Padi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Padi by Title
Now showing 1 - 20 of 77
Results Per Page
Sort Options
- ItemAdaptasi Enam Genotipe Padi Lokal Pada Lingkungan Pemupukan Organik dan Anorganik(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Sri Lestari Purnamaningsih, Khoirul Arifin, Desti Margi UtamiABSTRACT Adaptation of Six Local Rice Genotypes Organik and in-organik Fertilizing Environment. Six local rice genotypes were tested in two different fertilizer applications (organic and in-organic fertilizer) to study their adaptation to organic and in-organic fertilizing condition, seven genotypes were evaluated intens study. Research conducted irrigation in rice field Sumbersari Village, Lowokwaru District, Malang City at November 2008 until May 2009 (rainy season), using randomized completed block design with three replications and seven trials. Adaptation of testing materials were evaluated based on their grain yield (t/ha) using combined analysis of variance do properly with standard procedure. Not significant genotype x environment interaction found in tiller number, number of productive tiller, panicle length and average of yield. Significant genotype x environment interaction found in 1000 grain weight. Highly significant genotype x environment interaction found in plant height, age of flowering, age of harvest, number of filled grain per panicle and number of filled grain per clump, number of grain per panicle and percentation of empty grain per panicle. Tambak Urang and Hoing have high yield average in two fertilizer environments. ABSTRAK Enam genotip padi lokal diuji adaptasinya terhadap dua lingkungan berbeda berdasarkan jenis pemupukan yang diaplikasikan (organik dan anorganik). Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2008-Mei 2009 (MH) di lahan sawah irigasi Desa Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Desain lapang menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan dan tujuh perlakuan. Analisis ragam gabungan dilakukan sesuai dengan prosedur baku untuk mengetahui ada tidaknya interaksi. Interaksi genotip x lingkungan tidak nyata terdapat pada karakter jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjang malai, malai, dan hasil gabah gagangan kering/hektar. Interaksi genotip x lingkungan nyata terdapat pada karakter bobot 1.000 butir. Interaksi genotip x lingkungan sangat nyata terdapat pada karakter tinggi tanaman, umur bunga, umur panen, jumlah gabah isi/malai, jumlah gabah isi/rumpun, jumlah gabah/mala /malai dan persentase ersentase gabah hampa/malai. Tambak Urang dan Hoing memiliki rata-rata pontensi hasil gabah malai kering/hektar tertinggi pada lingkungan pemupukan organik dan anorganik.
- ItemAnalisis dan Sintesis Pengembangan Model Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah(Balai Penelitian Tanaman Padi, 2005) Makarim, A. Karim; Pasaribu, Djuber; Zaini, Zulkifli; Las, IrsalUpaya peningkatan produksi padi perlu mendapat prioritas yang lebih tinggi mengingat komoditas ini tidak hanya diperlukan sebagai bahan makanan pokok tetapi juga sumber penghasilan sebagian besar masyarakat di pedesaan. Kenyataannya, laju peningkatan produksi padi dalam dua dekade terakhir cenderung melandai, sementara kebutuhan terus meningkat. Keuntungan yang diperoleh petani dari usahatani padi pun adakalanya tidak sebanding dengan biaya dan tenaga yang mereka keluarkan. Untuk meningkatkan pendapatan petani dan ketahanan pangan nasional perlu terobosan dalam peningkatan produksi padi. Penelitian di berbagai lokasi menunjukkan bahwa produktivitas dan efisiensi produksi padi masih dapat ditingkatkan melalui pendekatan atau model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Hal ini telah mendorong Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk mengembangkan model PTT padi sawah melalui Kegiatan Percontohan Peningkatan Produktivitas Padi Terpadu (P3T) di beberapa daerah di Indonesia pada MT 2002 dan 2003. Dalam publikasi ini diketengahkan strategi, keragaan penerapan komponen teknologi, analisis dan dampak pengembangan model PTT terhadap peningkatan produktivitas padi dan pendapatan petani di daerah pengembangan.
- ItemBudidaya Padi(BPTP Kalteng, 1995) BPTP KaltengPotensi lahan pasang surut di Kalimantan Tengah cukup potensial untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian yang produktif. Tetapi di dalam pengelolaan tersebut ditemukan beberapa masalah dianta ranya lahannya bergambut serta aimya masam, kedua hal tersebut merupakan faktor pembatas untuk pertumbuhan tanaman.
- ItemBudidaya Padi Berkelanjutan dengan Penggunaan ECO FARMING(Polbangtan Gowa, 2023) Dr. Ramli, S.P., M.P.; Rachmat, S.P., M.P.; Ir. Dahlan, M.M.Buku Budidaya Padi Berkelanjutan dengan Penggunaan Eco Farming ini mencoba mengulas tentang bahaya penggunaan pupuk sintetis atau kimia yang terus menerus serta upaya para akademisi dan ahli bidang pertanian untuk mengatasi hal tersebut dengan penggunaan pupuk organik dalam rangka mendukung pertanian berkelanjutan. Salah satu pupuk organik yang sudah teruji adalah pupuk eco farming. Sebab eco farming adalah pupuk yang berbahan dasar organik super aktif, mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
- ItemBudidaya Padi Berkelanjutan Dengan Penggunaan ECO Farming(Polbangtan Gowa, 2023, 2023-06-18) Ramli; Dahlan; Rahmat
- ItemBudidaya Tanaman Padi Gogo Terstandar(Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Bengkulu, 2024) Rambe Sri Suryani M; Calista, Irma; Wulandari, Tri Novita; Saragih, AmaluddinSalah satu upaya untuk peningkatan produksi padi adalah dengan cara perluasan areal tanam pada lahan kering dengan menanam padi gogo melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Pedoman budidaya padi gogo ini disusun sebagai acuan bagi petani dan pihak terkait dalam menerapkan budidaya tanaman padi gogo yang baik yang terstandar
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Baru Padi(Balai Penelitian Tanaman Padi, 2002) Lesmana, Ooy S.; Toha, Husin M.; Las, Irsal; Balai Penelitian Tanaman PadiBuku ini memuat informasi deskripsi varietas padi dengan karakteristik masing-masing keunggulannya yang disusun berdasarkan tahun pelepasan dari kurun waktu 1995 sampai 2002. Diawali varietas Memberamo sampai yang terbaru dilepas (akhir 2002) yaitu varietas Cigeulis, Gilirang (padi sawah) dan Situ Bagendit, Situ Patenggang untuk padi gogo (lahan kering).
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Baru Padi(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2017) Wahab, Moh. Ismail; Satoto; Rachmat, Ridwan; Guswara, Agus; Suharna
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Baru Padi(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2015) Sutrisna, Nana; Diratmaja, Alit; Sinaga, Anna; Ramdhaniati, SusiBuku Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi, Padi Sawah, Padi Ketan, Padi Gogo, dan Padi Rawa, Padi Hibrida, ini disususn sebagai upaya dalam rangka penyebaran varietas unggul yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian (BB Padi Sukamandi). buku ini diterbitkan dalam rangka pelaksanaan pendampingan/ pengawalan Program UPSUS Padi oleh Badan Litbang Pertanian (BPTP Jawa Barat), dimana penggunaan varietas unggul baru merupakan salah satu komponen utama dalam pelaksanaan Program UPSUS, Swasembada Pangan.
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Baru Padi(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2019) Sasmita, Priatna; Satoto; Rahmini; Agustiani, Nurwulan; Handoko, Dody Dwi; Suprihanto; Guswara, Agus; SuharnaBuku ini menginformasikan karakteristik VUB padi secara rinci, antara lain potensi hasil, ketahanan terhadap cekaman biotik, dan toleran terhadap cekaman abiotik.
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Baru Padi(Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi, 2023) Thamrin, Muhammad; Suprihanto; Hasmi, Idrus; Ardhiyanti, Shinta Dewi; Suhartini; Nugroho, Nurkholis; Wening, Rina Hapsari; Pramudyawardani, Estria Furry; Nafisah; Usyati, N.; Hikmah, Zaqiah Mambaul; Handoko, Dody Dwi; Norvyani, MutyaBeras adalah pangan pokok masyarakat Indonesia yang bukan hanya harus dipenuhi dari kecukupan jumlahnya, tetapi juga dari sisi kecukupan gizinya (nutrisi). Sebagai gambaran bahwa di Indonesia dalam dua dekade terakhir dilaporkan jumlah orang dewasa dengan obesitas meningkat dua kali lipat, sementara itu ada sebesar 27,67% balita Indonesia mengalami stunting. Dengan mengkonsumsi beras yang cukup mengandung nutrisi di dalamnya, maka diharapkan dapat mengurangi kondisi tersebut. Melalui biofortifikasi, Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi (BBPSI Padi) telah melepas beberapa VUB dengan kandungan gizi tinggi, antara lain kandingan Zn yang cukup tinggi pada Varietas Inpari IR Nutrizinc, Inpago 13 Fortiz yang telah dimanfaatkan dalam program pemerintah mengatasi stunting. Tantangan dalam produksi padi pada musim-musim mendatang akan semakin besar. Adanya ancaman oleh perubahan iklim yang ekstrim dewasa ini dimana musim telah bergesar, hujan dan kemarau sulit diprediksi, adanya banjir dan kekeringan yeng terjadi dengan intensitas yang lebih tinggi, serta serangan OPT yang meningkat diperlukan upaya antisipasi dan mitigasi. Untuk itu diperlukan produk inovasi teknologi padi terstandar untuk menjawab tantangan tersebut. Varietas Unggul Baru (VUB) padi adalah salah satu komponen utama yang telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani dalam menghadapi berbagai kondisi di lapangan. BSIP telah melepas lebih dari tiga ratus VUB padi melalui BBPSI Padi, sehingga petani dapat lebih leluasa memilih yang sesuai dengan teknik budidaya dan kondisi lingkungan setempat. Ketersediaan berbagai alternatif pilihan VUB pada suatu wilayah diharapkan akan berdampak terhadap stabilitas produksi sebagai representasi dari keunggulan adaptif dan ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik di suatu wilayah. Buku ini memuat tentang informasi beberapa VUB padi populer yang dilepas tahun 2000- 2023. Informasi yang disajikan dalam buku ini adalah tentang karakteristik dari masing-masing VUB. Dengan informasi yang disajikan dalam diskripsi VUB ini diharapkan dapat membantu pengguna khususnya petugas lapang dan petani dalam menentukan pilihan varietas yang akan digunakan sesuai dengan agroekosistem dan karakteristik spesifik lokasi.
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Padi(BPTP Kalsel, 2007) Amali, Noor; Sumanto; Noor, Aidi; BPTP Kalsel
- ItemEvaluasi Keragaan Hasil Galur-galur Padi Generasi Menengah Pada Dua Musim Tanam(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Trias Sitaresmi, Bambang SuprihatnoABSTRACT Evaluation of performance of mid-generation rice lines during two cropping season. The objective of this research to evaluate the yield respons of mid generation selected lines from pedigree nursery on different growing conditions. The trials were conducted in the wet and dry season of the year of 2009 at the Klaten areas. One hundred forty rice advanced lines were planted as observational yield trilas using augmented of RCB design. The result showed that 10 lines out of 140 were yielded more than the high yielder check cultivars both in wet season and dry season. Those lines are BP4122-2f-4-3-5 B (6,91 t/ha), BP4112-4f-Kn-14-3-4*B (5,97 t/ha), BP4116-4f-Kn-10-2-4 B (6,10 t/ha), BP4740-4f-Kn-4-1-3*B (5,74 t/ha), BP4988-5f-7-3-2B (5,92 t/ha), BP5850-1f-20-1-2*B (6,60 t/ha), BP5166f-Kn-5-2-2°B (6,33 t/ha), BP5438-le-Kn-11-2-2*B (5,79 t/ha), BP5438-2e-Kn-7-3-2 B (6,10 t/ha), BP5438-2e-Kn-12-2-2 B (5,73 t/ha). The t test analyses on differences between the mean yield of the best ten genotypes obtained from wet and dry season, respectively, indicated that no significantly different on the yield respons obtained from the both of the dry and wet cropping seasons. ABSTRAK Penelitian bertujuan mengevaluasi respon galur-galur yang terpilih dari pertanaman pedigree terhadap kondisi lingkungan musim hujan dan musim kemarau. Penelitian dilaksanakan selama 2 musim tanam, yaitu pada bulan Februari-Mei 2009 (musim hujan) dan bulan Juni-Oktober 2009 (musim kemarau) di Desa Tlobong, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Pertanaman servasi mengevaluasi 140 galur dan lima varietas pembanding (Ciherang, Silugonggo, Dodokan, Ciliwung, dan IR64) yang ditata dalam rancangan Augmented. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dari 140 galur yang diuji, hanya 10 galur yang memiliki hasil GKG 5,73 t/ha, yaitu BP4122-2f-4-3-5*B (6,91 t/ha), BP4112-4f-Kn-14-3-4*B (5,97 t/ha), BP4116-4f-Kn-10-2-4*B (6,10 t/ha), BP4740-4f-Kn-4-1-3*B (5,74 t/ha), BP4988-5f-7-3-2*B (5,92 t/ha), BP5850-1f-20-1-2*B (6,60 t/ha), BP5166f-Kn-5-2-2*B (6,33 t/ha), BP5438-1e-Kn 11-2-2*B (5,79 t/ha), BP5438-2e-Kn-7-3-2B (6,10 t/ha), BP54385 2e-Kn-12-2-2*B (5,73 t/ha). Beda rata hasil kesepuluh galur dari pertanaman MK dan MH tidak berbeda nyata berdasarkan statistik uji T. Hal ini mengindikasikan bahwa produktivitas galur-galur tersebut pada dua musim tanam stabil.
- ItemGalur Harapan Padi Untuk Lahan Rawa dan Rawan Banjir(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Supartopo, Aris Hairmansis, Bambang KustiantoABSTRACT The Promising Rice Lines of Swampy and Flood Prone Area. Swampy and flood prone areas available in Indonesia are pretty wide and when utilized for growing rice, it may contribute meaningfully to the availability of rice in the country. From 2008 to 2009, a total of 9 genotypes and 3 check varieties have been tested in Karang-Agung (South Sumatera), Indramayu (West Java), Cilacap, Kebumen, and Purworejo (Central Java), as well as in Bojonegoro (East Java). The trials were arranged in a randomized complete block design with four replications. The seedlings of 21-25 days of age and 2-3 seedlings per hill were transplanted into plots of 5 m x 4 m in size, with the planting space of 25 cm x 25 cm. The rice crops were fertilized with urea, TSP, and KCI at the rates of 150, 100, and 100 kg/ha, respectively. Results of the trials indicated that the genotype BP1027-F-PN-1-2-1-KN-MR-3-3 yielded the highest (5.87 t/ha) while the three check varieties IR42, Batanghari, and IR64 produced 5.17, 5.81, and 4.99 t/ha, respectively. Three breeding lines, B10891B-MR-3-KN-4-1-1-MR-1, TOX4136-5-1-1-KY-3, and B11586F-MR-11-2-2 yielded higher than IR42, ie. 5.50. 5.25, and 5.21 t/ha, respectively. One line, BP367E-MR-42-4-PN-3-MR-4 yielded 5.16 t/ha, higher than that of IR64. The line BP1027-F-PN-1-2-1-KN-MR-3-3 had 66% rough rice, 94% head rice, good rice texture and eating quality, 24.43% amylose content, long grain, small chalkiness, medium rice shape and resistant to three blast races. The breeding line of B11586F-MR-11-2-3 was resistant to rice tungro virus in Karang Agung. ABSTRAK Lahan rawa dan lahan rawan banjir yang tersedia di Indonesia sangat luas. Oleh karena itu, perlu dimanfaatkan untuk membantu mencukupi kebutuhan beras yang secara nasional terus meningkat. Pada tahun 2008 dan 2009 telah dilakukan pengujian sebanyak sembilan galur dan tiga varietas pembanding di daerah Karang Agung (Sumatera Selatan), Indramayu (Jawa Barat), Kebumen, Cilacap, dan Purworejo (Jawa Tengah) serta Bojonegoro (Jawa Timur). Percobaan dilakukan dalam rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Bibit umur 21 hari ditanam 2-3 bibit/lubang dalam petak berukuran 4 m x 5 m dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm. Pertanaman dipupuk dengan urea, TSP, dan KCl dengan dosis berturut-turut 150 kg/ha, 100 kg/ha, dan 100 kg/ha. Hasil pengujian ini menunjukkan bähwa galur BP1027F-PN-1-2-1-KN-MR-3-3 menghasilkan gabah tertinggi sebesar 5,87 t/ha, sedangkan varietas pembanding IR42, Batanghari, dan IR64 berturut-turut menghasilkan 5,17 t/ha, 5,81 t/ha, dan 4,99 t/ha. Tiga galur yang hasilnya lebih tinggi dari varietas IR42 adalah B10891B-MR-3-KN-4-1-1-MR-1 (5,50 t/ha), TOX4136-5-1-1-KY-3 (5,25 t/ha), dan B11586F-MR-11-2-2 (5,21 t/ha). Satu galur, BP367E-MR-42-4-PN-3-MR-4 menghasilkan gabah sebesar 5,16 t/ha, hasil ini lebih tinggi dari hasil varietas pembanding IR64. Galur BP1027F-PN-1-2-1-KN-MR-3-3 memiliki rendemen beras pecah kulit 66%, beras kepala 94%, tekstur nasi sedang dengan rasa nasi enak, kandungan amilosa 24,43%, ukuran beras panjang, pengapuran sedikit, bentuk beras medium, dan tahan terhadap tiga ras penyakit blas. Galur B11586F-MR-11-2-3 tergolong tahan terhadap virus tungro di Karang Agung.
- ItemHama dan Penyakit Penting Tanaman Padi Serta Upaya Pengendaliannya(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan, 2011) Thamrin, Tumarlan; Syahri; Setiawan, UsmanHama dan penyakit tanaman menyebabkan kehilangan hasil pada tanaman padi mencapai kira-kira 20%, yang merupakan angka yang tinggi dalam mengurangi produktivitas tanaman. Berbagai jenis hama dapat menyerang tanaman padi mulai dari persemaian hingga proses pemanenan. Selain itu kendala penyakit penting seperti blas (Pyricularia oryzae), hawar daun bakteri (Xanthomonas campestris pv. Oryzae), hawar pelepah, tungro juga menjadi ancaman dalam budidaya padi di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya pengendalian untuk menekan serangan hama dan penyakit tanam anpadi. Upaya tersebut sebenarnya dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi pengelolaan hama dan penyakit terpadu, yakni dengan mengkombinasikan berbagai macam tindakan pengendalian mulai dari perbaikan cara bercocok tanam (kultur teknis), pengendalian secara fisik, mekanik, hayati serta langkah terakhir adalah penggunaan pestisida kimiawi. Namun, semua ini akan bisa terlaksana dengan baik jika monitoring keberadaan hama/penyakit pada pertanaman dilakukan secara benar.
- ItemHama dan Penyakit Tanaman Padi(Departemen Pertanian, 1995) Departemen Pertanian; Departemen PertanianBrosur ini disajikan dalam bentuk gambar-gambar dan dilengkapi dengan uraian singkat dan sederhana. Melalui cara penyajian ini diharapkan dapat mempermudah petugas lapangan dan kontaktani di dalam mengenali dan mengerti cara praktis untuk menanggulangi hama dan penyakit khusus tanaman padi.
- ItemHama dan Penyakit Utama Tanaman Padi(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, 2013-12) Wijayanto, Bambang; Kiswanto; Manurung, Gohan OctoraPuji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga Petunjuk Teknis “ Hama dan Penyakit Utama Tanaman Padi “ ini dapat tersusun dengan baik. Petunjuk Teknis ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dan petunjuk kepada praktisi yang bergerak di bidang pertanian, khususnya para penyuluh pendamping SL-PTT Padi dalam membimbing dan mendampingi pelaku utama di lapangan. Besar harapan kami semoga Petunjuk Teknis ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan dalam rangka mendorong pengembangan agribisnis padi di perdesaan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan Petunjuk Tenis ini disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya.
- ItemInovasi Teknologi Pengelolaan Tanaman Padi Sawah Secara Terpadu di Bakorwil Malang(BPTP Jatim, 2009) SUWONO; Kasijadi; Zaenal Arifin
- ItemInovasi Teknologi Untuk Peningkatan Produksi Padi dan Kesejahteraan Petani(Balai Penelitian Tanaman Padi, 2004) Balai Penelitian Tanaman Padi; Balai Penelitian Tanaman PadiTekad pemerintah untuk meningkatkan produktivitas padi terus dilakukan seiring dengan tingkat kebutuhan dan laju perkembangan penduduk. Peningkatan produktivitas tersebut didukung oleh berbagai program, seperti ekstensifikasi, intensifikasi, rekayasa kelembagaan dan inovasi teknologi. Badan Litbang Pertanian yang diimplementasikan melalui Balai Penelitian Tanaman Padi (BALITPA) terus berupaya meneliti dan mengembangkan teknologi yang diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut. Bagi Indonesia, padi adalah kehidupan dan sumber kesejahteraan bangsa.
- ItemJamur Penyebab Hawar Pelepah Padi(Polbangtan Gowa, 2023) Pratiwi Hamzah, S.Si., M. Biotech.Buku Jamur Penyebab Hawar Pelepah Padi Aspek Morfologi dan Molekuler ini adalah sebuah ‘catatan’ penelitian yang disusun untuk menjadi referensi bagi mahasiswa, penyuluh, praktisi hingga akademisi dalam mempelajari jamur rhizoctonia solani pada padi, baik dari aspek morfologi hingga aspek molekulernya. Jamur rhizoctonia solani adalah jamur yang kisaran inangnya sangat luas dan jenis yang sangat banyak. Tanaman padi sendiri umumnya diserang oleh rhizoctonia solani jenis AG1-IA. Pada satu jenis rhizoctonia solani, ternyata dapat memiliki morfologi yang berbeda bahkan pada tingkat molekulernya memiliki perbedaan pada beberapa basa nukleotidanya.