Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 73
  • Item
    Potensi dan Stabilitas Hasil Galur-Galur Padi Pada Kondisi Skema Irigasi Berbeda
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-10-18) Trias Sitaresmi, Aan A. Daradjat
    ABSTRACT Yield Potential and Stability of Rice Lines Under Different Irrigation Schemes. The objective of this experiment was to select rice breeding lines possessing high yield potential and stability under water stress conditions. The trial was conducted in the Indonesian Center for Rice Research during the dry and wet seasons of 2008. The experiment was arranged in a randomized complete block design. Drought Susceptibilty Index (DSI) and relative yield values were applied to describe yield potential and yield stability. The drought tolerant breeding lines of IR71146-407-2-1-2-2-1 OM2395, BP4112-4f-KN-6-2*B, and OM5240 exhibited a high yield potential and stability. These breeding lines will be included in further evaluation for their drought conferring characteristics ABSTRAK Percobaan yang bertujuan untuk mengevaluasi respons galur-galur padi terhadap ketersediaan air irigasi yang terbatas telah dilakukan di Kebun Percobaan Sukamandi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi pada MT-1 dan MT-2/2008. Percobaan mengevaluasi 24 galur/varietas yang ditata dalam pola rancangan kelompok lengkap teracak. Pada MT-1 terdapat 3 ulangan, dengan masing-masing ulangan diberi perlakuan pengairan yang berbeda, yaitu ulangan I diberi pengairan kontinyu, ulangan II pengairan kontinyu sampai fase anakan maksimum, yang seterusnya dilakukan pengairan 2 minggu sekali (setelah muncul gejala daun menggulung pada galur-galur rentan), selama dua hari, untuk kemudian dikeringkan, sedangkan pada ulangan III, pengairan kontinyu sampai fase berbunga, yang seterusnya dilakukan pengairan 2 minggu sekali sampai teramati gejala daun menggulung pada galur-galur rentan), selama dua hari untuk kemudian dikeringkan kembali sampai panen. Sedangkan pada MT-2 terdapat 2 ulangan, ulangan I diperlakukan sebagai tadah hujan (setelah mencapai fase anakan maksimum) dan ulangan II diperlakukan sebagai intermittent (setelah fase anakan maksimum, pengairan berselang 5 hari sekali). Berdasarkan nilai indeks kerentanan terhadap kekeringan dan nilai hasil relatif, terseleksi dua galur yang menunjukkan hasil relatif tinggi dan nilai DSI <1, yaitu IR71146-407-2-1-2-2-1 dan OM2395 pada cekaman pengairan yang berbeda dan dua galur (BP4112-4f-KN-6-2*B dan OM5240) yang menunjukkan potensi hasil tinggi dan stabil pada tiga kondisi cekaman pengairan yang berbeda. Galur-galur tersebut mempunyai potensi hasil tinggi dan stabil, sehingga dapat dilanjutkan pada pengujian selanjutnya.
  • Item
    Adaptasi Enam Genotipe Padi Lokal Pada Lingkungan Pemupukan Organik dan Anorganik
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Sri Lestari Purnamaningsih, Khoirul Arifin, Desti Margi Utami
    ABSTRACT Adaptation of Six Local Rice Genotypes Organik and in-organik Fertilizing Environment. Six local rice genotypes were tested in two different fertilizer applications (organic and in-organic fertilizer) to study their adaptation to organic and in-organic fertilizing condition, seven genotypes were evaluated intens study. Research conducted irrigation in rice field Sumbersari Village, Lowokwaru District, Malang City at November 2008 until May 2009 (rainy season), using randomized completed block design with three replications and seven trials. Adaptation of testing materials were evaluated based on their grain yield (t/ha) using combined analysis of variance do properly with standard procedure. Not significant genotype x environment interaction found in tiller number, number of productive tiller, panicle length and average of yield. Significant genotype x environment interaction found in 1000 grain weight. Highly significant genotype x environment interaction found in plant height, age of flowering, age of harvest, number of filled grain per panicle and number of filled grain per clump, number of grain per panicle and percentation of empty grain per panicle. Tambak Urang and Hoing have high yield average in two fertilizer environments. ABSTRAK Enam genotip padi lokal diuji adaptasinya terhadap dua lingkungan berbeda berdasarkan jenis pemupukan yang diaplikasikan (organik dan anorganik). Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2008-Mei 2009 (MH) di lahan sawah irigasi Desa Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Desain lapang menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan dan tujuh perlakuan. Analisis ragam gabungan dilakukan sesuai dengan prosedur baku untuk mengetahui ada tidaknya interaksi. Interaksi genotip x lingkungan tidak nyata terdapat pada karakter jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjang malai, malai, dan hasil gabah gagangan kering/hektar. Interaksi genotip x lingkungan nyata terdapat pada karakter bobot 1.000 butir. Interaksi genotip x lingkungan sangat nyata terdapat pada karakter tinggi tanaman, umur bunga, umur panen, jumlah gabah isi/malai, jumlah gabah isi/rumpun, jumlah gabah/mala /malai dan persentase ersentase gabah hampa/malai. Tambak Urang dan Hoing memiliki rata-rata pontensi hasil gabah malai kering/hektar tertinggi pada lingkungan pemupukan organik dan anorganik.
  • Item
    Karakterisasi Pertumbuhan Tanaman Padi Terkait Umur dan Daya Hasil
    (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2010-11-18) Untung Susanto, Endang Purnawati, Rina Hapsari Wening, Lilis Murdiani
    ABSTRACT Characterization of Rice Plant Growth and Its Correlation with Growth Duration and Yield. This experiment was aimed to identify the correlation among plant growth traits, growth duration, and yield. The experiment was conducted during Dry Season 2009 at Sukamandi Experimental Farm. A total of 34 rice genotypes consisted of 24 local accessions and 10 improved varieties were evaluated in this non-replicated trial. Twenty one day-old rice seedlings were transplanted into plot of 1.5 m x 5 m in size with 25 cm x 25 cm plant spacing. Results of this experiment indicated that the character of milled grain yield were significantly correlated to heading date (r=0,57), maturity (r=0,57), tiller number at one month (r=-0,41), tiller number at two months (r=-0,460), and tiller number at one month after transplanting (r=-0.42). Path analysis revealed that the seven traits having the highest direct effect on yield were rate of plant elongation during 2-3 month-old plants (-83,74), plant height of 1 month-old plants (71,70), the rate of seedling elongation (-63), acceleration of plant height of 2-3 month-old plants as compared to those of 1-2 month-old plants (61,02), acceleration of plant height of 1-2 month-old plants as compared to those of seedling age period (-52,63), heading date (45,84), and maturity (45,69). It was indicated that heading time, maturity, plant height, and tiller development were ontogeny and physiological characters affect on yield. Heading time was consistently correlated and directly affect the yield, while harvest time performed a positive correlation, but its direct effect to yield was negative. This phenomena indicating that the change in heading time is expected to strongly affect yield character. Further physiological and genetic research is needed to examine the possibility of shortening heading date without any significant yield losses. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara karakter pertumbuhan tanaman dengan umur dan daya hasil tanaman. Penelitian dilakukan di KP Sukamandi pada MK 2009. Sejumlah 34 genotipe padi, terdiri atas 24 padi lokal dan 10 varietas unggul, dievaluasi dalam percobaan tanpa ulangan ini. Bibit padi berumur 21 hari dipindah ke dalam plot berukuran 1,5 m x 5 m dengan jarak 25 cm x 25 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter hasil gabah kering giling berkorelasi nyata dengan umur berbunga (r = 0,57), umur masak fisiologis (r = 0,57), jumlah anakan tanaman umur 1 bulan (r=-0,41), jumlah anakan tanaman umur 2 bulan (r = -0,46), dan jumlah anakan tanaman umur 1 bulan (r = -0,42). Analisis sidik lintas menunjukkan bahwa tujuh karakter yang memiliki pengaruh langsung terbesar terhadap hasil adalah kecepatan pertambahan tinggi tanaman umur 2-3 bulan (-83,74), tinggi tanaman umur 1 bulan (71,70), kecepatan pertambahan tinggi bibit (-63), percepatan pertambahan tinggi tanaman umur 2-3 bulan dibanding umur 1-2 bulan (61,02) dan umur 1-2 bulan dibanding periode bibit (-52,63), disusul umur berbunga (45,84), dan umur panen (-45,69). Hal tersebut menunjukkan bahwa umur berbunga dan umur panen, serta faktor pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah anakan adalah karakter pertumbuhan tanaman yang berpengaruh terhadap hasil. Umur berbunga konsisten memiliki korelasi dan pengaruh langsung positif, tetapi umur panen memiliki korelasi positif dan pengaruh langsung negatif. Hal tersebut menunjukkan bahwa perubahan umur berbunga berpengaruh kuat terhadap hasil. Perlu penelitian fisiologi dan genetik lebih lanjut untuk mengevaluasi kemungkinan pengubahan umur berbunga dengan perubahan minimal pada karakter hasil tanaman.
  • Item
    Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Tadah Hujan
    (2008) Achmad Suryana; Suyamto; Husin M. Toha; Hamdan Pane; M. Yamin Samaullah; Triny S. Kadir; Agus Guswara
    Buku petunjuk teknis model PTT padi sawah tadah hujan disusun berdasarkan pengalaman dalam penelitian dan pengembangan inovasi teknologi usahatani padi pada lahan sawah tadah hujan bersamaan pengembangan model PTT padi sawah irigasi. Buku petunjuk lapang ini dibuat/disusun untuk dipedomani oleh penyuluh pertanian dalam usaha meningkatkan produktivitas padi lahan sawah tadah hujan melalui pendekatan model PTT. Selain itu, buku ini diharapkan dapat pula dipakai sebagai pelengkap bahan pelatihan PTT padi lahan sawah tadah hujan, baik yang diselenggarakan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) maupun oleh Dinas Pertanian di daerah.
  • Item
    Sistem Tanam Legowo
    (2014-04) Sarlan Abdulrachman; Made Jana Mejaya; Nurwulan Agustiani; Indra Gunawan; Priatna Sasmita; Agus Guswara