Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 247
Results Per Page
Sort Options
- ItemPENGARUH IRISAN KERIPIK TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN PADA PEMBUATAN KERIPIK PISANG MANIS(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Yani, Alvi; Rumbaina, Dewi; Utomo, Joko Susilo; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bentuk irisan terhadap preferensi konsumen pada proses pembuatan keripik pisang manis. Penelitian dilakukan di Desa Way Isem, Kabupaten Lampung Utara, Lampung, yang merupakan lokasi kegiatan program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari dan di laboratorium BPTP Lampung padabulan September – Oktober 2013. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 perlakuan yaitu bentuk irisan keripik yaitu melintang (IG) dan irisan membujur (IB) terhadap rasa keripik pisang manis dengan ulangan 20 (panelis). Preferensi konsumen dilakukan dengan menggunakan uji organoleptik yang meliputi parameter rasa, warna, aroma, kerenyahan dan penampilan. Skor kesukaan yaitu 1 s/d 5, dimana 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = biasa/netral, 4 = sukadan 5 = sangat suka. Analisis mutu (proksimat dan kadar gula total) dilakukan menggunakan dari hasil uji organoleptik diketahui bahwa tidak ada perbedaan antara IG dengan IB pada atribut aroma, warna, kerenyahan dan penampilan, tetapi berbeda pada atribut rasa. Panelis lebih menyukai rasa keripik pisang dengan irisan IG (4,58) dibanding IB (4,10). Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara IG dan IB, sedangkan analisis kadar gula IG (32,4%) lebih tinggi dibanding IB(30,1%).
- ItemPENGARUH APLIKASI PUPUK HAYATI TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH PADA LAHAN SAWAH(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017) Irawati, Arfi; Kusnanto, Tri; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianLahan sawah dicirikan dengan kondisi tanah tergenang yang dapat mempengaruhi ketersediaan unsur hara sebagai akibat perubahan sifat kimia selama proses penggenangan. Mikroorganisme fungsional dalam pupuk hayati berperan penting dalam meningkatkan efisiensi pemupukan dan kesuburan tanah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk hayati terhadap sifat kimia tanah pada lahan sawah. Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah petani di Natar, Lampung Selatan pada Bulan Januari hingga Mei 2016. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan. Kombinasi perlakuan yang diterapkan adalah varietas padi dan dosis pupuk hayati. Data pertumbuhan dan produksi di analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji nilai tengah Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian terhadap sifat-sifat kimia (pH, N, C organik P tersedia dan P Total) tanah sawah yang diberi pupuk hayati menunjukkan adanya perubahan tetapi tidak signifikan, sedangkan pertumbuhan dan produksi padi menunjukkan perbedaan yang signifikan disebabkan perlakuan pemberian pupuk hayati (40 kg.ha -1 ) dan tanpa pupuk hayati.
- ItemPERBAIKAN MUTU BIJI KAKAO DENGAN PERLAKUAN SUHU PENGERINGAN DAN FERMENTASI DI KALIMANTAN BARAT(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) David, Jhon; Octora Manurung, Gohan; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPenelitian ini bertujuan untuk melihat efektifitas suhu pengeringan dengan lama fermentasi optimum untuk menghasilkan biji kakao yang berkualitas sesuai dengan standar SNI. Penelitian ini di lakukan di desa desa Pegandang Kecamatan Sekayam pada tahun 2014 dengan menggunakan rancangan perlakuan acak lengkap dengan dua faktor yaitu Faktor pertama adalah suhu pengeringan (S): So = Suhu ruang, S 1 = 45 0 C, S 2 = 50 0 C, S 3 = 55 0 C, S 4 = 60 0 C dan faktor kedua lamanya Fermentasi (F 0 = tanpa fermentasi, F 1 = 4 hari, F 2 = 6 hari, F 3 = 8 hari, dengan parameter Variabel yang akan diteliti adalah mutu biji kakao dengan indikasi dan parameter: kadar air, kadar protein, kadar lemak, total abu, dan uji organoleptik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bahwa warna yang paling disukai dari biji kakao diperoleh pada perlakukan fermentasi 6 hari dan suhu pengeringan 55 0 C. Kadar air terendah didapati pada suhu 55 0 C pada semua perlakuan. Suhu pengeringan sangat penting dalam proses biji kakao karena efek Maillard. Hal ini merupakan tantangan utama dalam indutsri pasca panen coklat karena ekef ini berpengaruh terhadap tampak, aroma, warna dan kualitas bahan pangan secara keseluruhan, terutama pada biji kakao.
- ItemPENINGKATAN PRODUKTIVITAS KEDELAI VARIETAS TANGGAMUS DENGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN RAWA LEBAK DANGKAL(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Endriani; M.Ghulamahdi; E.Sulistyono; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianLahan rawa lebak berpotensi cukup besar untuk pengembangan dan meningkatkan produksi tanaman pangan. Budidaya jenuh air merupakan penanaman dengan memberikan irigasi terus menerus, dan membuat tinggi muka air tanah tetap (sekitar 5 cm di bawah permukaan tanah) sehingga lapisan di bawah permukaan tanah jenuh air.Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan produksi kedelai dan meningkatkan indeks pertanaman di lahan rawa lebak dangkal. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan faktorial dalam rancangan lingkungan acak kelompok dengan 3 ulangan. Faktor ke-satu: 4 taraf dosis pupuk N yaitu 0, 11.25, 22.50 dan 33.75 kg N ha-1, faktor ke-dua: 4 taraf dosis pupuk P yaitu 0, 36,72 dan 108 kg P faktor ke-tiga : Pupuk hayati penambat N dan Pelarut P yaitu tanpa pupuk hayati, pakai pupuk hayati. Data penelitian dianalisis sidik ragam dengan uji F, apabila terdapat pengaruh yang nyata dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) untuk melihat perbedaan antar perlakuan pada taraf α 0.05. Hasil penelitian menunjukkan produktivitas kedelai varietas Tanggamus pada lahan rawa lebak dangkal dengan budidaya jenuh air pada tingkat kesuburan tanah sedang mencapai 4 ton ha . Penerapan pengelolaan air dengan sistem budidaya jenuh air, pengelolaan hara sesuai kebutuhan tanaman dan waktu tanam yang tepat pada lahan rawa lebak akan menghasilkan produksi kedelai yang optimal.
- ItemANALISIS DAYA SAING KOMODITAS PADI DI PROVINSI BANTEN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Siagian, Viktor; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungLuas panen padi di Provinsi Banten pada tahun 2015 seluas 392.849 ha dengan produksi 2,175 juta ton GKG atau dengan produktivitas 5,54 ton GKG/ha. Tujuan kajian ini adalah: 1) Mengetahui kondisi aktual usahatani padi di Provinsi Banten, 2) Menganalisis daya saing komoditas padi/beras di di Provinsi Banten. Metode kajian menggunakan metode survei, FGD dengan simple random sampling di tingkat petani, dengan jumlah responden 120 orang petani. Metode analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kwantitatif. Analisis kualitatif menggunakan tabulasi deskriptif. Analisis kuantitatif menggunakan Matrik Analisis Kebijakan. Hasil dari kajian ini adalah: 1) Luas lahan garapan pada Musim Hujan 2014/2015 rata-rata 0,69 ha. Produktivitas rata-rata 5,8 ton/ha. Nilai B/C rasio 2,0 artinya usahatani padi menguntungkan. 2) Nilai PCR (Public Cost ratio) atau Rasio Biaya Swasta 0,28 artinya komoditi padi memiliki keunggulan kompetitif yang tinggi, nilai DRCR (Domestic Resources Cost Ratio) atau Rasio Biaya Sumber daya Domestik bernilai 0,26 artinya usahatani padi memiliki keunggulan komparatif (nilai DRCR < 1) yang tinggi. Kesimpulannya komoditi padi memiliki daya saing yang relatif tinggi. Disarankan masih diperlukan peningkatan produktivitas padi untuk meningkatkan daya saing dan pembelian gabah oleh Bulog sesuai Harga Pokok Pembelian.
- ItemKETAHANAN KACANG TANAH LOKAL SERANG BANTEN TERHADAP PENYAKIT KARAT(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Kurniawati, Sri; Nur Susilawati, Pepi; Balai Pengkajian Teknologi PertanianKacang tanah merupakan salah satu bahan pangan yang banyak di konsumsi oleh masyarakat Banten. Salah satu faktor pembatas produksi kacang tanah adalah adanya serangan penyakit karat daun (Puccinia arachidis). Penelitian dilakukan di Desa Sukarame Kec. Cikeusal Kabupaten Serang Provinsi Banten pada lahan seluas 1.500 m 2. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan terdiri dari 10 varietas yaitu 7 varietas lokal asal Serang dan 3 varietas unggul baru (VUB). Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance (Anova) dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf nyata 5%, menggunakan piranti lunak Statistical Analysis System (SAS) versi 9.1.3 untuk Windows. Respon ketahanan kacang tanah lokal terhadap penyakit karat yang terbaik berasal dari Kecamatan Taktakan dan Walantaka. Adapun produksi terbaik adalah pada kacang tanah yang berasal dari Kecamatan Bojonegara. Namun demikian, Varietas Unggul Baru memiliki respon ketahanan yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lokal. Demikian juga dengan produksi VUB Landak Sima dan Gajah lebih baik dibandingkan dengan varietas lokal.
- ItemPENGARUH WAKTU PELEMBABAN PADA VIGOR BENIH KEDELAI (Glycine max [L.] Merrill) ASAL PEMUPUKAN NPK SUSULAN SAAT R1 PASCA SIMPAN 7 BULAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Anggun; Nurmiaty, Yayuk; Nurmauli, Niar; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungBenih kedelai yang tidak tahan disimpan lama menyebabkan ketersediaan benih kedelai sedikit. Penyimpanan yang lama berdampak pada penurunan viabilitas dan vigor benih, sehingga kemampuan tumbuh benih kedelai menurun saat ditanam. Upaya untuk mengembalikan performa kedelai yang sudah mengalami penyimpanan dapat dilakukan dengan pelembaban benih. Tujuan penelitian ini untuk (1) mengetahui waktu pelembaban yang menghasilkan vigor benih terbaik, (2) mengetahui lot benih kedelai asal pemupukan NPK susulan saat R1 pascasimpan 7 bulan yang menghasilkan vigor benih terbaik, dan (3) mengetahui interaksi antara waktu pelembaban dan lot benih kedelai asal pemupukan NPK susulan saat R1 pada vigor benih kedelai. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor yang disusun secara faktorial (3x5) dan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) waktu pelembaban 24 jam lebih tinggi dibandingkan 12 jam dalam meningkatkan vigor benih kedelai pasca simpan 7 bulan berdasarkan persentase kotiledon yang membuka, persentase daun pertama yang muncul, persentase kotiledon yang gugur, dan panjang kecambah, (2) lot benih asal pemupukan NPK susulan saat R1 dosis 25 hingga 100 kg.ha-1 meningkatkan persentase kotiledon yang membuka, persentase daun pertama yang muncul, persentase kotiledon yang gugur, panjang kecambah, dan panjang akar, dan (3) pelembaban 12 jam pada lot benih asal pemupukan NPK susulan 100 kg.ha-1 menghasilkan vigor benih terbaik berdasarkan persentase perkecambahan dan kecepatan perkecambahan. Sementara itu pelembaban 24 jam pada lot benih asal pemupukan NPK susulan 100 kg.ha-1 menghasilkan bobot kering kecambah paling tinggi.
- ItemPEMBANDINGAN BERBAGAI SISTEM PENGELOLAAN HARA TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH DAN HASIL PADI SAWAH(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Nurjaya; A. Sipahutar, Ibrahim; Rochayati, Sri; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungPengelolaan hara melalui pemupukan berimbang spesifik lokasi merupakan kunci untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Pemupukan yang berlebihan dapat menurunkan efisiensi pupukdan berdampak negatif terhadap lingkungan. Tujuan penelitian untuk mengetahui dinamika hara N, P, K, dan Zn tanah sawah; pertumbuhan, hasil tanaman, dan nilai Relative Agronomic Effectiveness (RAE). Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Rancangan yang digunakan Split Plot, sebagai petak utama adalahtingkatpengolahantanah yang terdiridari: (1) olah tanah sempurna (OTS) dan (2) olah tanah tidak sempurna (OTTS). Sebagai anak petak 4 perlakuan diulang 3 kali yaitu: (1) perlakuan Petani, (2) PTT, (3) SRI, dan (4) Semi Organik (SPH-1). Parameter yang diamati: dinamika hara N, P, K, dan Zn; tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot gabah dan jerami dan nilai RAE. Hasil penelitian menunjukkan kadar N-total, P-potensial, P-tersedia, dan K-potensial menurun pada minggu ke 6, K-tersedia (K-dd) menurun tajam mulai minggu ke 4 dan kandungannya lebih rendah dari tanah awal pada minggu ke 6, sedangkan kadar Zn meningkat pada semua perlakuan sampai minggu 2 dan fluktuatif sampai minggu ke 6. Nilai RAE tertinggi diperolehpadaperlakuan PTT mencapai 174% dan terendah pada perlakuan SRI hanya mencapai 71%, dan sebagai pembanding adalahperlakuan petani dengan nilai RAE 100%.
- ItemEKSPLORASI DAN EVALUASI KERAGAMAN GENETIK PLASMA NUTFAH PINANG ASAL SUMATERA BARAT DAN TIMIKA PAPUA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Maskromo, Ismail; Natawijaya, Aziz; Djufry, Fadjry; Syakir, Muhammad; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPinang (Areca catechu) merupakan salah satu palma asli Indonesia yang memiliki potesi ekonomi tinggi, namun belum banyak mendapat perhatian dalam pengembangannya. Keterbatasan bahan tanaman dan sumber benih menjadi faktor pembatas pengembangan pinang di Indonesia. Untuk mengakselerasi pengembangan pinang, adanya sumber genetik dengan variebilitas genetik yang luas merupakan faktor kunci. Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang secara informal dilaporkan memiliki keanekaragaman pinang budidaya, sedangkan Papua dilaporkan sebagai pusat keragaman spesies yang berkerabat dengan pinang. Penelitian ditujukan untuk mengeksplorasi dan mengoleksi sumber daya genetik pinang di 5 kabupaten di Sumetera Barat dan di Timika, Papua, menggunaan metode pusposive sampling method. Hasil eksplorasi di lima kabupaten di Sumatera Barat, menunjukkan adanya variasi morfologi yang luas untuk karakter hasil dan komponen hasil. Seleksi genotipe harapan dilakukan secara individual dari semua populasi yang diamati di lima kabupaten. Sebanyak 30 aksesi yang memiliki produksi tinggi dan berumur Genjah berhasil diseleksi. Kegiatan eksplorasi di Kabupaten Timika dilakukan di dua tipe habitat yaitu kebun penduduk dan hutan primer.
- ItemPENGARUH SERANGAN ULAT DAUN TERHADAP PRODUKSI BAWANG MERAH DI LAHAN KERING DI PULAU BANGKA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Rusmawan, Dede; Yunita R., Dian; Balai Pengkajian Teknologi PertanianKendala dalam budidaya bawang merah ialah serangan organisme pengganggu tanaman yang dapat menghilangkan hasil antara 20-100 %. Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan varietas bawang yang tahan terhadap serangan hama ulat daun. Pengkajian dilakukan di Kebun Percobaan BPTP Kepulauan Bangka Belitung. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok faktorial diulang 3 kali setiap perlakuan dan menggunakan uji lanjut DMRT 5%. Hasil pengkajian menunjukan bahwa serangan hama berbeda nyata terhadap varietas yang diujikan. Varietas Bima memiliki serangan hama tertinggi sebesar 3,12 % dan serangan hama terendah dimiliki varietas Ilokos King sebesar 0,66 %, sedangkan varietas Ilokos Bronos dan Super Philip masing-masing sebesar 1,32 % dan 0,86 %. Dilihat dari segi produksi varietas Super Philip memiliki produksi tertinggi sebesar 2,98 kg per bedeng di ikuti varietas Ilokos King sebesar 2,41 kg per bedeng, sedangkan Ilokos Bronos dan Bima masing-masing 1,94 kg dan 1,61 kg per bedeng. Dengan demikian varietas Ilokos King dan Super Philip memiliki ketahanan terhadap serangan hama ulat daun, sehingga layak untuk di kembangkan di lahan kering Pulau Bangka.
- ItemKETERSEDIAAN JAGUNG BERDASARKAN PERAMALAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITASNYA DI TENGAH PERSAINGAN PENGGUNAAN LAHAN DI INDONESIA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Dedi Nugraha; Balai Pengkajian Teknologi PertanianJagung adalah tanaman pangan yang memiliki nilai strategis serta bersifat multifungsi, baik sebagai bahan pangan maupun pakan. Permintaan jagung terutama untuk bidang industri terus meningkat setiap tahun. Data BPS menunjukan produksi dan produktivitas jagung relatif meningkat, sementara luas panennya relatif fluktuatif. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk model untuk memprediksi produksi jagung dalam kaitannya dengan produktivitasnya di tengah persaingan penggunaan lahan sebagai faktor pembatasnya. Dalam penelitian ini digunakan teknik peramalan dengan menggunakan data time series untuk membentuk suatu model. Model terbaik yang terpilih akan digunakan untuk menduga produksi jagung. Pemilihan model terbaik menggunakan kriteria Mean Absolute Percent Error (MAPE), Root Mean Square Error (RMSE) dan Akaike Information Criteria (AIC). Model terpilih untuk peramalan yaitu ARIMA (1,1,0) dengan drift. Rata-rata batas maksimal produktivitas jagung hibrida berdasarkan kajian sejauh ini 12,62 t/ha. Alih fungsi lahan dan ketersedian air menjadi penghambat peningkatan produksi jagung nasional.
- ItemPEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG DI TSP NATAR, LAMPUNG SELATAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Basri, Elma; Hevrizen, Rely; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPengkajian pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan sapi telah dilaksanakan di lokasi TSP Natar, Kebun Percobaan Natar, Lampung Selatan pada bulan Desember 2015 s/d bulan Februari 2016. Tujuan pengkajian adalah untuk mengetahui pengaruh dari pemanfaatan bermacam –macam limbah pertanian sebagai pakan ternak sapi. Ternak sapi yang dikaji sebanyak 16 ekor sapi Peranakan Ongole (PO), berjenis kelamin jantan umur 1,5 – 2 tahun. Perlakuan yang diberikan adalah R0 = hijauan (kontrol), R1 = 2 kg konsentrat + 10 kg limbah kulit Nenas, R2 = 2 kg konsentrat + 10 kg silase daun singkong, dan R3 = 2 kg konsentrat + 10 kg silase daun singkong + limbah kulit nenas. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali Pakan diberikan pada pagi dan sore hari. Air minum tersedia ad-libitum. Peubah yang diamati meliputi konsumsi pakan, bobot badan awal dan akhir, dan nilai ekonomis usaha ternak sapi. Hasil kajian menunjukkan bahwa rata-rata pertambahan bobot badan harian pada perlakuan R3 = 0,65 kg/kg/hr dibandingkan perlakuan R0= 0,31 kg/ekor/hr (kontrol), dengan R/C sebesar 1,19.
- ItemPENGARUH IRISAN KERIPIK TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN PADA PEMBUATAN KERIPIK PISANG MANIS(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Yani, Alvi; Rumbaina, Dewi; Utomo, Joko Susilo; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bentuk irisan terhadap preferensi konsumen pada proses pembuatan keripik pisang manis. Penelitian dilakukan di Desa Way Isem, Kabupaten Lampung Utara, Lampung, yang merupakan lokasi kegiatan program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari dan di laboratorium BPTP Lampung padabulan September – Oktober 2013. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 2 perlakuan yaitu bentuk irisan keripik yaitu melintang (IG) dan irisan membujur (IB) terhadap rasa keripik pisang manis dengan ulangan 20 (panelis). Preferensi konsumen dilakukan dengan menggunakan uji organoleptik yang meliputi parameter rasa, warna, aroma, kerenyahan dan penampilan. Skor kesukaan yaitu 1 s/d 5, dimana 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = biasa/netral, 4 = sukadan 5 = sangat suka. Analisis mutu (proksimat dan kadar gula total) dilakukan menggunakan dari hasil uji organoleptik diketahui bahwa tidak ada perbedaan antara IG dengan IB pada atribut aroma, warna, kerenyahan dan penampilan, tetapi berbeda pada atribut rasa. Panelis lebih menyukai rasa keripik pisang dengan irisan IG (4,58) dibanding IB (4,10). Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara IG dan IB, sedangkan analisis kadar gula IG (32,4%) lebih tinggi dibanding IB(30,1%).
- ItemKINERJA KELEMBAGAAN AGRIBISNIS CABAI MERAH KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU (Study Kasus Kecamatan Selupu Rejang)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Bidi Astuti, Herlena; Hartono, Rudi; Balai Pengkajian Teknologi PertanianFluktuasi harga cabai selalu menjadi hal yang menarik namun mengkhawatirkan bagi petani dan pelaku pasar. Intensifnya peningkatan produksi disaat-saat tertentu sering menyebabkan anjloknya harga cabai di pasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja kelembagaan agribisnis cabai dan efisiensi pemasaran cabai di Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Metode yang digunakan adalah studi kasus (case study) pada Kecamatan Selupu Rejang sebagai sentra komoditas cabai. Kinerja kelembagaan yang dianalisis adalah struktur, perilaku dan keragaan (structure, conduct, and performance/SCP). Hasil penelitian menujukkan bahwa cabai yang dihasilkan oleh petani Selupu Rejang dominan untuk memenuhi pasar Sumatera Selatan bukan untuk memenuhi permintaan pasar lokal. Saluran pasar dari produsen ke konsumen di Selupu Rejang memiliki tiga bentuk struktur rantai pasar dan semua produsen maupun pedagang tidak melalukan fungsi pengelolaan dan penyimpanan produk. Hasil analisis struktur pasar di Selupu Rejang menunjukkan adanya pasar persaingan sempurna, harga terbentuk karena bertemunya kekuatan permintaan dan penawaran. Dari hasil analisis efisiensi tataniaga diketahui bahwa saluran pasar I lebih Efisien daripada saluran lainnya.
- ItemKETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI INPARA TERHADAP SERANGAN PENGGEREK BATANG DAN WALANG SANGIT(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Rumbaina Mustikawati, Dewi; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianPenggerek batang padi dan walang sangit merupakan hama yang banyak menimbulkan kehilangan produksi pada tanaman padi di Indonesia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ketahanan varietas Inpara dan interaksi varietas dengan musim tanam terhadap serangan penggerek batang padi dan walang sangit. Penelitian dilaksanakan di lahan lebak di desa Beringin Kencana, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian dilakukan dua kali musim tanam sesuai musim tanam petani setempat yaitu waktu tanam pertama pada musim kemarau (Mei - Agustus 2012) dan waktu tanam kedua pada musim hujan Desember 2012 - Maret 2013). Penelitian pada tiap musim menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan adalah varietas padi Inpara yaitu Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4 dan Inpara 5. Pengamatan dilakukan terhadap intensitas serangan hama penggerek batang padi pada tanaman umur 1 bulan (sundep), dan walang sangit (pengamatan pada gabah). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa varietas Inpara 3 peka terhadap serangan penggerek batang (sundep), hal ini dilihat dari intensitas serangannya yang selalu paling tinggi di setiap musim tanam. Varietas Inpara 1, Inpara 2, Inpara 3, Inpara 4 dan Inpara 5 memiliki ketahanan yang sama terhadap serangan hama walang sangit. Interaksi musim dengan varietas tidak nyata terhadap persentase serangan penggerek batang (sundep), tetapi nyata terhadap persentase serangan hama walang sangit.
- ItemKAJIAN KEUNGGULAN AYAM KUB PADA VISITOR PLOT BPTP NTB(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Julianto, Totok Blegoh; Rusdianto, Sasongko Wijoseno; Fitrahtunisa; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungPenelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian terhadap efisiensi pakan dan pertumbuhan ayam KUB dibandingkan dengan salah satu jenis ayam kampung yang mulai berkembang di NTB yaitu ayam kampung super. Hasil kajian menjadi informasi penting bagi usaha ternak ayam kampung. Penelitian dilakukan pada Visitor Plot KP BPTP NTB, pada bulan Mei – Juli 2016. Membandingkan pertumbuhan, konsumsi pakan dan berat badan umur 2 bulan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (AKUB) dengan Ayam Kampung Super (AKS). Analisis secara deskriptif terhadap variabelvariabel terukur : berat badan ayam, pertambahan berat badan harian, konsumsi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur 35 hari dan 60 hari berat badan AKUB berturut-turut mencapai 317 g/ekor dan 628 g/ekor, lebih tinggi dibanding berat badan AKS pada umur yang sama. Konsumsi pakan AKUB lebih rendah dari pda AKS, sehingga dibandingkan dengan capaian berat badannya maka memberikan pendapatan yang lebih besar pada AKUB. Kesimpulan dari penelitian adalah bahwa ayam KUB memiliki keunggulan pada pertumbuhan dan capaian berat badan pada umur 35 hari dan 60 hari, lebih efisien dalam konsumsi pakan dibandingkan dengan ayam KS. Sebagai ayam komersil ayam KUB dapat diandalkan karena dapat memberikan keuntungan yang lebih besar.
- ItemKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SUKU BADUY DALAM MENGENDALIKAN HAMA DAN PENYAKIT PADI(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Kurniawati, Sri; Setyowat, Iin; Saryoko, Andy; Balai Pengkajian Teknologi PertanianMasyarakat Suku Baduy sangat memegang teguh adat istiadat (pikukuh) yang diturunkan oleh para leluhurnya. Salah satu yang tetap dilakukan adalah tatacara dalam bertani padi termasuk dalam mengendalikan hama penyakit padi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sumber data primer dari hasil observasi dan wawancara dan data sekunder berupa studi literatur. Istilah yang digunakan oleh masyarakat Baduy dalam mengendalikan hama dan penyakit padi adalah “ngubaran pare” (mengobati padi) menggunakan “samara pungpuhunan” yaitu racikan tumbuhan yang berfungsi sebagai pestisida nabati. Tumbuhan yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tersebut diantaranya adalah Bangban, Barahulu, Kihura, Hanjuang, Bangle, Pacing Tawa, Bingbin, Mengkudu, Laos, Jeruk Bali, Daun Walang, Teureup, Kukuyaan dan Pacing Asri. Selain penggunaan pestisida nabati tersebut, pengaturan waktu dan pola tanam dan penanaman beragam jenis padi dalam satu wilayah pengelolaan lahan merupakan salah satu komponen dalam mengendalikan hama dan penyakit padi.
- ItemPELUANG EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK PADA LAHAN SAWAH IRIGASI KABUPATEN SELUMA(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Wahyuni, Tri; Siagian, Irma Calista; Harta, Linda; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungSalah satu teknologi yang dapat digunakan sebagai dasar penyusunan rekomendasi pemupukan padi sawah adalah melalui analisa status hara P dan K lahan sawah. Sampai saat ini rekomendasi pemupukan P dan K padi sawah masih menggunakan rekomendasi umum yaitu 100-150 kg TSP/SP-36 per ha dan 100 kg KCl per ha, karena belum didasarkan pada status hara tanah. Tujuan analisa status hara adalah (1) memperoleh data dan informasi status hara P dan K tanah sawah, (2) rekomendasi pemupukan P dan K padi sawah yang lebih rasional dan efisien, berdasarkan status hara tanah, yang dapat menghemat kebutuhan pupuk. Kegiatan analisa status hara P dan K lahan sawah pada tahun 2014 berlokasi di 13 kecamatan di Kabupaten Seluma. Metodologi yang digunakan meliputi : persiapan, pelaksaan pengambilan sampel tanah, analisis. Survei utama melakukan pengambilan sampel tanah individu dijadikan sampel tanah komposit, 1 sampel tanah komposit terdiri 10-15 sampel tanah individu. Jumlah sampel tanah komposit yang diambil sebanyak 13 sampel tanah komposit, data hasil analisis tanah dinilai kadar P dan K. Melalui 3 status (kriteria rendah, sedang dan tinggi). Hasil analisa status P dan K lahan sawah di Kabupaten Seluma sebanyak 13 sampel tanah status hara P rendah dan sedang, dari total sawah kadar P rendah sebanyak 7,69% dengan nilai 20,66 mg P2O5/100 gr, status sedang sebanyak 84,61% dengan kisaran 21,3 – 37,64 mg P2O5/100 gr, dan tinggi sebanyak 7,69% dengan nilai 42,72 mg P2O5/100 gr. Status hara K rendah sampai tinggi yaitu status rendah sebanyak 7,69% dengan kisaran 14,10 – 19,31% mg K2O/100 gr, status sedang sebanyak 23,08% dengan kisaran 23,70 – 32,39 mg K2O/100 gr, dan status tinggi 46,15% dengan kisaran 41,02 – 59,27 mg K2O/100 gr. Dengan demikian penggunaan pupuk SP-36 sesuai status hara (69,23%) 100 kg/ha dan (7,69%) 75 kg/ha sehingga menghemat pupuk SP-36 sebanyak 25 – 50 kg/ha. Pupuk KCl sesuai status hara (30,77%) 100 kg/ha, (23,08%) 50 kg/ha, dan (46,15%) 50 kg/ha sehingga pupuk KCl yang dapat dihemat 50 kg/ha sebanyak 69,23%.
- ItemKERAGAAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays) DI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH PADA MUSIM KEMARAU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Etika, AdhePhoppyWira; Hasan, Rahmat; Irawati, Arfi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungLahan marjinal pasca penambangan timah di Kepulauan Bangka Belitung memiliki karakteristik fisik, kimia dan biologi yang buruk. Kegiatan reklamasi dan revegetasi telah banyak dilakukan dilahan tersebut dengan penanaman tanaman kehutanan. Sehingga perlu adanya alternatif untuk melakukan penanaman komoditas yang adaptif dan mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat sekitarnya seperti tanaman jagung. Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan varietas jagung yang adaptif pada lahan bekas tambang timah. Pengkajian dilakukan di lahan bekas tambang timah di Desa Perlang, Kabupaten Bangka Tengah pada bulan Juni hingga September 2015( musim kemarau ). Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan varietas jagung yaitu: varietas Srikandi Kuning (P1); Bisma (P2) dan Lamuru (P3), masing-masing perlakuan diulang 3 (tiga) kali. Data dianalisis dengan analisis sidik ragam. Apabila uji F pada analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test pada taraf 5%. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan varietas tidak berbeda nyata terhadap komponen pertumbuhan yaitu tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), dan jumlah daun (helai), namun terlihat pertumbuhan varietas Srikandi Kuning cenderung lebih baik. Pada komponen produksi menunjukkan bahwa Srikandi Kuning berbeda nyata terhadap Bisma pada bobot tongkol (g) dan bobot 1000 biji namun tidak berbeda nyata dengan Lamuru. Perlakuan tidak berbeda nyata terhadap berat kering tajuk (g), diameter tongkol (cm), panjang tongkol (cm), jumlah baris biji/tongkol (buah), jumlah biji tiap baris/tongkol (buah) dan produktivitas (t/ha). Srikandi kuning layak dikembangkan di lahan bekas tambang timah dengan R/C ratio sebesar 2,86.
- ItemPENGARUH RESIDU PUPUK ORGANIK TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BULAI (Sclerospora maydis L.) DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Wahyuni, Sri; Rianto, Slamet; Lasmono, Agung; Setyanto, Prihasto; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungSalah satu agenda “Nawa cita” adalah peningkatan kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan dicerminkan oleh kekuatan untuk mengatur masalah pangan secara mandiri. Penggunaan pupuk organik sangat diperlukan untuk memperbaiki kualitas tanah, bermanfaat bagi kesuburan dan peningkatan produksi tanaman. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah tadah hujan di Kebun Percobaan Jakenan, Balai Penelitian Lingkungan Pertanian di Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada musim tanam (MT III) pada bulan Juni 2015 sampai Oktober 2015. Rancangan penelitian menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan 6 perlakuan 3 ulangan. Tanaman yang digunakan adalah jagung varietas sukmaraga, dengan jarak tanam (70 x 25) cm dan ukuran plot (10 x 5) m. Penelitian ini menggunakan lahan yang sebelumnya ditanami padi walik jerami yang pemupukannya menggunakan dosis pupuk yang berbeda-beda. Dosis pupuk organik yang gunakan sebelumnya adalah 10 ton dan 20 ton ha-1. Penelitian tanaman jagung ini menggunakan pupuk NPK yang sama pada setiap perlakuan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan informasi ketahanan tanaman jagung terhadap serangan penyakit bulai dan produksi tanaman jagung dengan memanfaatkan residu pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik meningkatkan ketahanan terhadap serangan penyakit bulai dan meningkatkan produksi tanaman jagung. Tanaman jagung tanpa residu pupuk organik serangan bulainya mencapai 20%, sedangkan yang memanfaatkan residu pupuk organik 20 t ha-1 +NPK rekomendasi serangan penyakit bulainya cukup rendah yaitu 2%. Produksi jagung tertinggi terdapat pada perlakuan penggunaan pupuk organik 20 ton ha-1 ditambah dengan pupuk NPK yang mencapai 6,2 ton/ha.