Buku
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buku by Subject "A Agriculture/Pertanian::A50 Agricultural research/Penelitian Pertanian"
Now showing 1 - 20 of 61
Results Per Page
Sort Options
- ItemBIOMASSA TANAMAN PERKEBUNAN Fisik dan Proksimat serta Konversi Bio dan Termal Biomassa untuk Bioenergi(IAARD Press, 2018) Andi Amran Sulaiman; Muhammad Syakir; Fadjry Djufry; Haris Syahbuddin; Sumanto; Bambang Purwantana; Nur Richana; Bambang PrastowoBiomassa tanaman adalah semua bagian tanaman dari akar sampai pucuk daun. Dinamika dan perkembangan kebutuhan manusia dan perubahan global kondisi dunia menyebabkan kebutuhan atas pangan dan energy menjadi semakin meningkat. Seiring dengan makin terbatasnya sumberdaya, manusia akhirnya kembali memanfaatkan salah satu kekayaan awal kehidupan yaitu biomassa terutama yang berasal dari pertanian dan khususnya tanaman perkebunan yang dinilai cukup melimpah dan sangat potenial. Kebutuhan atas pangan dan energy apabila tidak diperhitungkan secara seksama maka akan menimbulkan ketidak-imbangan lingkungan. Oleh karena itu biomassa pertanian khususnya biomassa perkebunan sudah harus dihitung dengan seksama ketersediaannya, jenis maupun kualitasnya, sehingga degan mudah diketahui cara pemanfaatan yang aman ke depannya.
- ItemBUDI DAYA DAN AGRIBISNIS KEMIRI SUNAN SUMBER BAHAN BAKAR NABATI(IAARD Press, 2014) Muhammad Syakir; Dibyo Pranowo; Maman Herman; Abdul Muis HasibuanKemiri sunan [Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw] adalah salah satu jenis tanaman penghasil minyak nabati yang sangat potensial untuk bahan baku biodiesel. Minyak nabati dari tanaman ini diharapkan menjadi salah satu sumber energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar biodiesel. Untuk mendukung upaya tersebut, budi daya dan agribisnis tanaman ini perlu diketahui oleh masyarakat. Sebaran kemiri sunan masih terbatas di Jawa Barat sehingga pengembangan tanaman ini secara luas di seluruh wilayah Indonesia memerlukan strategi, perencanaan, dan koordinasi yang baik dari semua pihak terkait. Informasi dalam buku Budi daya dan Agribisis Kemiri Sunan Sumber Bahan Bakar Nabati ini merupakan hasil penelitian Badan Llitbang Pertanian selama lima tahun terakhir.
- ItemBudi daya dan Pascapanen TEH(IAARD Press, 2017) Dedi Soleh Effendi; Muhammad Syakir; M. Yusron; Rr. Sri HartatiTanaman teh (Camellia sinensis) pertama sekali dikenal di Cina yaitu di daerah provinsi Yunnan bagian Barat Daya Cina yang memiliki iklim tropis dan sub tropis. Syarat tumbuh untuk tanaman teh adalah kesesuaian iklim, tanah dan elevasi. Iklim. Iklim yang baik untuk pertumbuhan tanaman teh meliputi suhu udara yang berkisar 13 - 15 C, kelembaban relatif pada siang hari > 70%, curah hujan tahunan 2.000 mm, yaitu pada bulan-bulan tanam,curah hujan < 60 mm. Intensitas cahaya tidak boleh terlalu tinggi agar suhu tidak meningkat drastis. karena bila suhu mencapai 30C pertumbuhan tanaman teh akan terhambat. Untuk mengurangi intensitas cahaya, pada ketinggian 400 – 800 m kebun-kebun teh memerlukan pohon pelindung tetap atau sementara. Suhu tinggi juga dapat merusak perakaran tanaman terutama akar di bagian atas. Pemberian mulsa 20 ton/ha diperlukan untuk menurunkan suhu tanah. Angin yang terus menerus dapat menyebabkan daun rontok, disamping itu juga merupakan media penyebaran hama dan penyakit.
- ItemBudidaya dan Pasca Panen Tanaman Aren dan Sagu(Balai Penelitian Kelapa, 1994) Balai Penelitian KelapaSalah satu tujuan pembangunan pertanian Pelita V adalah menganeka ragamkan komoditas pertanian guna menunjang perluasan pašar dan kesempatan kerja. Tanaman palma yang diprogramkan dalam Pelita V adalah Aren, Lontar, Pinang dan Sagu (ANO- NIM, 1989).
- ItemBudidaya dan Pascapanen Kopi(IAARD PRESS, 2012) Bambang Prastowo, Elna Karmawati, Rubiyo, Siswanto, Chandra Indrawanto, S. Joni Munarso, Joko PitonoTanaman kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas unggulan nasional. Sampai saat ini, Indonesia sangat berpeluang untuk menjadi produsen terbesar, karena Indonesia berada di urutan ketiga setelah Vietnam dan Brazil. Untuk mendukung pengembangan kopi, terutama untuk membantu masyarakat yang tertarik kepada tanaman kopi, maka buku ini disusun. Budidaya dan pascapanen kopi perlu diketahui masyarakat untuk menjadi pedoman umum terutama bagi praktisi di lapangan.
- ItemBudidaya dan Prospek Pengembangan Pala dan Panili(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 1990) Balai Penelitian Tanaman Rempah dan ObatPembangunan nasional pada Pelita V masih diletakkan pada bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Salah satu tujuan dari pembangunan pertanian sebagaimana yang tercantum dalam GBHN adalah meningkatkan ekspor komoditi pertanian, menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan petani, Komoditas-komoditas pertanian yang dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya adalah pala dan panili.
- ItemDiversifikasi Hasil dan Usaha Perbaikan Mutu Teh Rakyat(Pusat Penelitian Perkebunan Gambung, 1988) Pusat Penelitian Perkebunan GambungProduk komoditas teh Indonesia dikenal berupa teh hitam (black tea) terutama untuk ekspor, dan teh hijau (green tea) yang merupakan hasil setengah jadi sebagai bahan untuk diproses lebih lanjut menjadi teh wangi (scented tea, jasmine tea). Perbedaan pokok antara kedua macam produk teh tersebut ialah dalam proses pengeolahannya. Proses pengolahan teh hitam memerlukan adanya fermentasi, sedangkan dalam proses pengolahan teh hijau harus dicegah terjadinya fermentasi.
- ItemEKOBIOLOGI DAN PENGENDALIAN HAMA SEXAVA PADA TANAMAN KELAPA(IAARD PRESS, 2015) Meldy L. A. HosangSejarah membuktikan bahwa hama ini sangat merusak tanaman kelapa sehingga pada tahun 1978 dilakukan pengendalian dengan insektisida melalui penyemprotan dari udara. Sesudah itu dilanjutkan dengan penggunaan insektisida melalui injeksi batang dengan insektisida sistemik. Pengendalian dapat menekan populasi hama dalam waktu cepat tetapi tidak berkelanjutan malahan terdapat dampak samping yang merugikan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
- ItemEksplorasi, Konservasi dan Pengembangan Tanaman Obat : Suatu Pemikiran Memanfaatan Tanaman Nasional(Kantor Menteri Riset dan Pengembangan, 1990) Kantor Menteri Riset dan PengembanganKawasan tropis memiliki sumberdaya alam yang kaya dengan berbagai flora dan fauna, serta merupakan potensi yang dapat memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan umat manusia. Sumberdaya alam hayati tropis tersebut, umumnya memiliki sifat yang spesifik, bahkan di beberapa kawasan menunjukkan sifat-sifat yang unik.
- ItemKajian Fitokimia Tanaman Obat(Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, 1990) Pusat Penelitian dan Pengembangan FarmasiPenggunaan obat tradisional oleh masyarakat terus meningkat. Hal ini dapat dilihat terutama untuk obat tradisional yang diproduksi oleh pabrik. Jumlah pabrik/industri obat tradisional meningkat pesat dari 176 buah pada tahun 1976 menjadi 432 buah pada tahun 1989 (1). Demikian juga dalam penggunaan bahan baku berupa simplisia, yang dapat diperoleh dari dalam negeri maupun dari impor, yaitu mengalami kenaikan sebesar 343.76% dari tahun 1983 sampai tahun 1988 (2).
- ItemKajian Manfaat Pengaadan Bahan Baku Jamu dan Obat Tradisional(Pusat Penelitian Obat Tradisional Universitas Gadjah Mada, 1990) Pusat Penelitian Obat Tradisional Universitas Gadjah MadaYang menarik untuk diperhatikan adalah bukan hanya kenaikan kuantitas produk dengan indikasi konvensional seperti penguat, pelangsing tubuh atau penyegar badan, tetapi terjadi pula diversifikasi indikasi produk sesuai dengan pergeseran pola penyakit yang sedang terjadi di Indonesia yaitu dari penyakit infeksi ke penyakit kardiovaskular, metabolisme dan kejiwaan seperti hipertensis, diabetes, hiperkolesterolemia, kanker, kencing batu dan strees. Peningkatan ini memberikan konsekuensi pada kenaikan pengadaan bahan baku, bukan hanya kuantitasnya tetapi juga jenis bahan bakunya.
- ItemKandungan Utama Daun Kumis Kucing(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 1990) Balai Penelitian Tanaman Rempah dan ObatTanaman kumis kucing atau Orthosipon aristatus Miq merupakan salah satu tanaman obat-obatan yang sudah terkenal di dalam negeri dan luar negeri.
- ItemKebijaksanaan Produksi Tanaman Obat(Direktorat Jenderal Perkebunan, 1990) Direktorat Jenderal PerkebunanIndonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditas tanaman obat yang potensial, sebanyak 940 spesies dan sekitar 80 jenis tanaman obat sudah diproduksi dan dipergunakan dalam pembuatan obat modern dan obat tradisional/jamu.
- ItemKebijaksanaan Produksi Tanaman Obat(Direktorat Jenderal Perkebunan, 1990) Direktorat Jenderal Perkebunanndonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditas tanaman obat yang potensial, sebanyak 940 spesies dan sekitar 80 jenis tanaman obat sudah dipergunakan dalam pembuatan obat modern dan obat tradisional/jamu diproduksi dan Prospek pengembangan produksi tanaman obat cukup cerah, mengingat beberapa faktor pendukung seperti keadaan tanah dan iklim, perkembangan industri obat modern dan tradisional/jamu, industri makanan dan minuman serta meningkatnya konsumen dalam dan luar negeri.
- ItemKEMIRI SUNAN SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR NABATI(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2015) Dibyo Pranowo; Maman Herman; Syafaruddin; Iwa Mara TrisawaKemiri sunan (Reutealis trisperma [Blanco] Airy Shaw) adalah nama tanaman yang diberikan terhadap jenis tanaman kemiri racun, yang merupakan tumbuhan asli tropis. Tanaman ini sangat potensial sebagai penghasil minyak nabati, karena bijinya mengandung minyak dengan rendemen sekitar 50%. Terkait dengan semakin tipisnya cadangan minyak yang berasal dari fosil, keberadaan tanaman ini memberikan harapan baik karena minyak nabati yang dihasilkannya dapat diproses menjadi biodiesel, sebagai pengganti minyak yang berasal dari fosil. Tanaman kemiri sunan tingginya dapat mencapai 15-20 meter, mahkota daun yang rindang, dan sistem perakaran yang dalam sangat ideal sebagai tanaman konservasi untuk mencegah erosi dan memperbaiki kesuburan tanah. Atas dasar itu, tanaman ini sangat potensial, selain dapat menghasilkan minyak nabati juga untuk meningkatkan produktivitas lahan-lahan kritis di Indonesia. Disamping itu, isu pemanasan global dan adanya keharusan semua negara di dunia untuk mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca, maka tanaman ini memiliki harapan menjadi salah satu alternatif rehabilitasi lahan maupun pengembangan kehutanan dan perkebunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hingga saat ini tanaman kemiri sunan belum menjadi komoditas yang diperdagangkan sebagaimana beberapa komoditas lainnya seperti karet, kopi, kakao, teh, dll. Namun demikian dengan potensi yang dimilikinya, proses ke arah komoditi yang memiliki nilai ekonomi tinggi sangat menjanjikan, mengingat tanaman ini berpotensi sebagai sumber bahan baku biodiesel.
- ItemKemiri Sunan, Tanaman Penghasil Minyak Nabati dan Konservasi lahan(IAARD Press, 2013) Maman Herman; Muhammad Syakir; Dibyo Pranowo; Saefudin; SumantoKrisis energi yang melanda dunia termasuk Indonesia, telah mendorong berbagai pihak untuk mencari energi alternatif yang dapat diperbaharui. Kebutuhan energi, khususnya bahan bakar solar, dari tahun ke tahun terus meningkat seiiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat. Sementara itu cadangan minyak bumi dunia, menurut para ahli diperkirakan hanya tinggal untuk 100 tahun kedepan. Kemiri sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) adalah salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak nabati yang dapat diproses lebih lanjut menjadi biodiesel beserta turunannya. Habitus tanaman berbentuk pohon dengan tinggi dapat mencapai 15-20 m, mahkota daun yang rindang, dan sistem perakaran yang dalam sangat ideal sebagai tanaman konservasi. Atas, dasar itu, tanaman ini sangat potensial, disamping dapat menghasilkan minyak nabati juga untuk meningkatkan produktivitas lahan-lahan kritis di Indonesia.
- ItemKeragaan Perkelapaan di Sumatera Barat(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, 1988) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman IndustriKelapa di Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, dengan luas areal lebih dari 3 juta ha. Hampir setiap rumah tangga di Indonesia mempunyai tanaman kelapa dan sebagian besar tanaman kelapa diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat, yaitu sekitar 95% (KUSUMO, 1988), Jadi jelas bahwa kedudukannya menjadi sangat strategis, baik secara ekonomis maupun sebagai asset nasional.
- ItemLaporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tahun 2020(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2021) Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanPuji syukur kami panjatkan kehadlirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya sehingga Laporan Kinerja (LAKIN) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan tahun anggaran 2020 dapat diselesaikan tepat waktu. Hal ini sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban untuk memenuhi kewajiban sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
- ItemLaporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Tahun 2021(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2022) Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanLaporan kinerja ini memuat perencanaan dan perjanjian kinerja, serta akuntabilitas kinerja sesuai tugas dan fungsi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Capaian kinerja selama tahun 2021, merupakan pelaksanaan tahun pertama Rencana Strategis 2020-2024, diukur atas dasar penilaian Penetapan Kinerja (PK) dan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.
- ItemLaporan Kinerja Tahun 2023(Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan, 2024) Pusat Standardisasi Instrumen PerkebunanLaporan ini disusun sebagai bentuk akuntabilitas kinerja dan pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran untuk pelaksanaan tugas dan fungsi PSI Perkebunan berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) 2023-2024 dan Perjanjian Kinerja PSI Perkebunan Tahun Anggaran 2023.