Prosiding Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Now showing 1 - 5 of 550
- ItemLampu Perangkap (Light Trap) Alat Pemantau dan Pengendalian Hama(Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Pertanian Tanaman Padi, 2025-09-01) Asian Food and Agricultural Cooperation Initiative; Balai Besar Penelitian dan Modernisasi Pertanian Tanaman PadiPendahuluan Pemantauan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan salah satu unsur dasar penerapan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang sangat penting. Pemantauan hama dapat dilakukan dengan bantuan alat atau dengan pengamatan secara langsung di pertanaman. Beberapa jenis perangkap untuk serangga antara lain: lampu perangkap (light trap), perangkap kuning berperekat (yellowpan trap), perangkap jaring (airnet trap), dan lubang perangkap (pitfall). Pemilihan jenis perangkap yang akan digunakan tergantung dari kondisi dan tujuan yang diinginkan. Lampu perangkap merupakan suatu unit alat untuk menangkap atau menarik serangga terutama serangga yang aktif dan tertarik cahaya pada waktu malam hari.
- ItemPengenalan Serangga Yang Tertangkap Light Trap(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2025-09-01) Asian Food and Agriculture Cooperation Initiative; Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Pertanian Tanaman PadiPendahuluan Lampu perangkap (light trap) merupakan salah satu alat pemantauan keberadaan serangga hama atau adanya migrasi dari daerah lain. Serangga yang tertangkap umumnya adalah serangga-serangga yang aktif dan tertarik cahaya pada waktu malam hari, baik serangga hama maupun musuh alami. Light trap saat ini banyak dijumpai di area pertanaman terutama padi karena sangat bermanfaat untuk deteksi dini keberadaan hama, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan atau pengendalian lebih awal dalam upaya menekan kerugian. Serangga-serangga yang dapat tertangkap umumnya memiliki sayap, seperti ngengat, wereng dan serangga lainnya
- ItemSwasembada Beras dan Mutu Beras Nasional Dalam Perdagangan Global(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Gaybita, H.M. NurPendahuluan Krisis pangan yang melanda sebagian belahan dunia telah menjadi perhatian dan kekhawatiran negara-negara berkembang serta negara-negara maju. Sehubungan dengan hal tersebut, Indonesia dengan potensi lahan yang cukup luas, sumberdaya manusia yang cukup besar, serta dengan teknologi dan permodalan yang ada sangat mempunyai peluang untuk meningkatkan produkai bahan makanan, baik untuk kebutuhan sendiri maupun untuk ekapor dalam arti swasembada jangka panjang. Dalam Undang Undang No. 7 tahun 1996 tentang bahwa dalam rangka ketahanan pangan, maka perlu diwujudkan cadangan tang pangan disebutkan, pangan nasional yang meliputi persediaan pangan di seluruh wilayah Indonesia. Mengacu pada pengertian di atas, maka cadan merupakan salah satu unsur ketahanan pangan yang sangat penting. Dengan cadangan pangan nasional demikian, cadangan pangan nasional yang cukup akan menjamin ketahanan pangan yang kuat. Dengan jumlah penduduk tahun 2008 yang telah mencapai di atas 234.42 juta jiwa yang hampir seluruhnya mengkonsumsi beras sebagai bahan makanan pokok, maka Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan dan berupaya mengantisipasi kondisi kerawanan pangan tersebut. Dalam menjaga ketersediaan pangan yang cukup dengan mutu yang prima serta untuk mencapai iwasembada beras, maka diperlukan inovasi/teknologi. motivasi, dan kreativitas yang berkaitan dengan peningkatan produksi Untuk mencapai itu semua diperlukan strategi, kebijakan, regulasi, dan implementasinya secara terfokus, terus menerus (berkelanjutan), efisien. berdaya saing, memiliki nilai tambah, dan terciptanya pemerataan Produksi yang diarahkan untuk mencapai swasembada serta eksper dengan kualitas yang prima serta setara harga internasional akan menghadapi Tantangan dalam perdagangan global
- ItemKetersediaan Inovasi Teknologi Unggulan Dalam Meningkatkan Produksi Padi Menunjang Swasembada dan Ekspor(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Sembiring, HasilRingkasan Krisit finansial global yang terjadi akhir-akhir ini telah berpengaruh langsung terhadap perekonomian nasional yang berimbas terhadap upaya peningkatan produkai pangan. Keberhasilan kita dalam meningkatkan produksi kembali mendapat ujian berat karena selain faktor ekonomi, pemanasan global yang berdampak pada kenaikkan suhu bumi dan perubahan iklim yang ditandai oleh suhu panas dan kekeringan, serta dalam bentuk iklim basah yang menimbulkan banjir berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap produkai nasional. Kenaikan permukaan air laut adalah gejala lain yang perlu diwaspadai dengan akibat semakin luasnya cekaman salinitas atau kegaraman yang tentu saja berakibat langsung terhadap pertumbuhan tanaman padi. Sementara itu, ditengah menciutnya ketersediaan lahan subur akibet alih fungsi lahan pertanian untuk berbagai keperluan lainnya, persaingan penggunaan air antara pertanian dengan industri, rumah tang dan sektor lainnya akan semakin ketat dan memerlukan terobosan buru untuk mengatasinya. Tangga, Mengingat pentingnya arti beras sebagai sumber kehidupan, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi terus berupaya menghasilkan inovasi teknologi yang disesuaikan dengan dinamika perubahan lingkungan strategis yang terus berkembang. Sebagai terobosan, maka peningkatan Indeks Pertanaman (IP) menjadi unggulan atau pilihan yang sangat penting dan strategis. Salah satu target yang ingin dilaksanakan adalah indeks pertanaman padi 400 (IP Padi 400) IP Padi 400 bertampu pada varietas unggul ultra genjah (VUUG) berumur 590 hari, teknologi budidaya, pengendalian hama, dan penyakit serta teknologi pascapanen. Dengan menerapkan inovasi unggulan diharapkan tujuan pemenuhan pangan nasional dan menjaga keberlanjutan produksi padi dapat tercapai secara berkesinambungan.
- ItemPengaruh Kombinasi Ketahanan Varietas Terhadap Perubahan Patotipe Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) Penyebab Penyakit Hawar Daun Bakteri Padi(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) SudirAbstract The bacterial of Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) caused the rice bacterial leaf blight disease on rice easily change their virulence. This research to study the mechanism change of bacterium pathotype of Xoo especially on the effect of plant mosaic, mixture, and rotation of varieties by inoculation method. Experiments were conducted using Randomized Block Design with five replications during the dry season (DS) of 2007 and wet season (WS) of 2007/2008 in Sukamandi. As treatment is pattern plant mosaic, mixture, and rotation planting system of varieties The results indicate that bacterium of Xoo of result of first inoculation not change of that virulence of Xoo on the first of inoculation not increased. On the second inoculation indicate on the mosaic and mixed varieties change the hem of from group of pathotype III become VIII. While on the planting varieties with rotation that virulence is change from group of pathotype III become group of pathotype IV. Abstrak Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo) penyebab penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi sangat mudah berubah patotipenya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari mekanisme perubahan patotipe bakteri Xoo terutama tentang pengaruh pola tanam mozaik, campuran, dan pergiliran varietas terhadap virulensi bakteri xoo dengan uji inokulasi atau penularan. Penelitian dilaksanakan di screen field Sukamandi pada MK 2007 dan MH 2007/2008. Percobaan ditata dalam rancangan acak kelompok 5 ulangan, sebagai perlakuan adalah pola tanam mozaik, campuran, dan pergiliran varietas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri Xoo dari hasil inokulasi pertama tidak terjadi perubahan virulensi. Hasil inokulasi kedua menunjukkan adanya perubahan virulensi yaitu pada pertanaman mozaik dan campuran bakteri Xoo berubah virulensinya dari kelompok patotipe III menjadi VIII. Sedangkan pada pertanaman pergiliran varietas terjadi perubahan peningkatan virulensi yaitu dari kelompok patotipe III menjadi kelompok patotipe IV.