Perbibitan dan Produksi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Perbibitan dan Produksi by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 162
Results Per Page
Sort Options
- ItemBeternak Kerbau(Balai Informasi Pertanian Gedong Johor - Medan, 1984) Balai Informasi Pertanian Gedong Johor - Medan; Balai Informasi Pertanian Gedong Johor - MedanKerbau didapati dimana-mana di seluruh Indonesia. Masyarakat memeliharanya untuk bermacam-macam tugas dan pekerjaan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kerbau masih pegang peranan yang cukup penting di bidang pertanian. Terutama dalam pengolahan tanah-tanah yang berat karena tenaganya lebih kuat dari sapi atau kuda. Juga dimanfaatkan sebagai sumber pupuk, ternak potong dan ternak perah. Di samping itu, kerbau dimanfaatkan sebagai tenaga pengangkut beban/muatan, kenderaan, pacuan ataupun dilatih untuk upacara-upacara.
- ItemIntensifikasi Itik(BPTP Kalteng, 1990) BPTP KaltengSelain ternak ayam kampung, ternak unggas lain yang cukup dikenal di daerah pedesaan adalah ternak itik. Namun umumnya pengelolaannya masih bersifat tradi sional, belum benar-benar memperhitungkan untung rugi usaha peternakannya.
- ItemBudi Daya Ternak Itik(Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, 1994) Setioko, Argono; Syamsudin, A.; Rangkuti, M.; Budiman, Hadi; Gunawan, AgusPerkembangan peternakan di Indonesia khususnya unggas menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dari peranannya dalam menyediakan protein hewani bagi masyarakat, meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat, bahkan dapat meningkatkan sumber devisa negara. Ternak unggas masih diusahakan oleh peternak secara tradisional (digembalakan). Unggas umumnya dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok unggas unggul (ayam ras) dan unggas non unggul seperti ayam buras itik dan entog. Salah satu unggas non unggul adalah itik, yang merupakan unggas lokal, sangat potensial untuk dikembangkan sebagai penghasil telur. Sampai saat ini perkembangan itik di Indonesia masih sangat terbatas, bahkan publikasi dalam peritikan di Indonesia masih langka.
- ItemTeknologi Inseminasi Buatan Pada Ayam Buras(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Ungaran, 1997) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Ungaran; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian UngaranAyam buras yang sudah memasyarakat merupakan sum ber gizi dan sumber pendapatan keluarga di pedesaan. Sebagai sumber gizi dari daging dan telur ayam buras memenuhi selera umum dan sebagai sumber pendapatan keluarga harga daging dan telur ayam buras relatif lebih stabil dan daya jualnya cukup tinggi dibandingkan dengan produk ayam ras. Permasalahan dan tantangan dalam pengembangan ayam buras salah satunya adalah belum tersedianya bibit yang baik serta dalam jumlah yang cukup. Upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bibit tersebut diperlukan teknologi yang mudah dan relatif murah untuk menghasilkan telur tetas dalam jumlah cukup dan waktu yang bersamaan. Brosur tentang teknologi inseminasi Buatan (IB) pada ayam buras disusun dengan harapan dapat menjadi pegangan maupun petunjuk bagi para Penyuluh Pertanian, para peternak maupun para pengguna informasi lainnya.
- ItemPENGKAJIAN TEKNIK PRODUKSI BENIH VARIETAS UNGGUL JAGUNG(BPTP Karangploso, 1999) GUNTORO, Suprio; IAP Parwati; Alit A.W.
- ItemKAJIAN TEKNIK PENGGEMUKAN DOMBA(BPTP Karangploso, 1999) WAHYONO, D.E.; Gunawan; D. Pamungkas
- ItemPetunjuk Teknis Budidaya Ternak Kuda(Direktorat Budidaya Peternakan, 2000) Direktorat Budidaya Peternakan; Direktorat Budidaya PeternakanDalam rangka peningkatan sumber daya manusia salah satu tujuannya adalah meningkatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Budidaya kuda adalah merupakan salah satu usaha dibidang peternakan yang akhir-akhir ini mendapat perhatian masyarakat. Hal tersebut dikarenakan kuda mempunyai fungsi sosial dan ekonomi yang cukup tinggi dalam berbagai peranannya. Untuk memberikan gambaran tentang cara-cara budidaya kuda, maka disusunlah buku ini, agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang berminat.
- ItemPedoman Teknis Budidaya Ternak Kambing/Domba(Direktorat Budidaya Peternakan, 2002) Direktorat Budidaya Peternakan; Direktorat Budidaya PeternakanUsaha peternakan kambing/domba membutuhkan sarana produksi yang berkualitas baik seperti bibit, pakan dan tatalaksana pemeliharaan, yang harus sesuai dengan kondisi sosial ekonomi dan agroekologi setempat. Faktor kelayakan ekonomi usaha peternakan diharapkan dapat meningkatkan aktifitas ekonomi dalam suatu kawasan peternakan.
- ItemPanduan Teknis Sistem Integrasi Padi - Ternak(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2002) Haryanto, Budi; Inounu, Ismeth; Arsana, IGM Budi; Diwyanto, Kusumo; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSistem Integrasi Padi-Ternak (Crop Livestock System) merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan produksi padi, daging, susu, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. Dalam implementasinya, sistem ini dapat berbeda (bervariasi) untuk setiap wilayah, bergantung pada kondisi geografis, ekologi, dan sosial ekonomi masyarakat setempat. Oleh karenanya sangat diperlukan suatu panduan atau petunjuk umum sebagai acuan dalam pengembangan Sistem Integrasi Padi-Ternak. Diharapkan setiap daerah dapat melakukan penyesuaian secara tepat, misalnya dalam hal pemilihan jenis ternak (sapi potong, sapi perah, atau kerbau), budidaya (breeding, pembesaran atau penggemukan), pengandangan (kelompok, individu, atau perusahaan), maupun komponen teknologi dan sistem kelembagaannya.
- ItemTeknologi Pemeliharaan Ayam Buras(BPTP Jambi, 2002) Syafrial; Susilawati, Endang; BPTP JambiTernak ayam buras (bukan ras) merupakan salah satu jenis unggas yang cukup populer dikalangan masyarakat, baik dipedesaan maupun perkotaan. Hal ini disebabkan karena peranan dan sumbangan ayam buras cukup penting bagi penyediaan komoditi pangan bernilai gizi tinggi dalam bentuk telur dan daging. Namun demikian perkembangan ternak ini sangat lambat karena produktivitasnya rendah dan manajemen pemeliharaannya masih sangat sederhana. Penyusunan brosur ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan bagi para petugas maupun petani-peternak dalam usaha budidaya ayam buras.
- ItemManajemen Terpadu Pemeliharaan Sapi Bali(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat, 2003) Panjaitan, Tanda S.; Sasongko WR; Muzani, A.; Mashur; Arief, WildanUsaha ternak sapi di Nusa Tenggara Barat sebagian besar masih merupakan peternakan rakyat, dengan skala kepemilikan 2 5 ekor. Berbagai sistem pemeliharaan yang dilakukan petani-peternak mulai dari sistem tradisional (digembalakan) hingga sistem yang lebih intensif yaitu dikandangkan. Perlakuan dan perawatan ternak sangat bergantung pada biaya dan tenaga, serta pengalaman yang dimiliki peternak. Di dalam mengembangkan peternakan rakyat dengan kondisi biofisik, sosial dan budaya dewasa ini diperlukan adanya berbagai pendekatan. Teknologi yang spesifik lokasilah yang dibutuhkan. Brosur Manajemen Pemeliharaan sapi Bali ini disusun berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pengkajian teknologi pemeliharaan sapi Bali yang telah dilaksanakan di empat lokasi yaitu desa Boak dan Simu (Kabupaten Sumbawa) serta desa Kelebuh dan Tandek (Kabupaten Lombok Tengah). Penelitian ini merupakan kerjasama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) dengan Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR)Tahun 2001-2003.
- ItemLAPORAN AKHIR ANALISIS PERFORMANS KAMBING BOER DAN PERSILANGANNYA DENGAN KAMBING KACANG(Loka Penelitian Kambing Potong, 2007) Mahmilia, Fera; Loka Penelitian Kambing PotongPenelitian ni adalah kegiatan lanjutan dari serangkaian kegiatan penelitian untuk mendapatkan kambing unggul baru yang merupakan kambing komposit dari hasil persilangan antara kambing kacang dan kambing Boer. Kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahun ini yaitu "Analasis Performans Kambing Boer dan Persilangannya dengan Kambing Kacang". Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performans kambing hasil persilangan (Boerka-1 dan Boerka-2), kambing kacang dan kambing Boer murni. Hasil pengamatan bobot lahir, bobot sapi, mortalitas prasapih da litter size pada Boerka-1 masing masing adalah : 2.12+0.52 kg, 6.60+1.83 kg, 23.48% dan 1.37. Pada Boerka-2 masing-masing adalah ; 2.51+0.54 kg, 9.97+2.23 kg, 36.36% dan 1.36. Pada kambing Boer berturut-turut adalah ; 3.03+0.53, 10.75+2.06 kg, 21.43% dan 1.71 dan pada kambing Kacang adalah ; 1.64+0.44, 6.12 +1.57 kg, 43.86% dan 1.47.
- ItemPetunjuk Teknis Manajemen Perkawinan Sapi Potong(Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2007) Affandhy, Lukman; Dikman, Dicky Mohammad; AryogiBuku ini disusun untuk memberikan informasi kepada para pelaku usaha dan pemerhati peternakan sapi potong dalam memperbaiki tatalaksana perkawinan pada budidaya sapi potong, dengan tujuan untuk : (1) memberikan informasi kepada petani, khususnya dalam usaha budidaya sapi potong tentang manajemen perkawinan yang tepat, sesuai dengan kondisi ternak dan spesifik lokasi, (2) menambah keterampilan petugas dan tingkat pengetahuan peternak tentang teknik IB beku, cair dan kawin alam dan (3) meningkatkan kebuntingan sapi melalui pelaksanaan perkawinan yang benar.
- ItemPetunjuk Teknis Perkandangan Sapi Potong(Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2007) Rasyid, Ainur; HartatiBuku petunjuk teknis ini disusun mengingat perkembangan dan produktivitas sapi potong dalam negeri yang belum memberikan hasil yang menggembirakan bila dibandingkan dengan peningkatan kebutuhan daging sapi yang selalu meningkat. Buku ini berisi tentang syarat teknis mendirikan kandang, tipe kandang (kandang individu dan kandang kelompok) dan perkandangan untuk program pembibitan. dengan tujuan sebagai bahan acuan dalam mempercepat inovasi teknologi pemeliharaan sapi potong khususnya dalam rangka swasembada penyediaan daging nasional tahun 2010.
- ItemLaporan Akhir Tahun Koleksi Eksitu Dan Karakteristik Plasma Nutfah Kambing(Loka Penelitian Kambing Potong, 2008) Pamungkas, Fitra Aji; Sianipar, Junjungan; Sihite, Erwin; Loka Penelitian Kambing Potong
- ItemLaporan Akhir Pembentukan Kambing Unggul Melalui Persilangan Kambing Boer dan PE(Loka Penelitian Kambing Potong, 2008) Mahmilia, Fera; Loka Penelitian Kambing PotongPenelitian ini merupakan kegiatan lanjutan dari serangkaian kegiatan penelitian untuk mendapatkan kambing unggul baru yang merupakan kambing komposit dari hasil persilangan antara kambing kacang dan kambing boer. Kegiatan penelitian yang dilakukan pada tahun ini yaitu " Pembentukan kambing ungul melalui persilangan Kambing Boer dan PE". Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mempelajari keragaan produktivitas kambing kacang, kambing Boer dan hasil persilanganya (Boerka-1 50B:50K dan Boerka-2 75B:25K) 2. menyilangkan kambing Boerka-1 (50B:50K) dengan pejantan Kacang 3. Menyilangkan kambing peranakan Etawa (PE) dengan pejantan Boer. Hasil Pengamatan menunjukan: 1. Peningkatan produksi yang cukup signifikan (11 sampai 89%) pada kambing persilangan, dari lahir sampai umur 12 bulan dibanding kambing Kacang 2. Sebanyak 10 ekor Boerka-1 (50B:50K) telah disilangkan dengan pejantan kacang untuk membentuk genotipe 25B:75K, 3. 10 ekor Peranakan Etawa telah dikawinkan dengan pejantan Boer.
- ItemPetunjuk Teknis Potensi Beberapa Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia(Loka Penelitian Kambing Potong, 2008) Pamungkas, Fitra Aji; Batubara, Aron; Doloksaribu, Meruwald; Sihite, Erwin; Loka Penelitian Kambing PotongBuku ini disusun untuk memberikan informasi hasil kegiatan eksplorasi, karakterisasi dan evaluasi beberapa plasma nutfah kambing lokal Indonesia.
- ItemPedoman Teknis Pemeliharaan Induk dan Anak Kambing Masa Pra-Sapih(Loka Penelitian Kambing Potong, 2008) Ginting, Simon P; Loka Penelitian Kambing PotongPengelolaan induk dan anak kambing merupakan salah satu titik kritis dalam usaha produksi kambing. Buku pedoman teknis ini secara khusus memuat prinsip dan teknis pengelolaan/pemeliharaan induk kambing beserta anak yang baru dilahirkan pra-sapih).
- ItemTeknologi Budidaya Sapi Potong(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2008) Prabowo, Akhamd; Basri, Elma; Tambunan, Reny D.; Soerachman; Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianSapi potong merupakan komoditas unggulan mengingat pasar yang bagus seiring dengan meningkatnya permintaan, populasi sapi potong yang masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan daging domestik sedangkan Impor daging sapi merupakan hal yang riskan. Selain itu, fasilitas rumah potong hewan (RPH) dan pengetahuan standar mutu, hygiene dan sanitasi rendah. Untuk itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing prima dalam pengembangan sapi potong di Indonesia. Pemelihara sapi potong bila dilakukan dengan benar akan sangat menguntungkan, karena tidak hanya menghasilkan daging dan susu, tetapi juga menghasilkan kotoran ternak yang dapat dijadikan pupuk kandang. Kotoran sapi dapat menjadi sumber hara yang dapat memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih gembur dan subur. Selain itu, semua organ tubuh sapi dapat dimanfaatkan antara lain: Kulit, sebagai bahan industri tas, sepatu, ikat pinggang, topi, jaket. Tulang, dapat diolah menjadi bahan bahan perekat/lem, tepung tulang dan barang kerajinan. Tanduk, digunakan sebagai bahan kerajinan seperti: sisir, hiasan dinding dan masih banyak manfaat sapi bagi kepentingan manusia.
- ItemPenangkaran Bibit Tiktok di Tingkat Petani(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2008) Sente, Umming; Andayani, Dini; Sugiartini, Emi; Ikrarwati; Setiabudi, Didi; Indrasti, Rita; Nur, M.; SuwandiTiktok merupakan komoditas ternak yang sangat potensial untuk dikembangkan beriringan dengan budidaya padi sawah. Pangsa pasar tiktok di DKI Jakarta sangat terbuka luas. Namun kebutuhan bibit tiktok masih belum terpenuhi walaupun sudah mendatangkan dari luar wilayah. Untuk itu diperlukan kegiatan penangkaran bibit tiktok untuk mendukung usaha ternak tiktok.