Penyuluhan, Pendidikan, dan Pelatihan Pertanian

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 428
  • Item
    PERFORMA AYAM KAMPUNG UNGGUL BALITBANGTAN (KUB) DENGAN PENAMBAHAN ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA MELALUI AIR MINUM
    (Polbangtan Gowa, 2025-11-26) Rusman B,; Muh. Ilham
    Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) adalah salah satu jenis unggas lokal yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam menyediakan sumber protein hewani. Untuk memperbaiki kinerjanya, inovasi dalam aditif pakan yang efisien dan ramah lingkungan sangat diperlukan. Asap cair dari tempurung kelapa, yang kaya akan senyawa fenol dan asam organik dengan sifat antibakteri serta antioksidan, menjadi solusi alternatif yang menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan asap cair melalui air minum terhadap konsumsi pakan, peningkatan bobot badan, dan rasio konversi pakan (FCR) pada ayam KUB, serta menganalisis respons para peternak terhadap inovasi tersebut melalui kegiatan penyuluhan. Penelitian dilaksanakan di Desa Pabentengan dan Lassang Barat menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat variasi dosis (0%, 0,5%, 1%, 1,5%) dan diulang sebanyak empat kali, melibatkan total 80 ekor ayam berusia 3 minggu. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa dosis 1,5% (P3) memberikan hasil terbaik, di mana konsumsi pakan tercatat sebesar 4,66 g per ekor per hari, peningkatan bobot badan menjadi 2,41 g per ekor per hari, dan FCR mencapai 1,93. Selain itu, kegiatan penyuluhan berkontribusi terhadap peningkatan pengetahuan peternak dari 40% menjadi 89,2%, sikap dari 41,8% menjadi 86,6%, dan keterampilan dari 51% menjadi 90%, dengan efektivitas penyuluhan mencapai 79,54% yang masuk dalam kategori efektif. Ulasan menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam asap cair dapat menekan perkembangan bakteri patogen serta meningkatkan efisiensi pakan. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa asap cair dari tempurung kelapa bisa berfungsi sebagai aditif alami yang efektif dan dapat diimplementasikan melalui metode penyuluhan yang tepat bagi peternak.
  • Item
    RESPON PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN (IB) DI DESA BATUGADING KECAMATAN MARE KABUPATEN BONE
    (Polbangtan Gowa, 2025-11-26) Rusman B,; Andri Rukmana Syam
    Program IB telah terbukti mampu meningkatkan angka kebuntingan dan produktivitas ternak sapi, penerapannya masih menghadapi berbagai tantangan ditingkat masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon peternak terhadap teknologi Inseminasi Buatan (IB) di Desa Batugading Kecamatan Mare Kabupaten Bone, melalui aspek pengetahuan dan sikap peternak melalui kuisioner yang diberikan kepada sasaran penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling terhadap 25 peternak sapi potong. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara data yang dikumpulkan ditabulasi dan dianalisis dekriptif kuantitatif serta hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dianalisis Spearman’s Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peternak sapi potong memiliki tingkat pengetahuan yang cukup baik terhadap Teknologi Inseminasi Buatan (IB), sedangkan sikap peternak optimis dan memperhatikan pelaksanaan IB karena sudah menghadapi keberhasilan selama menjalankan inseminasi, sehingga memilih untuk terus melanjutkan proses IB.. Analisis korelasi Spearman Rank menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara tingkat pengetahuan dan sikap peternak sapi potong dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,000 Karena nilai ini < dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap peternak sapi potong terhadap teknologi penerapan IB di Desa Batugading. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,892** menunjukkan bahwa hubungan tersebut bersifat positif dan berada pada kategori kuat. Kajian Penyuluhan dilakukan pada Kelompok Tani Langorie 1 di Desa Batugading dengan menggunakan metode pre-test dan post-test pada 25 peternak sebagai responden. Data dianalisis menggunakan rumus efektifitas penyuluhan. Hasil menunjukkan respon yang sangat baik dilihat dari peningkatan signifikan pada aspek: pengetahuan dari 51,4% menjadi 85,2%, dan sikap dari 52,4% menjadi 86,8%. Perhitungan efektivitas penyuluhan mencapai 35%, yang dikategorikan cukup efektif. Dengan demikian, kegiatan penyuluhan berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap peternak dalam pelaksanaan program Inseminasi Buatan (IB).
  • Item
    KAJIAN RESISTENSI Staphylococcus aureus PADA PETERNAK AYAM BROILER DI KECAMATAN BENTENG-BONTOHARU KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
    (Polbangtan Gowa, 2025-11-26) Rusman B,; ANDI SYARFIAH ZAINAl
    Bakteri S. aureus merupakan salah satu penyebab penyakit menular yang paling sering ditemukan di dunia. Bakteri S. aureus merupakan bakteri yang memiliki sifat invasif yang termasuk dalam kelompok bakteri patogen gram positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola resistensi S. aureus yang berasal dari peternak ayam broiler serta mengkaji tingkat pengetahuan dan sikap peternak ayam broiler terhadap penggunaan antibiotik dengan bijak di Kecamatan Benteng-Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar. Metode penelitian meliputi pengambilan sampel, diikuti dengan isolasi dan identifikasi S. aureus dan Uji kepekaan antibiotik. Bakteri dikultur pada media BPA, media BA, dan media MSA. Selain itu, penyuluhan dilaksanakan sebanyak dua kali dengan menggunakan metode perorangan dan kelompok. Hasil menunjukkan bahwa dari 15 sampel swab tangan peternak, diketahui terdapat 5 sampel dengan hasil koagulase positif. Isolat positif S. aureus sebanyak 5 isolat, mengalami resistensi terhadap jenis antibiotik ampicilin dan tetrasiklin. Tingkat resistensi tertinggi terjadi pada ampisilin (60%) dan tetrasiklin (20%). Hasil dari evaluasi penyuluhan yang telah dilakukan menunjukkan tingkat pengetahuan responden berada pada kategori “Mengetahui” (50,2%) dan sikap pada kategori “Kurang Setuju” (50%). Setelah penyuluhan, tingkat pengetahuan meningkat menjadi “Sangat Mengetahui” (82%) dan sikap menjadi “Sangat Setuju” (81,6%). Peningkatan pengetahuan sebesar 31,8% dan sikap sebesar 31,6%. Efektivitas penyuluhan yang dihasilkan berada pada skor 63,52% yang termasuk dalam kategori cukup efektif. Penelitian ini menjelaskan bahwa sebagian besar isolat S. aureus yang ditemukan menunjukkan tingkat resistensi yang lebih tinggi terhadap ampisilin dibandingkan tetrasiklin, sehingga tetrasiklin lebih potensial digunakan dalam penanganan infeksi S. aureus dan penyuluhan terbukti cukup efektif untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran peternak tentang penggunaan antibiotik yang tepat
  • Item
    TEKNIK PEMBUATAN KOKEDAMA SEBAGAI WADAH PENANAMAN ANGGREK BULAN (Phalaenopsis amabilis L.) DI CV. AGRONIAGA BIOTEKNOLOGI INDUSTRI MAKASSAR
    (Polbangtan Gowa, 2025-11-26) Rusman B,; Firda Aprilia
    Kokedama, secara etimologis, berasal dari gabungan dua kata, yaitu "koke" yang berarti lumut, dan "dama" yang berarti bola. Teknik pembuatan kokedama sebagai wadah penanaman anggrek bulan merupakan metode inovatif yang menggabungkan seni tradisional Jepang dengan pemanfaatan media tanam lokal seperti sabut kelapa dan lumut. Kokedama merupakan media tumbuh yang ideal untuk tanaman hias. Salah satu jenis tanaman hias yang paling digemari adalah Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis L.). Anggrek Bulan dikenal sebagai Ratu bunga tetapi tampilannya akan lebih menarik apabila ditanam dengan teknik Kokedama. Tujuan membuat kokedama untuk menciptakan tanaman hias yang unik dan menarik dengan media tanam yang berbeda dari pot biasa. Keunggulan teknik kokedama adalah kemampuannya untuk menghemat ruang dan memberikan nilai estetika tinggi sebagai dekorasi indoor maupun outdoor. Selain itu, penggunaan limbah sabut kelapa sebagai media utama juga mendukung upaya daur ulang dan ramah lingkungan. Magang Tugas Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 17 Maret sampai 5 Juni 2025, di CV. Agroniaga Bioteknologi Industri Makassar. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah Praktik kerja dan wawancara. Praktik pembuatan kokedama menunjukkan bahwa media tanam yang tepat dan teknik pengikatan yang kuat sangat menentukan keberhasilan pertumbuhan anggrek Bulan. Kokedama tidak hanya sebagai wadah tanam, tetapi juga sebagai karya seni yang menggabungkan fungsi dan estetika.
  • Item
    METODE PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA OKULASI BENIH JERUK SIAM BANJAR (Citrus reticulata L.) DI INSTALASI KEBUN BENIH HORTIKULTURA (IKBH) SUDIANG, SULAWESI SELATAN
    (Polbangtan Gowa, 2025-11-26) Rusman B,; Siti Mutiara Septianin Burhan
    Laporan magang tugas akhir ini dilaksanakan di Instalasi Kebun Benih Hortikultura (IKBH) Sudiang, Sulawesi Selatan, dengan tujuan untuk mengetahui metode pengendalian hama dan penyakit pada okulasi benih jeruk Siam Banjar (Citrus reticulata L.), serta menilai kelayakan usaha taninya. Jeruk Siam Banjar merupakan varietas unggul yang bernilai ekonomis tinggi, namun rentan terhadap serangan hama seperti kutu putih dan siput, serta penyakit diplodia yang dapat menurunkan kualitas benih hasil okulasi. Dalam kegiatan ini, pengendalian dilakukan melalui tiga pendekatan utama, yaitu secara kultur teknis (pemilihan batang bawah JC, penggunaan entress unggul, kunyit sebagai antimikroba alami, dan teknik okulasi yang tepat), mekanis dan fisik (pengambilan siput secara manual dan sanitasi lingkungan), serta kimiawi (penyemprotan fungisida Dithane untuk penyakit diplodia). Selain itu, dilakukan analisis kelayakan usaha tani yang menunjukkan nilai R/C sebesar 1,54 yang berarti usaha produksi benih jeruk Siam Banjar tergolong layak dan menguntungkan. Hasil kegiatan membuktikan bahwa penerapan metode pengendalian secara terpadu efektif dalam menjaga kesehatan benih serta meningkatkan peluang keberhasilan usaha tani jeruk secara berkelanjutan.