Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of Repositori
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register.Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Balai Pengkajian Teknologi Pertanian"

Now showing 1 - 20 of 146
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    ANALISA USAHATANI PRODUK OLAHAN PANGAN LOKAL BERBASIS UBIKAYU PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MAWAR PROVINSI BANTEN MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Astuti, Yati; Lestari, Sri; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Ubikayu merupakan salah satu sumber karbohidrat lokal di Indonesia. Ubi kayu menduduki urutan ke tiga setelah padi dan jagung. Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar tergabung dalam Gapoktan Bina Tani Mandiri melakukan diversifikasi produk olahan ubikayu. Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan informasi tentang analisa usahatani produk olahan ubikayu serta kelayakan usahanya. Pengkajian dilakukan pada bulan Agustus 2016 pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar Desa Paniis Kecamatan Koroncong Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.Pengumpulan data menggunakan pengamatan langsung, wawancara dan desk study. Analisis usahatani dan kelayakan usaha olahan pangan lokal berbasis ubikayu skala rumah tangga menggunakan analisis usahatani yang meliputi penerimaan, biaya, dan pendapatan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk olahan ubi kayu yang dihasilkan adalah tepung mocaf, tepung cassava, kacang umpet dan keripik bawang. Usahatani tepung mocaf di KWT Mawar memiliki R/C sebesar 1.24; untuk tepung cassava memiliki R/C sebesar 1.26;kacang umpet memiliki nilai R/C sebesar 1.47 dan keripik bawang memiliki nilai R/C 1.36, yang menandakan bahwa usaha ini layak untuk dilakukan.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    ANALISIS ADOPSI PROGRAM PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Haloho, Lermansius; Paul L, Sarman; Sipahutar, Tumpal; Silalahi, M.; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Kecukupan pangan dari beras menjadi tantangan yang sangat berat bagi Indonesia, termasuk Sumatera Utara, akibat penduduk yang terus bertambah, konversi lahan sawah, anomali iklim dan diversifikasi pangan yang belum berhasil. Tujuan survei adalah mendapatkan karakteristik petani PTT Padi, adopsi komponen PTT Padi dan analisis usahatani PTT Padi di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode survei dan dikombinasikan dengan FGD (Focus Group Discussion). Survei dilakukan di Serdang Bedagai di dua kecamatan sentra padi (Perbaungan dan Tebing Tinggi) pada bulan Januari sampai Desember 2014. Responden petani PTT Padi 40 orang, yaitu: petani, kelompok tani/ Gapoktan. Pengumpulan data mencakup data dan informasi (data primer dan data sekunder dari instansi terkait). Data yang dikumpulkan ditabulasi, diolah menggunakan excell dan disajikan secara deskriptif. Hasil survei menunjukkan bahwa: (1) karakteristik petani PTT Padi di Kabupaten Sergai berumur 46 tahun masih taraf usia kerja dan produktif, tingkat pendidikan: SLTA 27%, SLTP 30%, SD 39% dan pengalaman bertanam padi 22 tahun; (2) komponen PTT Padi yang diadopsi adalah varietas unggul baru (VUB), benih bersertifikat, Pengendalian Hama Tepadu (PHT), umur tanam bibit muda 14 - 21 HST, penggunaan pupuk cair dan ZPT dan penanganan panen dan pascapanen dan (3) analisis usahatani PTT Padi memberikan nilai R/C Ratio 3,6 berarti sangat layak untuk diusahakan.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN PRINGSEWU
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Zahara; Mawardi, Rahadian; Irawati, Arfi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Padi merupakan komoditas strategis bagi bangsa Indonesia, karena menjadi bahan makanan pokok yang belum bisa digantikan dengan komoditas lain. Kebutuhan akan bahan makanan pokok berupa beras selalu meningkat seiring dengan jumlah pertambahan penduduk. Produksi yang tinggi perlu didukung dengan kebijakan harga, agar petani termotivasi untuk melakukan usahatani padi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur biaya, pendapatan petani, kelayakan usahatani padi dan faktorfaktor yang berhubungan dengan pendapatan usahatani padi. Penelitian dilaksanakan di 3 Kecamatan di Kabupaten Pringsewu yaitu : Pringsewu, Pagelaran dan Sukoharjo pada Bulan Oktober-November 2016. Responden dipilih secara random sampling sebanyak 24 orang. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur. Variabel yang dihitung adalah struktur biaya dan pendapatan usahatani dan dihitung menggunakan rumus P = TR – TC, kelayakan usahatani dan faktor-faktor yang berhubungan dengan usahatani padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biaya total usahatani padi sebesar Rp. 11.396.723 yang terdiri dari total biaya sarana produksi Rp. 3.336.746,- (27,37), total biaya tenaga kerja Rp. 7.584.387,- (66,5%) serta biaya lainnya Rp. 475.590,- (1,66%). Pendapatan bersih mencapai Rp. 10.613.639,- atau 48,22% dari penerimaan kotor. Nilai perbandingan antara penerimaan dan biaya (R/C rasio) bernilai 2, artinya usahatani padi layak untuk diusahakan. Faktor-faktor yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap pendapatan usahatani padi adalah variabel pengalaman usahatani, produksi dan harga.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    ANALISIS CLUSTER DURIAN LOKAL PROVINSI BANTEN
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Yursak, Zuraida; Nur Susilawati, Pepi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Koleksi plasma nutfah bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut tingkat keragaman yang ada dan untuk konservasi/penyelamatan keragaman genetik. Koleksi plasma nutfah merupakan sumber kekayaan keragaman genetik bagi kegiatan pemuliaan tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kelompok durian yang berasal dari lokasi yang berbeda dilihat dari pengamatan moroflogi tanamannya. Tahap awal dilakukan Identifikasi dengan maksud mendata sumberdaya genetik lokal durian dan rambutan yang terdapat di Provinsi Banten dan melakukan pencatatan dalam data paspor yang meliputi: lokasi, titik ordinat, nama pemilik, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan jumlah pohon induk. Selanjutnya dilakukan identifikasi pohon-pohon induk yang merupakan sumber perbanyakan yang selalanjutnya akan dilakukan karakterisasi dengan memilih jenis pohon/bibit yang mewakili. Berdasarkan hasil karakterisasi tersebut kemudian dilakukan indup data dan dianalisis dengan menggunakan NTSyS cluster analisis. Pengamatan morfologi daun yang dilakukan pada 19 aksesi durian meliputi pengamatan kualitatif (warna daun dan bentuk daun) dan pengamatan kuantitatif (panjang daun, lebar daun dan ratio panjang lebar daun). Berdasarkan hasil analisis ke-empat grup utama terdiri atas : grup A (Sumul, Wadana, Si Kuning dan Si Kueh Koneng), grup B (Si Lenang, Hauk, Si Emas, Si Jangkung dan si Kueh Hijau), grup C (Si Radio, Si Onder, Si Kandel), dan grup D (Si Bening, Si Roti, Si Jabrig, Si Emas-1, Si Hawuk, Si Cayut, Si Pedang). Dari hasil pengamatan warna daun, bentuk daun serta ratio panjang lebar daun pada 19 aksesi durian yang diuji menunjukkan adanya perbedaan. Demikian pula yang yang terjadi pada panjang dan lebar daun, rata-rata panjang dan lebar daun pada setiap sampel yang menghasilkan perbedaan, panjang dan lebar daun terkonsentrasi pada kategori sedang.
  • No Thumbnail Available
    Item
    ANALISIS DAYA SAING LADA HITAM DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Suwanto; Ibrahim Hasyim, Ali; M. Irfan Affandi, M.; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan kompetitif dan keunggulankomparatif lada hitam di Kabupaten Lampung Timur.Penelitian dilakukan di Kecamatan Margatiga dan Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur pada bulan Oktober – Desember 2015. Jumlah sampel sebanyak 95 responden petani,Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh dari wawancara langsung dan dari instansi terkait. Untuk menjawab tujuan digunakan analisis Policy Analysis Matrix (PAM).Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani lada hitam di Kabupaten Lampung Timur memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif dengan nilai PCR (Private Cost Ratio) sebesar 0,1040 dan nilai DRCR(Domestic Resource Cost Ratio) sebesar 0,0911 sehingga layak dan menguntungkan untuk diusahakan.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    ANALISIS FINANSIAL KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI LAMPUNG
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Pujiharti, Yulia; Hafif, Bariot; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Kelapa sawit adalah salah satu komoditas untuk bahan baku industri yang akhirakhir ini dikembangkan masyarakat tani, namun produksinya masih rendah. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh petani kelapa sawit dan tingkat kelayakan usahatani kelapa sawit rakyat. Penelitian ini dilakukan di tujuh kabupaten di Provinsi Lampung meliputi Kabupaten Pesawaran, Lampung Selatan, Pringsewu, Lampung Timur, Lampung Utara, Tulang Bawang dan Way Kanan. Pemilihan desa ditentukan secara sengaja (purposive random sampling) dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan desa sentra produksi kelapa sawit di masing-masing kabupaten. Penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survei di tujuh desa di tujuh kabupaten dengan total responden 114 dan data sekunder bersumber dari data Badan Pusat Statistik Lampung dan Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. Data dianalisis secara deskriptif dan analisis finansial usahatani kelapa sawit dengan menggunakan B/C (benefit cost rasio), NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of Return). Hasil pengkajian menunjukkan bahwa rata-rata umur petani responden 46,46 tahun,jumlah anggota keluarga rata-rata 2,94 orang. Usahatani kelapa sawit di Lampung memberikan nilai B/C 3,98, NPV sebesar Rp. 21.299.678,82,- dan IRR 53%, dengan demikian usahatani kelapa sawit rakyat layak untuk diusahakan.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN LAHAN KERING PADI GOGO DI ACEH TIMUR
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Iskandar, T.; A. Bakar, Basri; Azis, Abdul; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Tujuan penelitian untuk mengetahui potensi dan kendala pengembangan lahan kering padi gogo di Aceh Timur dan memberikan rekomendasi kepada Pemda. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Penarikan sampel menggunakan teknik kuota sampling dan tetap berpegang pada prinsip representatif. Metode analisis data dilakukan baik secara statistik maupun deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan jika harga padi meningkat, petani akan memanfaatkan lahan kering seoptimal mungkin untuk padi gogo. Penyediaan VUB padi gogo, stok pupuk dan obat anti serangga/hama yang mencukupi bagi kebutuhan petani dan tepat waktu, meningkatkan produktivitas padi gogo yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penyediaan bibit unggul yang diinginkan petani, tahan kekeringan, tahan hama dan penyakit, produksi tinggi, umur pendek, rasa enak dan wangi akan membantu petani dalam menghasilkan kualitas padi gogo yang baik dengan jumlah panen yang meningkat sehingga mampu mendongkrak margin keuntungan petani. Sedangkan bantuan sarana pertanian kepada petani dapat dijadikan insentif yang diharapkan mampu meminimalisir keinginan petani padi dalam mengalih fungsikan lahannya.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    ANALISIS PENERAPAN TEKNOLOGI PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT PADA USAHATANI CABAI MERAH DATARAN TINGGI DI PROVINSI BENGKULU
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Hartono, Rudi; Bidi Astuti, Herlena; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Cabai merah merupakan salah satu komoditas strategis nasional yang dapat mempengaruhi tingkat inflasi dan dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat. Serangan hama dan penyakit tanaman sering membuat produksi menjadi rendah sedangkan permintaan tetap hal ini membuat harga cabai sangat tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan teknologi pengelolaan hama dan penyakit tanaman cabai di dataran tinggi Provinsi Bengkulu. Penelitian dilakukan di Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Lebong. Lokasi ditentukan secara purposive dengan jumlah responden sebanyak 62 orang yang diambil secara random sampling. Rata-rata skor penerapan teknologi penanggulangan hama penyakit tanaman (HPT) cabai merah adalah 2,38 artinya secara keseluruhan penerapan teknologi HPT kurang baik. 37,5% penerapan teknologi penanggulangan hama dan penyakit tanaman cabai berada pada kategori tidak baik yaitu penggunaan pestisida hayati, menggunakan perangkap serangga, dan menanam tanaman border. 37,5 % masuk kategori baik yaitu menggunakan benih berlabel, sanitasi lahan dan pengolahan lahan sempurna. 25 % kategori sangat baik yaitu melakukan penyemprotan dengan bahan kimi dan menggunakan mulsa plastik hitam perak.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI TERHADAP TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI KECAMATAN BARANGIN KOTA SAWAHLUNTO
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Sumilah; Ichwan, M.; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Teknologi pemanfaatan lahan pekarangan dengan budidaya pertanian secara optimal merupakan salah satu alternatif bagi rumahtangga untuk mendapatkan kecukupan pangan, perbaikan gizi, meningkatkan curahan tenaga kerja produktif, perbaikan lingkungan pemukiman dan kesehatan yang kesemuanya akan bermuara kepada peningkatan pendapatan dan taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat suatu kawasan. Namun agar inovasi ini dapat dilaksanakan oleh semua anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) harus disebarluaskan dengan tujuan mempercepat alih inovasi teknologi kepada pengguna (petani, penyuluh dan masyarakat). Tujuan dari penelitian ini adalah (a) Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok wanita tani terhadap teknologi pemanfaatan lahan pekarangan dan (b) Mengetahui faktor yang mempengaruhi pengetahuan anggota KWT terhadap teknologi pemanfaatan lahan pekarangan. Penelitian dilaksanakan Januari - Desember 2015 di Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto dengan sampel anggota KWT pelaksana KRPL. Metode yang digunakan deskripsi kualitatif dengan pemilihan sampel secara sengaja (purposive sampling) pada 30 anggota kelompok wanita tani dan Analisis kuantitatif Uji Beda t – Paired Sample Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan anggota KWT terhadap teknologi pemanfaatan lahan pekarangan meningkat sebesar 50,94% dan faktor yang mempengaruhi pengetahuan anggota KWT terhadap teknologi pemanfaatan lahan pekarangan di Kecamatan Berangin Kota Sawahlunto yakni tingkat pendidikan dan umur anggota KWT.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    ANALISIS PERUBAHAN PERILAKU PETANI SEBAGAI ADAPTASI TERHADAP DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI DAERAH IKLIM KERING NUSA TENGGARA TIMUR
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Andrianyta, Harmi; Hermawan, Hari; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Petani di daerah iklim kering Nusa Tenggara Timur terbiasa dengan singkatnya musim hujan. Namun, anomali iklim telah menimbulkan banyak kejadian-kejadian ekstrim yang merugikan sektor pertanian seperti kekeringan, kebanjiran, serangan Organisme Pengganggu Tanaman dan ketidaktentuan musim. Petani menghadapi ancaman kekurangan bahan pangan dan mengalami kerugian dalam usahatani. Penelitian bertujuan untuk menganalisis perubahan perilaku dan sistem usahatani sebagai upaya adaptasi terhadap perubahan iklim di daerah kering. Penelitian dilaksanakan di Propinsi Nusa Tenggara Timur mewaliki wilayah iklim kering di Indonesia. Pemilihan lokasi contoh mewakili pengairan tadah hujan dan irigasi tipe iklim E dan F (tipe iklim Schmidt-Ferguson) di Kabupaten Kupang dan TTS. Pemilihan responden berdasarkan kriteria tertentu. Data primer dikumpulkan melalui survey dengan alat bantu kuisioner terhadap 30 orang responden. Variabel yang diamati antara lain kegiatan usaha tani pada saat tahun normal dan tahun ekstrim meliputi pola tanam, kebutuhan benih, biaya usaha tani, jenis komoditas yang digunakan, gangguan serangan organisme penggangu tanaman (OPT) dan strategi coping keluarga. Analisis data secara statistik non parametrik menggunakan Uji Friedman dan crosstabulasi terhadap tahun normal/ekstrim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak yang sangat nyata adalah pada tingkat serangan OPT. Perubahan perilaku petani diantaranya perubahan pola tanam dan perubahan jenis komoditas yang digunakan. Dapat disimpulkan bahwa perubahan iklim di daerah iklim kering NTT mendorong perubahan perilaku petani secara strategis yaitu perubahan pola tanam dan perubahan komoditas pada saat iklim ekstrim. Belum terdapat perubahan perilaku berdasarkan pengetahuan dan teknologi adaptasi seperti penggunaan varietas adaptif atau pemanfaatan kalender tanam. Perubahan iklim telah mengembalikan strategi coping petani kearah pemanfaatan kearifan lokal.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KOPI BUBUK DI DESA PANDAU JAYA KECAMATAN SIAKHULU KABUPATEN KAMPAR (Studi Kasus Usaha Kopi Bubuk Bapak Adrismen)
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Yusuf, Rachmiwati; Zulfia, Viona; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    ABSTRAK Penelitian ini telah dilakukan dari Bulan Mei hingga Bulan Juni 2014 di Desa Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha Agroindustri kopi bubuk Pak Adrismendi Desa Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus, pada usaha agroindustri kopi bubukBapak Adrismen. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung sedangkan data skunder diperoleh dari laporan-laporan yang ada ditambah dengan data-data lain yang menunjang penelitian ini. Dari hasil penelitian diketahui bahwa umur merupakan indikator yang dapat mempengaruhi responden dalam berfikir dan berindak dalam mengelola usahanya, proses produksi agroindustri kopi bubuk meliputi: pengorengan, pendinginan, penggilingan, pengemasan. Total biaya produksi yang dikeluarkan setiap duabulannya Rp30.581.628. Pendapatan kotor Rp51.120.000. Pendapatan bersih Rp20.538.372./ 2 bulan, dengan Benefit Cost Ratio (BCR) 1,67 dan Break Even Point (BEP) 17.39 kg dengan nilaiPenjualanRp782.759,75.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    ASPEK KONSERVASI TANAH DALAM PENANGGULANGAN DEGRADASI LAHAN PADA LAHAN KERING KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Erfandi, Deddy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Konservasi tanah merupakan salah satu aspek penting dalam mendukung program ketahanan pangan. Hal ini diperlukan untuk menciptakan kawasan yang memiliki lingkungan yang lestari. Desa Bongka Makmur, Kecamatan Ulu Bongka Makmur, Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, mempunyai luas sekitar 1873 ha. Terletak pada koordinat 121°29’30” – 121°31’30” Bujur Timur dan antara 01°03’20”- 01°6’30” Lintang Utara. Lahan bertopografi datar hingga berbukit dengan solum dangkal. Untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, telah dilaksanakan penelitian pada desa tersebut mengenai rona sistim teknik konservasi tanah lahan kering untuk mengatasi degradasi lahan. Penelitian bertujuan untuk melihat lingkungan konservasi tanah dan merekomendasikan teknologi konservasi tanah secara insitu, agar dapat mengatasi degradasi lahan. Data pengamatan kesesuaian lahan beberapa komoditas menunjukkan bahwa lahan yang dapat dikembangkan untuk komoditas pertanian di desa Bongka Makmur seluas 520 ha (27,80 %) pada tegalan dan 192 ha (10,25 %) pada pekarangan. Sedangkan sisanya adalah kawasan konservasi dengan luas 5,23 % dan tanaman tahunan seluas 56,75 % yang masih sulit dijadikan lahan pertanian tanaman pangan, karena kondisi biofisik lahan. Ada potensi sumber air yang cukup memungkinkan untuk dapat mengairi persawahan. Rekomendasi Kebun campuran yang memiliki lereng 3-25 %, maksimum proposi tanaman semusim adalah 30-75 % dengan tergantung pada keadaan teknik konservasi insitu. Hal yang sama pada penggunaan lahan sawah dengan kelerengan 0-3 % memiliki rekomendasi berbeda.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    DAMPAK PROGRAM UPAYA KHUSUS (UPSUS) TERHADAP LUAS TANAM DAN PRODUKSI PADI DI PROVINSI BANGKA BELITUNG
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Ahmadi; Rusmawan, Dede; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Pemerintah mencanangkan program swasembada pangan berkelanjutan dapat dicapai dalam tiga tahun kedepan (2015-2017).Untuk mencapai swasembada pangan berkelanjutan tersebut Kementerian Pertanian menggulirkan Program Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (pajale). Pengkajian ini dilakukan pada musim tanam Oktober-Maret 2014/2015 dan musim tanam OktoberMaret 2015/2016 diKabupaten Belitung Timur dan Belitung.Data yang digunakan adalah data primer dan skunder. Data primer di peroleh melaui observasi lapang dengan melibatkan petani peserta UPSUS, yang difokuskan pada pelaksanaan UPSUS, kendala serta masalah yang dihadapi oleh petani. Sedangkan data skunder diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Belitung dan Belitung Timur. Hasil kajian menunjukan bahwa dampak program UPSUS adalah terjadinya peningkatan luas tanam, luas panen dan produksi. Penambahan luas panen meningkat secara signifikan yaitu sebesar 14,63%, namun demikian penambahan luas panen tersebut belum diikuti dengan peningkatan produksi secara signifikan. Produksi padi hanya meningkat 12,91%. Hal ini diduga karena pada musim tanam Oktober - Maret 2015/2016 terjadi serangan penyakit blast, sehingga mempengaruhi produktivitas. Pada musim tanam Oktober-Maret 2014/2015 rata-rata produktivitas hanya 5,24 t/ha di Belitung Timur dan 4,20 t/ha di Belitung, sedangkan musim tanam Oktober - Maret 2015/2016 hanya sebesar 5,16 t/ha di Belitung Timur dan 3,58 t/ha di Belitung.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    DAMPAK SOSIAL EKONOMI EPIDEMI PENYAKIT MULUT DAN KUKU TERHADAP PEMBANGUNAN PETERNAKAN DI INDONESIA
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Tawaf, Rochad; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Kebijakan pemerintah memasukan daging kerbau dari India sebagai negara yang belum bebas PMK ke Indonesia sebagai negara yang bebas PMK, beresiko terhadap kemungkinan berjangkitnya PMK. Hal ini disebabkan kondisi peternakan sapi di dalam negeri masih dikelola oleh peternakan rakyat yang subsisten dan tradisional. Usaha Peternakan Rakyat ini berada di perdesaan; terkendala teknologi; ternak sebagai ‘rojo koyo’; menjual ternak berdasarkan keperluannya (orientasi sosial); tidak berorientasi ekonomi; tidak berbasis lahan usaha (flying herd); skala kecil; sumber pupuk, sumber tabungan, Sumber Tenaga Kerja; status sosial; ternak sebagai keperluan adat budaya dan keagamaan. Dampak sosial dan ekonomis yang mungkin muncul atas kebijakan ini dilakukan analisis dengan metode desk studi. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa : ancaman terhadap peluang terjadinya PMK bisa secara langsung maupun tidak langsung. Secara spesifik bahwa ancaman penyakit PMK adalah sebagai berikut : (1) Hambatan utama adalah sulitnya mencapai target angka pertumbuhan populasi ternak apabila terjadi wabah dan prevalensi PMK yang persisten. (2) Pada ternak dewasa umumnya akan meningkatkan risiko abortus dadakan di antara ternak-ternak bunting dan kematian anak sapi. (3) Kerugian ekonomi terutama disebabkan oleh penurunan produksi ternak (susu daging)serta penurunan produktivitas tenaga kerja, dan (4) Secara ekonomi, PMK menciptakan “externalities” dan keterperangkapan pangan.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    DAMPAK SOSIAL PENAMBANGAN EMAS TANPA IZIN (PETI) TERHADAP KEBERLANJUTAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Wahyudi, Erwan; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk Mengidentifikasikan dampak Sosial yang diakibatkan penambangan emas tanpa izin pada keberlanjutan usahatani padi sawah yang ada disekitar penambangan emas tanpa izin (PETI). Maraknya Penambangan Emas Tanpa Izin memberi dampak negatif terhadap produksi usahatani padi yang ada disekitar areal tambang, bahkan tidak saja telah merusak lingkungan dan memusnahkan sawah produktif disamping itu juga telah memberi dampak sosial bagi masyarakat terutama petani yang ada disekitar areal penambangan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Merangin, Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 responden yang diambil dengan teknik proporsional stratified random sampling di dua kondisi petani yaitu sekitar penambangan emas tanpa izin (PETI) dan jauh dari penambangan emas tanpa izin (PETI). Dalam mengidentifikasi keberlanjutan usahatani padi sawah di sekitar areal digunakan pengukuran secara kualitatif, yaitu dengan melihat indikator keberlanjutan usahatani. Indikator yang dilihat berupa padi sebagai tanaman pokok, pekerjaan utama, hubungan masyarakat dengan aparat dan pelaku usaha, dan apakah masyarakat menerima kegiatan penambangan atau menolak.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    DAYA HASIL BEBERAPA VARIETAS PADI INBRIDA DI LAHAN RAWA PASANG SURUT DI KABUPATEN MESUJI
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Slameto; Kiswanto; Setyo Rahayu, Yuli; Tusrimin; Nugroho, Sandi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Pemerintah terus berupaya merealisasikan swasembada pangan berbasis padi melalui program peningkatan produksi beras melalui upaya khusus. Berbagai terobosan dilakukan baik berupa upaya intensifikasi, ekstensifikasi lahan sub optimal, maupun melalui perakitan penciptaan dan penggunaan inovasi pertanian bertujuan peningkatan produksi padi. Penggunaan inovasi pertanian antara lain penggunaan varietas unggul padi inbrida. Kajian ini bertujuan untuk melihat daya hasil beberapa varietas padi unggul antara lain varietas Inpara-2, Banyuasin, Dendang, Cilamaya Muncul, dan varietas eksisting pada lahan pasang surut. Pengkajian dilaksanakan pada agroekosistem sawah pasang surut pada 2 lokasi yaitu di Desa Sukamaju, Kecamatan Mesuji dan Desa Tanjung Mas Jaya, Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji. Pelaksanaan kajian dilakukan pada musim tanam Desember 2015 s/d April 2016. Pendekatan pelaksanaan kegiatan secara partisipatif dengan melibatkan 24 petani padi sawah sebagai petani kooperator.Setiap petani menanam 0,25 ha. Sehingga luas areal pengkajian 3 ha setiap lokasi atau total luas penanaman 6 ha. Pengamatan dilakukan terhadap komponen pertumbuhan seperti tinggi tanaman, jumlah anakan, serangan hama dan penyakit, serta komponen hasil padi dari varietas yang dikaji. Analisis dilakukan secara deskriptif. Hasil kajian menunjukkan komponen pertumbuhan padi yang baik terjadi pada varietas Inpara-2 dan Cilamaya Muncul, sedangkan daya hasil produksi tertinggi didapatkan pada padi varietas Cilamaya Muncul.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    DESAIN PROTOTIPE MESIN PANEN PADI TIPE MINI COMBINE UNTUK LAHAN RAWA PASANG SURUT
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Pangaribuan, Sulha; Anggit S, Dony; Suprapto, Anjar; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Lahan rawa semakin memegang peranan penting dalam perspektif peningkatan produksi tanaman, khususnya tanaman padi.Penggunaan combine harvester di lahan rawa membutuhkan pengembangan khusus karena harus mempertimbangkan kondisi lahan.Karena pengoperasian combine harvester ini membutuhkan daya sangga tanah yang cukup terhadap berat alat. Tahun 2012-2014, BBP-Mektan sudah mengembangakan combine harvester yang dinamakan dengan Mini Combine Harvester, mesin ini memiliki nilai ground preassure sebesar 0.13 kg/cm 2 . Mesin ini tidak dapat langsung digunakan pada lahan rawa karena kondisi lahan yang berbeda, sehingga diperlukan modifikasi dan pengembangan lebih lanjut jika akan digunakan untuk lahan rawa. Sebagai tahap awal akan dipelajari karakteristik lahan rawa pasang surut yang memungkinkan untuk penggunaan combine harvester tersebut.Tujuan kegiatan ini adalah mendesain Mini Combine Harvesteruntuk padi lahan rawa pasang surut, keluaran yang diharapkan desain lengkap Combine Harvester padi lahan rawa pasang surut. Tahap Pelaksanaan kegiatan ini meliputi; Identifikasi karakteristik tanaman padi di lahan rawa, varietas dan sifat fisik karakteristik tanah lahan rawa. Penyusunan konsep dan pengembangan desain mesin serta evaluasi desain, Pembuatan gambar kerja detail. Tahap Pengujian meliputi Evaluasi disain. Hasil dari kegiatan kerekayasaan ini adalah desain mesin panen padi tipe mini combine untuk lahan rawa pasang surut dengan kedalaman air rata-rata 25-50 cm.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    DIVERSIFIKASI POLA NAFKAH DAN STRUKTUR PENDAPATAN PETANI (KASUS PADA PELAKU ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH KE SAWIT DI KELURAHAN RIMBO KEDUI, SELUMA – BENGKULU)
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Ishak, Andi; Eka Putra, Wawan; Hendra, Jekvy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    Beragamnya sumber nafkah petani merupakan suatu fenomena yang seringkali ditemui di pedesaan. Sumber nafkah tersebut dapat berasal dari kegiatan on-farm, off-farm dan non-farm atau kombinasi diantaranya yang akan mempengaruhi struktur pendapatan petani. Suatu penelitian tentang keragaman pola nafkah dan struktur pendapatan petani telah dilakukan di Kelurahan Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Tujuan penelitian yaitu untuk: (1) mengkaji pola nafkah yang diterapkan petani dan sumbangannya terhadap sumber pendapatan keluarga, (2) menganalisis hubungan antara struktur pendapatan dengan luas kepemilikan lahan dan pola nafkah, (3) menganalisis ketimpangan pendapatan yang terjadi di dalam komunitas petani. Pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan melibatkan 30 orang petani sebagai responden. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik. Metode statistik yang digunakan adalah Korelasi Pearson dan Indeks Gini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktek pola nafkah ganda ditemukan pada seluruh lapisan sosial petani dengan kombinasi antara kegiatan on-farm dan non-farm menghasilkan rata-rata pendapatan tertinggi bagi keluarga petani yaitu Rp. 7.791.379/bulan; (2) struktur pendapatan petani berhubungan positif dengan luas penguasaan lahan; (3) ketimpangan pendapatan petani masih tergolong rendah dengan nilai Indeks Gini 0,383.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    DUKUNGAN INOVASI PERTANIAN MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DALAM ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Syakir, Muhammad; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    K Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha untuk mempersiapkan kualitas diri dan memanfaatkan peluang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) serta harus meningkatkan kapabilitas untuk mampu bersaing dengan Negara anggota ASEAN lainnya.Mengingat, pada tahun 2016 Indonesia telah memasuki era MEA, konsep industrialisasi pertanian perlu diberlakukan, karena merupakan salah satu kunci perdagangan bebas di era MEA. Daya saing produk pertanian harus diperkuat agar Indonesia tidak dibanjiri produk luar dan hanya menjadi pasar atau konsumen.Inovasi pertanian menjadi salah satu kunci penting dalam mendukung peningkatan daya saing produk pertanian untuk mampu membendung arus produk pertanian dari luar maupun juga mampu mendorong produk pertanian dalam negeri diterima di pasar global. Inovasi pertanian juga sangat dibutuhkan untuk menghadapi tiga tren utama tantangan dalam pembangunan pertanian dalam mewujudkan ketahanan pangan yang perlu diantisipasi dari sekarang diantaranya yaitu pertumbuhan dan pergeseran permintaan pangan(growing and shifting food demand), keterbatasan sumberdaya alam (constraints upon natural resources), dan ketidakpastian produktivitas pertanian akibat perubahan iklim. Strategi pembangunan pertanian modern yang inovatif dalam era MEA adalah berbasis bioekonomi yang terintegrasi dengan Biosciense, Bioengineering, social engineering& bioinformatics. Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan memperkuat jejaring pasar produk pertanian menjadi fokus dalam mendorong produk pertanian untuk tetap menjadi andalan di pasar domestik maupun mampu berkompetisi di pasar global
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    DUKUNGAN INOVASI PERTANIAN MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DALAM ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
    (Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2017-10) Syakir, Muhammad; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
    ndonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha untuk mempersiapkan kualitas diri dan memanfaatkan peluang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) serta harus meningkatkan kapabilitas untuk mampu bersaing dengan Negara anggota ASEAN lainnya.Mengingat, pada tahun 2016 Indonesia telah memasuki era MEA, konsep industrialisasi pertanian perlu diberlakukan, karena merupakan salah satu kunci perdagangan bebas di era MEA. Daya saing produk pertanian harus diperkuat agar Indonesia tidak dibanjiri produk luar dan hanya menjadi pasar atau konsumen.Inovasi pertanian menjadi salah satu kunci penting dalam mendukung peningkatan daya saing produk pertanian untuk mampu membendung arus produk pertanian dari luar maupun juga mampu mendorong produk pertanian dalam negeri diterima di pasar global. Inovasi pertanian juga sangat dibutuhkan untuk menghadapi tiga tren utama tantangan dalam pembangunan pertanian dalam mewujudkan ketahanan pangan yang perlu diantisipasi dari sekarang diantaranya yaitu pertumbuhan dan pergeseran permintaan pangan(growing and shifting food demand), keterbatasan sumberdaya alam (constraints upon natural resources), dan ketidakpastian produktivitas pertanian akibat perubahan iklim. Strategi pembangunan pertanian modern yang inovatif dalam era MEA adalah berbasis bioekonomi yang terintegrasi dengan Biosciense, Bioengineering, social engineering& bioinformatics. Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan memperkuat jejaring pasar produk pertanian menjadi fokus dalam mendorong produk pertanian untuk tetap menjadi andalan di pasar domestik maupun mampu berkompetisi di pasar global.
  • «
  • 1 (current)
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • »

Copyright © 2025 Kementerian Pertanian

Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback