Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 57
Results Per Page
Sort Options
- ItemInovasi Teknologi Pengolahan Hasil dan Perbaikan Sistem Pemasaran Komoditas Pertanian Menghadapi Pasar Bebas(BPTP Karangploso, 1992) SUHARDJO; Puji Santoso
- ItemPenentuan Komoditas Tanaman Pangan dan Hortikultura Unggulan Jawa Timur dan Strategi Pengembanganya(BPTP Karangploso, 1992) Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur
- ItemPengaruh Pupuk Cair Sipramin Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi(BPTP Karangploso, 1999) SUWONO; M. Soleh
- ItemPENGKAJIAN TEKNIK PRODUKSI BENIH VARIETAS UNGGUL JAGUNG(BPTP Karangploso, 1999) SUNARDEDYONO; Chamdi Ismail; Marlan
- ItemDUKUNGAN KOPERASI/PPM DALAM PELAKSAAN KUT UNTUK PALAGUNG 2001 DI JATIM(BPTP Karangploso, 2000) Kanwil Ddekop. Pepinsi Jatim
- ItemTEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI(BPTP Karangploso, 2000) ROESMIYANTO; F. Kasijadi; Suyamto
- ItemEVALUASI PELAKSANAAN DAN UPAYA PELAYANAN PENYULUH DALAM GEMA PALAGUNG(BPTP Karangploso, 2000) Balai Informasi dan Penyuluh Pertanian
- ItemUPAYA MENDUKUNG PEMASARAN HASIL PALAGUNG DI JAWA TIMUR(BPTP Karangploso, 2000) Kanwil Deperindag Propinsi Jawa Timur
- ItemDUKUNGAN TERSEDIANYA PUPUK DALAM PELAKSANAAN GEMA PALAGUNG DI JATIM(BPTP Karangploso, 2000) PT. Pupuk Sriwijaya
- ItemREORIENTASI PROGRAM DAN KEBIJAKSANAAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA MENDUKUNG OTONOMI DAERAH DI JAWA TIMUR(BPTP Karangploso, 2000) Diperta Propinsi Jawa Timur
- ItemKERAGAAN DAN ANALISIS SISTEM USAHATANI BERBASIS PADI (SUTPA) PADA MT 1996-1997 DI KECAMATAN PUNGGING-KABUPATEN MOJOKERTO(BPTP Karangploso, 2000) G. Effendy; G. KustionoPengkajian rakitan teknologi SUTPA (Sistem Usahatani Berbasis Padi) di Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto pada musim tanam (MT) 1996-1997 dilaksanakan seluas 500 ha. Pada MT-I (Musim Hujan 1996/1997) seluas 25 ha dikaji teknik tanam benih langsung (TABELA) sedang seluas 5 ha dikaji teknik Jajar Legowo. Rakitan budidaya padi terdiri dari varietas baru Maros, dosis pupuk berdasar analisis tanah dan penerapan PHT. Pada MT-II (MK-I 1997) tanam benih langsung seluas 18,5 ha, Jajar Legowo seluas 1,5 ha dan seluruh lahan pengkajian menggunakan varietas IR-64. Pada MT-I teknik TABELA varietas Maros menghasilkan gabah kering panen (GKP) 16% lebih tinggi daripada tanam pindah cara petani, sedang teknik Legowo menghasilkan 6% lebih tinggi dibanding TAPIN cara petani yang menggunakan varietas IR-64. TAPIN didalam areal pengkajian SUTPA dengan varietas Maros menghasilkan gabah lebih banyak dibandingkan TAPIN cara petani. Keuntungan ekonomis usahatani padi sawah meningkat 6 hingga 29% dari penerapan rakitan teknologi SUTPA. Output input ratio teknologi SUTPA (TABELA) lebih dari 2,0 yang berarti teknologi tersebut secara ekonomis layak diterapkan. Pada MT-II cara TABELA memperlihatkan angka nisbah keuntungan/ongkos mencapai 2,09 sedang TAPIN cara petani 1,73 atau sama dengan B/C ratio 3,83 (TABELA) dan TAPIN Petani 1,0 yang berarti rakitan teknologi TABELA dapat diteruskan. Hasil panenan kacang hijau pada MT-III, galur kacang hijau VC 2750 dapat mencapai 1,6 t/ha biji kering, yang berarti dapat memberikan tambahan keuntungan 16% dibanding hasil kacang hijau yang selama ini ditanam petani.
- ItemKERAGAAN DAN ANALISIS SISTEM USAHATANI BERBASIS PADI (SUTPA) PADA MH 1996/1997 DI KABUPATEN PROBOLINGGO(BPTP Karangploso, 2000) Sutanto, H; RokaibPengkajian Rakitan Teknologi SUTPA (Sistem Usahatani Berbasis Padi) di Kabupaten Probolinggo ditempatkan di Kecamatan Banyuanyar pada musim penghujan (MP) 1996-1997, seluas 500 ha. Rakitan budidaya padi terdiri dari: padi unggul baru varietas Maros, dosis pupuk berdasar analisis tanah, penerapana PHT dan 25 ha dikaji dengan cara Tanam Benih Langsung (TABELA) serta 25 ha dikaji cara Tanam Pindah (TAPIN) LEGOWO. Namun karena kondisi daerah yang tidak memungkinkan, maka realisasi di Kecamatan Banyuanyar hanya 6,26 ha cara TABELA, 4,2 ha TAPIN LEGOWO dan 200 ha TAPIN biasa. Pengembangan di luar Kecamatan Banyuanyar, pada 5 kecamatan (Kec. Tongas, Gending, Maron, Pajarakan, Krejengan dan Paiton) yang mencakup 12 desa, mencapai 23,9 ha cara TABELA, 16,4 ha cara LEGOWO dan 300 ha TAPIN biasa. Pengkajian teknologi SUTPA dibimbing oleh Peneliti Penyuluh dan Teknisi dari BPTP Karangploso bekerjasama dengan Dinas Pertanian Daerah Tk. II Probolinggo, PPL, PHP Mantan, Kontak Tani dan Petani. Sarana produksi benih varietas Maros dibantu dari Badan Litbang, sedangkan sarana produksi yang lain dari swadana petani. Cara Tapin biasa menghasilkan 5,7 t/ha gabah kering panen (GKP), LEGOWO 5,6 t/ha GKP, Tapin diluar SUTPA 5,3 t/ha GKP dan TABELA 5,1 t/ha GKP. Nilai rasio keuntungan dan biaya dari teknologi SUTPA (R/C) untuk cara TABELA 1,7; LEGOWO 1,9; TAPIN 2,0 dan TAPIN luar SUTPA 1,9 yang berarti teknologi tersebut secara ekonomis masih layak dikembangkan.
- ItemKERAGAAN DAN ANALISIS EKONOMI PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI BERBASIS PADI (SUTPA) DI KABUPATEN BLITAR(BPTP Karangploso, 2000) WAHAB, Moh. Ismail; A. SupenoPengkajian sistem usahatani berbasis padi berwawasan agribisnis (SUTPA) dilakukan di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar pada musim tanam 1996/1997 seluas 500 ha. Paket teknologi yang diterapkan pada musim hujan (MH) dan musim kemarau I (MK-I) adalah : Teknik tanam benih langsung dan legowo, pengenalan varietas unggul baru Maros, pemupukan berimbang berdasarkan hasil analisis tanah dan pengendalian hama dan penyakit terpadu. Sedangkan pada musim kemarau II (MK-II), teknologi yang diterapkan adalah : Penggunaan varietas baru Manchuria, pengaturan jarak tanam dengan ukuran 40 cm x 10 cm, efisiensi penggunaan benih dan pemukupan, pengaturan drainase, teknik pemanenan dan penanganan hasil panen. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa teknik tanam benih langsung dan sistem tanam legowo memberikan rata-rata hasil gabah kering panen (GKP) lebih tinggi 3.8% dan 12.5% (pada MH) serta 10.1% dan 20.5% pada MK-I dibandingkan dengan cara tanam transplanting yang biasa dilakukan petani. Varietas Maros memberikan rendemen padi lebih tinggi dari pada varietas IR-64. Pada MK-II, varietas kedelai Manchuria memberikan hasil yang lebih tinggi 12.23% dibandingkan dengan varietas lokal. Nilai R/C ratio teknologi SUTPA lebih tinggi dari 2 yang menunjukkan bahwa teknologi SUTPA efisien.
- ItemKERAGAAN DAN ANALISIS SISTIM USAHATANI BERBASIS PADI (SUTPA) BERWAWASAN AGRIBISNIS DI KECAMATAN KEPANJEN, KABUPATEN MALANG(BPTP Karangploso, 2000) SUNARSEDIONO; SuriyadiSistim usahatani berbasis padi (SUTPA) berwawasan agribisnis telah dilaksanakan di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, meliputi 6 desa, yaitu Desa Mangunrejo, Panggungrejo, Jenggolo, Sengguruh, Kemiri, dan Penarukan. Target areal pengkajian SUTPA hamparan sawah seluas 500 ha, yang terdiri dari unit pengkajian khusus (UPK) seluas 25 ha sistim tanam benih langsung (TABELA) dengan jarak tanam antar barisan selebar 25 cm dan dalam barisan tidak teratur (sekitar 3-5 cm), dan 25 ha sistim tanam LEGOWO (tanam padi baris ganda dengan jarak (40 cm x 20 cm x 10 cm), serta 450 ha sistim tanam pindah (TAPIN) dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm atau yang biasa dilakukan oleh petani setempat pada unit hamparan pengkajian (UHP).Pelaksanaan dilakukan di sawah petani oleh petaninya sendiri. Tim SUTPA yang memandu petani secara langsung adalah dari unsur Staf BPTP (Peneliti dan Teknisi), Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Mantri Pertanian), Penyuluh (BIPP, BPP, PPL), dan dari unsur BPTPH (Staf bagian SLPHT). Paket teknologi yang dianjurkan berupa sistim tanam benih langsung (TABELA), sistim tanam baris ganda (LEGOWO), dan benih varietas unggul baru Maros dan Memberamo. Pemupukan diupayakan berimbang, disesuaikan dengan hasil analisis tanah. Khusus petani yang ikut melaksanakan TABELA mendapatkan bantuan benih, sedangkan sarana produksi lainnya dengan swadana/swadaya. Penyediaan dana melalui KUT susah dicairkan karena masih banyak masalah/tunggakan KUT sebelumnya. Dari target areal pengkajian tersebut diatas pada MH 1996/1997 terealisir areal TABELA seluas 12 ha (48%), dan LEGOWO seluas 10 ha (40%), sedangkan untuk UHP seluas 450 ha memenuhi target. Tidak tercapainya target areal TABELA terutama disebabkan adanya serangan tikus sehingga petani tidak berani menanam padi cara TABELA. Disamping itu juga disebabkan oleh keterlambatan pengolah tanah sehubungan dengan kurangnya alat pengolahan tanah. Tidak tercapainya target areal tanam LEGOWO disebabkan karena pada tahap awal petani belum yakin apabila tanam sisitim legowo dapat meningkatkan hasil. Keragaan tanaman dan daya hasil serta keuntungan usahatani UPK lebih baik dari pada UHP, sedangkan yang UHP lebih baik dan lebih tinggi dari tanam pindah di luar SUTPA (LUHP). Data rata-rata dari 10 petani kooperator menunjukkan bahwa sistim TABELA memberikan hasil produksi 6,3 t/ha dan pendapatan bersih Rp 1,65 juta, sistim LEGOWO memberikan hasil 5,9 t/ha dan pendapatan bersih Rp 1,47 juta, sistim tanam pindah SUTPA (UHP) memberikan hasil 5,8 t/ha dan pendapatan bersih Rp 1,53 juta, sedangkan untuk LUHP memberikan hasil 4,6 t/ha dan dengan pendapatan bersih Rp 0,93 juta. Kendala teknis yang utama dalam pelaksanaan SUTPA II di Kepanjen terutama adalah serangan hama tikus yang merata hampir di semua lokasi. Selain itu, kekurangan dalam pelaksanaan LEGOWO pada musim hujan 1996/1997 adalah belum dilaksanakannya secara sepenuhnya, karena masih banyak yang LEGOWO 4:1, dan bahkan 6:1, sedangkan yang dianjurkan adalah 2:1. Kendala non teknis yang penting adalah kurang efektifnya kelompok tani dan juga pengaruh dominan dari para penebas yang sangat menentukan harga jual hasil panen petani sehingga sangat mempengaruhi proses adopsi teknologi petani terutama untuk penerimaan varietas unggul baru Maros dan Memberamo. Untuk menindak lanjuti pemasyarakatan varietas Maros/Memberamo dan teknologi TABELA/ LEGOWO perlu koordinasi/kerjasama yang lebih baik lagi antara lembaga terkait di dalam pelaksanaan SUTPA, terutama antara BPTP, BIPP, Dinas Pertanian Tanamam Pangan, dengan Kepala Wilayah setempat (Wedono, Camat, Lurah) dan dengan KTNA, Kelompok tani serta Tokoh-tokoh masyarakat (Pemimpin informal), yang menjadi kunci keberhasilan program SUTPA yang akan datang.
- ItemKERAGAAN DAN ANALISIS SISTEM USAHATANI BERBASIS PADI (SUTPA) DI KECAMATAN REJOSO, KABUPATEN PASURUAN(BPTP Karangploso, 2000) ARIFIN, Zaenal; I, SumonoEfisiensi faktor produksi melalui penggunaan alat mesin pertanian (ALSINTAN) dan rasionalisasi penggunaan sarana produksi antara lain ditempuh melalui pengembangan sistem usahatani berbasis padi dengan orientasi agribisnis (SUTPA). Pengkajian SUTPA pada musim hujan 1996/1997 dilaksanakan di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, terdiri dari tiga paket teknologi menggunakan varietas Maros, yaitu 1) TABELA, 2) tanam jajar legowo, dan 3) tanam pindah dengan teknologi yang diperbaiki (TAPIN plus). Teknologi petani sekitar areal SUTPA diamati sebagai pembanding. Kebutuhan tenaga kerja/ha berdasarkan hari kerja setara pria (HKSP) pada teknologi SUTPA meningkat sebesar 5-7% dibanding teknologi petani. Bertambahnya kebutuhan tenaga kerja pada teknologi SUTPA diimbangi dengan meningkatnya hasil gabah berdasarkan ubinan sebesar 9-24% dibanding teknologi petani dengan hasil 5.732 kg/ha gabah kering panen (GKP). Ditinjau secara ekonomi, penerapan teknologi SUTPA cukup layak dengan biaya produksi per kilogram gabah lebih rendah dibanding teknologi petani. Penerapan teknik TABELA memperoleh pendapatan bersih Rp 1.266.800/ha dan dan R/C ratio 2,09. Teknik tanam jajar legowo memberikan pendapatan bersih Rp 1.146.000/ha dan R/C ratio 2,05; TAPIN plus sebesar Rp 1.062.000/ha dan R/C ratio 1,99. Teknik TAPIN varietas IR-64 cara petani memberikan pendapatan bersih terendah sebesar Rp. 871.700 dengan R/C ratio 1,87. Teknologi SUTPA memberikan prospek yang baik untuk dikembangkan secara luas dengan dukungan dan bimbingan secara langsung oleh penyuluh dan aparat terkait terhadap petani.
- ItemKERAGAAN DAN ANALISIS PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI BERBASIS PADI (SUTPA) DI KECAMATAN PANDAAN, KABUPATEN PASURUAN PADA MK II 1997(BPTP Karangploso, 2000) G. Kustiono; SumardiPengkajian SUTPA di Kabupaten Pasuruan pada tahun 1997 dilakukan di Kecamatan Pandaan pada hamparan 500 ha, dengan melibatkan 679 keluarga tanai dari 18 kelompok tani dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani. Teknologi yang diterapkan tanam Jajar Legowo, Tabela, Tapin, pemupukan 187-200 kg Urea tablet, 300 kg Urea pril, 100 kg SP-36 dan 75 kg KCl/ha dan varietas Maros. Hasil menunjukkan bahwa teknik Tabela lebih baik dilakukan pada petakan luas, pengairan dapat diatur dan tidak pada musim hujan. Namun demikian alat Tabela perlu modifikasi karena keluarnya benih tidak merata dan terlalu berat. Tanam Jajar Legowo mudah diadopsi petani karena sudah terbiasa menanam teratur. Intensitas serangan hama dan penyakit sangat ringan dan tidak berarti. Produksi varietas Maros pada Tabela mencapai rata-rata 8,8 t/ha, meningkat 5% dibanding Tapin plus, terutama karena peningkatan populasi. Secara berturut-turut hasil yang diperoleh varietas Maros adalah Tabela (8,8 t/ha), Jajar Legowo (8,73 t/ha), Tapin plus (8,35 t/ha) dan cara petani dengan varietas IR 64 (7,64 t/ha). Dengan demikian SUTPA di Pandaan dapat meningkatkan produktivitas padi.
- ItemPENGKAJIAN SISTEM USAHATANI BERBASIS PADI (SUTPA) DI KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG: KENDALA DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA(BPTP Karangploso, 2000) ROESMARKAM, S; E. PurnomoPengkajian SUTPA di Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang dilaksanakan di 7 desa pada bulan Oktober 1996 sampai dengan September 1997. Teknologi yang diperkenalkan adalah varietas unggul, cara tanam Tabela dan Jajar Legowo, pemupukan berimbang serta pengendalian hama secara terpadu. Pengumpulan data dilakukan di lapang terhadap sifat agronomis tanaman dan hasil ubinan, sedang untuk hasil riel dan pendapatan petani dilakukan dengan menggunakan kuestioner dan FRK. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa adanya SUTPA dirasa sangat bermanfaat karena dapat mendorong peningkatan aktivitas kelompok sehingga mendorong peningkatan IP dari 250% menjadi 300%. Sistem Tabela mampu meningkatkan hasil, namun masih banyak masalah terutama keterampilan petani dan adanya hama tikus. Sistem Jajar Legowo tidak meningkatkan hasil walaupun mungkin bila dipadu dengan pemeliharaan azola akan lebih menguntungkan petani. Dengan sistem SUTPA B/C ratio berkisar 2,0-3,0, tetapi biaya produksi per kg gabah masih cukup tinggi.
- ItemKERAGAAN DAN ANALISIS PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI BERBASIS PADI (SUTPA) DI KABUPATEN LAMONGAN(BPTP Karangploso, 2000) SULIYANTO; SatinoPengkajian rakitan teknologi Sistem Usahatani Berbasis Padi (SUTPA) di Kabupaten Lamongan dilakukan di wilayah Kecamatan Kedungpring pada musim hujan 1996/1997 seluas 500 ha. Rakitan teknologi budidaya padi terdiri dari varietas unggul baru Maros, dosis pupuk berimbang, penerapan PHT, teknik tanam benih langsung (TABELA) dan TAPIN LEGOWO masing-masing 25 ha. Pengkajian teknologi SUTPA dibimbing oleh peneliti/penyuluh dan teknisi dari BPTP Karangploso, bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tingkat II Lamongan, PPL PHP, Mantan, Kontak Tani dan petani. Sarana produksi (pupuk, bibit, obat-obatan) disediakan lewat KUT atau swadana petani. Teknik TABELA, Legowo dan Tapin dengan varietas Maros masing-masing hasilnya 6,43%, 5,40% dan 3,60% lebih tinggi dibanding IR-64. Pendapatan petani yang menerapkan teknologi SUTPA rata-rata meningkat 5,15% daripada diluar SUTPA, karena harga jual gabah varietas Maros lebih rendah daripada IR-64. R/C ratio SUTPA yang paling kecil 1,52 berarti teknologi tersebut secara ekonomis masih layak diterapkan
- ItemKERAGAAN DAN ANALISIS PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI BERBASIS PADI (SUTPA) BERWAWASAN AGRIBISNIS DI KECAMATAN MOJOWARNO KABUPATEN JOMBANG(BPTP Karangploso, 2000) SISWANTO, Bambang; MardjukiPengkajian rakitan teknologi SUTPA (Sistem Usahatani Berbasis Padi) di Kabupaten Jombang dilakukan di wilayah Kecamatan Mojowarno pada musim tanam MH. 1996 seluas 500 Ha. Rakitan teknologi budi daya padi yang diterapkan terdiri dari: penggunaan varietas unggul Maros, dosis pupuk berdasarkan analisis tanah, penerapan PHT, penerapan cara tanam jajar legowo dan TABELA. Teknik TABELA dan jajar legowo memberikan hasil rata-rata lebih tinggi dibanding cara tanam pindah biasa, hasil tertinggi yang dicapai antara 6,5-7 t/ha. Sementara petani yang melaksanakan cara tanam tradisionil memperoleh hasil rata-rata antara 5-6 t/ha. Pendapatan tertinggi diperoleh oleh petani yang melaksanakan cara TABELA yakni Rp 1.384.875 dibandingkan cara tradisional yang hanya Rp 795.00,-.
- «
- 1 (current)
- 2
- 3
- »