Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 122
  • Item
    Efisiensi Pemupukan pada Padi dan Palawija
    (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1990-12-16) Subandi Sudarman; Djamaluddin; Sania Saenong; Andi Hasanuddin
    Peran pemupukan semakin penting dalam usaha intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produktivitas lahan. Permintaan akan pupuk buatan (pupuk anorganik) meningkat dengan cepat dan diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan pengembangan intensifikasi tersebut. Pemerintah menyediakan dana yang cukup besar untuk subsidi pupuk. Oleh karena itu, efisiensi pemakaian pupuk buatan perlu ditingkatkan dengan teknologi yang sesuai. Laporan ini menghimpun hasil penelitian tentang pemupukan yang dilakukan oleh enam Balai lingkup Puslitbang Tanaman Pangan. Dengan berbagai teknologi tentang pupuk dan pemupukan yang dihasilkan, efisiensi pemupukan diharapkan dapat ditingkatkan sehingga permintaan akan pupuk dapat ditekan tanpa mengorbankan produksi. Berbagai bentuk, dosis, dan cara penggunaan pupuk yang meliputi upaya optimalisasi pemakaian pupuk disajikan dalam laporan ini. Penggunaan pupuk yang optimal sangat tergantung pada komoditas dan varietasnya serta keadaan hara dan fisik tanah setempat. Dengan menyajikan percobaan dan penelitian yang dilakukan di berbagai agro-ekosistem laporan ini diharapkan cukup bermanfaat dalam upaya meningkatkan efisiensi pemupukan, yang tidak hanya penting bagi pengambil kebijaksanaan, tetapi juga penting bagi petani untuk mengurangi biaya produksi yang tidak perlu. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada para peneliti yang mengkompilasikan dan menyumbangkan pikiran dan hasil penelitiannya, serta kepada semua pihak yang telah membantu sampai diterbitkannya laporan ini.
  • Item
    Mina-Padi
    (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1994-12-16) Sadeli Suriapermana; lis Syamsiah; Putu Wardana; Zainal Arifin; Achmad M. Fagi
    Petunjuk praktis budi daya ikan di sawah telah banyak beredar, tetapi informasinya kurang lengkap dan rinci, khususnya tentang sistem usahatani minapadi dan parlabek. Balai Penelitian Tanaman Pangan (Balittan) Sukamandi mulai merintis penelitian sistem usahatani padi-ikan dan parlabek sejak tahun 1984. Dari hasil penelitian itu dan berdasarkan pemantauan di lapang, disusun petunjuk praktis ini, untuk melengkapi informasi yang telah ada guna menunjang program intensifikasi minapadi (inmindi). Publikasi ini merupakan penyempurnaan dari "Petunjuk Praktis Sistem Usahatani Padi-ikan dan Parlabek di lahan sawah" yang diterbitkan tahun 1993 oleh Balittan Sukamandi. Diharapkan publikasi ini bermanfaat bagi para penyuluh pertanian dalam membina dan membimbing petani, dan semua pihak yang memerlukannya.
  • Item
    Rekayasa Lengan Penanam Tipe Empat Batang Kait Bawah Untuk Padi Sawah
    (BALAIPENELITIANTANAMAN PADI, 1999-12-25) Astanto; M. Djojomartono; E. Namaken Sembiring; Radite P.A.S.; E. Eko Ananto
    Memasuki era perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 untuk kawasan Asean, Indonesia dituntut meningkatkan efisiensi peningkatan produksi padi. Tanpa efisiensi, petani Indonesia akan terdesak oleh beras impor yang mungkin harganya akan lebih murah. Salah satu cara meningkatkan efisiensi produksi adalah dengan menggunakan alat mekanis, termasuk mesin penanam padi sawah. Mesin penanam padi sawah yang diimpor relatif harganya mahal, oleh karena itu mesin penanam padi sawah hendaknya dapat dibuat di dalam negeri yang kemungkinan harganya lebih murah, juga membuka lapangan kerja. Sejak tahun 1996, Balai Penelitian Tanaman Padi mulai merintis desain mesin penanam padi yang disesuaikan dengan kondisi dilakukan petani yaitu tanam pindah simetris. Isi buku ini terutama ditujukan kepada disainer mesin penanam agar berminat untuk ikut mendorong pengembangan alat dan mesin pertanian yang dapat membantu petani untuk meningkatkan efisiensi produksi. Buku ini memuat teknik desain lengan penanam padi sawah. Penanam tipe empat batang kait bawah biasanya lebih banyak digunakan pada mesin penanam tipeempat batang kait bawah biasanya lebih banyak digunakan pada mesin penanam tipe kemudi. Namun lengan penanam tipe ini dapat juga digunakan pada mesin penanam tipe jalan (walking type) dengan memodifikasi posisi pengumpan. Dengan demikian, lengan penanam tipe empat batang kait bawah dianggap fleksibel karena dapat dipasang pada mesin penanam tipe jalan maupun tipe kemudi. Semoga buku ini bermanfaat dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Balai Penelitian Tanaman Padi, di Sukamandi.
  • Item
    BUDI DAYA PADI PADA SAWAH BUKAAN BARU
    (BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, 2013-12-25) Sukristiyonubowo; Ali Jamil; Didik S. Hastono
    Kedudukan padi atau beras di Indonesia sangat strategis, baik ditinjau dari segi sosial, ekonomi, dan politik. Beras adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Peningkatan produksi beras baik untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri menuju kemandirian beras menjadi salah satu program strategis. Pemerintah bertekat mencapai swasembada berkelanjutan beras dan pencapaian surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014. Dilain pihak, keberadaan sawah beririgasi semakin menyempit akibat alih fungsi lahan dan keberadaan air irigasi menjadi semakin langka akibat meningkatnya kompetisi penggunaan air dengan sektor lain seperti industri dan rumah tangga. Oleh sebab itu, program pencetakan sawah baru dipandang sebagai salah satu upaya penciptaan lumbung beras nasional yang pada hakikatnya diperlukan petunjuk teknis (Juknis) Pengelolaan Sawah Bukaan Baru untuk pencapaian produktivitas yang tinggi. Teknologi dalam Petunjuk Teknis ini telah disosialisasikan kepada para pemangku kebijakan, penyuluh pertanian lapang (PPL). Bentuk sosialisasi adalah pelatihan, focus group discussion (FGD), dan temu lapang (farm field day) pada lokasi demplot di lapangan dan petak demonstrasi (demo plot) seperti halnya telah dilakukan di Kab. Pesisir Selatan, Bulungan, Banggai, Merauke, dan Bangka Selatan. Produktivitas padi pada sawah bukaan baru, awalnya (sebelum teknologi produksi dintroduksikan) adalah sekitar 1,5 – 2,5 t/ha, namun dengan teknologi introduksi maka produktivitas meningkat menjadi sekitar 3,5 – 4,5 t/ha. Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya PPL, petani, dinas pertanian, bakorluh/lembaga penyuluhan, direktorat teknis dan praktisi dalam mengelola sawah bukaan baru agar terwujud lumbunglumbung beras baru dimasa yang akan datangUcapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang telah memfasilitasi untuk diterbitkannya Juknis ini serta kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Juknis ini. Saran konstruktif untuk penyempurnaan Juknis ini senantiasa diharapkan dan semoga buku ini bermanfaat.
  • Item
    Penanda Padi Indonesia Untuk Sistem Tanam Pindah Padi Sawah Irigasi
    (BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN, 2007-12-16) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
    Buku ini disusun dalam bentuk Penuntun Pelatihan bagi Penyuluh Pertanian dan Teknisi BPTP mengenai Penanda Padi Indonesia - 2007, уang nantinya dilengkapi dengan peta singkap dan petunjuk pelaksanaan dalam bentuk VCD. Konsep awal dari penuntun pelatihan Seri-1 ini didasarkan kepada hasil prototipe Penanda Padi-Subang di Jawa Barat - Indonesia, hasil kerjasama dengan FAO/Indonesia pada tahun 2002 dan pengalaman pengembangan Penanda Padi atau ricecheck di Filipina. Setelah melalui beberapa kali proses perbaikan, konsep Penuntun Pelatihan Seri-1 ini diuji coba pada petani padi sawah oleh staf BPTP dan Dinas Pertanian serta KIPP di Propinsi Lampung dan Sumatera Barat dan kemudian ditebitkan oleh FAO/Indonesia. Pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penulisan Penuntun Pelatihan Seri-1 ini, di antaranya Zulkifli Zaini, Syahrial Abdullah, Erythrina, Noviar Akmal, Syafruddin, Benny Rahman, Lalu Wirajaswadi, Putu Wardana, Maesti, Erizal, Benni Sormin, Iwan Malonda, Warwick Clampett, Terence Woodhead, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu