KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT SUKU BADUY DALAM MENGENDALIKAN HAMA DAN PENYAKIT PADI
Loading...
Date
2017-10
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Abstract
Masyarakat Suku Baduy sangat memegang teguh adat istiadat (pikukuh) yang
diturunkan oleh para leluhurnya. Salah satu yang tetap dilakukan adalah tatacara dalam
bertani padi termasuk dalam mengendalikan hama penyakit padi. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sumber data primer dari hasil
observasi dan wawancara dan data sekunder berupa studi literatur. Istilah yang
digunakan oleh masyarakat Baduy dalam mengendalikan hama dan penyakit padi
adalah “ngubaran pare” (mengobati padi) menggunakan “samara pungpuhunan” yaitu
racikan tumbuhan yang berfungsi sebagai pestisida nabati. Tumbuhan yang digunakan
untuk mengendalikan hama dan penyakit tersebut diantaranya adalah Bangban,
Barahulu, Kihura, Hanjuang, Bangle, Pacing Tawa, Bingbin, Mengkudu, Laos, Jeruk
Bali, Daun Walang, Teureup, Kukuyaan dan Pacing Asri. Selain penggunaan pestisida
nabati tersebut, pengaturan waktu dan pola tanam dan penanaman beragam jenis padi
dalam satu wilayah pengelolaan lahan merupakan salah satu komponen dalam
mengendalikan hama dan penyakit padi.
Description
Suku Baduy secara administratif berada pada wilayah Desa Kanekes Kecamatan
Leuwi Damar Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Berdasarkan wilayahnya suku Baduy
mendiami 3 tempat yaitu dangka, panamping dan tangtu. Dangka merupakan wilayah
yang berbatasan dengan wilayah di luar suku Baduy, selanjutnya panamping merupakan
wilayah baduy luar dan tangtu merupakan wilayah baduy dalam. Jumlah kampung padaProsiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
248
wilayah dangka dan panamping jumlahnya terus berkembang, namun wilayah tangtu
hingga kini tetap terdiri dari 3 kampung yaitu kampung Cibeo, Cikartawana dan
Cikeusik.
Keywords
keragaman, pestisida nabati, pikukuh, samara pungpuhunan