Peternakan
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Peternakan by Title
Now showing 1 - 20 of 583
Results Per Page
Sort Options
- Item6 Hal Penting Dalam Memelihara Reptil Sebagai Hewan Kesayangan(Direktorat Kesehatan Hewan, 2024-09) Kurniawan, Wahyu EkoReptil merupakan salah satu jenis hewan peliharaan yang tidak biasa, namun sebenarnya cukup mudah pemeliharaannya. Contoh reptil antara lain ular, kurakura, kadal dan tuatara. Ada sekitar 7.900 spesies reptil yang sampai saat ini mendiami berbagai tipe habitat beriklim sedang dan tropis termasuk padang pasir, hutan lahan basah, air tawar, hutan bakau dan laut terbuka. Reptil sering dianggap sebagai hewan yang menakutkan karena sebagian besar berbahaya dan berbisa, namun sekarang pandangan itu telah berubah dan banyak orang yang senang memelihara hewan melata ini karena keunikan dan variasi warnanya.
- Item7 Kementerian Mengawasi Investor Peternakan(Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, 2023-04) Susanti, IdhaPengawasan rutin terhadap investor telah dilakukan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), akan tetapi mulai Tahun 2023 Kementerian Investasi/ BKPM mengajak Kementerian terkait lainnya untuk melakukan pengawasan bersama. Pengawasan yang dimaksud adalah pemantauan dan monitoring terhadap pelaksanaan investasi terutama investasi oleh investor asing. Tujuan pelaksanaan pengawasan bersama antara lain adalah memberikan kenyamanan kepada investor supaya tidak didatangi oleh tim pemantauan dan monitoring berkali-kali karena jadwal antara kementerian yang berbeda-beda. Selain itu juga memberikan solusi bersama apabila ditemukan ada masalah yang harus dibahas bersama kementerian terkait lainnya, sehingga dapat dibahas secara bersama-sama dengan semua kementerian terkait.
- ItemAda Apa dengan Nitrit dan Sarang Burung Walet yang Dicuci(Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, 2024-04) Hakim, Shofia NurulBurung walet hidup dan berkembang biak di kawasan tropis yang memiliki suhu udara dan curah hujan tertentu. Mereka jarang ditemui di Eropa, Amerika, dan Afrika, tapi banyak terdapat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Kamboja, dan Laos. Selain itu, mereka juga ada di beberapa negara lain seperti Singapura, Brunei Darussalam, Myanmar, India, Australia, Papua Nugini, dan Filipina. Tempat tinggal ideal burung walet adalah daerah yang lembab dengan banyak tempat bersarang, seperti gua, rumah kayu, pohon besar, atau jendela gedung.
- ItemAgribisnis itik turi Bantul(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, 2005-09) Sarjono; Harwono, Rudy; Winarti, Erna
- ItemAkselerasi Peningkatan Produktivitas Sapi Potong dan Kerbau Melalui Teknologi Inovatif Mendukung UPSUS SIWAB(IAARD Press, 2020) Editor: Sjamsul Bahri; Subandriyo; I Wayan MathiusKementerian Pertanian telah menetapkan Program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) sejak tahun 2017 sebagai upaya khusus dalam meningkatkan populasi sapi dan kerbau untuk meningkatkan produksi daging sapi di dalam negeri. Kegiatan UPSUS SIWAB ini mencakup dua program utama, yaitu peningkatan populasi melalui Inseminasi Buatan (IB) dan Intensifikasi Kawin Alam (Inka). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), dalam hal ini satker lingkup Pusat Penelitian dan Penembangan Peternakan (Puslitbangnak) dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), telah turut mendampingi program tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.8933/kpts/OT.050/F/12/2016 tentang Tim Supervisi Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting. Dalam kegiatan ini, juga diintroduksikan berbagai invensi teknologi hasil riset Balitbangtan guna mendukung keberhasilan program UPSUS SIWAB. Supervisi dan pendampingan yang telah dilakukan selama periode 2017- 2019 di 34 provinsi memberikan respons yang berbeda antar wilayah provinsi dan kabupaten. Selain output utama berupa laporan IB, kebuntingan dan kelahiran, juga diperoleh data dan informasi lain, yaitu respons inovasi teknologi mendukung UPSUS SIWAB. Kampung Inovasi SIWAB menjadi salah satu implementasi percontohan atau demfarm dari kegiatan ini. Dalam rangka mendokumentasikan hasil-hasil yang diperoleh tersebut, Puslitbangnak berinisiasi menerbitkan Buku Bunga Rampai yang berjudul “Akselerasi Peningkatan Produktivitas Sapi Potong dan Kerbau melalui Teknologi Inovatif Mendukung UPSUS SIWAB”. Buku ini berisikan variasi data dan informasi yang diperoleh dari 34 provinsi dengan penulis dari peneliti dan penyuluh BPTP, serta UPT lingkup Puslitbangnak. Hal ini, juga merupakan perwujudan komitmen dari seluruh Tim Supervisi dan Pendampingan UPSUS SIWAB yang dapat menjadikan aktualisasi diri dalam menghasilkan karya tulis ilmiah.
- ItemAnalisa Perkembangan Harga Komoditas Peternakan Strategis Pada Periode Triwulan 1 Tahun 2024(Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, 2024-04) Wihantoro, PradiBerdasarkan Laporan Monitoring mingguan selama Triwulan I (Januari - Maret) 2024 Ditjen PKH, ketersediaan stok daging sapi/kerbau di awal bulan Januari 2024 mencapai 96.756 ton, produksi daging sapi/kerbau lokal sekitar 59.499 ton, produksi dari sapi/kerbau bakalan impor mencapai 30.026 ton (setara 110.986 ekor), dan impor daging sapi/kerbau 13.443 ton, ini menunjukkan kondisi ketersediaan daging selama Triwulan I dalam kondisi cukup aman karena sampai bulan Maret 2024 dari total ketersediaan dikurangi kebutuhan masih terdapat surplus daging sapi sebanyak 33.864 ton.
- ItemAnalisa Usaha Ayam Broiler Komersial(Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, 2022-08) Susanti, Idha
- ItemAnalisis Filogenetik pada Sapi Peranakan Angus(Sekolah Pascasarjana UGM, 2016-10-29) Dwi Ahmad Priyadi; Yudi Adinata; Tety HartatikStudi terkait kemurnian ternak sapi di Indonesia perlu dilakukan guna mengetahui nilai kekerabatan dan memprediksi nenek moyang, agar usaha pemuliaan ternak dapat dilakukan secara tepat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan studi kekerabatan berdasar gen Cytochrome b yang hanya diwariskan secara maternal. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 15 ekor sapi Peranakan Angus, berasal dari Sragen, Jawa Tengah, yang telah dibudidayakan sejak tahun 1980-an oleh peternak rakyat. Materi pembanding berupa 54 data sekuen referensi gen Cytochrome b dari berbagai sapi dan negara (GenBank). Pembuatan pohon filogenetik menggunakan program Mega 6 dengan metode maximum likelihood (1000 nilai Bootstrap, parameter Tamura-Nei) dengan pembanding 8 sekuen gen Cytochrome b individu out-group (GenBank). Hasil yang didapatkan ialah sapi Peranakan Angus yang disampel terbagi dalam 2 cabang moyang, yaitu cabang yang memuat Banteng (Bos javanicus) dan cabang Sapi Domestik (Bos indicus dan Bos taurus), dengan mayoritas sampel (n= 13) berada pada cabang Banteng. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar sapi Indonesia masa kini, baik persilangan maupun lokal memiliki moyang maternal yang berasal dari Banteng dan sebagian kecil memiliki kedekatan moyang dengan Bos indicus atau Bos taurus. Kuat praduga bahwa moyang sapi asli Indonesia dan sekitarnya ialah dari spesies Bos javanicus, Bos sauveli, Bos grunniens, dan Bos frontalis.
- ItemAnalisis Pemasaran Komoditas Peternakan Unggulan Telur Ayam Ras Petelur(Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian/PPHP, 2012) Perpustakaan Sekretariat Jenderal Kementerian PertanianBuku analisa pemasaran komoditas unggulan telur ayam ras ini berisi hasil analisis perkembangan harga, produksi, populasi, konsumsi dan ekspor/impor. Analisa harga dilakukan menggunakan data harga tahun 2009 sampai dengan 2012, produksi tahun 2009 sampai dengan 2012, di 7 (tujuh) daerah yaitu : Bandung, Palembang, Medan, Padang, DIY, Pontianak, Surabaya. Analisis dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Hashl kajian sebagai berikut: (1). Analisa Perkembangan harga bulanan komoditas Telur Ayam Ras. (2). Analisa Produksi Sentra, (3). Analisa korelasi, Analisa Variasi.
- ItemAnalisis Risiko Pemasukan Bahan Baku Pakan Ruminansia dari Kanada ke Wilayah Republik Indonesia(Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2018) Naipospos, Tri Satya Putri; Wibawan, I Wayan Teguh; Rifqi, Dinal; Hidayat, Muhammad Muharram; Manggung, R. Enen Rina RosadiKebijakan pemerintah c.q. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian untuk memberikan persetujuan pemasukan bahan baku pakan hewan dari sejumlah negara tertentu ke Indonesia dimaksudkan untuk mendorong produksi daging dan telur sebagai sumber protein yang murah. Industri pakan ternak di Indonesia masih tergantung kepada bahan baku impor, dimana 35% dari bahan baku tersebut diimpor dari sejumlah negara. Sisanya 65% seperti jagung dan bekatul dipasok dari dalam negeri1. Selama ini, bahan baku pakan ternak seperti tepung daging dan tulang (meat and bone meal/MBM) dimasukkan dari 4 (empat) negara yaitu Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Kanada. Dalam sejarahnya, pemasukan MBM dari Kanada dan Amerika Serikat (AS) pernah dihentikan pemerintah Indonesia, oleh karena masalah penyakit Bovine Spongiform Encephalopathy (BSE).
- ItemAnalisis Risiko Pemasukan Daging Sapi Beku Tanpa Tulang dari Brazil ke dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia(Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2018) Naipospos, Tri Satya Putri; Sumiarto, Bambang; Putra, Anak Agung Gde; Lukman, Denny Widaya; Latif, Hadri; Estoepangesti, A.T. Soelih; Suganda, Agung; Suandy, Imron; Sutanto, Yadi Cahyadi; Susanto, Eko; Pratama, Mario Lintang; Suseno, Pebi Purwo; Fitri, Esmiralda EkaPemerintah Indonesia berencana untuk menjajaki peluang impor daging sapi tanpa tulang dari Brazil untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri. Saat ini, Pemerintah Indonesia telah menyetujui impor daging sapi dari Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Jepang dan Spanyol. Di samping itu juga dilakukan impor daging kerbau tanpa tulang dari India. Dengan langkah ini diharapkan negara asal impor dapat lebih beragam dan berpeluang untuk menjaga stabilitas harga daging sapi/kerbau di dalam negeri. Salah satu hambatan teknis yang sejak lama diidentifikasi dalam usulan impor daging sapi dari Brazil ke Indonesia adalah penyakit mulut dan kuku (PMK). Indonesia adalah negara bebas PMK sejak tahun 1986 dan statusnya mendapat pengakuan resmi dari Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) pada tahun 1990. Oleh karena itu, daging sapi yang diimpor dari Brazil harus dijamin aman dan tidak akan membahayakan status bebas PMK yang dimiliki Indonesia saat ini.
- ItemAnalisis Semi Kuantitatif Peluang Masuknya Rabies ke Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau(Balai Veteriner Bukittinggi, 2019) Hartini, Rina; Fitria, Yul; Susanti, Tri; Rahmadani, Ibenu; Krisnandana; Mustiana, Ana; M. Mardani; Jejen S.Pulau Rupat merupakan salah satu pulau terbesar di Kabupaten Bengkalis yang menjadi salah satu tujuan destinasi wisata. Delapan tahun terakhir kasus Rabies sudah tidak pernah dilaporkan. Angka kejadian Rabies di wilayah endemis rabies yang berbatasan langsung dengan Pulau Rupat adalah cukup tinggi sehingga diperlukan penilaian risiko terhadap peluang masuknya rabies ke Pulau Rupat. Dengan jarak yang tidak terlalu jauh dan kepadatan lalu lintas dari dan ke Pulau Rupat menjadikan peluang terhadap tertularnya penyakit Rabies. Oleh karena itu perlu dilakukan penilaian/analisis risiko setiap pemasukan/pengeluaran hewan terutama anjing. Pendekatan yang dilakukan dalam kajian ini adalah (1) Focal Group Discussion dengan para ahli (tim kajian epidemiologi) dari berbagai instansi seperti Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Riau, Dinas Pertanian Kabupaten Bengkalis. Pada dasarnya FGD ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai faktor-faktor resiko yang memiliki kemungkinan menyebabkan masuknya Rabies ke Pulau Rupat melalui kapal kayu, Spead Boat dan Kapal Roro yang masuk; (2) Pembuatan alur yang melibatkan faktor-faktor resiko yang diperoleh dari hasil FGD; (3) Penilaian semi kuantitatif risiko dengan menggunakan tabel probabilitas. Penilaian risiko secara resmi kuantitatif peluang masuknya Rabies ke Pulau Rupat dari wilayah endemik rabies dari pelabuhan Kota Dumai melalui Moda Transportasi sangat rendah (1,8 x 10-4) atau dapat diabaikan dengan peluang terbesar adalah lewat transportasi kapal kayu. Rekomendasi strategi untuk mempertahankan wilayah Pulau Rupat dari masuknya HPR adalah melakukan KIE pada pelabuhan penyeberangan di pintu masuk di Pulau Rupat dan Kota Dumai, public awarness pada pemilik kapal kayu dan menurunkan dan prevalensi rabies di Kota Dumai diturunkan.
- ItemAncaman Bagi Sang Primadona di Kota Rusa(Direktorat Kesehatan Hewan, 2024-09) Sulaxono, Ratna Loventa; Hutagalung, Christian Sutanto; Yarisetouw, Nicolas; Juwianto, TriSapi dan babi adalah komoditas ternak yang sangat penting selain rusa di Provinsi Papua Selatan, termasuk di Kabupaten Merauke yang dijuluki sebagai Kota Rusa. Peningkatan populasi dan produktivitas ternak di daerah ini sangat dipengaruhi oleh manajemen pemeliharaan dan kondisi kesehatan ternak. Kondisi kesehatan ternak adalah faktor penting yang dapat memengaruhi produktivitas dan kelangsungan hidup ternak. Beberapa penyakit umum yang sering menjadi ancaman bagi ternak di Papua Selatan yaitu penyakit mulut dan kuku (PMK), anthrax, flu babi, penyakit pernapasan dan penyakit parasiter.
- ItemANTIMICROBIAL RESISTANCE IN INDONESIA(Balai Besar Penelitian Veteriner, 2017) Maphilindawati Noor, Susan; Susanti, Susanti; Wiyono, Agus; Bahri, Sjamsul; Balai Besar Penelitian VeterinerBalai Besar Penelitian Veteriner pada tahun 2017 telah melaksanakan penelitian analisis kebijakan veteriner, sebagai salah satu tugas dan fungsinya. Kegiatan penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 tahun, yang dimulai pada tahun 2015. Judul kegiatan penelitian ini adalah “Analisis Kebijakan Veteriner Mendukung Pengembangan Sistem Kesehatan Hewan Nasional (SISKESWANAS)” yang secara berkelanjutan dirancang sebagai pendukung pengembangan SISKESWANAS terutama dalam aspek penelitian dan pengembangannya. Sebagaimana tahun sebelumnya, kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan yaitu bersifat antisipatif terkait penanganan AMR Untuk penelitian antisipatif penanganan antimicrobial resistance (AMR) di Indonesia mengingat permasalahan ini sudah menjadi perhatian tidak hanya nasional melainkan juga global. Dalam mengatasi kompleksnya masalah AMR memerlukan pendekatan dari banyak aspek yang saling terkait sehingga perlu dibangun suatu model dengan pendekatan system dynamics. Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data terkait AMR dilanjutkan dengan pelaksanaan beberapa focus group discussion mengundang narasumber yang menguasai aspek farmasetika obat hewan khususnya antibiotik dari Komisi Obat Hewan (KOH) dan narasumber yang menguasai aspek pemodelan dengan pendekatan system dynamics. Pada tahun 2017 ini pengembangan pemodelan penanganan AMR pada ternak di Indonesia difokuskan pada ternak ayam pedaging dan terhadap 2 (dua) macam antibiotik, yaitu Oxytetracycline dan Enrofloxacine. Hingga akhir tahun 2017, telah berhasil dikembangkan struktur penanganan AMR pada ayam pedaging akibat penggunaan antibiotik Oxytetracycline dan/ atau Enrofloxacine. Dengan dikembangkannya struktur ini maka dapat diketahui kompleksitas permasalahan sehingga dapat diperoleh rekomendasi awal penanganannya. Hasil penelitian ANJAK ini diharapkan dapat mendukung pengembangan SISKESWANAS dalam kerangka penyelengaraan kesehatan hewan nasional yang terpadu.
- ItemApakah itu Investment Project Ready to Order (IPRO)?(Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, 2023-08) Susanti, IdhaSampai saat ini realisasi investasi bidang peternakan belum mencapai 1% jika dibandingkan dengan total investasi di Indonesia. Untuk itu diperlukan berbagai upaya untuk menarik para investor untuk menanamkan modalnya di bidang peternakan.
- ItemAsidosis Rumen Terhadap Kasus Laminitis(Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, 2022) Meilansari, Ayumayandini Estika; Balai Besar Inseminasi Buatan SingosariLaminitis merupakan lesi non infeksious pada kuku sapi yang sering diakibatkan oleh faktor lingkungan dan gangguan metabolisme (Nordlund et al., 2004). Laminitis merupakan gambaran kejadian penyakit yang telah berjalan sistemik yang memiliki satu atau lebih lesio pada kuku, diantaranya : perdarahan dan nekrosa pada bagian white line kuku (Kloosterman 2007).
- ItemAssement of combination Treatment of Hormonal and Artifical Iseminetion and artifical Insemination of (AI) for Twining Calf Birth(Indonesian Center for animal Reserch and Development Indonesian agency for Agricultural Reserch and Development minstry of agriculture republic of Indonesia IAARD Press, 2012) Dini Hardin; M.D Dikman; M.A Mualif; Loka Penelitian Sapi Potong
- ItemBahan ajar menangani susu(BBPP Batu, 2022-10-05) SSW, Endang; Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu"Susu merupakan bahan makanan yang sangat baik untuk anak yang sedang dalam pertumbuhan karena mengandung bahan-bahan seperti karbohidrat, lemak, protein dan mineral dalam proporsi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak, karenanya sering disebut sebagai makanan yang sempurna. Susu juga kaya akan garam mineral terutama kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang pada anak. Selain bahan-bahan tersebut, susu juga mengandung semua vitamin-vitamin essensial untuk pertumbuhan, kesehatan dan reproduksi. Susu sapi tersusun dari air sekitar 87,3% dan bahan kering 12,7% yang terdiri dari: protein 3,2%, lemak 3,7%, laktosa sekitar 4,8%, non protein nitrogen 0,19% dan abu 0,7%. Protein terdiri dari kasein (sekitar 80 %), protein whey, dan imunoglobulin. Disamping sifat-sifat yang telah disebutkan, susu juga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan berbagai jenis bakteri, sehingga susu mudah mengalami kerusakan. Usaha untuk memperkecil terjadinya kontaminasi dari lingkungan disekitar susu terus dilakukan seperti memperhatikan kebersihan dan sanitasi serta menekan perkembang biakan bakteri pada susu seperti penanganan susu yang bertujuan mempertahankan kualitas produk segar tetap prima sampai ketangan konsumen dengan menekan kerusakan sehingga memperpanjang daya simpan dan meningkatkan nilai ekonomis hasil peternakan. Penanganan di tempat pemerahan, menggunakan peralatan: (1). Ember susu, sebagai wadah penampungan susu yang diperah secara manual; (2). Saringan susu/Strainer, sebagai penyaring agar air susu benar-benar bersih dari benda-benda asing yang terikut pada waktu pemerahan (rambut, sel ephithel, kotoran lain); (3). Milk Can, sebagai alat menampung dan menyimpan sementara susu hasil pemerahan sebelum dikirim ke koperasi/MCC (Milk Collecting Center) yang jarak waktu tempuhnya tidak lebih 2 jam dari proses pemerahan; (4). Mesin pemerah susu, dengan mesin perah akan mengurangi kontak susu dengan tukang perah dan lingkungan kandang, sehingga susu hasil perahan lebih bersih dan higienis. Untuk melakukan penanganan susu segar di tingkat peternak, maka beberapa hal penting yang dilakukan, antara lain yang menyangkut orang yang langsung menangani pemerahan, peralatan yang digunakan, serta bahan-bahan kimia yang digunakan untuk sanitasi.
- ItemBAHAN AJAR STRATEGI PEMBERIAN PAKAN(2020-02) Rip Krishaditersanto, S.Pt; Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang
- ItemBBPTU HPT Baturraden sebagai Calon Center of Excellence Peternakan Organik(Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, 2023-12) Marta, M. Muhaimin; Lestari, Gravita Puji