Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 81
Results Per Page
Sort Options
- ItemPedoman Pelaksanaan Pengujian Keamanan Hayati Produk Bioteknologi Pertanian Hasil Rekayasa Genetik(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1998-09-01) Sumantadinata ...[at al], Komar; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
- ItemPedoman Pelaksanaan Pengujian Keamanan Hayati Produk Bioteknologi Pertanian Hasil Rekayasa Genetik(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1998-09-01) Winugroho ...[at al], Winugroho; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
- ItemPedoman Pelaksanaan Pengujian Keamanan Hayati Produk Bioteknologi Pertanian Hasil Rekayasa Genetik(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1998-09-01) Damardjati ...[at al], Djoko; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
- ItemPedoman Pelaksanaan Pengujian Keamanan Hayati Produk Bioteknologi Pertanian Hasil Rekayasa Genetik(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1998-09-01) Budianto, Joko; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
- ItemPedoman Pelaksanaan Pengujian Keamanan Hayati Produk Bioteknologi Pertanian Hasil Rekayasa Genetik(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1998-09-01) Susono ...[at at], Saono; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
- ItemPedoman Teknik Operasional Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Pada Tanaman Hias dan Tanaman Obat (Sedap Malam, Anyelir, Kencur)(Direktorat Perlindungan Hortikultura, 2001) Perlindungan Hortikultura,Direktorat
- ItemPanduan Karakterisasi dan Evaluasi Plasma Nutfah Talas(Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2002) Diterjemahkan oleh: Minantyorini; Ida Hanarida SomantriSalah satu mandat Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian adalah menangani koleksi plasma nutfah pertanian. Guna mendukung salah satu kegiatan pengelolaan plasma nutfah tersebut, maka karakterisasi plasma nutfah harus dilakukan dengan baik agar lebih efisien pengelolaannya. Untuk memudahkan kurator dan pengguna lainnya, telah diterjemahkan Panduan Karakterisasi dan Evaluasi Plasma Nutfah Talas Taro (Colocasia esculenta) dan Talas Kimpul (Xanthosoma sagittifolium). Panduan Karakterisasi dan Evaluasi Plasma Nutfah Talas Taro diterjemahkan dari buku Descriptors for Taro Colocasia esculenta yang dikeluarkan oleh International Plant Genetic Resources Institute (1999). Sedangkan Panduan Karakterisasi dan Evaluasi Plasma Nutfah Talas Kimpul diterjemahkan dari buku Descriptions for Xanthosoma yang dikeluarkan International Board for Plant Genetic Resources (1989). Diharapkan, panduan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.
- ItemTeknologi Pemangkasan(Direktorat Tanaman Buah, 2002) Tanaman Buah,Direktorat
- ItemNorma Budidaya Hortikltura Yang Baik(Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2002) Jenderal Bina Produksi Hortikultura, Direktorat
- ItemPedoman Penerapan Teknologi Seri Pertanian Organik(Direktorat Pedoman Penerapan Teknologi Seri Pertanian Organik, 2002) Tanaman Sayuran,Hias dan Aneka Tanaman,Direktorat
- ItemBuku Pegangan Hama-hama Kedelai di Indonesia(Balai Penelitian BioteknologI dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2002-05) Iman ...[at al], Mohammad; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
- ItemPanduan Pengoperasian Program Numerical Taxonomy System (NTSYS-pc) Versi 1.8 dan WinBoot untuk Analisis Klaster(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003) Bustamam ...[at al], Masdiar; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
- ItemPerbanyakan Bibit Abaka Melalui Kultur Jaringan(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003) Mariska, Ika; Sukmadjaja, Deden; Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianPenyediaan bibit berkualitas merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengembangan pertanian di masa datang. Perbanyakan bibit melalui teknik kultur jaringan merupakan salah satu teknologi harapan yang banyak dibicarakan dan terbukti memberikan keberhasilan. Teknik ini menawarkan cara perbanyakan tanaman dalam jumlah banyak dan waktu cepat dengan memanfaatkan bahan tanaman asal yang terbatas. Tanaman abaka merupakan jenis pisang yang memiliki kegunaan cukup luas dengan nilai produk yang cukup tinggi, seperti bahan tekstil dan bahan kertas untuk surat berharga. Sebagai komoditas yang baru untuk dikembangkan, sumber bahan tanaman unggul yang memenuhi syarat permintaan pasar jumlahnya relatif terbatas. Padahal untuk memenuhi permintaan pasar atas produk abaka sangat besar, sehingga membutuhkan area penanaman yang cukup luas. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) atau sebelumnya dikenal dengan nama Balitbiogen telah sejak lama mengembangkan teknologi kultur jaringan untuk memperbanyak bahan tanaman abaka. Teknik ini telah banyak diadopsi oleh berbagai institusi baik melalui pelatihan atau magang di BB Biogen. Sebagai upaya untuk mendesiminasikan teknologi, buku ini mengupas aspek teknis perbanyakan tanaman abaka.
- ItemPerbanyakan Bibit Jati Melalui Kultur Jaringan(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003) Sukmadjaja, Deden; Mariska, Ika; Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianTanaman jati merupakan tanaman tahunan yang memiliki nilai produk yang sangat ekonomis. Bahan bangunan dan meubel yang berasal dari kayu jati memiliki kelas pasar tertentu dengan nilai jual tinggi. Umumnya tanaman jati dipanen setelah berumur lebih dari sepuluh tahun. Terobosan teknologi menghasilkan jenis-jenis jati tertentu yang berumur genjah dengan kualitas produk yang baik. Umumnya tanaman jati diperbanyak dengan anakan. Namun untuk kebutuhan pengembangan luas seperti pembangunan hutan industri, misalnya, perbanyakan konvensional sangat menyulitkan. Perbanyakan bibit melalui teknik kultur jaringan merupakan salah satu teknologi harapan yang banyak dibicarakan dan terbukti memberikan keberhasilan. Teknik ini menawarkan cara perbanyakan tanaman dalam jumlah banyak dan waktu cepat dengan memanfaatkan bahan tanaman asal yang terbatas. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB Biogen) atau sebelumnya dikenal dengan nama Balitbiogen telah sejak lama mengembangkan teknologi kultur jaringan untuk memperbanyak bahan tanaman jati. Teknik ini telah banyak diadopsi oleh berbagai institusi baik melalui pelatihan atau magang di BB Biogen. Sebagai upaya untuk mendesiminasikan teknologi, buku ini mengupas aspek teknis perbanyakan tanaman jati.
- ItemUJI CEPAT SIANIDA PADA UMBI DAN TEPUNG UBIKAYU(Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2003-04-15) Hidayat, A. Hidayat dan D.S. Damardjati A; Damardjati D.S.; Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian-
- ItemPanduan Sistem Karakterisasi dan Evaluasi Tanaman Padi(Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2003-12) Silitonga ...[at al], Tiur Sudiaty; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
- ItemPerakitan dan Bioasai Tanaman Transgenik Tahan Serangga Hama(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2004) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
- ItemPenyimpanan Cendawan Blas Pyricularia grisea untuk Jangka Panjang(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, 2004) Bustamam, Masdiar; Mahrup; Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik PertanianBlas adalah penyakit penting pada padi terutama padi gogo. Kerugian yang ditimbulkan akan sangat berarti apabila tanaman yang digunakan rentan penyakit blas. Karena itu, perakitan varietas unggul tahan blas selalu perlu dikembangkan. Suatu koleksi cendawan blas yang terpelihara viabilitas dan virulensinya sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan pemuliaan tanaman terhadap penyakit blas baik untuk pemetaan gen tahan blas pada padi yang akan dijadikan tetua donor atau untuk mendukung studi biologi dari cendawan blas itu sendiri. Secara teori ada beberapa cara untuk penyimpanan koleksi cendawan blas untuk jangka panjang, namun metode yang ada tidak dapat digunakan pada semua kondisi.
- ItemPanduan Karakterisasi Tanaman Pangan : Jagung dan Sorgum(Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2004) Diterjemahkan Oleh Budiarti, Sri Gajatri; Silitonga, Tiur Sudiaty; Somantri, Ida Hanarida; Komisi Nasional Plasma NutfahSalah satu mandat Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian adalah menangani koleksi plasma nutfah pertanian. Untuk mendukung salah satu kegiatan pengelolaan plasma nutfah khususnya jagung dan sorgum maka karakterisasi plasma nutfah harus dilakukan dengan baik. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk memudahkan kurator dan pengguna lain dalam karakterisasi jagung dan sorgum Komisi Nasional Plasma Nutfah menterjemahkan Panduan Karakterisasi Tanaman Jagung dari buku Descriptors for Maize yang diterbitkan oleh Centro International De Mejoramiento De Maizy Trigo/International Board for Plant Genetic Resources (CIMMYT/IBPGR) dan Races Maize in Brazil and Adjazent Areas yang diterbitkan oleh International Maize and Wheat Improvement Center, Mexico. Sedangkan Panduan Karakterisasi Tanaman Sorgum diterjemahkan dari buku Descriptor for Sorghum yang diterbitkan oleh International Board for Plant Genetic Resources dan International Crops Research Institute for the Semi-arid Tropics (ICRISAT).
- ItemPanduan Karakterisasi Tanaman Hias: Anggrek dan Anthurium(Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2004) Kartikaningrum, Suskandari; Widiastoety, Dyah; Effendie, KusumahKarakterisasi tanaman merupakan rangkaian dari kegiatan pengelolaan plasma nutfah tanaman hias yang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Hias. Panduan untuk karakterisasi pertanian biasanya mengacu pada IPGRI. Namun untuk tanaman hias masih belum ada deskriptor yang dapat digunakan sebagai acuan. Sehubungan dengan hal tersebut, Komisi Nasional Plasma Nutfah menerbitkan Panduan Karakterisasi Tanaman Hias: Anggrek dan Anthurium. Panduan Karakterisasi Tanaman Anggrek disusun berdasarkan gabungan pustaka yang berasal dari The Manual of Cultivated Orchid Species, Flora of Malaya, dan Guidelines for the Tests for Distincness, Uniformity, and Stability (DUS) untuk anggrek Cymbidium, Dendrobium, dan Phalaenopsis dari Union Internationale Pour La Protection Des Obtentions Vegetales (UPOV). Untuk data paspor diterjemahkan dari FAO/IPGRI MULTI-CROP PASSPORT DESCRIPTORS.