Prosiding Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 414
  • Item
    Peluang Penyediaan Benih Padi Melalui Penumbuhan Calon Penangkar Pada Tingkat Kelompoktani di Kabupaten Majalengka
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Haryati, Yati; Nurbaeti, Bebet; Maryati, Titiek
    Ketersediaan benih padi bermutu dengan jumlah yang cukup, tepat waktu, dan mudah diperoleh petani memegang peranan penting dalam mendukung peningkatan produksi padi. Penumbuhan calon penangkar pada kelompoktani merupakan salah satu langkah strategis dalam mendukung ketersediaan benih bermutu yang mudah diakses oleh petani dengan harga yang lebih murah. Kegiatan penumbuhan calon penangkar benih padi dilaksanakan di Desa Cipinang, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan Rapid Rural Appraisal (RRA) untuk mengetahui kondisi eksisting usahatani, peluang, kendala, dan permasalahan dalam penangkaran benih padi pada tingkat kelompok tani. Informasi hasil RRA, bahwa usahatani padi dilaksanakan sepanjang tahun dengan tiga musim tanam dan benih berasal dari kios sarana produksi, membenihkan sendiri, dan saling menukar benih dari sesama petani. Kendala yang dihadapi petani untuk menjadi penangkar benih adalah pengetahuan petani masih terbatas sehingga perlu pembinaan yang intensif. Oleh karena itu peningkatan kapasitas/ pengetahuan mengenai teknik produksi benih padi bermutu menjadi sangat penting dilakukan. Peluang penangkaran benih di Kabupaten Majalengka cukup tinggi dengan sasaran luas tanam padi pada Tahun 2015 seluas 99.932 ha dan 2.870 ha diantaranya berada di Kecamatan Rajagaluh. Jumlah benih yang dibutuhkan untuk luasan tersebut di Kabupaten Majalengka apabila diasumsikan kebutuhan benih 25 kg per ha adalah 2.498.300 kg atau 2.498,3 ton, sedangkan untuk Kecamatan Rajagaluh diperlukan benih 71.750 kg atau 71,75 ton. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan hanya + 18 ha selama 3 musim tanam
  • Item
    Tingkat Adopsi dan Dampak Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi di Kabupaten Brebes
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Kurniyati, Elly; Sahru Romdon, Anggi; Muryanto
    Pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) merupakan salah satu program utama untuk peningkatan produktivitas, namun terkendala tingkat adopsi di beberapa daerah yang cenderung menurun. Terkait dengan tingkat adopsi PTT, pengkajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik petani dan akses terhadap sumberdaya lahan, menganalisis tingkat adopsi dan faktor yang menjadi pertimbangan adopsi teknologi PTT, dan menganalisis dampak PTT terhadap produktivitas padi. Penelitian dilakukan di Kabupaten Brebes pada bulan September-Oktober 2011, dengan responden 30 orang petani peserta program PTT yang diambil secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur petani (47,14 tahun) berada pada kategori pengetrap awal, mereka berada pada periode produktif dan kondusif untuk menerima inovasi baru, didukung tingkat pendidikan rata-rata 9,74 tahun dan pengalaman berusahatani 23,15 tahun sudah dapat dianggap mampu mengikuti perkembangan teknologi dan diharapkan mudah menerima inovasi baru. Percepatan adopsi juga dimungkinkan karena aksesibilitas terhadap lahan, penyuluhan, sarana produksi, penggilingan, dan permodalan relatif dekat dan mudah. Tingkat adopsi teknologi PTT saat pelaksanaan program semuanya termasuk kategori tinggi, walaupun sesudah program beberapa diantaranya menurun. Hal ini dipengaruhi oleh faktor yang menjadi pertimbangan adopsi antara lain peluang terhadap kenaikan produktivitas, resiko kegagalan akibat penerapan teknologi rendah, dan kemudahan teknologi tersebut untuk diterapkan. Dampak positif program terhadap produktivitas padi ditunjukkan dengan peningkatan produktivitas non PTT yang sebelumnya hanya 5,29 t/ha setelah PTT naik 13,99% menjadi 6,03 t/ha GKG.
  • Item
    Respon Petani Terhadap Display VUB Padi Sawah Pada Pendampingan PTT di Kabupaten Cianjur
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Djatiharti, Arti
    Pendampingan teknologi mendukung PTT pada komoditas padi sawah irigasi (PSI) dilaksanakan pada MK I (April – Juli 2014) di dua kecamatan, yaitu: Kecamatan Cugenang, dan Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur. Penerapan komponen teknologi yang diaplikasikan pada kegiatan Display VUB Padi sawah adalah penerapan teknologi PTT, meliputi : penggunaan VUB Inpari 22, 26, dan Inpari 28, yang mempunyai perbedaan ketahanan terhadap WBC dan perbedaan kesesuaian terhadap ketinggian; sistem tanam jajar legowo 2:1 dengan jarak tanam dominan 50x25x15 cm, populasi tanaman sebanyak 178.000 per hektar; penyiangan dengan alat gasrok dan manual; pemupukan berdasarkan status hara (PUTS) dengan dosis rekomendasi menggunakan pupuk majemuk yaitu NPK Kujang/Ponska (30-6-8) dengan dosis 300-350 kg/ha serta pupuk organik sebanyak 500 kg/ha; waktu pemupukan disesuaikan dengan petani, pengendalian hama dan penyakit; dan pengelolaan panen dan pasca panen yang tepat. Data yang dikumpulkan dan diamati terdiri atas : karakteristik wilayah; serangan OPT; produktivitas rata-rata (t/ha) dalam GKP, dan respon petani (pengguna) terhadap penampilan umum tanaman dan mutu hasil (ukuran gabah/biji, warna gabah/biji, dan rasa nasi/biji). Hasil pengkajian display varietas tersebut diatas memperlihatkan bahwa, dua varietas yaitu Inpari 22, dan Inpari 28 dapat direkomendasikan sebagai varietas yang dapat dikembangkan di Kabupaten Cianjur wilayah utara. Varietas Inpari 22 (Kec. Cikalong Kulon), karena terlihat daun/malainya lebih segar dan tegak, serta lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit (OPT) dibandingkan Inpari 26, dan 28. Bila dilihat dari rasa nasi menurut petani ke dua varietas tersebut rasa nasinya sama sama pulen. Varietas Inpari 28 (Kec. Cugenang), waktu panen lebih cepat antara 7-10 hari dibandingkan Inpari 22, dan Inpari 26, dan lebih tahan terhadap penyakit Blast.
  • Item
    Sistem Usahatani Padi Sawah Irigasi Teknis Tumpuan Adopsi Teknologi Tanpa Olah Tanah di Desa Namu Ukur, Sumatera Utara
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Wasito
    Desa Namu Ukur memiliki sosio-agroekosistem spesifik yaitu lahan sawah irigasi teknis dengan kecukupan air dalam setahun. Untuk mengetahui eksistensi adopsi teknologi tanpa olah tanah (TOT) pada usaha tani padi di Desa Namu Ukur Kabupaten Langkat telah dilakukan pengkajian pada April – Juli 2015. Kajian diawali dengan mengamati dan melibatkan diri pada komunitas petani yang menerapkan TOT (10 petani) April – Juli 2015 dan TOT (10 petani) Juli – Nopember 2014 dalam konteks yang alami. Selanjutnya melakukan pengumpulan data primer melalui diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam, serta analisis secara deskriptif. Hasil kajian, total komponen teknologi yang diadopsi 52,14%, antara lain TOT (11,12%), benih bermutu (8,88%), panen tepat waktu (7,78%). Adopsi teknologi TOT dilakukan pada satu musim tanam selama setahun, bermanfaat menghemat input produksi sekitar 2 – 4 persen (biaya olah lahan/tenaga kerja, menekan gulma,).
  • Item
    Adopsi Teknologi PTT Padi Pada Display VUB Padi Sawah Di Kabupaten Sumedang
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)/BBSIP Padi, 2015-08-06) Lia Mulijanti, Siti; Sinaga, Anna
    Display PTT padi sawah merupakan salah satu metoda penyebarluasan teknologi pertanian. Melalui kegiatan display diharapkan teknologi yang direkomendasikan dapat diketahui dan diadopsi petani. Untuk itu tujuan dari pengkajian ini adalah mengetahui tingkat adopsi petani terhadap inovasi teknologi PTT padi sawah di kabupaten Sumedang dan merumuskan rekomendasi PTT padi sawah di kabupaten Sumedang yang spesifik lokasi. Penggkajian dilaksanakan di tiga desa pada tiga kecamatan yang berbeda, pada bulan April - Agustus 2014. Pengkajian dilaksanakan berupa display PTT padi sawah yang dilakukan secara partisipatif di lahan petani seluas 1,5 ha oleh 3 orang petani. Data diperoleh melalui survey dengan menggunakan kuesioner. Survey dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan display PTT padi sawah dengan responden sebanyak 66 orang petani dan Petugas Lapang. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tingkat adopsi petani terhadap inovasi teknologi PTT padi sawah meningkat setelah pelaksanaan display. Peningkatan adopsi terutama pada komponen teknologi : penggunaan benih bermutu, pemupukan spesifik lokasi dan penggunaan bahan organik. Rekomendasi teknologi di kabupaten Sumedang adalah penggunaan VUB, pemupukan berdasarkan PUTS, dan penggunaan jerami sebagai pupuk organik.