Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 62
  • Item
    Budidaya Tanaman Padi Gogo Terstandar
    (Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Bengkulu, 2024) Rambe Sri Suryani M; Calista, Irma; Wulandari, Tri Novita; Saragih, Amaluddin
    Salah satu upaya untuk peningkatan produksi padi adalah dengan cara perluasan areal tanam pada lahan kering dengan menanam padi gogo melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Pedoman budidaya padi gogo ini disusun sebagai acuan bagi petani dan pihak terkait dalam menerapkan budidaya tanaman padi gogo yang baik yang terstandar
  • Item
    Penerapan Budidaya Tanaman Padi Terstandar
    (Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Bengkulu, 2023) Rambe Sri Suryani M; Calista, Irma; Wulandari Tri Novita; Saragaih Amaludin
  • Item
    Panduan Teknologi Budidaya Padi Salibu
    (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015) Abdulrachman, Sarian; Suhartatik, Endang; Erdiman; Susilawati; Zaini, Zulkifli; Jamil, Ali; Mejaya, Made J.; Sasmita, Priatna; Abdullah, Buang; Suwarno; Baliadi, Yuliantoro; Dhalimi, Azmi; Sujinah; Suharna; Ningrum, Elis Septia
    Kebutuhan beras akan tenjs meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Berdasarkan realisasi produksi padi dalam 5 tahun terakhir, terindikasi bahwa laju pertumbuhan produksi padi makin menurun dan biaya produksi per satuan kias lahan makin meningkat. Oleh karena itu pencapaian target produksi padi ke depan akan semakin sulit. Untuk mengatasi permasalahan ini Pemerintah mencanangkan peningkatan produksi padi nasional sebesar 1,5% per tahun. Dalam konteks ini diperlukan berbagai terobosan peningkatan produksi padi. Mengingat f니ngsi dan peran penting padi tersebut, Pemerintah berupaya untuk mewujudkan peningkatan produksi padi pada tahun 2015 melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) dan Upaya Khusus (Upsus) lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, pelaksana program di lapangan memerlukan panduan untuk berbagai teknologi budidaya padi yang sudah dikembangkan di Indonesia.
  • Item
    Produksi Benih Padi Inbrida Terstandar Berdasarkan SNI 6233:2015 (Benih Padi Inbrida)
    (Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Bengkulu, 2023) Calista, Irma; Rambe, Sri Suryani M; Wulandari, Tri Novita; Saragih, Amaludin
  • Item
    Sistem Tanam Jarwo Ganda
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2019) Agustiani, Nurwulan; Margaret, Swisci; Sujinah; yusup, AsepA Maolana; Gunawan, Indra; Abdulrahcman, sarlan; Wahab, M. Ismail
    Populasi tanaman merupakan salah satu faktor penentu hasil yang dapat dicapai ketika panen padi. Penampilan varietas padi pada kondisi jarak tanam lebar dengan cukup hara dan air dapat dianggap sebagai “ekspresi genetik suatu varietas”, sedangkan pada kondisi jarak tanam sempit merupakan ekspresi genetik x lingkungan x pengelolaan. Dengan demikian populasi optimal dapat diperoleh melalui pengaturan sistem penanaman dan jarak tanam (Abdulrachman, 2015). Saat ini pengaturan sistem tanam dan jarak tanam yang populer adalah sistem tanam jajar legowo. Sistem jajar legowo merupakan rekayasa teknologi jarak tanam untuk mendapatkan populasi tanaman lebih dari 160.000 per hektar. Selain meningkatkan populasi pertanaman, penerapan jajar legowo juga mendukung tanaman untuk dapat berfotosintesa lebih baik. Sistem tanam ini, mampu memberikan sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih baik untuk pertanaman. Selain itu, upaya pemeliharaan seperti penyiangan gulma pengendalian hama dan penyakit serta pemupukan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Sistem tanam legowo yang saat ini berkembang di masyarakat adalah legowo 2:1, legowo 4:1 tipe 1, dan legowo 4:1 tipe 2 yang merupakan rekomendasi BB Padi dan beberapa yang dikembangkan masyarakat seperti legowo 6:1, 8:1 bahkan 10:1. Adanya tuntutan peningkatan produktivitas hingga 15 t/ha, dengan kriteria varietas yang ditanam mampu memberikan anakan produktif 15 per rumpun, 150 gabah per malai, 80% kemampuan pengisian gabah dengan bobot 1000 butir gabah rata-rata 26 gram, mensyaratkan minimal populasi yang diperlukan adalah sekitar 313.725 rumpun per ha. Hal ini dapat dicapai dengan rekayasa jarak tanam jajar legowo 2:1 menjadi jajar legowo ganda.