Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Now showing 1 - 5 of 54
- ItemBuletin(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, 2015-04-01) AGRO INOVASIPenggerak Buah Kakao atau sering disebut PBK(Conopomorpha cramerella) tergolong dalam keluarga gracillariidae. Buah Kakao yang terserang PBK dapat terus berkembang seolah-olah tidak terjadi serangan, sehingga buah yang terserang tidak memiliki perbedaan dengan buah kakao yang sehat.
- ItemPanduan Karakterisasi Tanaman Hias: Anggrek dan Anthurium(Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2004) Kartikaningrum, Suskandari; Widiastoety, Dyah; Effendie, KusumahKarakterisasi tanaman merupakan rangkaian dari kegiatan pengelolaan plasma nutfah tanaman hias yang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Hias. Panduan untuk karakterisasi pertanian biasanya mengacu pada IPGRI. Namun untuk tanaman hias masih belum ada deskriptor yang dapat digunakan sebagai acuan. Sehubungan dengan hal tersebut, Komisi Nasional Plasma Nutfah menerbitkan Panduan Karakterisasi Tanaman Hias: Anggrek dan Anthurium. Panduan Karakterisasi Tanaman Anggrek disusun berdasarkan gabungan pustaka yang berasal dari The Manual of Cultivated Orchid Species, Flora of Malaya, dan Guidelines for the Tests for Distincness, Uniformity, and Stability (DUS) untuk anggrek Cymbidium, Dendrobium, dan Phalaenopsis dari Union Internationale Pour La Protection Des Obtentions Vegetales (UPOV). Untuk data paspor diterjemahkan dari FAO/IPGRI MULTI-CROP PASSPORT DESCRIPTORS.
- ItemPerakitan dan Teknologi Produksi Benih Varietas Unggul Jagung Hibrida(IAARD Press, 2017) Mejaya, Made Jana; Yasin HG, M.; Ishartati, ErnyVarietas unggul jagung hibrida berdaya hasil tinggi, tahan cekaman biotik (hama dan penyakit), toleran cekaman abiotik (kekeringan) dan umur genjah sangat dibutuhkan dalam peningkatan produktivitas per satuan luas dan pencapaian swasembada jagung nasional yang berkelanjutan. Untuk merakit varietas unggul jagung hibrida, dibutuhkan koleksi plasma nutfah dengan keragaman yang luas dan metode seleksi yang tepat guna menghasilkan galur inbrida jagung yang memiliki daya gabung tinggi. Buku ini menerangkan hasil-hasil penelitian dalam perakitan varietas unggul jagung hibrida dan teknologi produksi benih sebar varietas unggul jagung hibrida oleh Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Hingga tahun 2016, sebanyak 39 varietas jagung hibrida telah dilepas oleh Badan Litbang Pertanian yang terdiri dari 12 varietas hibrida Silang Tiga Jalur (STJ) dan 27 varietas hibrida Silang Tunggal (ST). Varietas jagung hibrida yang pertama dilepas oleh Badan Litbang Pertanian yaitu varietas Semar-1 pada tahun 1992 yang merupakan hibrida STJ. Beberapa varietas telah dilisensi dan diproduksi benihnya oleh Perusahaan Swasta serta telah diadopsi oleh petani.
- ItemPanduan Karakterisasi Tanaman Leguminosa(Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2020) Sutedi, Endang; Fanindi, Achmad; Pratomo, Ganjar Hadiyanto; SajiminLeguminosa merupakan tanaman pakan ternak serbaguna, selain sebagaipakanternak, leguminosa dapat dimanfaatkan antara lain untuk menyuburkan tanah, penutup tanah, tanaman pelindung dan tanaman fitoremediasi lahan tercemar polutan. Penggunaan pakan leguminosa pada ternak ruminansia merupakan salah satu cara mitigasi perubahan iklim, karena dapat menurunkan emisi gas metana (CH4) enterik fermentasi dari ternak. Sumber daya genetik leguminosa di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan leguminosa oleh peternak perlu didorong, mengingat leguminosa merupakan sumber protein yang baik untuk ternak ruminansia. Pemanfaatan berkelanjutan sumber daya genetik tanaman leguminosa dilakukan melalui tahapan koleksi, karakterisasi, evaluasi dan dokumentasi. Koleksi tanaman leguminosa akan menjadi bahan baku untuk pembentukan varietas unggul yang adaptif pada lingkungan tertentu. Sumber daya genetik tanaman leguminosa ini bila tidak dimanfaatkan dengan baik maka dapat menyebabkan pengurangan keragaman genetic dan kemungkinan dimanfaatkannya atau dimilikinya sumber daya genetik tersebut oleh pihak asing sehingga akan merugikan kepentingan negara. Sumber daya genetik yang akan dimanfaatkan oleh pihak yang berkepentingan maka harus melalui proses alih material (material transfer agreement).
- ItemPanduan Karakterisasi Rumput(Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2020-10) Fanindi, Achmad; Sajimin; HarminiRumput merupakan salah satu hijauan pakan ternak sebagai sumber serat dan energi. Selain fungsinya sebagai pakan ternak, rumput juga dapat sebagai penutup tanah (cover crop), menahan pengikisan tanah dan erosi, tanaman penyubur tanah, agen fitoremediasi lahan tercemar polutan, dan sumber energi pengganti bahan bakar (bioenergi). Melihat fungsinya yang penting, perlu perhatian khusus untuk rumput baik dari segi budi daya atau sebagai sumber daya genetik termasuk untuk pakan ternak. Pemanfaatan rumput budi daya telah banyak dikembangkan oleh para peternak termasuk petani peternak. Namun dokumentasi rumput pakan baik dalam bentuk pendataan atau kepemilikan sebagai varietas lokal maupun hasil pemuliaan rumput pakan belum banyak dilakukan di Indonesia. Pendataan dan kepemilikan rumput pakan menjadi penting, karena rumput lokal maupun introduksi yang sudah lama dikembangkan di Indonesia merupakan sumber daya genetik yang perlu dilestarikan. Indonesia memiliki biodiversitas dan keragaman rumput lokal yang tinggi. Keragaman yang tinggi pada rumput menjadi modal penting untuk kegiatan pemuliaan dalam rangka merakit varietas unggul. Kepemilikan rumput lokal juga perlu diperhatikan oleh pemerintah, terutama pemerintah daerah untuk melindungi keberadaannya sebagai sumber daya genetik yang harus dipelihara kelestariannya. Beberapa peraturan tentang tata cara pendaftaran varietas rumput pakan lokal maupun hasil pemuliaan dan pelepasan varietas rumput pakan telah diterbitkan. Pedoman tersebut mengharuskan adanya deskripsi rumput pakan yang akan didaftarkan maupun dilepas. Deskripsi memerlukan karakterisasi rumput pakan yang akan didaftarkan atau dilepas. Karakterisasi dilakukan untuk melihat bentuk morfologi hingga agronomi, serta potensinya sebagai pakan ternak.