Padi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Padi by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 163
Results Per Page
Sort Options
- ItemPenelitian Pemuliaan Padi(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1982-12-02) Adi Widjono; Mahyuddin SyamBuku ini berisikan penelitian pemuliaan padi yang telah dan sedang dijalankan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan untuk dijadikan bahan informasi
- ItemHasil Penelitian Jagung di Tingkat Petani Studi Kasus di Tanah Vulkanik Muda Kabupaten Malang(Hasil Penelitian Jagung di Tingkat Petani Studi Kasus di Tanah Vulkanik Muda Kabupaten Malang, 1988) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman PanganPenelitian jagung di tingkat petani di wilayah Malang, Jawa Timur. Tulisan ini melukiskan hasil-hasil utama dari program penelitian di tingkat petani dengan suatu gambaran sistem usahatani bagi palawija di wilayah Malang, Propinsi Jawa Timur, Indonesia, yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang dalam periode 1986. Kegiatan dilakukan di daerah-daerah yang menjadi sentra produksi jagung di tanah-tanah vulkanik muda. Tujuan utama penelitian adalah: (1) mengidentifikasi kendala-kendala utama terhadap produktivitas tanaman, (2) melakukan penelitian guna memecahkan kendala tersebut di lahan petani, (3) menerjemahkan hasil-hasil penelitian tersebut menjadi rekomendasi praktis bagi petani. Program ini dilaksanakan oleh suatu tim yang terdiri dari pemulia tanaman, peneliti-peneliti hama, penyakit, agronomi dan sosial ekonomi. Tim bekerjasama erat dengan petani dan penyuluh di wilayah studi. Pendekatan yang digunakan adalah seperti yang dikembangkan oleh CIMMYT, setelah disesuaikan dengan kondisi setempat. Aspek-aspek yang menonjol dari pendekatan ini meliputi: eratnya kaitan antara survei dan pengujian di tingkat petani; pendekatan yang berurutan, yang tiap siklus kegiatan penelitian direncanakan dan dihubungkan dengan penemuan-penemuan penelitian sebelumnya; perumusan dan pengujian hipotesis secara eksplisit mengenai permasalahan yang membatasi produktivitas serta penyebab dan interaksinya. Program tersebut dimulai pada bulan Januari 1984 dengan survei eksplorasi (penjajakan). Sejak itu, telah dilakukan 5 siklus pertanaman pengujian di tingkat petani, survei produksi jagung dan survei lain serta kegiatan penelitian. Siklus keenam dari pengujian tersebut sedang berjalan (November 1986 - Februari 1987). Sampai sekarang penelitian telah berhasil mengidentifikasi permasalahan utama dan penyebabnya, bersama-sama dengan interaksi antara masalah-masalah tersebut dalam konteks parameter sistem usahatani, termasuk : Infestasi lalat bibit. - Overplanting (populasi tanaman terlalu banyak) dan kompetisi dini antara tanaman. - Manipulasi populasi tanaman mengakibatkan rendahnya populasi waktu panen. Ketidak seimbangan hara nitrogen/fosfat. - Waktu aplikasi pemupukan tidak efektif. Di samping itu, masalah berikut juga telah diidentifikasi secara tentatif berdasarkan: Rendahnya potensi hasil jagung pada varietas tradisional. - Rendahnya mutu benih jagung yang digunakan. - Ketersediaan kalium dan belerang. Pemecahan yang mungkin dilakukan untuk masalah tersebut telah diidentifikasi dan diuji. Hasilnya adalah, bahwa petani koperator telah sanggup meningkatkan hasil jagungnya dari 1,8 menjadi 4,8 ton pipilan kering setiap ha. Rekomendasi budidaya vii dapat diimplementasikan sepotong-sepotong, atau dalam urutan adopsi maupun sebagai paket. Urutan adopsi secara spontan yang diamati adalah pertama-tama dimulai dengan perlindungan tanaman, populasi tanaman yang lebih sedikit (biasanya terkait dengan varietas), kemudian baru adopsi cara pengelolaan pupuk. Cara berproduksi yang direkomendasikan hanyalah menyangkut penambahan sedikit masukan, serta perubahan sederhana dalam pengelolaan. Adopsi cara ini masih dalam batas-batas kemampuan petani di wilayah studi, karena semua pengelolaan yang telah diperbaiki tersebut mudah dipahami oleh petani yang kondisinya mewakili kondisi petani di wilayah studi
- ItemPerbaikan Teknis Pasca Panen Padi di Tingkat Petani(BPTP Kalteng, 1990) BPTP KaltengIndonesia menurut hasil survei BPS pada MT 1986 1987 sebesar 19,54 % (14,17% pada saat panen dan perontokan) karena masih banyak petani yang belum menerapkan teknis pasca panen padi yang tepat, Sedang di Kalimantan Tengah menurut hasil survei pada MT 1987 diperoleh angka kehilangan/suaut sebesar22.5 %Adanya susut kuantitatif yaitu berkurangnya volume atau bobot berarti berkurangnya penyedian beras dan susut kualitatif berarti penurunan muto Hal ini berkaitan pula dengan berkurangnya pendapatan petani karena berkurangnya jumlah yang dijual dan rendahnya harga yang diterima petani dari hasil penjualan produksinya yang bermutu rendah
- ItemEfisiensi Pemupukan pada Padi dan Palawija(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1990-12-16) Subandi Sudarman; Djamaluddin; Sania Saenong; Andi HasanuddinPeran pemupukan semakin penting dalam usaha intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produktivitas lahan. Permintaan akan pupuk buatan (pupuk anorganik) meningkat dengan cepat dan diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan pengembangan intensifikasi tersebut. Pemerintah menyediakan dana yang cukup besar untuk subsidi pupuk. Oleh karena itu, efisiensi pemakaian pupuk buatan perlu ditingkatkan dengan teknologi yang sesuai. Laporan ini menghimpun hasil penelitian tentang pemupukan yang dilakukan oleh enam Balai lingkup Puslitbang Tanaman Pangan. Dengan berbagai teknologi tentang pupuk dan pemupukan yang dihasilkan, efisiensi pemupukan diharapkan dapat ditingkatkan sehingga permintaan akan pupuk dapat ditekan tanpa mengorbankan produksi. Berbagai bentuk, dosis, dan cara penggunaan pupuk yang meliputi upaya optimalisasi pemakaian pupuk disajikan dalam laporan ini. Penggunaan pupuk yang optimal sangat tergantung pada komoditas dan varietasnya serta keadaan hara dan fisik tanah setempat. Dengan menyajikan percobaan dan penelitian yang dilakukan di berbagai agro-ekosistem laporan ini diharapkan cukup bermanfaat dalam upaya meningkatkan efisiensi pemupukan, yang tidak hanya penting bagi pengambil kebijaksanaan, tetapi juga penting bagi petani untuk mengurangi biaya produksi yang tidak perlu. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada para peneliti yang mengkompilasikan dan menyumbangkan pikiran dan hasil penelitiannya, serta kepada semua pihak yang telah membantu sampai diterbitkannya laporan ini.
- ItemMina-Padi(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1994-12-16) Sadeli Suriapermana; lis Syamsiah; Putu Wardana; Zainal Arifin; Achmad M. FagiPetunjuk praktis budi daya ikan di sawah telah banyak beredar, tetapi informasinya kurang lengkap dan rinci, khususnya tentang sistem usahatani minapadi dan parlabek. Balai Penelitian Tanaman Pangan (Balittan) Sukamandi mulai merintis penelitian sistem usahatani padi-ikan dan parlabek sejak tahun 1984. Dari hasil penelitian itu dan berdasarkan pemantauan di lapang, disusun petunjuk praktis ini, untuk melengkapi informasi yang telah ada guna menunjang program intensifikasi minapadi (inmindi). Publikasi ini merupakan penyempurnaan dari "Petunjuk Praktis Sistem Usahatani Padi-ikan dan Parlabek di lahan sawah" yang diterbitkan tahun 1993 oleh Balittan Sukamandi. Diharapkan publikasi ini bermanfaat bagi para penyuluh pertanian dalam membina dan membimbing petani, dan semua pihak yang memerlukannya.
- ItemBudidaya Padi(BPTP Kalteng, 1995) BPTP KaltengPotensi lahan pasang surut di Kalimantan Tengah cukup potensial untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian yang produktif. Tetapi di dalam pengelolaan tersebut ditemukan beberapa masalah dianta ranya lahannya bergambut serta aimya masam, kedua hal tersebut merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan tanaman.
- ItemHama dan Penyakit Tanaman Padi(Departemen Pertanian, 1995) Departemen Pertanian; Departemen PertanianBrosur ini disajikan dalam bentuk gambar-gambar dan dilengkapi dengan uraian singkat dan sederhana. Melalui cara penyajian ini diharapkan dapat mempermudah petugas lapangan dan kontaktani di dalam mengenali dan mengerti cara praktis untuk menanggulangi hama dan penyakit khusus tanaman padi.
- ItemPadi Unggul(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1995-12-16) Z. Harahap; Suwarmo; Erwina Lubis; Susanto Tw.; Mahyuddin Syam; HermantoDalam lima tahun terakhir sudah dua kali terjadi kemarau panjang. Akibatnya, ratusan ribu hektar tanaman padi mengalami kekeringan, bahkan sebagian puso. Mengingat kekeringan dapat mengancam pertumbuhan tanaman, termasuk padi, maka perlu diupayakan teknologi yang tepat sehingga kendala produksi ini dapat diantisipasi dan ditekan seminimal mungkin. Penggunaan varietas unggul yang toleran terhadap keke- ringan dan berumur pendek (genjah) merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan tanaman padi dari ancaman tersebut. Pusat Penelitian dan Pengem- bangan Tanaman Pangan telah berhasil menyaring dua varietas padi gogo yang toleran kekeringan dan berumur sangat genjah. Selain itu diperoleh pula dua varietas padi gogo yang toleran terhadap keracunan aluminium dan besi, berpotensi hasil tinggi, toleran terhadap naungan, dan tahan penyakit blas. Pengembangan empat varietas padi gogo ini yang telah dilėpas oleh Menteri Pertanian akhir September 1994 lalu, diharapkan dapat mendukung upaya pelestarian swasembada beras dan keterjaminan pangan. Dalam publikasi ini diinformasikan keunggulan masing-masing varietas dan kemungkinan arah pengembangannya.
- ItemPADI GOGO(BALAI PENELITIAN TANAMAN PANGAN MALANG, 1995-12-16) Amir Basyir; Punarto S; Suyamto; SupriyatinPadi gogo memiliki prospek pengembangan di Indonesia, karena pembukaan lahan baru di luar Jawa nampaknya lebih sesuai untuk bertanam padi gogo. Dari areal tanaman padi gogo yang ada, produktivitasnya juga masih rendah. Sementara itu, kegiatan penyuluhan teknik produksi padi gogo belum banyak dilakukan, dan buku tentang padi gogo juga masih sangat sedikit. Dalam rangka mengisi pentingnya ketersediaan informasi tentang padi gogo tersebut, Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang ingin ikut menyumbangkan pengalaman yang diperoleh, walaupun sedikit, dengan menerbitkan buku ini. Buku padi gogo ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para penyuluh, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, mahasiswa, pelajar sekolah pertanian, dan masyarakat yang berminat terhadap padi gogo. Kami berharap sumbangan Balai Penelitian Tanaman Pangan ini bermanfaat bagi kemajuan pembangunan pertanian di Indonesia.
- ItemTeknologi Produksi Padi(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1995-12-23) Mahyuddin Syam; HermantoDibandingkan dengan periode-periode sebelumnya, laju pertumbuhan produksi padi dalam lima tahun terakhir relatif rendah. Bila dalam periode 1979-83 (Pelita III) laju pertumbuhan produksi komoditas pangan utama ini mencapai 7,7% per tahun, dalam periode 1984–88 (Pelita IV) turun menjadi 2,4% dan dalam periode 1989–93 (Pelita V) turun lagi menjadi 1,9%. Sementara itu, permintaan terhadap padi dari tahun ke tahun cenderung naik sejalan dengan laju peningkatan jumlah penduduk. Dalam lima tahun terakhir, laju pertumbuhan kebutuhan padi dilaporkan 3,6% per tahun, sementara laju pertumbuhan produksi hanya 1,9%. Hal ini mengisyaratkan bahwa produksi padi perlu lebih dipacu agar swasembada beras dapat dipertahankan. Kenyataan menunjukkan, kendala peningkatan produksi padi akhir-akhir ini makin beragam, baik kendala biotik maupun abiotik. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan senantiasa berupaya memecahkan masalah tersebut melalui penelitian. Beberapа hasil penelitian yang dikemukakan dalam publikasi ini diharapkan dapat dijadikan alternatif bagi pemecahan masalah peningkatan produksi padi dalam kaitannya dengan upaya pelestarian swasembada beras dan peningkatan pendapatan petani..
- ItemUsaha Tani Terpadu Berbasis Padi(Balai Pengkajjan Teknologi Pertanian, 1998-12-17) Departemen PertanianSebagai langkah megatasi krisis pangan khususya beras perlu langkah-langkah kongkrit dengan memanfaatkan segala potensi yang ada. Untuk itu pemerintah telah mencanangkan Upsus Gema Palangung 2001 yang salah satu komoditas yag dikembangkan adalah padi. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan teknologi spesifik lokasi BPTP Palangka Raya telah membuat rakitan teknologi yang diharapkan dapat diterapkan di lapangan untuk mengatasi kendala yang ada. Akhinya dengan titerbitkannya brosur ini disamping kekurangan yang ada, dapat bermanfaat bagi kita semua.
- ItemAcuan Rekomendasi Penumpukan Spesifik Lokasi Untuk Padi Sawah di Jawa Timur 1999(BPTP Karangploso, 1999) SUWONO; Hasil Sembiring
- ItemUsaha Tani Terpadu(BPTP Kalteng, 1999-05-13) BPTP KaltengWilayah Kalimantan Tengah yang sangat luas dengan berbagai jenis agrockosiestemnya mempunyai potensi untuk pengembangan pertania, mengingat semakin berkurangnya lahan-lahan produktif pertanian khususnya di daerah pulau Jawa. Dalam stuasi krisis pangan, khususnya beras seperti yang kita rasakan saat ini memerlukan upaya mencai jalan keluarnya dengan memanfaatkan segala potensi yang ada.
- ItemPola IP Padi 300 Konsepsi dan Prospek Implementasi(Badan Penelitian dan Pengembangan PertaniaM, 1999-12-23) Irsal Las; A. Karim Makarim; Sumarno; Sirman PurbaSwasembada beras yang merupakan salah satu tolok ukur ketahanan pangan nasional menghadapi tantangan semakin berat, karena makin beragamnya masalah yang dihadapi dalam peningkatan produksi padi. Selain menciutnya luas lahan sawah produktif dan terjadinya serangan hama penyakit, penyimpangan iklim ElNino pada tahun 1997 telah menurunkan produksi padi nasional yang berakibat timbulnya krisis pangan. Untuk menanggulangi krisis pangan, Badan Litbang Pertanian bekerja sama dengan Dinas Pertanian di TK I dan TK II dan berbagai pihak mengimplementasikan pola Indeks Pertanaman (IP) padi 300 pada MT 1997/98 di lima propinsi Jawa dan Bali. Penanaman padi musim ketiga (MK-II 1998) dilakukan pada lahan seluas lebih dari 120 ribu ha, yang diawali dengan studi terhadap berbagai aspek, termasuk iklim, produktivitas lahan, potensi produksi dan infrastruktur daerah setempat. Kegiatan ini dibiayai oleh Proyek Upsus Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Pemberdayaan Masyarakat Petani (PKPN-MPMP), salah satu proyek pendukung Gerakan Mandiri Padi, Kedelai dan Jagung (Gema Palagung) 2001. Dengan memanfaatkan sumber daya pertanian secara optimal, penerapan pola IP Padi 300 telah berhasil memberikan kontribusi produksi sekitar 545 ribu ton GKG dari luas panen 118,5 ribu ha pada periode panen Oktober - Desember 1998. Hama dan penyakit yang dikhawatirkan akan menggagalkan panen, hanya merusak sebagian kecil pertanaman di daerah endemik. Pengalaman penerapan pola IP Padi 300 yang disajikan dalam publikasi ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi upaya peningkatan produksi padi nasional, terutama di saat cadangan beras nasional menipis atau bila terjadi krisis pangan. Publikasi ini disusun berdasarkan laporan implementasi pola IP Padi 300 dari masing-masing propinsi, hasil tinjauan langsung ke lapang, dan rumusan seminar Nasional Prospek Pola IP Padi 300 dalam Menanggulangi Krisis Pangan dan Anomali Iklim di Cisarua, Bogor, tanggal 17 Maret 1999, yang dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai instansi. Akhir kata diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam program peningkatan produksi untuk mengatasi krisis pangan melalui penerapan pola IP Padi 300.
- ItemRekayasa Lengan Penanam Tipe Empat Batang Kait Bawah Untuk Padi Sawah(BALAIPENELITIANTANAMAN PADI, 1999-12-25) Astanto; M. Djojomartono; E. Namaken Sembiring; Radite P.A.S.; E. Eko AnantoMemasuki era perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 untuk kawasan Asean, Indonesia dituntut meningkatkan efisiensi peningkatan produksi padi. Tanpa efisiensi, petani Indonesia akan terdesak oleh beras impor yang mungkin harganya akan lebih murah. Salah satu cara meningkatkan efisiensi produksi adalah dengan menggunakan alat mekanis, termasuk mesin penanam padi sawah. Mesin penanam padi sawah yang diimpor relatif harganya mahal, oleh karena itu mesin penanam padi sawah hendaknya dapat dibuat di dalam negeri yang kemungkinan harganya lebih murah, juga membuka lapangan kerja. Sejak tahun 1996, Balai Penelitian Tanaman Padi mulai merintis desain mesin penanam padi yang disesuaikan dengan kondisi dilakukan petani yaitu tanam pindah simetris. Isi buku ini terutama ditujukan kepada disainer mesin penanam agar berminat untuk ikut mendorong pengembangan alat dan mesin pertanian yang dapat membantu petani untuk meningkatkan efisiensi produksi. Buku ini memuat teknik desain lengan penanam padi sawah. Penanam tipe empat batang kait bawah biasanya lebih banyak digunakan pada mesin penanam tipeempat batang kait bawah biasanya lebih banyak digunakan pada mesin penanam tipe kemudi. Namun lengan penanam tipe ini dapat juga digunakan pada mesin penanam tipe jalan (walking type) dengan memodifikasi posisi pengumpan. Dengan demikian, lengan penanam tipe empat batang kait bawah dianggap fleksibel karena dapat dipasang pada mesin penanam tipe jalan maupun tipe kemudi. Semoga buku ini bermanfaat dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Balai Penelitian Tanaman Padi, di Sukamandi.
- ItemPeranan Pupuk NPK pada Tanaman Padi(Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Koya Barat, 2000) Rauf, Abdul Wahid; T, Syamsuddin; Sihombing, Sri Rahayu; Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Koya BaratGuna menunjang usaha pengembangan tanaman pangan di Irian Jaya, khususnya padi LPTP Koya Barat telah melaksanakan pengkajian di beberapa wilayah di Irian Jaya sehubungan dengan hal tersebut. Penyebaran brosur ini dimaksudkan untuk menyediakan hasil-hasil pengkajian, sebagai upaya untuk menyediakan bahan informasi yang lebih spesifik lokasi.
- ItemResep ANEKA MASAKAN NON-BERAS(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2001) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman PanganPangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi dalam jumlah maupun mutu. Kekurangan pangan dapat meng- akibatkan kualitas sumber daya manusia menurun. Lembaga pangan internasional FAO menengarai masih sekitar 800 juta penduduk yang menderita kekurangan pangan. Ketersediaan pangan menjadi masalah dunia yang harus diatasi. Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia 2001, FAO menetapkan tema Fight Hunger to Reduce Poverty. Palawija (kacang-kacangan dan umbi-umbian) menjadi alternatif utama menunjang penyediaan pangan masyarakat melalui diversifikasi pangan. Tidak banyak yang mengetahui seperti jali, gembili, súweg berpotensi untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi serta agroindustri. Puslitbang Tanaman Pangan serantiasa menyebarluaskan inovasi tek- nologi tanaman pangan (padi dan palawija) kepada pengguna. Berbagai jenis produk olahan menggunakan bahan baku palawija telah di-kembangkan. Buku "Resep aneka masakan non-beras" ini bertujuan untuk lebih meningkatkan pemahaman dan penggunaan palawija. Pengembangan komoditas ini sangat bermanfaat untuk mengurangi kebergantungan terhadap beras dan terigu yang semakin sulit ditingkatkan karena berbagai kendala. Selanjutnya agroindustri yang berkembang akan membantu pula memerangi kelaparan dan mengurangi kemiskinan.
- ItemInovasi Teknologi Padi(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2001-12-16) Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman PanganSebagai komoditas strategis, padi perlu terus diupayakan peningkatan produksinya mengingat komoditas ini dibutuhkan setiap saat dalam jumlah yang terus meningkat. Sebagian besar petani pun menggantungkan hidup pada usahatani padi. Sebenarnya, padi memiliki keunggulan komparatif dibanding beberapa komoditas lainnya karena dapat dijual sewaktu-waktu. Pengalaman menunjukkan bahwa kecukupan pangan masyarakat, terutama beras, berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi dan politik. Upaya untuk menekan konsumsi beras melalui diversifikasi pangan tampaknya belum memberikan hasil yang signifikan sehingga kebutuhan per kapita tidak banyak berubah, bahkan akhir-akhir ini cenderung meningkat. Hal ini tampaknya terkait dengan kondisi perekonomian yang belum membaik sehingga sebagian besar masyarakat lebih banyak mengandalkan beras sebagai sumber utama pangan keluarga. Di sisi lain, upaya peningkatan produksi dihadapkan pada beragam masalah yang tentu perlu segera dicarikan jalan pemecahannya.Salah satu alternatif yang paling rasional adalah melalui inovasi teknologi produksi dan sistem usahatani padi. Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan berbagai teknologi perpadian yang diharapkan dapat memberikan sumbangan besar terhadap upaya peningkatan produksi padi nasional. Informasi teknologi yang dihasilkan tentu perlu disebarluaskan untuk dapat diketahui oleh masyarakat luas. Melalui Ekspose Inovasi Teknologi Padi, Badan Litbang Pertanian mengajak semua pihak untuk melihat kemungkinan implementasi teknologi yang telah dihasilkan dalam kaitannya dengan upaya peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus bertambah.
- ItemInovasi Teknologi Padi(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2001-12-23) Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSebagai komoditas strategis, padi perlu terus diupayakan peningkatan produksinya mengingat komoditas ini dibutuhkan setiap saat dalam jumlah yang terus meningkat. Sebagian besar petani pun menggantungkan hidup pada usahatani padi. Sebenarnya, padi memiliki keunggulan komparatif dibanding beberapa komoditas lainnya karena dapat dijual sewaktu-waktu. Pengalaman menunjukkan bahwa kecukupan pangan masyarakat, terutama beras, berdampak luas terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi dan politik. Upaya untuk menekan konsumsi beras melalui diversifikasi pangan tampaknya belum memberikan hasil yang signifikan sehingga kebutuhan per kapita tidak banyak berubah, bahkan akhir-akhir ini cenderung meningkat. Hal ini tampaknya terkait dengan kondisi perekonomian yang belum membaik sehingga sebagian besar masyarakat lebih banyak mengandalkan beras sebagai sumber utama pangan keluarga. Di sisi lain, upaya peningkatan produksi dihadapkan pada beragam masalah yang tentu perlu segera dicarikan jalan pemecahannya.Salah satu alternatif yang paling rasional adalah melalui inovasi teknologi produksi dan sistem usahatani padi. Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan berbagai teknologi perpadian yang diharapkan dapat memberikan sumbangan besar terhadap upaya peningkatan produksi padi nasional. Informasi teknologi yang dihasilkan tentu perlu disebarluaskan untuk dapat diketahui oleh masyarakat luas. Melalui Ekspose Inovasi Teknologi Padi, Badan Litbang Pertanian mengajak semua pihak untuk melihat kemungkinan implementasi teknologi yang telah dihasilkan dalam kaitannya dengan upaya peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya terus bertambah.
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Baru Padi(Balai Penelitian Tanaman Padi, 2002) Lesmana, Ooy S.; Toha, Husin M.; Las, Irsal; Balai Penelitian Tanaman PadiBuku ini memuat informasi deskripsi varietas padi dengan karakteristik masing-masing keunggulannya yang disusun berdasarkan tahun pelepasan dari kurun waktu 1995 sampai 2002. Diawali varietas Memberamo sampai yang terbaru dilepas (akhir 2002) yaitu varietas Cigeulis, Gilirang (padi sawah) dan Situ Bagendit, Situ Patenggang untuk padi gogo (lahan kering).