Artikel Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Artikel Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 21
Results Per Page
Sort Options
- ItemAntisipasi Potensi Dampak Konflik Rusia-Ukraina Terhadap Sektor Pertanian Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-02-03) Sumedi; Dermoredjo, Saktyanu K.; Wahida; Setiyanto, Adi; Mardianto, SudiRusia dan Ukraina memiliki peran strategis dalam perdagangan global. Kedua negara ini memasok gas dan dan minyak bumi terutama bagi UE, pengekspor komoditas pangan utama seperti gandum dan jagung serta bahan baku pupuk berupa potasium. Konflik Rusia-Ukraina berpotensi menjadi bola salju pemburukan ekonomi global. Indonesia sebagai salah satu pelaku pasar pangan global, dipastikan juga akan terdampak, baik secara langsung, terdampak melalui gejolak pasar komoditas global, maupun dampak bola salju akibat krisis energi dan industri pupuk. Perdagangan antara Indonesia dengan Ukraina akan terdampak langsung meskipun tidak terlalu besar. Ekspor Indonesia adalah CPO, karet, kopi, kakao, minyak kelapa, teh, dan tembakau. Komoditas yang diimpor adalah gandum dan phospat sebagai bahan baku pupuk. Dampak tidak langsung terjadi, karena konflik Rusia-Ukraina akan meningkatkan harga komoditas pangan dunia, terutama CPO, gandum, jagung dan kedelai. Peingkatan harga ini perlu diwaspadai dampaknya terhadap ketersediaan minyak goreng, industri tahu dan tempe, serta usaha peternakan rakyat. Kenaikan harga energi akan meningkatkan harga pangan global karena meningkatnya biaya produksi terutama pupuk serta biaya distribusi.
- ItemAgro-Socioeconomic Newsletter. Vol. 15 No. 1, April 2022(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-04-01) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
- ItemMemahami Dinamika Perubahan Tarif Pajak Pertambahan Nilai Di Sektor Pertanian(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-04-04) Sumedi; Mardianto, SudiSalah satu perubahan kebijakan perapajakan yang menjadi isu dan perbincangan adalah peningkatan tarif PPN DARI 10% menjadi 11% dan dikenakannya terhadap hasil pertanian dengan terbitnya UU No 7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Perubahan kebijakan ini dinilai banyak kalangan akan berdampak membebani para petani dan usaha kecil di sektor pertanian. Namun bila ditelusuri kebelakang, status hasil pertanian sebagai obyek pajak sudah berlangsung sejak tahun 2001 melalui PP No. 12/2001.
- ItemMewaspadai Dampak Situasi Pangan Global Terhadap Sektor Pertanian Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-05-05) Wahida; Sinuraya, Julia F; Yofa, Rangga D; Sumedi; Mardianto, SudiSituasi pangan global saat ini sedang dalam kondisi yang serius. Faktor perubahan iklim pandemi Covid-19, dan konflik Rusia-Ukraina, menyebabkan disrupsi kemampuan produksi dan rantai nilai pangan dunia. Pasokan pangan dunia tergangu karena penurunan produksi, peningkatan biaya, ataupun terkendala distribusi serta kebijakan safety first dari negara eksportir. Respon beberapa negara importir mengamankan kebutuhan dengan meningkatkan impor pangan semakin meningkatkan tekanan di pasar pangan dunia. Kondisi ini tercermin dari indeks harga pangan dunia yang terus meningkat sejak tahun 2020, dan mencapai titik tertinggi sebesar 160.
- ItemPerkembangan Inflasi, Nilai Tukar Petani, dan Upah Buruh Tani(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-07-06) Mardianto, Sudi; Suryana, AchmadData inflasi, Nilai Tukar Petani (NTP), dan upah buruh tani bulan Juni 2022 mengindikasikan krisis ekonomi global sudah mulai berimbas ke Indonesia. Sektor pertanian sebagai penghasil bahan pangan berkontribusi besar terhadap peningkatan inflasi Juni 2022. Namun di sisi lain, peningkatan harga beberapa komoditas hortikultura strategis (cabai dan bawang merah) memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan NTP Juni 2022. Sementara itu, buruh tani menjadi pihak yang paling tidak beruntung dengan adanya inflasi, karena pendapatan riilnya mengalami penurunan.
- ItemMencermati Perkembangan Harga Pangan Global dan Domestik Sebagai Antisipasi Menghadapi Ancaman Krisis Pangan(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-08-07) Mardianto, Sudi; Sumedi; Wahida; Suryana, AchmadMeskipun harga pangan di pasar global secara umum sudah menunjukkan tren yang menurun, namun tetap lebih tinggi dibandingkan awal tahun 2020. Durasi tingkat harga pangan yang tinggi yang relatif lama telah mulai berimbas ke dalam negeri. Data BPS menunjukkan inflasi di tingkat produsen secara tahunan (YoY) pada bulan Juli 2022 telah mencapai 11,77%, jauh lebih tinggi dibanding inflasi tingkat konsumen yang hanya 4,94%. Inflasi di tingkat produsen tertinggi terdapat di sektor makanan dan minuman, yaitu industri pengolahan dan pengawetan daging, ikan, buah-buahan, sayuran, serta minyak dan lemak; yakni sebesar 10,16% secara tahunan. Daya tahan Indonesia dalam pengendalian inflasi, saat ini sangat bergantung pada subsidi BBM. Tingginya Harga energi dan pupuk di pasar global yang masih relatif tinggi hingga saat ini, merupakan hal yang paling dikhawatirkan; karena akan menjadi pemicu tetap tingginya harga pangan di pasar global
- ItemKebijakan Pengendalian Impor Komoditas Pangan Utama(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-09-08) Setiyanto, Adi; Mardianto, Sudi; Gunawan, Endro; Wahida; SumediDitengah situasi global yang dinamis akibat perubahan iklim, pandemi Covid-19 yang belum usai, dan konflik geopolitik yang berdampak terhadap perdagangan global. Isu yang berkaitan dengan impor pangan: penurunan impor jagung yang disubstitusi oleh gandum, terutama untuk pakan ternak sehingga diskusi memunculkan untuk memilah kode HS untuk food dan feed; impor beras terutama beras menir yang dipersepsikan publik dapat dipenuhi dari dalam negeri. Untuk itu, perlu dikaji potensi produksi; penggunaan instrumen tarif untuk meningkatkan daya saing usaha pertanian domestik, khususnya untuk mendorong usaha tani kedelai.
- ItemPerkiraan Potensi Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Kinerja Usahatani Dan Produksi Komoditas Strategis(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-10-09) Setiyanto, Adi; Yofa, Rangga DityaKebijakan Pemerintah meningkatkan harga BBM bersubsdi sebesar 31% untuk solar/biosolar dan 31% untuk pertalite akan berdampak terhadap kinerja peranian secara langsung maupun tidak langsung. Kenaikan harga BBM menyebabkan berubahnya kinerja usaha jasa alsintan (traktor, trans-planter, power thresher harvester, pompa air) yang tercermin dari peningkatan harga sewa jasa alsintan tersebut, biaya operasional dan pemeliharaan, serta berubahnya pembagian hasil sewa jasa antara pemilik dan operator
- ItemIndeks Kelaparan Indonesia dan Upaya Mengatasinya(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-10-10) Mardianto, Sudi; Suryani, Erma; Mailena, LiraIsu kelaparan tersembunyi saat ini menjadi sorotan banyak pihak, mengingat kelaparan menjadi salah satu indikator ketidakmampuan pemerintah mencukupi kebutuhan pangan masyarakat. Salah satu target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Golas/SDGs) pada tahun 2030 adalah menghilangkan kelaparan, menjaga kecukupan nutrisi, dan memastikan akses pangan oleh semua orang. Bagaimana tingkat keparahan rawan pangan kronis dan malnutrisi di Indonesia di tingkat global ? Berdasarkan data GHI tahun 2021, indeks kelaparan Indonesia berada pada urutan ke-73 dari 116 negara, tergolong moderat (sedang). Ada empat indikator sebagai penentu skor GHI, yaitu (1) proporsi penduduk kurang gizi, (2) prevalensi anak balita kurus/wasting, (3) prevalensi balita stunting, dan (4) tingkat kematian anak balita. Selama periode 2000-2021, perkembangan keempat indikator ini menunjukkan penurunan yang mengindikasikan kondisi ini semakin membaik. Jika dicermati skor masing-masing indikator, prevalensi stunting di Indonesia tergolong serius, sementara tiga indikator lainnya tergolong rendah dan sedang. Upaya untuk mempercepat penurunan angka stunting mendapat perhatian serius dari pemerintah yang tercermin dari terbitnya Perpres No. 72 tahun 2021. Upaya untuk mengejar target angka stunting yang ditargetkan pada angka 14 % pada tahun 2024, komitmen dan kerja sama lintas sektor sangat diperlukan dengan memprioritaskan implementasi program yang mendukung penurunan stunting diarahkan pada daerah-daerah rawan pangan. Peran Kementerian Pertanian dalam mendukung penurunan stunting, yaitu (1) tetap meningkatkan kapasitas produksi pangan oleh Ditjen Teknis,(2) mengimplementasikan beberapa program difokuskan pada daerah rawan pangan, (3) perlu diupayakan memperluas Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L), karena selain dapat memenuhi kebutuhan pangan yang murah dan beragam, juga dapat meningkatkan asupan gizi keluarga, dan (4) upaya pengembangan beras golden rice dan nutrizinc terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan beras bernutrisi.
- ItemWaspada Inflasi Pangan Global dan Guliran Dampaknya Terhadap Sektor Pertanian dan Pangan Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2022-10-11) Mardianto, Sudi; Ikhwan, Rizghina; Iffah, Sarah Izzatul; WahidaKonflik Rusia-Ukraina hingga saat ini belum menunjukan tanda-tanda akan berakhir. Disisi lain ujian terhadap ketahanan pangan global semakin berat, selain dampak perubahan iklim dan pandemi Covid-19, konflik Rusia dan Ukraina memperberat kondisi yang sudah ada. Gangguan supply pangan asal kedua negara tersebut dibarengi dengan terhambatnya supply energi dan bahan baku pupuk telah memicu kenaikan harga pangan di tingkat global. Akibatnya banyak negara produsen melakukan restriksi ekspor guna menyelamatkan kondisii pangan di dalam negeri. Inflasi pangan menjadi tidak terhindari dan terjadi di seluruh belahan dunia. Inflasi pangan diperkirakan akan semakin buruk jika gangguan suplai pangan dan energi tidak dapat segera diatasi. Inisiatif multilateral telah diambil dengan mengajak seluruh negara untuk mengambil langkah cepat dalam menanggulangi krisis pangan. Upaya black sea grain initiative yang dilakukan oleh Turki, masih belum dapat menurunkan harga komoditas pangan secara signifikan.
- ItemMewaspadai Masa Panen Raya Padi 2023(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-01-01) Setiyanto, Adi; Aziz, Miftahul; Suryadi, Muhammad; Mardianto, SudiHarga beras saat ini masih tinggi dan diperkirakan akan mencapai maksimum pada Januari 2023. Musim panen raya akan terjadi pada Februari-April, pada saat musim penghujan. Kondisi ini dikhawatirkan akan menurunkan kualitas dan harga gabah petani, sementara harga beras masih akan tetap tinggi. Tingginya harga beras disebabkan karena pulihnya permintaan, rencana kenailan HPP gabah dan beras, pengembalian stok para pelaku pasar beras, dan hari besar keagamaan (puasa dan Iedul Fitri).
- ItemTambal Sulam Kebijakan Perberasan(KOMPAS, 2023-01-09) Jamal, ErizalPerlu kebijakan menyeluruh tentang perberasan, yang memaksa semua pihak bekerja sama baik di pusat maupun daerah. Kebijakan itu terkait keberadaan lahan, produktivitas, efisiensi, dan menjaga keseimbangan kepentingan. Perdebatan masih berkutat pada isu lama, yaitu persoalan akurasi data produksi dan stok, walaupun pemerintah melalui Peraturan Presiden No 32/2022 tentang Neraca Komoditas, sebagai peraturan pelaksana UU Cipta Kerja di bidang perdagangan, telah mewadahi adanya harmonisasi data komoditas beras, garam, gula, daging sapi, dan produk perikanan pada tahun 2022.
- ItemAgro-Socioeconomic Newsletter. Vol. 16 No. 1, April 2023(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-04) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
- ItemMenelisik Penyebab Fluktuasi Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-05-02) Mardianto, Sudi; Setiyanto, Adi; Sumedi
- ItemAnalisis Dampak El Nino Terhadap Produksi Tanaman Pangan(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-06-03) Mardianto, Sudi; Setiyanto, AdiPrediksi produksi global tahun 2023 untuk padi, jagung, dan kedelai masih tumbuh positif meskipun El-Nino secara global mulai dirasakan sejak Juni 2023. Bagi Indonesia, El Nino ini perlu mendapat perhatian khusus (utamanya untuk padi), karena Juni-Oktober merupakan periode produksi padi mulai melandai (setelah panen raya Maret-April) hasil dari perpaduan penurunan luas panen dan produktivitas. Potensi defisit produksi padi pada periode JuniOktober diyakini akan semakin melebar dan berdampak terhadap harga. Harga gabah dan beras mulai bergerak naik kembali. Harga beras medium di pasar tradisional yang relatif tinggi saat ini (Rp13.500/kg) berpotensi akan naik terus hingga akhir Desember 2023. Hasil simulas menunjukkan dampak El-Nino intensitas rendah akan menurunkan produksi padi, jagung, dan kedelai masing-masing sebesar 388.725 - 1,12 juta ton GKG; 271.973 - 722.743 ton; dan 2.352 - 9.588 ton. Apabila penurunan produksi terjadi di periode Juni-Desember 2023, maka akan memicu harga ketiga komoditas tersebut, utamanya beras.
- ItemProspek Keberlanjutan Produksi Karet Alam Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-07-04) Setiyanto, Adi; Mardianto, SudiRendahnya harga karet alam domestik yang telah berlansung lama, telah menurunkan semangat petani karet untuk memelihara tanaman karet dengan baik (termasuk peremajaan) dan bahkan sebagian dari mereka telah mengkonversi tanaman karet menjadi kelapa sawit. Perpaduan penurunan produktivitas dan luas tanam karet, akan berimbas terhadap penurunan produksi karet alam nasional secara tajam. Pada sisi permintaan, telah terjadi perubahan pangsa terbesar impor karet alam di pasar dunia, yang diduga berkaitan dengan pertumbuhan investasi industri otomotif di beberapa negara seperti Tiongkok, India, dan Vietnam. Penurunan semangat petani karet untuk memelihara tanamannya, juga terjadi di Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Dan untuk menahan laju penurunan produksi, ketiga negara tersebut menerapkan berbagai strategi secara komprehensif (hulu-hilir), seperti dukungan harga di tingkat petani, subsidi bunga pinjaman untuk pengembangan usaha hilir, dan peningkatan permintaan karet alam domestik.
- ItemAgro-Socioeconomic Newsletter. Vol. 16 No. 2, April 2023(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-08) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
- ItemMewasdapai Dampak Keluarnya Rusia Dari Kesepakatan Black Sea Grain Initiative Terhadap Ketahanan Pangan Global dan Domestik(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-08-05) Mardianto, Sudi; Wahida; Perdana, Resty Puspa; Iffah, Sarah IzzatulKeluarnya Rusia dari kesepakatan “Laut Hitam” diyakini akan memicu kenaikan harga pangan dan pupuk. Potensi kenaikan harga pangan utamanya dipicu oleh gangguan suplai bahan pangan dari Ukraina ke pasar global dan multiplier effect terhadap harga komoditas lain yang ditimbulkan oleh kebijakan “safety first” negara produsen pangan. Situasi suplai pasar global juga dapat terganggu dari potensi penurunan produktivitas, jika harga pupuk kembali melonjak tinggi. Ancaman penurunan produksi pangan akan semakin kompleks apabila dikaitkan dengan fenomena El Nino dan La Nina yang saat ini sedang terjadi di banyak negara. Ancaman kenaikan harga pangan dan pupuk akan kembali memperlambat pemulihan ekonomi di banyak negara; dan apabila hal ini terjadi maka akan menurunkan potensi permintaan komoditas pangan dan pertanian di pasar global. Untuk mengantisipasi hal tersebut, peningkatan permintaan pasar domestik, baik melalui permintaan langsung (produk segar) maupun bahan baku untuk industri pengolahan, harus menjadi salah satu strategi utama untuk menjaga stabilitas harga pasar pangan domestik.
- ItemLonjak Harga Beras Dunia dan Potensi Dampaknya Terhadap Indonesia(Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, 2023-08-06) Mardianto, Sudi; SumediPerpaduan keluarnya Rusia dari kesepakatan “Laut Hitam”, pelarangan ekspor beras nonBasmati, dan ancaman El Nino; telah memicu lonjakan harga beras dunia dalam kurun waktu yang singkat. Banyak pihak berharap kebijakan India dapat segera akhiri karena berpotensi memicu lonjak harga beras menyamai 2008. Lonjak harga beras merupakan keniscayaan karena negara importir beras akan berburu di pasar beras yang relatif “tipis”. Perburuan beras akan semakin sengit apabila terjadi perpaduan antara pemenuhan kebutuhan eksisting, penguatan stok, dan spekulasi pasar. Walaupun pasar beras Indonesia relatif tertutup terhadap pasar dunia, namun peningkatan harga gabah di musim paceklik tahun 2023 perlu diwaspadai karena sejak akhir tahun 2022 harga beras bertahan pada tingkat “stabil tinggi”. Dampak gejolak pasar beras dunia dapat berpengaruh terhadap pemenuhan cadangan beras pemerintah melalui impor, sehingga berpotensi mengurangi kemampuan stabilitasi harga dan pasokan beras dalam negeri.
- ItemAncaman El Nino dan Produksi Padi(KOMPAS, 2023-08-11) Jamal, ErizalEl Nino merupakan fenomena alam yang kejadiannya akan terus berulang di Indonesia dengan jarak yang semakin dekat. Dukungan riset adalah hal utama yang diperlukan, termasuk dalam kegiatan produksi padi. Berdasarkan data BMKG, ancaman El Nino diperkirakan akan mencapai puncaknya pada bulan Agustus dan September (Kompas, 19/7/2023). Bersamaan dengan fenomena El Nino, di Samudra Hindia terdapat indikasi munculnya Indian Ocean Dipole yang menuju positif. Berdasarkan pengalaman pada tahun 2019, kedua fenomena alam ini menyebabkan penurunan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia dan kondisi yang lebih kering dari biasanya. Curah hujan pada Agustus sampai Oktober 2023 diprediksi akan berada di bawah normal dan sangat rendah, untuk wilayah Sumatera, Jawa-Bali-NTB-NTT, sebagian Kalimantan dan Sulawesi.