Buah dan Florikultura
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buah dan Florikultura by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 174
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya Anggur(Balai Penelitian Hortikultura Solok, 1991) Winarno, M.; Yudowati, Ulin H.; Kusumo, S.; Primawati, Nova; Sulihanti, Sri; Balai Penelitian Hortikultura SolokAnggur merupakan komoditi buah-buahan yang bernilai ekonomis dan bergizi tinggi serta mampu berperan untuk meningkatkan pendapatan petani, mendukung perkembangan industri dan ekspor. Buku Budidaya Anggur ini merupakan sumbangan pengetahuan mengenai budidaya sampai Pasca Panen Anggur bagi para pembaca yang berminat. Buku ini dimaksudkan sebagai salah satu sarana alih teknologi bagi para petani dan pengusaha dalam mengembangkan industri anggur dalam negeri serta ekspor anggur dalam bentuk buah segar maupun olahan.
- ItemBudi Daya Jeruk(Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, 1993) Nia T., Shalimar Andaya; Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi PenelitianBuah jeruk mempunyai nilai ekonomis dan mengandung gizi cukup tinggi, yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun olahan. Di Indonesia, jeruk merupakan tanaman rakyat yang sebagian besar diusahakan di lahan kering, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Di lahan pasang surut, jeruk ditanam pada sorjan-sorjan. Permintaan akan buah jeruk, di samping buah-buahan tropis lainnya semakin meningkat sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk, pendapatan, dan kesadaran masyarakat akan nilai gizi, serta semakin lajunya perkembangan sektor pariwisata.
- ItemUsahatani Bunga Potong(Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, 1994) Harry, Nin Rismini; Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi PenelitianBunga potong yang paling banyak diusahakan oleh para petani bunga di Indonesia adalah mawar, anggrek, gerbera, krisan, gladiol, anthurium, dan sedap malam. Saat ini sentra produksi bunga yang potensial adalah Jakarta, Jawa Barat yang tersebar di daerah Bogor, Cianjur, dan Lembang, serta Jawa Timur di daerah Batu, Malang. Propinsi-propinsi lain yang akan dikembangkan sebagai sentra produksi bunga potong adalah Sumatera Utara (anggrek, krisan, mawar, gladiol, anthurium), Sumatera Barat, Riau (anggrek), Jambi (anggrek), Jawa Barat (anggrek), Sulawesi Selatan (anggrek), Jawa Tengah, Bali, dan Sulawesi Tengah. Mengingat prospeknya yang cukup cerah dalam agribisnis hortikultura, terutama untuk pe ningkatan pendapatan para petani bunga dan sumber devisa negara, maka produksi bunga potong perlu dikembangkan, baik dari segi teknik budi daya, pascapanen, dan pemasarannya.
- ItemBudi Daya dan Pascapanen Mangga(Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, 1994) Broto, Wisnu; Primawati, Nova; Sule, Lenny Herliany; Krisnawati, Yusri; Kusmawardani, Oemi; Purwati; Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi PenelitianBuah mangga (Mangifera indica L.) merupakan salah satu buah-buahan yang populer di Indonesia. Dalam kurun waktu 1987 - 1991, luas panen mangga cenderung naik dengan produksi berkisar antara 400 - 600 ribu ton. Apabila dibandingkan dengan buah-buahan lain, maka produksi buah mangga per tahun menduduki peringkat ke dua setelah pisang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa potensi buah mangga termasuk cukup besar untuk dikembangkan lebih lanjut.
- ItemBertanam Melon(Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Kotabaru, 1997) Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian KotabaruMelon masuk kepasar Indonesia sebelum tahun 1980-an Pada waktu itu merupakan buah yang eksklusif Tanaman melon mulai dikembangkan di daerah Bogor dan sekitarnya. Tahun 1990-an mulai menyebar ke Jawa lengah dan Jawa Timur, bahkan sekarang mulai dibudidayakan di luar Jawa. Benih melon yang ada di pasaran sampai sekarang masih merupakan benih impor dan luar Benih ini merupakan jenis unggul Fl. Jika keturunan F1 mi ditanam maka tidak akan unggul lagi. Negara penghasil benih melon, antara lain Jepang, Taiwan,'Amerika, Selandia Baru, Thailand, RRC, dll. Pengusahaan melon cukup menguntungkan karena nilai ekonomisnya cukup tinggi dan mudah dipasarkan. Pemasaran melon dapat melalui pasar tradisional, pasar swalayan ataupun ekspor
- ItemBudidaya Belimbing Manis Secara Agribisnis di DKI Jakarta(Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian DKI Jakarta, 1998) Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian DKI JakartaBelimbing manis (Averrhoa Carambola, L) merupakan salah satu komoditas unggulan di DKI Jakarta. Bentuk pohonnya indah, habitusnya cocok sebagai tanaman pekarangan sempit. Kandungan gizinya cukup tinggi sebagai sumber vitamin A dan vitamin C. Berbagai perbaikan budidaya tanaman ini telah dilaksanakan oleh para petani, namun demikian masih perlu adanya upaya bimbingan dan penyuluhan yang lebih intensif agar produktivitas dan kualitasnya meningkat. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) DKI Jakarta telah mengadakan pengkajian untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pada tanaman belimbing petani. Rakitan teknologi hasil pengkajian berupa teknologi budidaya belimbing yang ramah lingkungan dikemas dalam brosur ini. Diharapkan dapat menjadi alternatif upaya perbaikan budidaya belimbing manis secara agribisnis, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
- ItemSalak Bali dan Pembudidayaannya(Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Denpasar, 1998) Guntoro, Suprio; Rahayu, Luh Riniti; SupraptoBali dikenal kaya dengan berbagai jenis flora maupun fauna, dan beberapa diantaranya bersifat endemik. Diantara jenis tanaman endemik/ khas Bali adalah Salak Bali. Salak Bali terkenal karena memiliki rasa yang khas, daging buah tebal, rasanya manis dengan sedikit masam dan masir. Salak Bali, diperkirakan berasal dari Desa Sibetan sebuah desa di Kecamatan Bebandem, Karangasem yang memiliki ketinggian sekitar 500 - 600 meter di atas permukaan laut, merupakan daerah lahan kering beriklim basah dengan jenis tanah yang dominan laterit. Kini Salak Bali di Karangasem telah berkembang di 4 (empat) kecamatan yakni Kecamatan Bebandem, Selat, Sidemen dan Rendang dengan populasi tanaman sekitar 8.100.000 pohon. Bahkan saat ini Salak Bali telah berkembang pula di beberapa kabupaten di luar Karangasem, seperti di Kabupaten Gianyar, Bangli, Badung, Tabanan dan Buleleng. Namun salak asal Sibetan Karangasem tetap merupakan primadona karena rasa buahnya yang sulit disamai oleh salak lain.
- ItemPetunjuk Teknis Budidaya Salak Sidimpuan(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gedong Johor, 1999) Sariman; Harahap, Darwin; Jamil, Ali; Nur H.I, M.; Kasim, Abdul; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gedong Johor, MedanSalak Sidimpuan merupakan salah satu komoditas spesifik yang dimiliki Propinsi Sumatera Utara. Permintaannya cukup tinggi karena diminati oleh konsumen dalam maupun luar negeri. Hasil Pengkajian Sistem Usahatani Salak Sidimpuan di Tapanuli Selatan menunjukkan bahwa paket teknologi yang dicoba oleh petani berhasil baik dan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Keberhasilan ini perlu disebar luaskan kepada petani lain. Brosur ini diharapkan dapat menjadi pegangan dan petunjuk teknis petani, penyuluh dan petugas dalam mengatasi berbagai masalah di lapangan, sehingga dapat memacu pengembangan usahatani salak sidimpuan di Sumatera Utara.
- ItemPERAKITAN TEKNOLOGI PENINGKATAN FREKUENSI PANEN SALAK UNGGULAN JAWA TIMUR(BPTP Karangploso, 1999) SUDARYONO, Tri; L.Roesmahani; Agus Suryadi
- ItemKLONALISASI TANAMAN APOKAT RAKYAT DENGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN POHON DEWASA ATAU TOP WORKING(BPTP Karangploso, 1999) A. SUGIYATNO; Hardiyanto; A. Supriyanto
- ItemUJI MULTI LOKASI CALON VARIETAS UNGGUL MAWAR ADAPTIF LINGKUNGAN SPESIFIK SENTRA PRODUKSI DI JAWA TIMUR(BPTP Karangploso, 1999) SUHARIYONO; D.P. Saraswati; Djoema'ijah
- ItemTEKNIK PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN POHON INDUK KLON-KLON ANGGUR HARAPAN BANJARSARI(BPTP Karangploso, 1999) Bambang Tegopati; D. Rachmawati; L. Moenir
- ItemTEKNIK PENGELOLAAN INDUK BATANG BAWAH APEL LIAR DAN KLON-KLON HARAPAN APEL(BPTP Karangploso, 1999) SOENARSO; Sutopo; Hardiyanto, A.
- ItemADOPSI RAKITAN TEKNOLOGI USAHATANI PEPAYA DAMPIT(BPTP Karangploso, 1999) SUMARSONO, RAdopsi rakitan teknologi budidaya pepaya Dampit Penelitian pengkajian merupakan keøatZi tahun anggaran kedua. dilaksanakan bulan April 1997 sampai dengan Maret 1998 di Desa Pranggang- Kecamatan Plosoklaten, Kediri. Tujuan penelitian adalah pengkajian pertumbuhan dan produksi tanaman pepaya dalam rangka diperolehnya paket teknologi pepaya Darnpjt yang efisien dan mudah diadopsi oleh petani dengan sasaran untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani pepaya. Kegiatan yang dilakukan merupakan penelitian lapang di lahan petani dengan 2 perlakuan (l) budidaya cara petani, dan (2) budidaya cara rakiün teknologi. masing-masing diulang 5 kali. Luas setiap unit perlakuan 1.000 m , sehingga luas unit pengkajian seluruhnya I ha. Pemupukan pepaya pada cara rakitan teknolop sebamak 2.250 g ZAJpohon; 1.500 g TSP/pohon, dan KCI 1.500 g/poh011 Pupuk ZA diberüan 8 iali dengan interval I bulan I kali. Pengendalian hama tungau menggunakan akarisida anjuran serta pengendalian penyakit antraknose menggunakan pestisida anjuram Teknoloø budidaya nenas yang diperbaiki meliputi: pernilihan bibit. pemupukan organik (pupuk cair Siprmin) 12.000 Lilia dan pupuk ZA 600 kgma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya ara rakitan teknologi dapat memperbaiki budidaya cara petani. Sampai dengan tanarnan berumur 18 bulan setelah tanam, tinggi tanaman, jumlah daun, lingkar batang danjumlah buah pada budidaya cara rakitan teknologi berturut-turut 274 cm, 25 helai, 51 cm, dan 15 buah Sedang pada budidaya cara petani bertumt-turut 192 cm, 13 helai, 32 cm dan 7 buah Produksi un pendapatan cara rakitan teknologi lebih tingi dibandingkan cara petani Rata-rata produksi dan pendapatan usahatani pepaya cara rakitan teknologi adalah 37.320 kg ån Rp 5165.250.- per hektar. Potensi produksi dan pendapatan yang seharusnya bisa drcapai oleh ara rakitan teknologi adalah 68.189 kg dan Rp 9.106.950,- per hektar. Pada cara petani produksl usahatani pepaya berkisar antara 1.790 kg—18.680 kg per hektar atau rata-ru 12.538 kg pa hektar. Sedangkan pendapatan berkisar antara Rp 918.860,- - Rp2.788250,- per hektar atau rata-rata Rp 2.269.030,- per hektar. Cara rakitan teknologi usahataru Dampit belum seluruhnya diadopsi dan dilaksanakan petani; disamping karena keterbatasan palgetahual tentang teknologi maju juga karena keterbatasan modal yang dimilikl. Kata hmci: Adopsi, pepaya Dampit, tanaman sela, keuntungan
- ItemPEDOMAN SENTRA BUAH SEMUSIM (MELON)(Direktorat Tanaman Buah, 2001) Tanaman Merambat dan Semusim, Subdirektorat; Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura
- ItemPedoman penerapan sistem jaminan mutu mangga(Direktorat Budidaya Tanaman Buah, 2002) Sutrisno; Direktorat Budidaya Tanaman Buah
- ItemPedoman budidaya durian (Durio zibethinus Murr)(Direktorat Budidaya Tanaman Buah, 2002) Direktorat Budidaya Tanaman Buah
- ItemHidup Sehat dengan Produk Hortikultura Nusantara : Semangka(Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, 2002) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil HortikulturaSemangka termasuk dalam famili Cucurbitaceae. Buah ini banyak ditanam disawah dan berpasir. Batangnya tersulur, beralur dan bersegi banyak. Tanaman semangka tumbuh merambat dengan panjang batang dapatmencapai 3-5 meter. Tanaman ini tergolong tanaman semusim dengan bentuk daun yang tunggal, lonjong, tepi bergelombang, ujung runcing, pangkal bertoreh, panjang 8-15 cm, lebar 5-8 cm, tangkai silindris, panjang 3-7 cm, hijau, pertulangan menyirip, permukaan berbulu. Bunga tanaman semangka merupakan bunga tunggal yang berumah satu, di ketiak daun. Kelopak bunganya berbentuk lonceng, berbagi lima, panjang 6-8 mm, hijau, benang sari berjumlah tiga, panjang 1-2 cm, putih. Putiknya berbentuk ginjal, putih, mahkota berbentuk terompet, panjang 2-3 cm: Warna bunganya kuning. Biji semangka berbetuk lonjong, pipih, putih kekuningan. Akarnya tunggang dan berwarna putih.
- ItemPROFIL PRODUKSI JERUK(Direktorat Budidaya Tanaman Buah, 2002) Tanaman Buah, Direktorat; Direktorat Jenderal Hortikultura
- ItemTeknologi pemupukan dan pengaturan pembungaan jeruk(Direktorat Budidaya Tanaman Buah, 2002) Direktorat Budidaya Tanaman Buah