Perlindungan Tanaman Pangan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Perlindungan Tanaman Pangan by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 47
Results Per Page
Sort Options
- ItemBaku Operasional Pengendalian Hama Terpadu pada Pertanaman Padi Gogo di Antara Tanaman Perkebunan(Direktorat Jenderal Perkebunan, 1995) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Ditjen PerkebunanSejalan dengan upaya peningkatan pendapatan petani perkebunan, telah digerakkan penanaman padi gogo varietas unggul di antara tanaman perkebunan. Untuk menjamin keberhasilan gerakan ini, dibutuhkan dukungan perlindungan tanaman terhadap gangguan opt (organisma pengganggu tumbuhan). Memang perlindungan tanaman tidak akan menghilangkan semua gangguan, tetapi dapat memperkecil resiko kehilangan hasil. Pada kondisi lapang, perlindungan tanaman menghadapi berbagai situasi yang harus diperhitungkan demi keberhasilan pelaksanaannya. Untuk mengakomodasi semua kondisi tersebut, implementasi pengendalian hama terpadu (pht) merupakan pilihan terbaik.
- ItemHasil Penelitian Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1996-12-04) Marwoto; Nasir Saleh; HeriyantoPengendalian Hama Terpadu telah menjadi dasar kebijakan pemerintah dalam program perlindungan tanaman di Indonesia
- ItemHasil Penelitian Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu(Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 1996-12-04) Marwoto; Nasir Saleh; HeriyantoPengendalian Hama Terpadu (PHT) telah menjadi dasar kebijakan pemerintah dalam setiap program perlindungan tanaman di Indonesia. Dasar hukum PHT tertera dalam GBHN II dan GBHN IV serta Inpres No. 3 Tahun 1986 yang kemudian dimantapkan lagi oleh Undang Undang No. 12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman. Pemasyarakatan PHT telah dirintis sejak tahun 1987 melalui Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (Dilts, 1993). Hingga kini telah banyak kelompok-kelompok tani yang telah mengikuti SLPHT, namun beberapa kasus menunjukkan masih ada sosok petani SLPHT yang kembali pada pola pengendalian hama yang lama (Suyanto dkk, 1994). Oleh karena itu perlu ditinjau kembali dampak SLPHT dan peran kelembagaan dalam membantu pengembangan program PHT di tingkat petani. Di Jawa Timur, lebih dari 1.678 kelompok tani telah mengikuti SLPHT padi dari sasaran sebanyak 37.188 kelompok tani (Antarno, 1993), sedang untuk SLPHT kedelai baru mencapai 128 kelompok tani dari 1.178 kelompok tani yang telah mengikuti SLPHT padi Soewarji, 1993).
- ItemBuku Pegangan Petani Pemandu SLPHT(Departemen Pertanian, 1997) Program Nasional Pengendalian Hama TerpaduMengulang edisi terdahulu, kali ini kami mencoba untuk menyajikan kembali Buku Pegangan Petani Pemandu sebagai upaya pemenuhan kebutuhan Petani Pemandu akan bahan-bahan yang dapat membantu mereka dalam mempersiapkan dan melaksanakan SLPHT di lapangan. Sebagaimana edisi sebelumnya, buku inipun masih berisi berbagai Petunjuk Lapangan tentang kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam SLPHT yang disunting dari berbagai sumber. Adapun tujuan dari penggabungan berbagai bahan dalam satu buku ini dimaksudkan agar Petani Pemandu lebih mudah menemukan bahan yang mereka butuhkan dalam proses pelatihan di lapangan tanpa harus menjadikan buku ini sebagai patokan baku. Oleh karena itu, kami juga mengharapkan masukan dan saran dan berbagai pihak, demi penyempurnaan isi buku im di masa-masa yang akan datang.
- ItemPRAKIRAAN SERANGAN OPT PADI(BPTP Karangploso, 2000) BALAI PROTEKSI TANAMAN
- ItemPENGARUH PENYIAPAN LAHAN DAN PENGGUNAAN HERBISIDA TERHADAP POPULASI GULMA DAN HASIL PADI SAWAH(BPTP Karangploso, 2000) SUWONO; S. RoesmarkamDalam budidaya padi sawah, kebutuhan tenaga kerja yang cukup besar adalah untuk pengolahan tanah dan penyiangan. Tenaga kerja pertanian dewasa ini semakin langka, sehingga perlu dicari teknik pengendalian gulma yang efisien. Untuk mengetahui efikasi beberapa herbisida terhadap gulma padi sawah dan terhadap produksi padi tanpa olah tanah, telah dilaksanakan percobaan di BPTP Karangploso Malang pada MK 1997. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok diulang 3 kali. Luas petak perlakuan 5 m x 6 m, jarak tanam 20 cm x 20 cm. Tanaman percobaan menggunakan varietas Memberamo, dipupuk 200 Urea, 100 kg ZA, 100 kg SP-36 dan 100 kg KCl/ha. Perlakuan yang dicoba adalah herbisida Gramoxone, Paracol, Banish, Polaris, Agroxone, Ally, yang dikombinasikan dengan sistim olah tanah dan cara tanam. Budidaya padi tanpa olah tanah (TOT) menggunakan herbisida pra tanam dapat menghasilkan gabah sebanding dan tidak berbeda nyata dengan cara olah tanah sempurna, asalkan ketersediaan air cukup, lapisan olah tanah cukup dalam dan lumpur mudah terbentuk. Penyemprotan herbisida pra tanam 15 hari sebelum tanam pada cara TOT, diikuti dengan penyiangan gulma secara manual umur 15 dan 28 hari adalah teknik paling efektif untuk mengendalikan gulma, perlakuan ini menghasilkan gabah tertinggi (8,8 t GKP/ha). Penggunaan herbisida pra tanam Banish dengan dosis 6 l/ha pada pertanaman padi TOT dapat mengendalikan gulma paling efektif serta menghasilkan gabah lebih tinggi, baik cara TAPIN maupun TABELA, dibanding herbisida Gramoxone, Para-col maupun Polaris. Diantara herbisida yang diuji tidak ada yang efektif menekan pertumbuhan rumput tuton (Echinochloa colona).
- ItemTeknologi Produksi Benih Kacang Hijau(Balai PengkajianTeknologi Pertanian Sumatera Utara, 2001-12) ErythrinaDengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Sumatera Utara bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara telah dapat menyelesaikan buku paket teknologi pertanian. Terwujudnya penerbitan ini dimungkinkan berkat adanya bantuan dana dari Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Utara
- ItemPedoman Teknis Pemahaman Pedesaan Secara Partisipatif Menunjang Usahatani Terpadu(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2003) Zulkifli Zaini; A. Karim Makarim; Irsal Las; Budi Haryanto; Suntorodentifikasi wilayah dan permasalahan dalam usahatani padi dan peluang mengatasinya menggunakan metode Pemahaman Pedesaan Secara Partisipatif (Participatory Rural Appraisal - PRA), terutama dalam pemilihan komponen teknologi PTT dan SIPT. PRA dilakukan terhadap: (1) karakteristik lokasi, mencakup validasi peta desa, peta topografi dan hidrologi, peta usaha industri rumah tangga, sejarah desa, penggunaan tenaga kerja berdasarkan gender, dan arus sumber daya; (2) identifikasi dan analisis permasalahan; (3) hal-hal yang menyebabkan turunnya produksi padi; (4) persepsi petani mengenai permasalahan dan akar permasalahan; dan (5) peluang mengatasi permasalahan.
- ItemPeranan Cendawan Antagonis (Trichoderma Spp.) Sebagai Agens Pengendalian Hayati Dan Dekomposer(BPTP Jatim, 2006) KORLINA, Ely
- ItemPENERAPAN PHT PADA USAHATANI TUMPANGSARI KAPAS DAN KEDELAI(BPTP Jatim, 2007) HARWANTO; Gatot KartonoTanaman kapas umumnya dikembangkan pada lahan kering tadah hujan, dengan tingkat produktivitas kapas berbiji masih rendah antara 387 – 680 kg/ha. Tingkat produktivitas tersebut dapat di tingkatkan sampai dua kali lipat dengan cara meningkatkan pengetahuan petani dalam berbudidaya kapas dan mengembangkan pada lahan-lahan potensial yang berpola tanam padi dan palawija. Selama ini kendala pengembangan tanaman kapas adalah serangan hama terutama Helicoverpa armigera, menyebabkan 65% dari total biaya prouksi dikeluarkan untuk pengendalian hama. Salah satu strategi yang dapat diterapkan dan dapat menekan biaya produksi adalah menerapkan PHT. Teknologi PHT yang efektif dan efisien adalah memanfaatkan peran komponen biotik (musuh alami) dan abiotik secara optimal di lapangan yang dibarengi dengan aplikasi insektisida botani secara selektif. Tujuan pengkajian ini adalah mengetahui kelayakan efektivitas dan efisiensi penerapan teknologi PHT pada usahatani berbasis kapas + kedelai. Dari kajian ini di simpulkan bahwa penerapan PHT pada usahatani kapas + kedelai dapat menekan tingkat serangan pada komponen produksi, dapat menekan kelimpahan populasi hama dan dapat meningkatkan peran musuh alami sebagai komponen pengendali alami di lapangan, dapat mengurangi kehilangan hasil yang disebakan oleh serangan hama, usahatani kapas + kedelai masih layak untuk dikembangkan.
- ItemPetunjuk Teknis Pengendalian Terpadu Penyakit Tungro(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2007) M. Yasin Said; I Nyoman Widiarta; M. MuhsinBagi Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dan tersebar pada ribuan kepulauan, kemandirian pangan khususnya beras mutlak harus dicapai. Hal ini penting karena dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan sosial. Dalam upaya mewujudkan kemandirian pangan tersebut, pemerintah telah mentargetkan tahun 2007 meningkatkan produksi padi setara dengan 2 juta ton beras, dan tahun berikutnya meningkatkan produksi 5% per tahun sampai dengan tahun 2009. Untuk mencapai keberhasilan program tersebut, salah satu kendala yang perlu diantisipasi adalah serangan penyakit tungro yang merupakan penyakit endernis di beberapa sentra produksi padi di Indonesia. Tungro merupakan salah satu penyakit utama tanaman padi yang disebabkan oleh virus dan hanya bisa ditularkan oleh wereng hijau (Nephotettix sp.) yang dapat menyebabkan kegagalan panen atau puso. Komponen inovasi teknologi pengendalian tungro telah tersedia di Puslitbang Tanaman Pangan. Prinsip pengendalian tungro adalah pengendalian secara terpadu dengan beberapa komponen teknologi yang tersedia dengan memperhatikan ekologi, sosial, dan kebiasaan petani. Buku petunjuk teknis lapang ini disusun untuk memberikan pemahaman tentang tungro dan sistem pengendaliannya secara terpadu sesuai dengan kondisi setempat. Saran perbaikan dari pembaca untuk penyempurnaan buku ini sangat dinantikan.
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Padi(BPTP Kalimantan Selatan, 2007-12) Amali, Noor; Sumanto; Noor, Aidi; BPTP Kalimantan Selatan
- ItemParasitoid dan Predator pada Tanaman Padi(Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2008) Sarsito WGS; Mutiawari, Dyah; Indriastuti KW, B.; Fensionita, Abriani; Suwardiwijaya, Edy; Ahadiati, Yunita Fauziah; Bustam, RosdianaPHT adalah suatu strategi pengendalian hama yang berdasarkan pada konsep ekologi, yang sangat menekankan pada kegiatan faktor-faktor mortalitas alamiah serta menggunakan taktik pengendalian yang rendah gangguannya terhadap faktor alamiah tersebut. Salah satu komponen utama PHT adalah pendayagunaan musuh alami yang terdiri dari predator, parasitoid, dan patogen serangga. Pemahaman tentang musuh alami hama pada tanaman padi dan pemanfaatannya menjadi hal yang sangat penting, agar pelaksanaan PHT dapat dilaksanakan dengan baik.
- ItemDaftar Organisme Pengganggu Tumbuhan Pangan (Pest List)(Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2009) Direktorat Perlindungan Tanaman PanganDengan diberlakukannya ketentuan kesehatan tumbuhan (Sanitary and Phytosanitary/SPS) maka perdagangan global produk pertanian mengikat setiap negara anggotanya untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Salah satu persyaratannya yaitu adanya daftar Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) atau “Pest List" dari masing-masing komoditas yang diekspor beserta informasi tambahan mengenai OPT tersebut. Daftar OPT atau "Pest List” memiliki peranan penting karena negara-negara yang melakukan negosiasi perdagangan komoditas pertanian mungkin dapat menjadi media pembawa bagi pemindahan OPT ke daerah baru/negara tujuan ekspor Oleh karena itu, informasi tentang biologi, distribusi, kisaran tanaman inang, dan status ekonomi OPT harus tersedia dan dapat diakses oleh negara- negara tersebut. Buku “Daftar OPT (Pest List) Pangan" ini menyajikan daftar OPT dan masing-masing komoditas tanaman pangan beserta informasi tambahannya, meliputi taksonomi, media pembawa, daerah sebar dan kategori serangannya pada masing-masing provinsi di Indonesia. Informasi kategori serangan OPT yang tersaji dalam buku ini disusun berdasarkan data keberadaan OPT di tingkat kecamatan pada Musim Tanam 2006/2007 sampai dengan Musim Tanam 2008/2009 yang dilaporkan oleh petugas POPT-PHP di lapangan Buku ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi petugas perlindungan tanaman pangan dalam melaksanakan pengamatan OPT serta penentuan tindakan pengelolaan OPT di lapangan, dan sebagai informasi utama yang dapat digunakan oleh negara tujuan ekspor untuk melakukan analisa resiko OPT (Pest Risk Analysis).
- ItemHama Wereng Coklat (Nilaparvata lugens Stal) dan Pengendaliannya(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2010) Nurbaeti, Bebet; Diratmaja, IGP Alit; Putra, SunjayaUpaya dalam peningkatan produksi padi menuju swasembada beras dihadapkan pada berbagai masalah, Salah satunya adalah serangan hama dan penyakit. Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal) merupakan salah satu hama utama tanaman padi di Indonesia. Hama ini cukup berbahaya, disamping dapat merusak secara langsung dengan mengisap cairan tanaman sehingga tanaman menjadi layu dan kering, dapat juga berperan sebagai vektor penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa yang mengakibatkan gagal panen.
- ItemPetunjuk Lapangan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Padi(Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2010) Tim Program Nasional Pelatihan dan Pengembangan Pengendalian Hama Terpadu; Proyek Prasarana Fisik BAPPENAS; Kelompok Pemandu Lapang I; Tim FAO Indonesia IPM ProgramPetunjuk Lapangan SLPHT Tanaman Padi adalah buku pelengkap Pedoman SLPHT Tanaman Pangan, sebagai acuan belajar besama di lapangan, sehingga tujuan penyelenggaraan SLPHT dapat dicapai dengan sempurna. Tujuan SLPHT adalah agar petani mampu membuat analisa dan keputusan sendiri. Buku pedoman ini sekaligus merupakan wujud dari perlengkapan kurikulum SLPHT yang disusun secara matang agar petani peserta dapat belajar dalam alur pendekatan pendidikan untuk orang dewasa, petani peserta mampu belajar dari pengalaman. Petunjuk lapangan ini terdiri dari dua bab pokok, yaitu Sasaran Pelatihan PHT dan Pedoman Pelaksanaan SLPHT. Sasaran pelatihan PHT merupakan acuan dalam melihat kualitas penyelenggaraan SLPHT, sebagai pelengkap pendekatan matrik kualitas dalam buku pedoman. Bab ini berisikan uraian target capaian pemahaman dan keterampilan yang harus dimiliki oleh petani setelah mengikuti SLPHT.
- ItemBuku Panduan Lapang Kekahatan Unsur Hara, Hama dan Penyakit Penting Pada Tanaman Kedelai(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, 2011) Rahayu [et.all], Muji; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTBBuku ini mengulas tentang Panduan Lapang Kekahatan Unsur Hara, Hama dan Penyakit Penting Pada Tanaman Kedelai
- ItemWereng Batang Coklat dan Upaya Pengendaliannya(Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, 2011) Penyunting: Suparni; Gandi Purnama; Yadi Rusyadi Raksadinata; Etty Purwanti; IchsanWereng batang coklat (WBC) (Nilaparvata lugens Stall.) merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi yang sering menimbulkan kerugian besar. Mengingat pengetahuan dan pemahaman petugas di lapangan maupun para petani mengenai hama WBC masih terbatas, maka media informasi yang berkaitan dengan WBC baik dalam bentuk buku atau media informasi lainnya sangat diperlukan. Buku "Wereng Batang Coklat dan Upaya Pengendaliannya" disusun dengan tujuan untuk mem berikan bekal tambahan mengenai hama WBC dan strategi pengendaliannya kepada petugas lapang, petani dan semua stakeholders perlindungan tanaman pangan. Buku ini memuat informasi mengenai bioekologi WBC, gejala serangan dan kerusakan yang ditimbulkan serta strategi pengendalian yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Diharapkan buku ini dapat menjadi pegangan bagi para petani dan petugas perlindungan tanaman pangan di lapangan.
- ItemMengenal Hama,Penyakit Dan Cara Pengendaliannya Pada Tanaman Kedelai(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, 2011-10) Inggah [et.all], H Noor; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTBBuku ini mengulas tentang Mengenal Hama,Penyakit Dan Cara Pengendaliannya Pada Tanaman Kedelai
- ItemDeskripsi Varietas Padi Lahan Rawa(BPTP Kalimantan Selatan, 2012) Fakhrina; BPTP Kalimantan Selatan
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »