Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 54
  • Item
    Teknologi Sistem Perbenihan Padi Di Provinsi Bengkulu
    (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu, 2021) Nurmegawati; Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Putra, Wawan Eka; Ivanti, Lina; Wahyuni, Tri; Iksimilda, Selva; Kusnadi, Harwi; Yahumri; Astuti, Herlena Bidi; Dinata, Kusmea; Oktavia, Rahmat; Yartiwi; Oktavia, Yulie
    Kebutuhan beras masyarakat Indonesia semakin meningkat seiringan dengan peningkatan jumlah penduduknya. Hingga saat ini beras masih menjadi bahan pangan pokok masyarakat Indonesia sehingga perlu dilakukan peningkatan produksi padi secara berkelanjutan. Salah satu komponen penting dalam upaya mendukung swasembada beras adalah melalui peneydaan benih bermutu varietas unggul baru yang sesuai dengan agroekologi dan preferensi petani konsumen. Ketersediaan benih bermutu dengan jumlah yang cukup dan tepat waktu memegang peranan sangat penting. Penggunaan varietas unggul menunjukkan kontribusi terhadap peningkatan produksi dibandingkan dengan penerapan teknologi lainnya (Badan Litbang Pertanian (2011); Putra dan Hayati (2018). Sistem perbenihan yang produktif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan penyediaan benih padi dan peningkatan produksi beras nasional. Selain tersedia benih dalam jumlah yang cukup, untuk mendorong percepatan penggunaan benih bermutu diperlukan upaya penangkaran dan sertifikasi benih.
  • Item
    Teknologi Budidaya Padi Dengan Larikan Gogo (Largo) Super
    (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, 2020) Nurmegawati; Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Yartiwi; Miswarti; Putra, Wawan Eka; Puspitasari, Monita; Astuti, Herlena Bidi
    Potensi lahan kering untuk pengembangan pertanian di Indonesia sangat besar yaitu 144,47 juta ha, sekitar 99,65 juta (68,98%) merupakan lahan potensial untuk pertanian, sedangkan sisanya sekitar 44,82 juta ha tidak potensial untuk pertanian sebagianbesar terdapat di kawasan hutan (Heryani dan Ningrum, 2019). Lahan kering yang mampu berproduksi optimal adalah lahan kering yang relatif subur, berkontur datar sehingga lebih mudah diolah, dan memiliki tanah berasal yang bahan vulkanik. Sedangkan di Indonesia, sebagaimana lahan kering daerah tropika basah didominasi oleh jenis tanah Alfisol, Ultisol dan Oksisol.
  • Item
    Teknologi Budidaya Padi Dengan Larikan Gogo (Largo) Super
    (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu, 2020) Nurmegawati; Sastro, Yudi; Yuliasari, Shannora; Yartiwi; Miswarti; Putra, Wawan Eka; Puspitasari, Monita; Astuti, Herlena Bidi
    Provinsi Bengkulu memiliki lahan bukan sawah seluas 1.63 juta ha. Namun produktivitasnya masih relatif rendah dengan rata-rata produktivitas padi gogo yaitu 3,08 t/ha (BPS, 2017). Tingkat produktivitas padi gogo masih rendah, disebabkan antara lain oleh rendahnya adopsi teknologi budidaya oleh petani diantaranya adanya serangan organisme pengganggu tanaman (opt), belum menggunakan varietas unggul. Produktivitasnya masih di bawah padi sawah. Untuk meningkatkan produksi padi gogo dibutuhkan inovasi teknologi yang adaptif terhadap berbagai cekaman lingkungan pada lahan kering. Varietas unggul menjadi salah satu teknologi penting dalam sistem produksi padi pada lahan kering.
  • Item
    Pedoman Umum PTT Padi Sawah
    (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015) Zaini, Zulkifli; Abdurrahman, Sarlan; Widiarta, Nyoman; Wardana, Putu; Setyorini, Diah; Kartaatmadja, S.; Yamin, Mohamad
    Di era revolusi hijau, pengembangan varietas unggul yang dibudi-dayakan dengan input kimia secara tidak terkendali untuk memacu produksi padi ternyata menurunkan kualitas lahan, lingkungan, danefisiensi sistem produksi, sehingga keuntungan yang diperoleh petani dari usahatani padi relatif tidak seimbang dengan biaya dan tenaga yang diinvestasikan. Belajar dari pengalaman itu, Badan Litbang Pertanian berupaya menghasilkan inovasi yang mampu meningkatkan produksi dan pendapatan petani tanpa merusak kualitas lahan dan lingkungan. Inovasi tersebut kemudian populer disebut Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), sejalan dengan tuntutan revolusi hijau lestari yang lebih mengedepankan peningkatan pendapatan petani dan pelestarian sumber daya alam. PTT adalah pendekatan dalam budi daya tanaman dan berperan penting dalam meningkatkan produksi padi dalam beberapa tahun terakhir. Keberhasilan program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional) yang diimplementasikan sejak 2007 tentu tidak dapat dipisahkan dari pengembangan PTT padi sawah. Untuk mempertahankan swasembada beras yang telah berhasil diraih kembali pada tahun 2008, Badan Litbang Pertanian terus berupaya mengembangan inovasi teknologi padi dengan pendekatan PTT.
  • Item
    Inovasi Teknologi Pengelolaan Tanaman Padi Sawah Secara Terpadu di Bakorwil Malang
    (BPTP Jatim, 2009) SUWONO; Kasijadi; Zaenal Arifin