Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN by Title
Now showing 1 - 20 of 247
Results Per Page
Sort Options
- ItemANALISA USAHATANI PRODUK OLAHAN PANGAN LOKAL BERBASIS UBIKAYU PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MAWAR PROVINSI BANTEN MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Astuti, Yati; Lestari, Sri; Balai Pengkajian Teknologi PertanianUbikayu merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal di Indonesia. Ubi kayu menduduki urutan ke tiga setelah padi dan jagung. Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar tergabung dalam Gapoktan Bina Tani Mandiri melakukan diversifikasi produk olahan ubikayu. Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan informasi tentang analisa usahatani produk olahan ubikayu serta kelayakan usahanya. Pengkajian dilakukan pada bulan Agustus 2016 pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar Desa Paniis Kecamatan Koroncong Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.Pengumpulan data menggunakan pengamatan langsung, wawancara dan desk study. Analisis usahatani dan kelayakan usaha olahan pangan lokal berbasis ubikayu skala rumah tangga menggunakan analisis usahatani yang meliputi penerimaan, biaya, dan pendapatan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk olahan ubi kayu yang dihasilkan adalah tepung mocaf, tepung cassava, kacang umpet dan keripik bawang. Usahatani tepung mocaf di KWT Mawar memiliki R/C sebesar 1.24; untuk tepung cassava memiliki R/C sebesar 1.26;kacang umpet memiliki nilai R/C sebesar 1.47 dan keripik bawang memiliki nilai R/C 1.36, yang menandakan bahwa usaha ini layak untuk dilakukan.
- ItemANALISIS ADOPSI KOMPONEN TEKNOLOGI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKSANAKANNYA SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH IRIGASI DI LAMPUNG(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Kiswanto; Yulia Adriyani, Fauziah; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianAnalisis adopsi komponen teknologi sebelum dan sesudah dilaksanakannya sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) padi sawah irigasi di Lampung dilaksanakan di Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur yang merupakan wilayah sentra produksi padi di Lampung dan implementasi program SL-PTT padi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan SL-PTT padi sawah irigasi terhadap adopsi teknologi budidaya, produktivitas dan pendapatan petani. Pengkajian dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015, di Kecamatan Seputih Raman dan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah dan Kecamatan Batanghari Nuban, Batanghari dan Probolinggo Kabupaten Lampung Timur dengan jumlah sampel seluruhnya 80 responden yang dipilih secara random. Metode pengkajian dengan cara survei yaitu wawancara secara mendalam kepada petani yang pernah mengikuti program SL-PTT padi dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan SL-PTT padi memiliki dampak positif terhadap perubahan perilaku petani dalam mengadopsi komponen teknologi PTT dengan kisaran 21,25 % – 61,25 % petani menerapkan teknologi PTT setelah pelaksanaan SL-PTT, dan (2) pembelajaran SL-PTT padi dapat meningkatkan produktivitas padi dengan kisaran 14 % - 21 % dan pendapatan usahatani 56 % - 77 %.
- ItemANALISIS ADOPSI PROGRAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Haloho, Lermansius; Paul L, Sarman; Sipahutar, Tumpal; Silalahi, M.; Balai Pengkajian Teknologi PertanianKecukupan pangan dari beras menjadi tantangan yang sangat berat bagi Indonesia, termasuk Sumatera Utara, akibat penduduk yang terus bertambah, konversi lahan sawah, anomali iklim dan diversifikasi pangan yang belum berhasil. Tujuan survei adalah mendapatkan karakteristik petani PTT Padi, adopsi komponen PTT Padi dan analisis usahatani PTT Padi di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode survei dan dikombinasikan dengan FGD (Focus Group Discussion). Survei dilakukan di Serdang Bedagai di dua kecamatan sentra padi (Perbaungan dan Tebing Tinggi) pada bulan Januari sampai Desember 2014. Responden petani PTT Padi 40 orang, yaitu: petani, kelompok tani/ Gapoktan. Pengumpulan data mencakup data dan informasi (data primer dan data sekunder dari instansi terkait). Data yang dikumpulkan ditabulasi, diolah menggunakan excell dan disajikan secara deskriptif. Hasil survei menunjukkan bahwa: (1) karakteristik petani PTT Padi di Kabupaten Sergai berumur 46 tahun masih taraf usia kerja dan produktif, tingkat pendidikan: SLTA 27%, SLTP 30%, SD 39% dan pengalaman bertanam padi 22 tahun; (2) komponen PTT Padi yang diadopsi adalah varietas unggul baru (VUB), benih bersertifikat, Pengendalian Hama Tepadu (PHT), umur tanam bibit muda 14 - 21 HST, penggunaan pupuk cair dan ZPT dan penanganan panen dan pascapanen dan (3) analisis usahatani PTT Padi memberikan nilai R/C Ratio 3,6 berarti sangat layak untuk diusahakan.
- ItemANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN PRINGSEWU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Zahara; Mawardi, Rahadian; Irawati, Arfi; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPadi merupakan komoditas strategis bagi bangsa Indonesia, karena menjadi bahan makanan pokok yang belum bisa digantikan dengan komoditas lain. Kebutuhan akan bahan makanan pokok berupa beras selalu meningkat seiring dengan jumlah pertambahan penduduk. Produksi yang tinggi perlu didukung dengan kebijakan harga, agar petani termotivasi untuk melakukan usahatani padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur biaya, pendapatan petani, kelayakan usahatani padi dan faktorfaktor yang berhubungan dengan pendapatan usahatani padi. Penelitian dilaksanakan di 3 Kecamatan di Kabupaten Pringsewu yaitu : Pringsewu, Pagelaran dan Sukoharjo pada Bulan Oktober-November 2016. Responden dipilih secara random sampling sebanyak 24 orang. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur. Variabel yang dihitung adalah struktur biaya dan pendapatan usahatani dan dihitung menggunakan rumus P = TR – TC, kelayakan usahatani dan faktor-faktor yang berhubungan dengan usahatani padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biaya total usahatani padi sebesar Rp. 11.396.723 yang terdiri dari total biaya sarana produksi Rp. 3.336.746,- (27,37), total biaya tenaga kerja Rp. 7.584.387,- (66,5%) serta biaya lainnya Rp. 475.590,- (1,66%). Pendapatan bersih mencapai Rp. 10.613.639,- atau 48,22% dari penerimaan kotor. Nilai perbandingan antara penerimaan dan biaya (R/C rasio) bernilai 2, artinya usahatani padi layak untuk diusahakan. Faktor-faktor yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap pendapatan usahatani padi adalah variabel pengalaman usahatani, produksi dan harga.
- ItemANALISIS CLUSTER DURIAN LOKAL PROVINSI BANTEN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Yursak, Zuraida; Nur Susilawati, Pepi; Balai Pengkajian Teknologi PertanianKoleksi plasma nutfah bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut tingkat keragaman yang ada dan untuk konservasi/penyelamatan keragaman genetik. Koleksi plasma nutfah merupakan sumber kekayaan keragaman genetik bagi kegiatan pemuliaan tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kelompok durian yang berasal dari lokasi yang berbeda dilihat dari pengamatan moroflogi tanamannya. Tahap awal dilakukan Identifikasi dengan maksud mendata sumberdaya genetik lokal durian dan rambutan yang terdapat di Provinsi Banten dan melakukan pencatatan dalam data paspor yang meliputi: lokasi, titik ordinat, nama pemilik, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan jumlah pohon induk. Selanjutnya dilakukan identifikasi pohon-pohon induk yang merupakan sumber perbanyakan yang selalanjutnya akan dilakukan karakterisasi dengan memilih jenis pohon/bibit yang mewakili. Berdasarkan hasil karakterisasi tersebut kemudian dilakukan indup data dan dianalisis dengan menggunakan NTSyS cluster analisis. Pengamatan morfologi daun yang dilakukan pada 19 aksesi durian meliputi pengamatan kualitatif (warna daun dan bentuk daun) dan pengamatan kuantitatif (panjang daun, lebar daun dan ratio panjang lebar daun). Berdasarkan hasil analisis ke-empat grup utama terdiri atas : grup A (Sumul, Wadana, Si Kuning dan Si Kueh Koneng), grup B (Si Lenang, Hauk, Si Emas, Si Jangkung dan si Kueh Hijau), grup C (Si Radio, Si Onder, Si Kandel), dan grup D (Si Bening, Si Roti, Si Jabrig, Si Emas-1, Si Hawuk, Si Cayut, Si Pedang). Dari hasil pengamatan warna daun, bentuk daun serta ratio panjang lebar daun pada 19 aksesi durian yang diuji menunjukkan adanya perbedaan. Demikian pula yang yang terjadi pada panjang dan lebar daun, rata-rata panjang dan lebar daun pada setiap sampel yang menghasilkan perbedaan, panjang dan lebar daun terkonsentrasi pada kategori sedang.
- ItemANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KEDELAI DI PROVINSI BANTEN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Siagian, Viktor; Fauzan, Ahmad; Amin, Nofri; Setyowati, Iin; Sintawati, Rina; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungLuas panen kedelai pada tahun 2014 di Provinsi Banten seluas 4.815 ha dengan produksi 6.384 ton pipilan kering atau dengan produktivitas 1,33 ton/ha. Tujuan kajian ini adalah untuk menganalisis daya saing komoditas kedelai di di Provinsi Banten. Metode kajian menggunakan metode survei, FGD dengan simple random sampling di tingkat petani, dengan jumlah responden 60 orang petani. Metode analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kwantitatif. Analisis kualitatif menggunakan tabulasi deskriptif. Analisis kuantitatif menggunakan Matrik Analisis Kebijakan. Hasil dari kajian ini adalah nilai PCR (Public Cost ratio) atau Rasio Biaya Swasta 0,79 artinya komoditi kedelai masih memiliki keunggulan kompetitif walaupun relatif rendah, nilai DRCR (Domestic Resources Cost Ratio) atau rasio biaya sumber daya domestik bernilai 0,92 artinya usahatani kedelai memiliki keunggulan komparatif rendah (nilai DRCR < 1). Jadi komoditi kedelai memiliki daya saing relatif rendah. Disarankan perlunya peningkatan produktivitas kedelai dan dan pembelian hasil produksi oleh BULOG (Badan Urusan Logistik) sesuai Harga Pokok Pembelian.
- ItemANALISIS DAYA SAING KOMODITAS PADI DI PROVINSI BANTEN(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Siagian, Viktor; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungLuas panen padi di Provinsi Banten pada tahun 2015 seluas 392.849 ha dengan produksi 2,175 juta ton GKG atau dengan produktivitas 5,54 ton GKG/ha. Tujuan kajian ini adalah: 1) Mengetahui kondisi aktual usahatani padi di Provinsi Banten, 2) Menganalisis daya saing komoditas padi/beras di di Provinsi Banten. Metode kajian menggunakan metode survei, FGD dengan simple random sampling di tingkat petani, dengan jumlah responden 120 orang petani. Metode analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kwantitatif. Analisis kualitatif menggunakan tabulasi deskriptif. Analisis kuantitatif menggunakan Matrik Analisis Kebijakan. Hasil dari kajian ini adalah: 1) Luas lahan garapan pada Musim Hujan 2014/2015 rata-rata 0,69 ha. Produktivitas rata-rata 5,8 ton/ha. Nilai B/C rasio 2,0 artinya usahatani padi menguntungkan. 2) Nilai PCR (Public Cost ratio) atau Rasio Biaya Swasta 0,28 artinya komoditi padi memiliki keunggulan kompetitif yang tinggi, nilai DRCR (Domestic Resources Cost Ratio) atau Rasio Biaya Sumber daya Domestik bernilai 0,26 artinya usahatani padi memiliki keunggulan komparatif (nilai DRCR < 1) yang tinggi. Kesimpulannya komoditi padi memiliki daya saing yang relatif tinggi. Disarankan masih diperlukan peningkatan produktivitas padi untuk meningkatkan daya saing dan pembelian gabah oleh Bulog sesuai Harga Pokok Pembelian.
- ItemANALISIS DAYA SAING LADA HITAM DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Suwanto; Hasyim, Ali Ibrahim; Affandi, M. Irfan; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan kompetitif dan keunggulankomparatif lada hitam di Kabupaten Lampung Timur. Penelitian dilakukan di Kecamatan Margatiga dan Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur pada bulan Oktober – Desember 2015. Jumlah sampel sebanyak 95 responden petani,Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh dari wawancara langsung dan dari instansi terkait. Untuk menjawab tujuan digunakan analisis Policy Analysis Matrix (PAM).Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani lada hitam di Kabupaten Lampung Timur memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif dengan nilai PCR (Private Cost Ratio) sebesar 0,1040 dan nilai DRCR(Domestic Resource Cost Ratio) sebesar 0,0911 sehingga layak dan menguntungkan untuk diusahakan.
- ItemANALISIS DAYA SAING LADA HITAM DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Suwanto; Ibrahim Hasyim, Ali; M. Irfan Affandi, M.; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan kompetitif dan keunggulankomparatif lada hitam di Kabupaten Lampung Timur.Penelitian dilakukan di Kecamatan Margatiga dan Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur pada bulan Oktober – Desember 2015. Jumlah sampel sebanyak 95 responden petani,Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh dari wawancara langsung dan dari instansi terkait. Untuk menjawab tujuan digunakan analisis Policy Analysis Matrix (PAM).Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani lada hitam di Kabupaten Lampung Timur memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif dengan nilai PCR (Private Cost Ratio) sebesar 0,1040 dan nilai DRCR(Domestic Resource Cost Ratio) sebesar 0,0911 sehingga layak dan menguntungkan untuk diusahakan.
- ItemANALISIS FINANSIAL KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Pujiharti, Yulia; Hafif, Bariot; Balai Pengkajian Teknologi PertanianKelapa sawit adalah salah satu komoditas untuk bahan baku industri yang akhirakhir ini dikembangkan masyarakat tani, namun produksinya masih rendah. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh petani kelapa sawit dan tingkat kelayakan usahatani kelapa sawit rakyat. Penelitian ini dilakukan di tujuh kabupaten di Provinsi Lampung meliputi Kabupaten Pesawaran, Lampung Selatan, Pringsewu, Lampung Timur, Lampung Utara, Tulang Bawang dan Way Kanan. Pemilihan desa ditentukan secara sengaja (purposive random sampling) dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan desa sentra produksi kelapa sawit di masing-masing kabupaten. Penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survei di tujuh desa di tujuh kabupaten dengan total responden 114 dan data sekunder bersumber dari data Badan Pusat Statistik Lampung dan Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. Data dianalisis secara deskriptif dan analisis finansial usahatani kelapa sawit dengan menggunakan B/C (benefit cost rasio), NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa rata-rata umur petani responden 46,46 tahun,jumlah anggota keluarga rata-rata 2,94 orang. Usahatani kelapa sawit di Lampung memberikan nilai B/C 3,98, NPV sebesar Rp. 21.299.678,82,- dan IRR 53%, dengan demikian usahatani kelapa sawit rakyat layak untuk diusahakan.
- ItemANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN LAHAN KERING PADI GOGO DI ACEH TIMUR(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Iskandar, T.; A. Bakar, Basri; Azis, Abdul; Balai Pengkajian Teknologi PertanianTujuan penelitian untuk mengetahui potensi dan kendala pengembangan lahan kering padi gogo di Aceh Timur dan memberikan rekomendasi kepada Pemda. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Penarikan sampel menggunakan teknik kuota sampling dan tetap berpegang pada prinsip representatif. Metode analisis data dilakukan baik secara statistik maupun deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan jika harga padi meningkat, petani akan memanfaatkan lahan kering seoptimal mungkin untuk padi gogo. Penyediaan VUB padi gogo, stok pupuk dan obat anti serangga/hama yang mencukupi bagi kebutuhan petani dan tepat waktu, meningkatkan produktivitas padi gogo yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penyediaan bibit unggul yang diinginkan petani, tahan kekeringan, tahan hama dan penyakit, produksi tinggi, umur pendek, rasa enak dan wangi akan membantu petani dalam menghasilkan kualitas padi gogo yang baik dengan jumlah panen yang meningkat sehingga mampu mendongkrak margin keuntungan petani. Sedangkan bantuan sarana pertanian kepada petani dapat dijadikan insentif yang diharapkan mampu meminimalisir keinginan petani padi dalam mengalih fungsikan lahannya.
- ItemANALISIS KELAYAKAN USAHA PERBENIHAN PADI DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Rusmawan, Dede; Ahmadi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungBenih bermutu dapat meningkatkan produktivitas, namun penggunaannya masih rendah. Kegiatan pengkajian dilaksanakan pada musim tanam April-september 2012 dan musim tanam Oktober-Maret 2012/2013 yang berlokasi di Kabupaten Bangka Selatan dan Belitung Timur. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah secara on farm dengan menggunakan petani penangkar sebagai sampel. Hasil kajian, menunjukan usaha perbenihan padi cukup menguntungkan. Produksi yang dihasilkan sebanyak 2,93 ton/ha/musim tanam dengan harga jual Rp 8.000,-/kg. Jadi pendapatan usaha perbanyakan benih Rp 23.440.000,-/ha/musim tanam dan keuntungannya sebesar Rp 11.075.000,-/ha/ musim tanam dengan nilai R/C 2,15. Produksi usaha gabah untuk konsumsi sebesar 4 ton/ha/musim tanam dengan pendapatan sebesar Rp 18.000.000,/ha/musim tanam dan keuntungannya sebesar Rp 8.850,-/ha/musim tanam dengan R/C 1,97.
- ItemANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT PADA USAHATANI CABAI MERAH DATARAN TINGGI DI PROVINSI BENGKULU(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Hartono, Rudi; Bidi Astuti, Herlena; Balai Pengkajian Teknologi PertanianCabai merah merupakan salah satu komoditas strategis nasional yang dapat mempengaruhi tingkat inflasi dan dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat. Serangan hama dan penyakit tanaman sering membuat produksi menjadi rendah sedangkan permintaan tetap hal ini membuat harga cabai sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teknologi pengelolaan hama dan penyakit tanaman cabai di dataran tinggi Provinsi Bengkulu. Penelitian dilakukan di Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Lebong. Lokasi ditentukan secara purposive dengan jumlah responden sebanyak 62 orang yang diambil secara random sampling. Rata-rata skor penerapan teknologi penanggulangan hama penyakit tanaman (HPT) cabai merah adalah 2,38 artinya secara keseluruhan penerapan teknologi HPT kurang baik. 37,5% penerapan teknologi penanggulangan hama dan penyakit tanaman cabai berada pada kategori tidak baik yaitu penggunaan pestisida hayati, menggunakan perangkap serangga, dan menanam tanaman border. 37,5 % masuk kategori baik yaitu menggunakan benih berlabel, sanitasi lahan dan pengolahan lahan sempurna. 25 % kategori sangat baik yaitu melakukan penyemprotan dengan bahan kimi dan menggunakan mulsa plastik hitam perak.
- ItemANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI TERHADAP TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI KECAMATAN BARANGIN KOTA SAWAHLUNTO(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Sumilah; Ichwan, M.; Balai Pengkajian Teknologi PertanianTeknologi pemanfaatan lahan pekarangan dengan budidaya pertanian secara optimal merupakan salah satu alternatif bagi rumahtangga untuk mendapatkan kecukupan pangan, perbaikan gizi, meningkatkan curahan tenaga kerja produktif, perbaikan lingkungan pemukiman dan kesehatan yang kesemuanya akan bermuara kepada peningkatan pendapatan dan taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat suatu kawasan. Namun agar inovasi ini dapat dilaksanakan oleh semua anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) harus disebarluaskan dengan tujuan mempercepat alih inovasi teknologi kepada pengguna (petani, penyuluh dan masyarakat). Tujuan dari penelitian ini adalah (a) Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok wanita tani terhadap teknologi pemanfaatan lahan pekarangan dan (b) Mengetahui faktor yang mempengaruhi pengetahuan anggota KWT terhadap teknologi pemanfaatan lahan pekarangan. Penelitian dilaksanakan Januari - Desember 2015 di Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto dengan sampel anggota KWT pelaksana KRPL. Metode yang digunakan deskripsi kualitatif dengan pemilihan sampel secara sengaja (purposive sampling) pada 30 anggota kelompok wanita tani dan Analisis kuantitatif Uji Beda t – Paired Sample Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan anggota KWT terhadap teknologi pemanfaatan lahan pekarangan meningkat sebesar 50,94% dan faktor yang mempengaruhi pengetahuan anggota KWT terhadap teknologi pemanfaatan lahan pekarangan di Kecamatan Berangin Kota Sawahlunto yakni tingkat pendidikan dan umur anggota KWT.
- ItemANALISIS PERUBAHAN PERILAKU PETANI SEBAGAI ADAPTASI TERHADAP DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI DAERAH IKLIM KERING NUSA TENGGARA TIMUR(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Andrianyta, Harmi; Hermawan, Hari; Balai Pengkajian Teknologi PertanianPetani di daerah iklim kering Nusa Tenggara Timur terbiasa dengan singkatnya musim hujan. Namun, anomali iklim telah menimbulkan banyak kejadian-kejadian ekstrim yang merugikan sektor pertanian seperti kekeringan, kebanjiran, serangan Organisme Pengganggu Tanaman dan ketidaktentuan musim. Petani menghadapi ancaman kekurangan bahan pangan dan mengalami kerugian dalam usahatani. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perubahan perilaku dan sistem usahatani sebagai upaya adaptasi terhadap perubahan iklim di daerah kering. Penelitian dilaksanakan di Propinsi Nusa Tenggara Timur mewaliki wilayah iklim kering di Indonesia. Pemilihan lokasi contoh mewakili pengairan tadah hujan dan irigasi tipe iklim E dan F (tipe iklim Schmidt-Ferguson) di Kabupaten Kupang dan TTS. Pemilihan responden berdasarkan kriteria tertentu. Data primer dikumpulkan melalui survey dengan alat bantu kuisioner terhadap 30 orang responden. Variabel yang diamati antara lain kegiatan usaha tani pada saat tahun normal dan tahun ekstrim meliputi pola tanam, kebutuhan benih, biaya usaha tani, jenis komoditas yang digunakan, gangguan serangan organisme penggangu tanaman (OPT) dan strategi coping keluarga. Analisis data secara statistik non parametrik menggunakan Uji Friedman dan crosstabulasi terhadap tahun normal/ekstrim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak yang sangat nyata adalah pada tingkat serangan OPT. Perubahan perilaku petani diantaranya perubahan pola tanam dan perubahan jenis komoditas yang digunakan. Dapat disimpulkan bahwa perubahan iklim di daerah iklim kering NTT mendorong perubahan perilaku petani secara strategis yaitu perubahan pola tanam dan perubahan komoditas pada saat iklim ekstrim. Belum terdapat perubahan perilaku berdasarkan pengetahuan dan teknologi adaptasi seperti penggunaan varietas adaptif atau pemanfaatan kalender tanam. Perubahan iklim telah mengembalikan strategi coping petani kearah pemanfaatan kearifan lokal.
- ItemANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KOPI BUBUK DI DESA PANDAU JAYA KECAMATAN SIAKHULU KABUPATEN KAMPAR (Studi Kasus Usaha Kopi Bubuk Bapak Adrismen)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Yusuf, Rachmiwati; Zulfia, Viona; Balai Pengkajian Teknologi PertanianABSTRAK Penelitian ini telah dilakukan dari Bulan Mei hingga Bulan Juni 2014 di Desa Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha Agroindustri kopi bubuk Pak Adrismendi Desa Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus, pada usaha agroindustri kopi bubukBapak Adrismen. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung sedangkan data skunder diperoleh dari laporan-laporan yang ada ditambah dengan data-data lain yang menunjang penelitian ini. Dari hasil penelitian diketahui bahwa umur merupakan indikator yang dapat mempengaruhi responden dalam berfikir dan berindak dalam mengelola usahanya, proses produksi agroindustri kopi bubuk meliputi: pengorengan, pendinginan, penggilingan, pengemasan. Total biaya produksi yang dikeluarkan setiap duabulannya Rp30.581.628. Pendapatan kotor Rp51.120.000. Pendapatan bersih Rp20.538.372./ 2 bulan, dengan Benefit Cost Ratio (BCR) 1,67 dan Break Even Point (BEP) 17.39 kg dengan nilaiPenjualanRp782.759,75.
- ItemANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KOPI BUBUK DI DESA PANDAU JAYA KECAMATAN SIAKHULU KABUPATEN KAMPAR (Studi Kasus Usaha Kopi Bubuk Bapak Adrismen)(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Yusuf, Rachmiwati; Zulfa, Viona; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungPenelitian ini telah dilakukan dari Bulan Mei hingga Bulan Juni 2014 di Desa Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha Agroindustri kopi bubuk Pak Adrismendi Desa Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus, pada usaha agroindustri kopi bubukBapak Adrismen. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung sedangkan data skunder diperoleh dari laporan-laporan yang ada ditambah dengan data-data lain yang menunjang penelitian ini. Dari hasil penelitian diketahui bahwa umur merupakan indikator yang dapat mempengaruhi responden dalam berfikir dan berindak dalam mengelola usahanya, proses produksi agroindustri kopi bubuk meliputi: pengorengan, pendinginan, penggilingan, pengemasan. Total biaya produksi yang dikeluarkan setiap duabulannya Rp30.581.628. Pendapatan kotor Rp51.120.000. Pendapatan bersih Rp20.538.372./ 2 bulan, dengan Benefit Cost Ratio (BCR) 1,67 dan Break Even Point (BEP) 17.39 kg dengan nilaiPenjualanRp782.759,75.
- ItemASPEK KONSERVASI TANAH DALAM PENANGGULANGAN DEGRADASI LAHAN PADA LAHAN KERING KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Erfandi, Deddy; Balai Pengkajian Teknologi PertanianKonservasi tanah merupakan salah satu aspek penting dalam mendukung program ketahanan pangan. Hal ini diperlukan untuk menciptakan kawasan yang memiliki lingkungan yang lestari. Desa Bongka Makmur, Kecamatan Ulu Bongka Makmur, Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, mempunyai luas sekitar 1873 ha. Terletak pada koordinat 121°29’30” – 121°31’30” Bujur Timur dan antara 01°03’20”- 01°6’30” Lintang Utara. Lahan bertopografi datar hingga berbukit dengan solum dangkal. Untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, telah dilaksanakan penelitian pada desa tersebut mengenai rona sistim teknik konservasi tanah lahan kering untuk mengatasi degradasi lahan. Penelitian bertujuan untuk melihat lingkungan konservasi tanah dan merekomendasikan teknologi konservasi tanah secara insitu, agar dapat mengatasi degradasi lahan. Data pengamatan kesesuaian lahan beberapa komoditas menunjukkan bahwa lahan yang dapat dikembangkan untuk komoditas pertanian di desa Bongka Makmur seluas 520 ha (27,80 %) pada tegalan dan 192 ha (10,25 %) pada pekarangan. Sedangkan sisanya adalah kawasan konservasi dengan luas 5,23 % dan tanaman tahunan seluas 56,75 % yang masih sulit dijadikan lahan pertanian tanaman pangan, karena kondisi biofisik lahan. Ada potensi sumber air yang cukup memungkinkan untuk dapat mengairi persawahan. Rekomendasi Kebun campuran yang memiliki lereng 3-25 %, maksimum proposi tanaman semusim adalah 30-75 % dengan tergantung pada keadaan teknik konservasi insitu. Hal yang sama pada penggunaan lahan sawah dengan kelerengan 0-3 % memiliki rekomendasi berbeda.
- ItemASPEK KONSERVASI TANAH DALAM PENANGGULANGAN DEGRADASI LAHAN PADA LAHAN KERING KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Erfandi, Deddy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungKonservasi tanah merupakan salah satu aspek penting dalam mendukung program ketahanan pangan. Hal ini diperlukan untuk menciptakan kawasan yang memiliki lingkungan yang lestari. Desa Bongka Makmur, Kecamatan Ulu Bongka Makmur, Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, mempunyai luas sekitar 1873 ha. Terletak pada koordinat 121°29’30” – 121°31’30” Bujur Timur dan antara 01°03’20”- 01°6’30” Lintang Utara. Lahan bertopografi datar hingga berbukit dengan solum dangkal. Untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, telah dilaksanakan penelitian pada desa tersebut mengenai rona sistim teknik konservasi tanah lahan kering untuk mengatasi degradasi lahan. Penelitian bertujuan untuk melihat lingkungan konservasi tanah dan merekomendasikan teknologi konservasi tanah secara insitu, agar dapat mengatasi degradasi lahan. Data pengamatan kesesuaian lahan beberapa komoditas menunjukkan bahwa lahan yang dapat dikembangkan untuk komoditas pertanian di desa Bongka Makmur seluas 520 ha (27,80 %) pada tegalan dan 192 ha (10,25 %) pada pekarangan. Sedangkan sisanya adalah kawasan konservasi dengan luas 5,23 % dan tanaman tahunan seluas 56,75 % yang masih sulit dijadikan lahan pertanian tanaman pangan, karena kondisi biofisik lahan. Ada potensi sumber air yang cukup memungkinkan untuk dapat mengairi persawahan. Rekomendasi Kebun campuran yang memiliki lereng 3-25 %, maksimum proposi tanaman semusim adalah 30-75 % dengan tergantung pada keadaan teknik konservasi insitu. Hal yang sama pada penggunaan lahan sawah dengan kelerengan 0-3 % memiliki rekomendasi berbeda.
- ItemBUDIDAYA PADI SALIBU MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lampung, 2017-10) Suparwoto; Waluyo; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian LampungKeunggulan teknologi salibu dimana umur padi relatif lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena adanya penghematan pada pengolahan tanah, tanam dan penggunaan bibit serta dapat mempertahankan kemurnian benih. Teknologi salibu dapat dilakukan dengan cara memotong batang padi tujuh hari setelah panen dengan ketinggian 2-5 cm di atas permukaan tanah maka tunas akan muncul dari buku yang ada di dalam tanah, tunas ini akan mengeluarkan akar baru sehingga suplay hara tidak lagi tergantung pada batang lama, tunas ini bisa membelah atau bertunas lagi seperti padi tanaman pindah. Secara ekonomis biaya pengeluaran budidaya padi salibu hanya Rp 7.224.000/ha lebih kecil dari budidaya padi tanam pindah (Rp 8.800.000/ha) sehingga keuntungan yang diperoleh dari budidaya padi salibu Rp 17.096.000/ha lebih besar daripada budidaya padi tanam pindah (12.100.000). Adapun tujuan sistem tanam Salibu untuk meningkatkan indeks pertanaman karena waktu tanam yang pendek dan hasil tinggi dan menghemat biaya operasional penanaman karena tidak lagi memerlukan benih baru dan tidak melalui proses persemaian, pengolahan lahan dan penanaman.