Browse
Recent Submissions
Now showing 1 - 5 of 940
- ItemPENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KEBERLANJUTAN ADOPSI TEKNOLOGI BUDIDAYA TEBU TERPADU(2019) Deciyanto Soetopo; Elna Karmawati; Bambang Prastowo BadanKebutuhan gula di Indonesia terus bertambah, baik untuk kebutuhan rumah tangga mauun untuk industry makanan dan minuman. Kebutuhan gula naik terus dari sekitar 5,7 juta ton pada tahun 2014 dan diprediksi menjadi sekitar 6,6 juta ton pada tahun 2019. Di lain pihak luas lahan pertanaman tebu pada tahun 2015 baru mencapai 460 ribu ha dan terus menurun menjadi sekitar 430 ribu ha pada tahun 2017 dengan produktivitas hablur yang masih rendah yaitu sekitar 1,57 ton/ha di bawah potensinya yang sekitar 2 ton/ha. Oleh sebab itu upaya pemenuhnan kebutuhan gula nasional tampaknya harus terus dilakukan, baik melalui pembangunan industry nasional, penambahan pabrik gula, peremajaan, perluasan areal termasuk melalui Percepatan Penerapan Teknologi Tebu Terpadu (P2T3). Upaya melalui P2T3 lebih diutamakan karena upaya progam ekstensifikasi menghadapi keterbatasan lahan termasuk karena adanya kompetisi peruntukan lahan dengan kepentingan lain.
- ItemSERAIWANGI PENGHASIL MINYAK ATSIRI DAN SUMBER PAKAN TERNAK(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2015) Sukamto; Cheppy Syukur; Syafaruddin; Iwa Mara TrisawaSeraiwangi (Andropogon nardus L.; Cymbopogon nardus L) merupakan salah satu jenis tanaman minyak atsiri, yang tergolong sudah berkembang. Hasil penyulingan daunnya diperoleh minyak seraiwangi yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil. Minyak seraiwangi Indonesia dipasaran dunia terkenal dengan nama “Citronella Oil of Java”. Industri minyak atsiri memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan mengingat Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam penyediaan bahan bakunya. Selain itu pembangunan minyak atsiri akan menimbulkan efek berganda berupa peningkatan pendapatan petani tanaman atsiri, pembukaan lapangan kerja di bidang agroindustri serta pengenalan sistem dan perilaku industri di pedesaan.
- ItemStatistik Standardisasi Instrumen Pertanian(Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, 2024-12-01) Rohmani, Sri Asih; Nurhayati, Hera; Anggraeni, Anita Trias-
- ItemLaporan Akhir(Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Sumatera Utara, 2024) Balai Penerapan Standarisasi Instrumen PertanianBenih padi merupakan salah satu faktor utama dalam meningkatkan produktivitas tanaman padi. Kualitas benih yang baik akan menentukan pertumbuhan awal tanaman, daya tahan terhadap hama dan penyakit, serta hasil panen yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi mutu fisiologis dan fisik beberapa varietas benih padi unggul, serta mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil produksi. Metode yang digunakan meliputi pengujian daya kecambah, kadar air, kemurnian benih, dan vigor benih di laboratorium, serta uji tanam di lahan sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih padi varietas Inpari 32 memiliki tingkat daya tumbuh dan vigor yang lebih tinggi dibandingkan varietas lainnya, dengan rata-rata daya kecambah mencapai 90%. Penggunaan benih bermutu tinggi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil produksi padi. Oleh karena itu, pemilihan benih yang berkualitas menjadi langkah penting dalam upaya peningkatan hasil pertanian padi.
- ItemPenerapan Good Agriculture Practices Jagung di Sumatera Utara(Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian, 2024-01-17) Balai Penerapan Standar Instrumen PertanianPenerapan Good Agricultural Practices (GAP) pada budidaya tanaman jagung bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, kualitas hasil panen, dan menjaga keberlanjutan lingkungan pertanian. GAP mencakup berbagai aspek budidaya seperti pemilihan benih jagung unggul, pengolahan lahan yang tepat, penggunaan pupuk dan pestisida secara bijak, serta pengelolaan air yang efisien. Selain itu, penerapan GAP juga mengutamakan praktik pertanian yang ramah lingkungan untuk menjaga kesuburan tanah dan mengurangi pencemaran lingkungan. Penanganan panen dan pascapanen yang baik turut menjadi bagian penting dalam rangka menjaga mutu dan keamanan produk jagung. Dengan menerapkan GAP, petani jagung tidak hanya mampu meningkatkan hasil produksi, tetapi juga memenuhi standar mutu dan keamanan pangan yang dibutuhkan dalam pasar nasional maupun internasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat pemahaman dan penerapan GAP oleh petani jagung, serta dampaknya terhadap kualitas hasil panen dan aspek lingkungan.