Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 77
  • Item
    Galur Harapan Padi Untuk Lahan Rawa dan Rawan Banjir
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Supartopo, Aris Hairmansis, Bambang Kustianto
    ABSTRACT The Promising Rice Lines of Swampy and Flood Prone Area. Swampy and flood prone areas available in Indonesia are pretty wide and when utilized for growing rice, it may contribute meaningfully to the availability of rice in the country. From 2008 to 2009, a total of 9 genotypes and 3 check varieties have been tested in Karang-Agung (South Sumatera), Indramayu (West Java), Cilacap, Kebumen, and Purworejo (Central Java), as well as in Bojonegoro (East Java). The trials were arranged in a randomized complete block design with four replications. The seedlings of 21-25 days of age and 2-3 seedlings per hill were transplanted into plots of 5 m x 4 m in size, with the planting space of 25 cm x 25 cm. The rice crops were fertilized with urea, TSP, and KCI at the rates of 150, 100, and 100 kg/ha, respectively. Results of the trials indicated that the genotype BP1027-F-PN-1-2-1-KN-MR-3-3 yielded the highest (5.87 t/ha) while the three check varieties IR42, Batanghari, and IR64 produced 5.17, 5.81, and 4.99 t/ha, respectively. Three breeding lines, B10891B-MR-3-KN-4-1-1-MR-1, TOX4136-5-1-1-KY-3, and B11586F-MR-11-2-2 yielded higher than IR42, ie. 5.50. 5.25, and 5.21 t/ha, respectively. One line, BP367E-MR-42-4-PN-3-MR-4 yielded 5.16 t/ha, higher than that of IR64. The line BP1027-F-PN-1-2-1-KN-MR-3-3 had 66% rough rice, 94% head rice, good rice texture and eating quality, 24.43% amylose content, long grain, small chalkiness, medium rice shape and resistant to three blast races. The breeding line of B11586F-MR-11-2-3 was resistant to rice tungro virus in Karang Agung. ABSTRAK Lahan rawa dan lahan rawan banjir yang tersedia di Indonesia sangat luas. Oleh karena itu, perlu dimanfaatkan untuk membantu mencukupi kebutuhan beras yang secara nasional terus meningkat. Pada tahun 2008 dan 2009 telah dilakukan pengujian sebanyak sembilan galur dan tiga varietas pembanding di daerah Karang Agung (Sumatera Selatan), Indramayu (Jawa Barat), Kebumen, Cilacap, dan Purworejo (Jawa Tengah) serta Bojonegoro (Jawa Timur). Percobaan dilakukan dalam rancangan acak kelompok dengan empat ulangan. Bibit umur 21 hari ditanam 2-3 bibit/lubang dalam petak berukuran 4 m x 5 m dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm. Pertanaman dipupuk dengan urea, TSP, dan KCl dengan dosis berturut-turut 150 kg/ha, 100 kg/ha, dan 100 kg/ha. Hasil pengujian ini menunjukkan bähwa galur BP1027F-PN-1-2-1-KN-MR-3-3 menghasilkan gabah tertinggi sebesar 5,87 t/ha, sedangkan varietas pembanding IR42, Batanghari, dan IR64 berturut-turut menghasilkan 5,17 t/ha, 5,81 t/ha, dan 4,99 t/ha. Tiga galur yang hasilnya lebih tinggi dari varietas IR42 adalah B10891B-MR-3-KN-4-1-1-MR-1 (5,50 t/ha), TOX4136-5-1-1-KY-3 (5,25 t/ha), dan B11586F-MR-11-2-2 (5,21 t/ha). Satu galur, BP367E-MR-42-4-PN-3-MR-4 menghasilkan gabah sebesar 5,16 t/ha, hasil ini lebih tinggi dari hasil varietas pembanding IR64. Galur BP1027F-PN-1-2-1-KN-MR-3-3 memiliki rendemen beras pecah kulit 66%, beras kepala 94%, tekstur nasi sedang dengan rasa nasi enak, kandungan amilosa 24,43%, ukuran beras panjang, pengapuran sedikit, bentuk beras medium, dan tahan terhadap tiga ras penyakit blas. Galur B11586F-MR-11-2-3 tergolong tahan terhadap virus tungro di Karang Agung.
  • Item
    Evaluasi Keragaan Hasil Galur-galur Padi Generasi Menengah Pada Dua Musim Tanam
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Trias Sitaresmi, Bambang Suprihatno
    ABSTRACT Evaluation of performance of mid-generation rice lines during two cropping season. The objective of this research to evaluate the yield respons of mid generation selected lines from pedigree nursery on different growing conditions. The trials were conducted in the wet and dry season of the year of 2009 at the Klaten areas. One hundred forty rice advanced lines were planted as observational yield trilas using augmented of RCB design. The result showed that 10 lines out of 140 were yielded more than the high yielder check cultivars both in wet season and dry season. Those lines are BP4122-2f-4-3-5 B (6,91 t/ha), BP4112-4f-Kn-14-3-4*B (5,97 t/ha), BP4116-4f-Kn-10-2-4 B (6,10 t/ha), BP4740-4f-Kn-4-1-3*B (5,74 t/ha), BP4988-5f-7-3-2B (5,92 t/ha), BP5850-1f-20-1-2*B (6,60 t/ha), BP5166f-Kn-5-2-2°B (6,33 t/ha), BP5438-le-Kn-11-2-2*B (5,79 t/ha), BP5438-2e-Kn-7-3-2 B (6,10 t/ha), BP5438-2e-Kn-12-2-2 B (5,73 t/ha). The t test analyses on differences between the mean yield of the best ten genotypes obtained from wet and dry season, respectively, indicated that no significantly different on the yield respons obtained from the both of the dry and wet cropping seasons. ABSTRAK Penelitian bertujuan mengevaluasi respon galur-galur yang terpilih dari pertanaman pedigree terhadap kondisi lingkungan musim hujan dan musim kemarau. Penelitian dilaksanakan selama 2 musim tanam, yaitu pada bulan Februari-Mei 2009 (musim hujan) dan bulan Juni-Oktober 2009 (musim kemarau) di Desa Tlobong, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Pertanaman servasi mengevaluasi 140 galur dan lima varietas pembanding (Ciherang, Silugonggo, Dodokan, Ciliwung, dan IR64) yang ditata dalam rancangan Augmented. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dari 140 galur yang diuji, hanya 10 galur yang memiliki hasil GKG 5,73 t/ha, yaitu BP4122-2f-4-3-5*B (6,91 t/ha), BP4112-4f-Kn-14-3-4*B (5,97 t/ha), BP4116-4f-Kn-10-2-4*B (6,10 t/ha), BP4740-4f-Kn-4-1-3*B (5,74 t/ha), BP4988-5f-7-3-2*B (5,92 t/ha), BP5850-1f-20-1-2*B (6,60 t/ha), BP5166f-Kn-5-2-2*B (6,33 t/ha), BP5438-1e-Kn 11-2-2*B (5,79 t/ha), BP5438-2e-Kn-7-3-2B (6,10 t/ha), BP54385 2e-Kn-12-2-2*B (5,73 t/ha). Beda rata hasil kesepuluh galur dari pertanaman MK dan MH tidak berbeda nyata berdasarkan statistik uji T. Hal ini mengindikasikan bahwa produktivitas galur-galur tersebut pada dua musim tanam stabil.
  • Item
    Observasi Daya Hasil Sejumlah Galur Harapan Padi Tahan Penyakit Tungro
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Ahmad Muliadi, Burhanuddin, Hasanuddin
    ABSTRACT Observational Yield Trial of Some RTV Resistant Rice Promising Lines. Experiment was carried out in the experimental farm of Tungro Disease Research Station at Lanrang, South Sulawesi. A total of 150 F, promising lines selected from field screening were tested to see their phenotypic character and yield potential. The trials were arranged in an augmented design consisted of six blocks and four check varieties, namely IR64, Ciliwung, Tukad Unda, and Tukad Petanu. Each block consisted of 29 plots with 1 m x 5 m in size. The tested lines were planted in 20 cm x 20 cm planting distance, one seedling per hill. The crops were fertilized with urea, SP36, KCl, and ZA, at the rate of 250 kg, 100 kg, 100 kg, and 50 kg per ha, respectively. Urea was applied twice, at planting time and 30-40 days after planting, whereas SP36, KCI and ZA were applied once at the time of planting. Results of the experiment indicated that 29 lines yielded significantly higher than IR64. Nine lines out of 29 lines having yield potential ranged 5-6 t/ha. These lines were BP3744A-1-102-LRG-3-4-2-2-6, BP3770A-1-219-LRG-3-5-2-8, BP3846A-11-455-LRG-2-7-2-9, BP3866A-3-1192-LRG-5-5-2-3, BP3764A-3-186-LRG-9-8-1-8, BP3770A-1-LRG-220-4-4-2-7, BP3864A-2-1108-LRG-9-7-2-6, BP3870A-1-1327-LRG-2-2-1-7, BP3880A-6-LRG-1544-8-1-1-7. The performance of the lines were: 50% of the flowering stage was at about 80 DAP, plant height were 77-115 cm, panicle numbers were 8-18 per hill, panicle lengths were 21-29 cm, and 1000 grain weight of 17-32.5 g. Stem and leaf are upright, leaf blade and stem are green in color, ligula and auricle are colorless, and the leaf surface is generally rough. ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Loka Penelitian Penyakit Tungro (Lolittungro) Lanrang. Sebanyak 150 galur harapan F tahan tungro hasil skrining lapangan diuji karakter fenotipik dan potensi hasilnya dengan menggunakan rancangan Augmented. Rancangan terdiri atas enam blok dan empat varietas pembanding, yaitu IR64, Ciliwung, Tukad Unda, dan Tukad Petanu. Setiap blok terdiri atas 29 petak dengan ukuran 1 m x 5 m. Galur yang diuji ditanam dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm, satu bibit tanaman per lubang. Tanaman dipupuk urea, SP36, KCl, dan ZA, dengan dosis berturut-turut 250 kg, 100 kg, 100 kg, dan 50 kg/ha. Pemupukan urea dilakukan 2 kali yaitu saat tanam dan saat 30-40 hari setelah tanam (HST), sedangkan SP36, KCI, dan ZA diberikan satu kali, yaitu pada saat tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 29 galur yang hasilnya berbeda nyata dengan IR64. Dari 29 BP3744A-1-102-LRG-3-4-2-2-6, BP3770A-1-219-LRG-3-5-2-8, BP3846A-11-455-LRG-2-7-2-9, BP3866A-3-1192-LRG-5-5-2-3, dan BP3880A-6-1544-LRG-8-1-1-7. Umur 50% berbunga sekitar 80 hari, tinggi tanaman 77-115 cm, jumlah malai 8-18 malai per rumpun, panjang malai 21-29 cm, dan berat 1.000 biji 17-32,5 g. Bentuk batang dan posisi daun tegak, warna helaian daun dan warna batang hijau, lidah daun dan telinga daun tidak berwarna, serta permukaan daun umumnya kasar.
  • Item
    Penampilan Beberapa Galur Harapan Padi Sawah di Deli Serdang, Sumatera Utara
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Jonharnas, Novia Chairuman, Syahrul
    ABSTRACT Performance of Some Low Land Rice Lines in Deli Serdang North Sumatera. An experiment to evaluate yield potential of some lowland rice promising lines in North Sumatra has been conducted in the farmer field in Pasar Miring Village, District of Deli Serdang, during the DS of 2008. Results indicated that the yields of 8 lowland rice promising lines evaluated in Deli Serdang ranged from 5.8-6.9 t/ha. The yield of PERA.08-08, PERA.08-05, PERA.08-02, PERA.08-07, PERA.08-03, and PERA.08-04 were 6,9, 6,8, 6.8, 6.6, 6.5, and 6.3 t/ha, respectively. As check, the variety Mekongga yielded 6.1 t/ha. Among the lines tested, three lines, i.e PERA.08-02, PERA.08-03, and PERA.08-04 were selected for further evaluation. ABSTRAK Percobaan untuk mengevaluasi daya hasil delapan galur harapan padi sawah telah dilaksanakan di Desa Pasar Miring, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada MK 2008. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa hasil padi 8 galur yang diuji berkisar antara 5,8-6,9 t/ha.dan varietas pembanding Mekongga menghasilkan 6,1 t/ha. Galur-galur PERA.08-08, PERA.08-05, PERA.08-02, PERA.08-07, PERA.08-03, dan PERA.08-04 berturut-turut menghasilkan 6,9 t, 6,8 t, 6,8 t, 6,6 t, 6,5 t, dan 6,3 t/ha. Berdasarkan pada pertimbangan penampilannya di antara enam galur tersebut, galur PERA.08-02, PERA.08-03, dan PERA.08-04 akan diuji lebih lanjut dan dipersiapkan untuk dilepas sebagai varietas baru di Sumatera Utara.
  • Item
    Potensi dan Stabilitas Hasil Galur-Galur Padi Pada Kondisi Skema Irigasi Berbeda
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-10-18) Trias Sitaresmi, Aan A. Daradjat
    ABSTRACT Yield Potential and Stability of Rice Lines Under Different Irrigation Schemes. The objective of this experiment was to select rice breeding lines possessing high yield potential and stability under water stress conditions. The trial was conducted in the Indonesian Center for Rice Research during the dry and wet seasons of 2008. The experiment was arranged in a randomized complete block design. Drought Susceptibilty Index (DSI) and relative yield values were applied to describe yield potential and yield stability. The drought tolerant breeding lines of IR71146-407-2-1-2-2-1 OM2395, BP4112-4f-KN-6-2*B, and OM5240 exhibited a high yield potential and stability. These breeding lines will be included in further evaluation for their drought conferring characteristics ABSTRAK Percobaan yang bertujuan untuk mengevaluasi respons galur-galur padi terhadap ketersediaan air irigasi yang terbatas telah dilakukan di Kebun Percobaan Sukamandi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pada MT-1 dan MT-2/2008. Percobaan mengevaluasi 24 galur/varietas yang ditata dalam pola rancangan kelompok lengkap teracak. Pada MT-1 terdapat 3 ulangan, dengan masing-masing ulangan diberi perlakuan pengairan yang berbeda, yaitu ulangan I diberi pengairan kontinyu, ulangan II pengairan kontinyu sampai fase anakan maksimum, yang seterusnya dilakukan pengairan 2 minggu sekali (setelah muncul gejala daun menggulung pada galur-galur rentan), selama dua hari, untuk kemudian dikeringkan, sedangkan pada ulangan III, pengairan kontinyu sampai fase berbunga, yang seterusnya dilakukan pengairan 2 minggu sekali sampai teramati gejala daun menggulung pada galur-galur rentan), selama dua hari untuk kemudian dikeringkan kembali sampai panen. Sedangkan pada MT-2 terdapat 2 ulangan, ulangan I diperlakukan sebagai tadah hujan (setelah mencapai fase anakan maksimum) dan ulangan II diperlakukan sebagai intermittent (setelah fase anakan maksimum, pengairan berselang 5 hari sekali). Berdasarkan nilai indeks kerentanan terhadap kekeringan dan nilai hasil relatif, terseleksi dua galur yang menunjukkan hasil relatif tinggi dan nilai DSI <1, yaitu IR71146-407-2-1-2-2-1 dan OM2395 pada cekaman pengairan yang berbeda dan dua galur (BP4112-4f-KN-6-2*B dan OM5240) yang menunjukkan potensi hasil tinggi dan stabil pada tiga kondisi cekaman pengairan yang berbeda. Galur-galur tersebut mempunyai potensi hasil tinggi dan stabil, sehingga dapat dilanjutkan pada pengujian selanjutnya.