Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan by Title
Now showing 1 - 20 of 32
Results Per Page
Sort Options
- ItemAneka Olahan Umbi Gadung(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, 2011-12-31) Rustiana, Ria [et.all]; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTBBuku Ini mengajarkan cara pengolahan umbi
- ItemBULAI Budidaya Tumpangsari Tebu dan Kedelai(BPTP Jatim, 2017) ARIFIN, Zaenal
- ItemDukungan Inovasi Pertanian Di Kabupaten Mahakam Ulu, Kawasan Perbatasan Kalimantan Timur(BPTP KALTIM, 2017) Banu, wawan Prasetyo; BPTP KALTIM
- ItemKajian agribisnis subsistem Hulu komoditas padi gogo di Kabupaten Balangan(BPTP KAlimantan Selatan, 2020-03) Sarif, Muhammad; Nugroho HAdi, Sholih; BPTP Kalimantan Selatan
- ItemKEANEKARAGAMAN TUMBUHAN HUTAN RAWA DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PESTISIDA NABATI(IAARD Press, 2014) Asikin, Syaiful; Balai Penelitian Pertanian Lahan RawaRINGKASAN Hutan mempunyai keanekaragaman flora yang sangat beragam. Di lahan rawa Kalimantan Selatan dan Tengah ditemukan berbagai jenis tumbuhan hutan dan berdasarkan hasil eksplorasi diketahui sebanyak 66 jenis yang berpotensi sebagai pestisida nabati. Efektivitas tumbuhan hutan ini dalam mengendalikan hama serangga bervariasi antara 70-95%. Dengan melihat keanekaragaman hayati, keadaan sosial ekonomi petani, program intemasional yang sangat mendukung penggunaan pestisida nabati, hasil-hasil penelitian dan teknologi sederhana yang tersedia maka penggunaan pestisida nabati di Indonesia mempunyai prospek yang baik. Pestisida nabati diperlukan untuk mengurangi penggunaan pestisida sintetik dan memenuhi permintaan pasar akan produk pertanian yang sehat.
- ItemKoordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi Upsus PJK dan Komoditas Utama Kementan(BPTP KALTIM, 2017) Hidayanto, Muhamad; Munawarah, Tarbiyatul; Purnamasari, Muryani; Nastiti P, Dhyani; Fiana, Yosita; Witardoyo, Dian; Sumarmiyati; Banu P, Wawan; Dewi, Rina; BPTP KALTIMPemenuhan kebutuhan bahan pangan bagi rakyat merupakan tugas negara yang tidak ringan. Kabinet Kerja era pemerintahan Jokowi menetapkan Swasembada Berkelanjutan padi dan jagung serta Swasembada Kedelai harus dicapai pada tahun 2017. Pada tahun 2017, lewat penambahan anggaran diharapkan mampu meningkatkan produktivitas di sektor pertanian khususnya pada 3 komoditas utama yakni padi, jagung, dan kedelai (Pajale). Tujuan kegiatan pendampingan/ pengawalan upaya khusus (Upsus) Pajale di Kalimantan Timur, yaitu : (1) Monitoring kegiatan bantuan dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana, (2) Melaporkan luas tambah tanam (LTT) padi, jagung, dan kedelai, (3) Melaksanakan koordinasi dengan Kabupaten/Kota, dan (4) Memberikan Bimbingan Teknis dan Dukungan Teknologi Balitbangtan. Hasil pendampingan yaitu : (1) Kegiatan perbantuan, perluasan lahan pertanian (cetak sawah) yaitu seluas 1.529 ha di Kab. Paser, Berau, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara dan Kutai Timur; (2) Capaian realisasi Luas Tambah Tanam (LTT) Padi MT Oktober – Maret 2016/2017 dan MT April - September 2017 Prov. Kaltim yaitu masing-masing 63,04% dan 101,42%. Sedangkan capaian terhadap sasaran Kaltim tahun 2017 yaitu 82,23%; (3) Sinergisme lintas sektor melalui Gerakan Operasi Khusus Percepatan tanam di daerah sentra padi dalam rangka keserempakan tanam di Kab. PPU dapat mendongkrak LTT hingga 42% sehingga gerakan tsb perlu direplikasi di kabupaten lainnya; (4) Introduksi Varietas Unggul Baru (VUB) padi sawah dan padi gogo Balitbangtan (Inpari 29, 30, 32, 33; Inpara 2; dan Inpago 5 dan 8 serta Situ Bagendit) di 7 Kabupaten/Kota terjadi peningkatan produktivitas sehingga meningkatkan minat petani dalam menggunakan varietas unggul; (5) Monitoring OPT di lapangan pada komoditas padi masih aman (serangan OPT masih dibawah ambang batas; (6) Serapan gabah oleh Bulog pada tahun 2017 yaitu 23,26% (7.238 ton); (7) Gerakan panen telah dilaksanakan pada bulan Desember 2017 di 4 Kab/kota, yaitu Kab. PPU, Kutai Kartanegara, Paser, dan Samarinda dengan luas 400 – 500 ha, produktivitas rata-rata 4 – 4,5 ton GKP. Kata kunci : Upsus, padi, jagung, Kaltim, LTT, VUB
- ItemMembangun lumbung pangan di wilayah perbatasan : sinergitas merintis ekspor pangan di wilayah perbatasan NKRI(IAARD Press, 2018-09-02) Sulaiman, Andi Amran; Las, Irsal; Subagyono, Kasdi; Alimansyah, Trip; Hermanto; Balitbangtan
- ItemMenyangga Pangan Jakarta(IAARD Press, 2018-09-03) Sulaiman, Andi Amran, et al.; Balitbangtan
- Itemmotivasi petani dalam pascapanen ubi jalar (ipomoea batatas l.) di kecamatan cilawu kabupaten garut provinsi jawa barat(Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor, 2018-08) rismawati, desi;Berdasarkan Peraturan Presiden No. 22 Tahun 2009 mengenai diversifikasi pangan berbasis pangan lokal ubi jalar dipilih sebagai tatanan penganekaragaman pangan. Produktivitas ubi jalar di Kecamatan Cilawu tergolong tinggi yaitu 10.481 ton/ha dengan produksi ubi jalar yang berlimpah, ubi jalar belum termanfaatkan secara optimal sehingga mengakibatkan penumpukan ubi dan sebagian besar hanya dijual langsung dalam bentuk umbi segar dengan harga yang murah. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan cara penanganan dan pengolahan pascapanen ubi jalar yang memiliki nilai jual tinggi sehingga dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat. Pengkajian ini dilaksanakan di Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut. Tujuan dari pengkajian ini adalah mengetahui seberapa besar tingkat motivasi petani dalam pascapanen ubi jalar, menganalisis faktor-faktor apa saja yang berhubungan serta menyusun strategi untuk meningkatkan motivasi petani. Teknik penentuan sampel dilakukan secara sensus dengan total sampel 60 orang. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif, analisis korelasi parsial dan korelasi berganda. Hasil pengkajian menunjukan bahwa tingkat motivasi petani dalam pascapanen ubi jalar tergolong dalam kategori sedang. Faktor yang berhubungan dengan motivasi petani dalam pascapanen ubi jalar adalah lama usahatani, ketersediaan sarana produksi dan dukungan pemerintah. Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi petani dalam pascapanen ubi jalar adalah dengan dilakukannya penyuluhan mengenai materi penanganan pascapanen ubi jalar dan pengolahan berbagai produk ubi jalar.
- ItemPedoman Pemanfaatan Hasil Samping Ubi Kayu(Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2002) Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian; Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil PertanianPotensi hasil samping ubikayu di Indonesia cukup besar. Hasil samping ubi kayu ternyata dapat diolah menjadi berbagai produk yang menguntungkan bagi petani. Untuk memasyarakatkan pemanfaatan hasil samping ubi kayu telah disusun pedoman pemanfaatan hasil samping ubi kayu. Diharapkan buku pedoman ini dapat menjadi acuan dalam pemanfaatan hasil samping ubi kayu sehingga dapat memberikan nilai tambah yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani.
- ItemPedoman Umum PTT Jagung(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009) Subachtirodin; Badanlitbangtan
- ItemPeluang Investasi Tanaman Pangan(Kementerian Pertanian RI, 2022) Sumbogodjati, Gatut; Rini, Indah Sulistio; Fachrial, Endy; Simanullang, Maretsum; Silalahi, Tiurmauli; Hamzah, Muhammad Gazali; Yusuf, Achmad; Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan; Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman PanganBuku Peluang Investasi Tanaman Pangan ini merupakan bentuk lain dari temu bisnis yang dilakukan di Direktorat PPHTP, yang diharapkan dapat melengkapi informasi yang dibahas saat temu bisnis di masing-masing wilayah. Pada buku ini, informasi yang disampaikan meliputi Perizinan Investasi Tanaman Pangan, Potensi Investasi Tanaman Pangan, Investasi Unggulan Komoditas Tanaman Pangan sebanyak 10 komoditas.
- ItemPenanganan Pasca Panen dan Teknologi Pengolahan Hasil Jagung(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2011) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian GorontaloProvinsi Gorontalo pada kurun waktu 5 tahun terakhir ini tengah gencar-gencarnya mengembangkan jagung mulai aspek budidaya sampai pada pegembangan produk-produk olahan. Sebagai icon Provinsi Gorontalo, maka peningkatan nilai tambah jagung melalui produk-produk olahan yang bernilai ekonomi tinggi sangat diperlukan dewasa ini. Untuk itu, BPTP Gorontalo sebagai pemegang mandat Litbang Pertanian dan diseminasi inovasi teknologi di daerah meluncurkan buku mengenai “Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Jagung”. Melalui buku ini diharapkan para petani, pengolah, penyuluh dan penggiat agribisnis lainnya dapat memperoleh rujukan teknologi serta informasi yang komprehensif mengenai berbagai teknologi pengolahan jagung, beserta analisa usahanya.
- ItemPENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) Jagung(BPTP Jatim, 2012) ARIFIN, Zaenal; F.Kasijadi
- ItemPENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI GOGO(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur, Malang, 2016) BPTP JATIM
- ItemPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi(BPTP Sumatera Utara, 2007) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraPada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau strategi, bahkan filosofi bagi peningkatan produksi melalui cara mengelola tanaman, tanah, air dan unsur hara serta organisme pengganggu tanaman secara holistik dan berkelanjutan. Pendekatan yang ditempuh dalam penerapan komponen PTT bersifat: (1) partisipatif, (2) dinamis, (3) spesifik lokasi, (4) keterpaduan, dan (5) sinergis antar komponen. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah menginisiasi aplikasi PTT lahan sawah irigasi sejak 1999 di Sukamandi. Peningkatan hasil padi yang diperoleh dengan penerapan PTT berbeda menurut tingkat dan skala luasan usaha. Pada tingkat penelitian dan demontrasi dengan luasan terbatas (1-2,5 ha) melalui model PTT hasil padi dapat meningkat rata-rata 37%. Peningkatan tersebut kemudian berkurang menjadi sekitar 27% dan 16%, masing-masing di tingkat pengkajian dengan luasan sekitar 1-5 ha dan di tingkat implementasi dengan luasan 50-100 ha. Selain itu, dengan PTT hasil gabah dan kualitas beras juga meningkat; biaya usahatani padi berkurang, kesehatan dan kelestarian lingkungan terjaga.
- ItemPengolahan Tanaman Terpadu PTT Padi di lahan lebak(BPTP KalSel, 2007) Noor, Aidi; BPTP KalSel
- ItemPetunjuk Teknis Analisis Biaya Usaha Tani Tanaman Pangan dan Hortikultura(Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian/PPHP, 2013-11) Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian/PPHP; Perpustakaan Sekretariat Jenderal Kementerian PertanianPetunjuk Teknis Analisa Usahatani Tanaman Pangan dan Hortikultura disusun sebagai petunjuk bagi pelaksanaan kegiatan usahatani. Di dalarnnya terdapat petunjuk cara pencatatan dan analisa usahatani untuk komoditi unggulan provinsi dan daerah-daerah sentra produksinya.
- ItemPetunjuk teknis inovasi teknologi mendukung program kawasan rumah pangan lestari(BPTP KalSel, 2014) Qomariah, Retna; BPTP KalSel
- ItemPetunjuk Teknis Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi(BPTP Sumatera Utara, 2013) BPTP Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraPada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau strategi, bahkan filosofi bagi peningkatan produksi melalui cara mengelola tanaman, tanah, air dan unsur hara serta organisme pengganggu tanaman secara holistik dan berkelanjutan. Pendekatan yang ditempuh dalam penerapan komponen PTT bersifat: (1) partisipatif, (2) dinamis, (3) spesifik lokasi, (4) keterpaduan, dan (5) sinergis antar komponen. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah menginisiasi aplikasi PTT lahan sawah irigasi sejak 1999 di Sukamandi. Peningkatan hasil padi yang diperoleh dengan penerapan PTT berbeda menurut tingkat dan skala luasan usaha. Pada tingkat penelitian dan demontrasi dengan luasan terbatas (1-2,5 ha) melalui model PTT hasil padi dapat meningkat rata-rata 37%. Peningkatan tersebut kemudian berkurang menjadi sekitar 27% dan 16%, masing-masing di tingkat pengkajian dengan luasan sekitar 1-5 ha dan di tingkat implementasi dengan luasan 50-100 ha. Selain itu, dengan PTT hasil gabah dan kualitas beras juga meningkat; biaya usahatani padi berkurang, kesehatan dan kelestarian lingkungan terjaga.