Kabupaten Gunungkidul
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2017-12-01) Sutardi; Sutaryo, Bambang
    Abstrak Introduksi VUB padi gogo (Inpago) diharapkan salah satu cara untuk meningkatkan hasil dan produktivitas padi pada lahan suboptimal. VUB Inpago telah banyak dihasilkan namun di tingkat lapang belum berkembang dengan berbagai kendala. Tujuan kajian untuk membuktikan bahwa introduksi VUB Inpogo dapat memberikan kontribusi dalam mendongkrak peningkatan hasil dan produktivitas padi. Metodologi Pendekatan yang ditempuh melalui on farm research melibatkan petani kooperator yang respon terhadap inovasi teknologi, aktif melakukan kegiatan usahatani padi gogo, dan bersedia menularkannya kepada petani lain di Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul. Pengkajian menggunakan faktor tunggal dengan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (Rondomize Complete Block Design). Perlakuan sebanyak 8 VUB 3 kali ulangan, luas plot 500 m2 atau sesuai dengan luas pemilikan petani. Varietas VUB Inpago 4, Inpago 5, Inpago 7, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, sebagai kontrol Ciherang dan IR64 (VUB padi sawah) dilakukan pada bulan April-Agustus 2015. Peubah pengamatan meliputi analisis PMP (Pemahaman Masalah dan Peluang), analsis tanah PuTK dan pengumpulan data agronomi. Analisis data dilakukan secara diskriptif dan statistik, terdiri dari analisis sidik ragam (Uji-F) untuk mengetahui pengaruh perlakuan dan Uji-t (DMRT) dan sidik ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur hara N dan P statusnya rendah, K sedang, dengan pH netral. Varietas unggul baru Inpogo berpengaruh secara nyata terhadap semua variabel yang diuji yaitu jumlah gabah isi per malai, jumlah malai, bobot 1000 butir, dan panjang malai. VUB INPOGO dan varietas pembanding Ciherang dan IR64 memiliki perbedaan yang nyata. Perbedaan produksi VUB Inpago 8 dengan Ciherang dan IR 64 sebesar 1.024 dan 256 kg/ha, sedangkan Inpago 10 dengan Ciherang dan IR 64 sebesar 2.048 dan 1.278 kg/ha.