Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Now showing 1 - 5 of 61
- ItemPenanganan Panen dan Pascapanen Padi dalam Sistem Usahatani Tanaman-Ternak(Departemen Pertanian, 2003-12-16) E. Eko Ananto; Agus Setyono; Sutrisno; Djuber Pasaribu; HermantoSalah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi padi adalah menekan tingkat kehilangan hasil pada saat panen dan sesudahnya. Dewasa ini tingkat kehilangan hasil padi masih tinggi, mencapai 20-21%, sekitar 9% di antaranya terjadi pada saat pemanenan dan 5% pada saat perontokan gabah. Panen padi, terutama di Jawa, umumnya dilakukan dengan sistem keroyokan atau ceblokan dengan tingkat kehilangan hasil mencapai 14-19%. Angka ini dapat ditekan menjadi 5-6% jika pemanenan padi dilakukan dengan sistem kelompok. Jumlah anggota kelompok pemanen juga berpengaruh terhadap kehilangan hasil gabah. Makin banyak jumlah pemanen makin tinggi tingkat kehilangan hasil. Perontokan gabah dengan bantuan alat dan mesin perontok (power thresher) dapat mempercepat proses perontokan dan menekan tingkat kejerihan kerja. Balai Penelitian Tanaman Padi telah menghasilkan teknologi panen dan pascapanen padi. Teknologi ini diintegrasikan ke dalam Kegiatan Percontohan Peningkatan Produktivitas Padi Terpadu (P3T) yang diimplementasikan di berbagai lokasi di Indonesia di bawah koordinasi Departemen Pertanian. Melalui Kegiatan Percontohan ini, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengembangkan model Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi, teknologi padi hibrida, padi varietas unggul tipe baru, dan Sistem Integrasi Padi-Ternak (SIPT) di berbagai lokasi di Indonesia. Panduan teknis Penanganan Panen dan Pascapanen Padi dalam Sistem Usahatani Tanaman-Ternak disusun untuk mendukung upaya peningkatan produktivitas padi dalam Kegiatan Percontohan P3T. Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan panduan ini disampaikan penghargaan dan terima kasih.
- ItemProsiding Simposium V Tanaman Pangan Inovasi Teknologi Tanaman Pangan(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2008-12-16) A. Karim Makarim; Bambang Suprihatno; Zulkifli Zaini; Adi Widjono; I Nyoman Widiarta; Hermanto; Husni KasimTantangan dalam peningkatan produksi tanaman pangan makin beragam. Konversi lahan pertanian yang masih terus berlangsung di beberapa daerah, penurunan kualitas lahan dan lingkungan, organisme pengganggu tanaman yang terus berkembang, masih tingginya kehilangan hasil pada saat panen dan setelah panen, rendahnya gizi anak di beberapa daerah karena tidak mem- peroleh masukan yang memadai dari makanan yang dikonsumsi, dan tidak memadainya keuntungan yang diperoleh petani dari usahatani tanaman pangan adalah bagian penting dari tantangan perlu diatasi. Pengalaman selama ini membuktikan penerapan teknologi dapat memecahkan masalah teknis yang dihadapi dalam peningkatan produksi. Oleh karena itu Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan melalui unit pelaksana teknis penelitiannya senantiasa melakukan penelitian untuk menghasilkan inovasiteknologi yang mampu memberikankontribusi yang lebih besar bagi peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional, perbaikan gizi masyarakat, dan peningkatan pendapatan petani. Untuk mengevaluasi inovasi teknologi yang dihasilkan melalui penelitian dalam beberapa tahun terakhir, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan menyelenggarakan Simposium V Penelitian Tanaman Pangan di Bogor pada 28-29 Agustus 2007. Informasi dari inovasi teknologi tersebut, yang diterbitkan dalam prosiding simposium ini, diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan tanaman pangan. Akhir kata, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam Simposium V Tanaman Pangan dan penerbitan prosiding ini.
- ItemLinimasa Vol 1 2025(PUSAT PERAKITAN DAN MODERNISASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN, 2025-12-16) Dr. Nuning Argo Subekti, S.P., M.Sc; Kania Tresnawati, S.TPLinimasa, diadaptasi dari Bahasa Inggris timeline, adalah rangkaian peristiwa yang ditinjau berdasarkan kronologi waktu. Kata ini mewakili tak hanya dimensi masa namun juga rekam peristiwa yang ada di dalamnya. Filosofi inilah yang mendasari kami mengusung “LINIMASA“ sebagai nama majalah digital Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Tanaman Pangan yang terbit mulai tahun 2025 ini. Menyajikan rubrik-rubrik yang informatif dalam kemasan yang menarik, LINIMASA hadir dengan rekam kinerja institusi yang diramu sebagai informasi publik berbentuk artikel dan infografis. LINIMASA akan hadir secara berkala dua kali setahun pada setiap Bulan Juni dan Desember. Pada edisi perdana ini, kami sajikan sejumlah menu diantaranya Reportase Utama mengenai transformasi kelembagaan dan capaian peningkatan produksi beras Indonesia; Kilas Kinerja mengenai capaian produksi dan distribusi benih sumber tanaman pangan, statistika layanan laboratorium pengujian, serta SNI terbaru yang dihasilkan Komtek 65-11 Tanaman Pangan; Opini; serta rubrik Zona Integritas dan koleksi pilihan pustaka. Kami berharap LINIMASA dapat terus menghadirkan informasi yang valid, inklusif, dan tentunya bermanfaat bagi publik. Selamat membaca dan belajar dari sajian kami
- ItemPenggunaan Biofertilizer (BOKASI) Dalam Upaya Mendukung Pengelolaan Tanaman Padi(BPSIP Jatim, 2005) SOLEH, M
- ItemPENGKAJIAN SISTEM USAHATANI BERBASIS PADI (SUTPA) DI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG: KENDALA DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA(BPTP Karangploso, 2000) ROESMARKAM, S; E. PurnomoPengkajian SUTPA di Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang dilaksanakan di 7 desa pada bulan Oktober 1996 sampai dengan September 1997. Teknologi yang diperkenalkan adalah varietas unggul, cara tanam Tabela dan Jajar Legowo, pemupukan berimbang serta pengendalian hama secara terpadu. Pengumpulan data dilakukan di lapang terhadap sifat agronomis tanaman dan hasil ubinan, sedang untuk hasil riel dan pendapatan petani dilakukan dengan menggunakan kuestioner dan FRK. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa adanya SUTPA dirasa sangat bermanfaat karena dapat mendorong peningkatan aktivitas kelompok sehingga mendorong peningkatan IP dari 250% menjadi 300%. Sistem Tabela mampu meningkatkan hasil, namun masih banyak masalah terutama keterampilan petani dan adanya hama tikus. Sistem Jajar Legowo tidak meningkatkan hasil walaupun mungkin bila dipadu dengan pemeliharaan azola akan lebih menguntungkan petani. Dengan sistem SUTPA B/C ratio berkisar 2,0-3,0, tetapi biaya produksi per kg gabah masih cukup tinggi.