Sirkuler Inovasi Tanaman Industri dan Penyegar
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Sirkuler Inovasi Tanaman Industri dan Penyegar by Title
Now showing 1 - 20 of 73
Results Per Page
Sort Options
- ItemAGROFORESTRI KARET DI INDONESIA(2017-12) Rokhmah, Dewi Nur; Sobari, IingKeterbatasan lahan pertanian mendorong petani membuka lahan baru di kawasan hutan dengan cara menebang dan membongkar pepohonan, serta membakar sisa tanaman dan semak belukar. Alih guna lahan hutan menyebabkan lahan hutan menjadi kritis karena kehilangan vegetasi penutup. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui penerapan agroforestri berbasis karet terutama pada kawasan hutan lindung. Agroforestri karet merupakan pola pencampuran tanaman karet dengan tanaman lainnya. Agroforestri karet yang sudah dikembangkan petani berperan dalam konservasi lahan, air, dan keanekaragaman hayati, serta menambah unsur hara, cadangan karbon, dan meningkatkan pendapatan petani. Masalah utama yang dihadapi dalam agroforestri karet adalah masih rendahnya produktifitas tanaman. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan klon unggul yang memiliki produktivitas tinggi, juga melakukan praktek budi daya sesuai anjuran, dan memperkaya jenis tanaman atau tumbuhan lain yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Makalah ini bertujuan mengidentifikasi peran agroforestri berbasis karet terhadap lingkungan dan ekonomi petani, serta prospek pengembangannya di Indonesia.
- ItemALELOPATI PADA POLATANAM KOPI DAN TEKNIK PENGENDALIAN SERTA PROSPEK PEMANFAATANNYA(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-08) Supriadi, Handi; Tjahjana, Bambang EkaBudidaya tanaman kopi saat ini ditekankan pada peningkatan produktivitas lahan diantara tanaman kopi yaitu dengan menerapkan sistem polatanam kopi dengan tanaman lain yang bernilai ekonomi tinggi, baik sebagai penaung maupun tanaman sela. Agar penerapan polatanam kopi mencapai hasil yang optimal, maka perlu dikaji aspek alelopati pada setiap tanaman yang akan ditumpang sarikan. Senyawa alelopati yang dihasilkan oleh tanaman kopi maupun tanaman lain, selain berpengaruh buruk terhadap tanaman lain, juga dapat merusak tanaman penghasil senyawa alelopati itu sendiri yang disebut dengan autotoksik, namun disisi lain terdapat senyawa alelopati yang dapat memacu pertumbuhan tanaman lain. Senyawa alelopati berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai herbisida maupun pestisida alami, yang ramah terhadap lingkungan. Penggunaan kompos dengan bahan organik, pupuk organik, pupuk magnesium sulfat, mikroba tanah, dan polatanam dengan tanaman aromatik seperti menta, selasih, oregano, dan sage dapat menurunkan tingkat toksisitas senyawa alelopati.
- ItemANALISIS ATRIBUT DAN STRATEGI WARUNG KOPI DALAM MEMPERTAHANKAN KONSUMEN DI KOTA MEDAN(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-12) WarsitoKopi menjadi komoditas potensial dan berpengaruh terhadap perekonomian Kota Medan yang perlu dikembangkan, karena terjadi peningkatan kebutuhan atau konsumsi terhadap kopi. Tingkat konsumsi kopi dan perubahan gaya hidup masyarakat yang meningkat mengakibatkan berkembangnya industri warung kopi (tradisional, modern). Untuk mengetahui agar warung kopi dapat mempertahankan konsumen dalam persaingan, dilakukan pengkajian secara cross sectional dengan metode survei pada warung kopi di jalan Setiabudi Kota Medan. Pengumpulan data diawali dengan cara natural setting dan selanjutnya diskusi kelompok terfokus. Analisis data secara deskriptif dan IPA (importance performance analysis). Hasil kajian, konsumen biasanya berkunjung baik di hari kerja maupun hari libur. Atribut yang dianggap penting dengan tingkat kinerja tinggi (kuadran II) adalah cita rasa dan aroma, kehigienisan minuman dan perlengkapannya, kesigapan pramusaji, keramahan dan kesopanan pramusaji, dan kecepatan penyajian. Rataan tingkat kepentingan dan kinerja atribut adalah 3,93 (penting) dan 3,58 (baik). Strategi produk, atribut cita rasa kopi dapat terus dijaga kualitasnya dengan terus menggunakan alat ukur yang selama ini telah digunakan sehingga takarannya selalu pas. Atribut aroma dapat terus dijaga dengan terus menyeduh kopi dengan panas yang sesuai sehingga aromanya dapat tercium karena bila kurang panas, aroma tidak dapat tercium. Strategi harga yang dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas produk, maupun pelayanan restoran dengan harga tetap, sehingga konsumen semakin puas dan semakin loyal serta tidak beralih ke warung kopi lain. Apabila pihak warung kopi ingin menaikkan harga, sebaiknya mempertimbangkan pendapatan konsumen. Atribut yang harus diperbaiki yaitu kenyamanan tempat minum, kebersihan tempat minum, dan lokasi warung kopi. Strategi tempat yang dapat dilakukan adalah dengan pindah ke gerai lainnya agar mudah terlihat. Untuk kebersihan dan kenyamanan, pihak warung kopi diharapkan dapat membersihkan wilayah sekitar tanpa menunggu petugas kebersihan.
- ItemANALISIS FINANSIAL DIVERSIFIKASI USAHA PERKEBUNAN KAKAO RAKYAT DAN TERNAK KAMBING DI TINGKAT PETANI(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-12) Rusdiana, Supardi; Martono, BudiProspek tanaman kakao sangat menjanjikan untuk diusahakan terutama pada lahan yang sesuai dengan tanaman kakao. Jika teknologi budidaya anjuran dapat diterapkan dengan baik, maka tanaman kakao menghasilkan kualitas yang baik, keuntungan usahatani terpadu yang mampu meningkatkan pendapatan petani, mengurangi resiko kegagalan panen, memberikan tambahan lapangan kerja, dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya. Limbah kakao seperti kulit buah dapat dipergunakan sebagai pakan ternak yang potensial. Kulit buah kakao merupakan produk sampingan yang ditinggalkan di kebun setelah biji kakao diambil. Padahal, limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia oleh para petani. Tujuan tulisan ini adalah menganalisis kelayakan finansial diversifikasi usaha perkebunan kakao rakyat dan ternak kambing di petani. Hasil dari usaha tanaman kakao seluas 1 ha yang diusahakan oleh petani terbukti memberikan keuntungan bersih sebesar Rp. 12.225.000 dengan R/C rationya sekitar 2,4. Integrasi kakao-kambing dalam suatu sistem usahatani terpadu sudah banyak dilakukan petani dan memberikan hasil yang menguntungkan. Berdasarkan hasil usaha ternak kambing yang dipelihara skala 8 ekor, 6 ekor betina muda dan 2 ekor jantan diperoleh keuntungan bersih Rp. 3.278.500,-/tahun, nilai R/C ratio 1,3 sehingga usahatani kakao dan kambing layak dipadukan dan dapat dipertahankan oleh petani.
- ItemANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BENIH GRAFTING, BIJI DAN BIODIESEL KEMIRI MINYAK(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-04) Listyati, Dewi; Sayekti, Apri Laila; Hasibuan, Abdul MuisKemiri minyak (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) merupakan salah tanaman penghasil biodiesel dengan potensi yang sangat besar disamping pemanfaatannya sebagai tanaman konservasi serta penggunaannya tidak bersaing dengan pemanfaatan sebagai bahan pangan. Sebelum dilakukan pengembangan secara luas, aspek keekonomian dan kelayakan perlu dilihat sehingga semua pihak yang terlibat dalam pengembangan kemiri minyak dapat memperoleh manfaat. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung harga pokok produksi benih grafting, biji dan biodiesel kemiri minyak. Hasil analisis menunjukkan bahwa harga pokok produksi benih grafting kemiri minyak adalah sebesar Rp. Rp. 2.965,- per polybag, harga pokok produksi biji sebesar Rp. 374,60 per kg dan harga pokok produksi biodiesel sebesar Rp. 2.620,40 per liter. Hasil analisis kelayakan yang dilakukan untuk melihat aspek kelayakan usaha dari produksi benih grafting, biji dan biodiesel kemiri minyak menunjukkan bahwa usaha ini cukup layak untuk diusahakan. Dalam pengembangannya ke depan, perlu didorong pembangunan industry perbenihan sebagai awal pengembangan kemiri minyak.
- ItemBIOLOGI BUNGA DUA VARIETAS GAMBIR (Uncaria gambir Hunter)(Roxb) DI KEBUN PAKUWON(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-08) Udarno, Laba; Setiyono, Rudi TAspek-aspek biologi bunga seperti stuktur bunga, waktu bunga mekar, kemasakan stigma dan masa reseptif stigma merupakan aspek penting dalam hal melakukan persilangan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui waktu yang tepat dalam persilangan bunga gambir. Bahan yang digunakan adalah 20 klaster bunga tanaman gambir tipe Cubadak dan Udang umur 3 tahun yang ada di KP. Pakuwon pada bulan Januari sampai Juli 2011. Pengamatan yang dilakukan meliputi stuktur bunga, waktu bunga mekar, kemasakan stigma dan viabilitas serbuk sari baik secara langsung di lapangan maupun di laboratorium secara mikroskopis menggunakan mikroskop merk Olympus BX 41 dan camera Olympus DP 20. Hasil tahap perkembangan biologi bunga gambir dari awal inisiasi bunga sampai menjadi buah membutuhkan waktu 116 hari setelah antesis. Bunga gambir struktur bunga majemuk tak terbatas, yang mempunyai susunan acropetal dan harmaprodit. Waktu masak bunga jantan dan bunga betina pada tanaman gambir bersamaan sehingga sebelum melakukan persilangan antar varietas, harus dilakukan kastrasi organ kelamin jantan.
- ItemDAMPAK DAN ANTISIPASI KEKERINGAN PADA TANAMAN KARET(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-08) Rusli; Heryana, NanaKekeringan berkepanjangan akan berdampak terhadap pertumbuhan tanaman dan menyebabkan beberapa masalah pada tanaman diantaranya penurunan aliran air, penutupan stomata, dan penurunan fiksasi CO2 oleh daun, sehingga menghambat proses fotosintesis. Iklim ekstrim ini berdampak pada tanaman karet, seperti daunnya berguguran dan produksti mata tunas untuk okulasi akan menurun; pertumbuhan tanaman terhambat dan rentan terhadap kebakaran; periode penyadapan menjadi mundur; dan menurunnya produksi lateks. Upaya untuk mengantisipasi kekeringan pada tanaman karet akibat kemarau panjang adalah dengan menggunakan teknologi rekayasa, pembuatan rorak diantara tanaman karet, suplai pupuk hijau dan mulsa, pemupukan, menggunakan bibit tahan kekeringan, pengaturan waktu tanam, penanaman legume cover crop (LCC), pemberantasan gulma, mengurangi bahaya kebakaran, pembuatan kolam, pembuatan irigasi, dan konservasi air.
- ItemDIVERSIFIKASI PEMANFAATAN SENYAWA GLUKOMANNAN ILES-ILES(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2016-04) Towaha, Juniaty; RusliSenyawa glukomannan merupakan salah satu komponen kimia terpenting yang terdapat dalam umbi iles-iles (Amorphophallus sp.), dengan kandungan yang bervariasi tergantung pada spesiesnya yaitu antara 5 – 65%. Senyawa glukomannan mempunyai sifat khas yaitu larut dalam air, membentuk gel, merekat kuat, daya mengembang tinggi dan tembus pandang. Karena sifat khasnya tersebut maka senyawa glukomannan dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti makanan minuman dan suplemen kesehatan, film coating/edible film, farmasi, pertambangan, penjernih air, perekat, bahan kedap air, cat, media pertumbuhan mikroba dan kultur jaringan, tekstil, kertas, absorbent, serta pengganti selulosa. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan industri yang semakin kehilir dan menciptakan lapangan pekerjaan serta memberi nilai tambah pada pendapatan petani, maka sudah selayaknya Indonesia melakukan pengembangan diversifikasi pemanfaatan glukomannan tersebut.
- ItemDIVERSIFIKASI PRODUK BERBASIS PULPA KAKAO(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-08) Towaha, Juniaty TowahaSelama ini pulpa kakao lebih banyak terbuang sebagai limbah dari proses fermentasi biji kakao. Cairan lendir pulpa yang dihasilkan dari proses fermentasi satu ton biji kakao dapat mencapai 75-100 liter dengan bau yang tidak sedap, sehingga dapat mencemari lingkungan. Walaupun pulpa sangat diperlukan dalam proses fermentasi biji kakao, tetapi keberadaannya yang terlalu berlebihan cenderung dapat menghambat proses fermentasi itu sendiri. Di samping itu, senyawa asam asetat yang dihasilkan secara berlebih sudah terbukti dapat menghambat pembentukan citarasa cokelat. Lendir pulpa kakao diketahui mengandung berbagai senyawa nutrisi. Di antaranya gula, dengan kandungan yang cukup tinggi sehingga dapat diolah menjadi berbagai produk seperti minuman jus pulpa/soft drink, nata de kakao, selai, jeli, pektin, minuman anggur, etanol, asam asetat, herbisida dan aktivator pengompos. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan industri yang berwawasan lingkungan dan menciptakan lapangan pekerjaan serta memberi nilai tambah pada pendapatan petani kakao, maka sudah selayaknya limbah pulpa maupun pulpa yang khusus dipisahkan sebagian dengan alat depulper dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi.
- ItemFAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PERBANYAKAN KOPI (Coffea spp.) MELALUI EMBRIOGENESIS SOMATIK(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-12) Ibrahim, Meynarti Sari DewiPerbanyakan tanaman menggunakan teknik kultur jaringan (in vitro) dapat dilakukan melalui jalur organogenesis dan embriogenesis somatik. Pada kultur in vitro kopi, regenerasi tanaman melalui embriogenesis somatik memberikan lebih banyak keuntungan dibandingkan dengan organogenesis. Embriogenesis somatik telah digunakan dalam perbanyakan tanaman kopi. Keberhasilan dalam perbanyakan kopi melalui embriogenesis somatik ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : pemilihan genotipe tanaman, kondisi sumber eksplan, pengambilan dan sterilisasi eksplan, komposisi media tumbuh, zat pengatur tumbuh, lingkungan tumbuh kultur dan aklimatisasi. Faktor tersebut saling terkait satu sama lain sehingga perlu diperhatikan dalam mendukung keberhasilan embriogenesis somatik kopi.
- ItemFAKTOR YANG MEMENGARUHI MUTU DAN CITARASA KOPI(2019-12) Iflah, Tajul; Rokhmah, Dewi NurKopi merupakan satu-satunya komoditas perkebunan yang mengalami peningkatan konsumsi setiap tahunnya sehingga persaingan untuk menghasilkan kopi dengan kualitas terbaik menjadi tantangan tersendiri. Indonesia sebagai negara yang banyak menghasilkan kopi dengan citarasa terbaik di dunia baik untuk kopi arabika (specialty) ataupun robusta (fine) harus dapat mempertahankan konsistensi mutu kopi secara fisik dan kimia. Tantangan terbesar adalah pengusahaan kopi di Indonesia yang didominasi oleh perkebunan rakyat yang belum optimal mengaplikasikan teknik-teknik good agricultural practices (GAP) dan good manufacturing practices (GMP) sehingga menghasilkan kopi yang sesuai dengan suatu standar tertentu. Sedangkan untuk menghasilkan kopi yang memenuhi standar tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor baik on-farm maupun off-farm. Tulisan ini menganalisis keterkaitan faktor-faktor penting untuk menghasilkan kopi dengan mutu terbaik. Kopi dengan mutu baik akan bernilai jual lebih tinggi yang akan meningkatkan nilai tambah kopi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi.
- ItemHAMA Helopeltis spp. DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA PADA PERTANAMAN TEH (Camellia sinensis)(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-12) Indriati, Gusti; Soesanthy, FunnyHelopeltis spp. merupakan salah satu hama pertanaman teh yang terdiri dari 18 spesies. Tiga spesies (H. antonii, H. theivora dan H. bradyi) yang menyerang tanaman teh di India, dua spesies (H. schoutederi dan H. theivora) pada pertanaman teh di Afrika dan H. antonii dominan pada pertanaman teh di Indonesia. Serangan Helopeltis spp. menyebabkan perubahan morfologi dan histologi tanaman teh dan secara nyata mengurangi kualitas dan kuantitas pucuk teh. Untuk mengurangi kerugian akibat serangan Helopeltis spp. maka perlu dilakukan tindakan pengendalian yang memperhatikan lingkungan dengan memanfaatkan pengendalian hama terpadu (PHT). PHT untuk Helopeltis spp. pada tanaman teh yaitu: kultur teknis, pengendalian hayati, penggunaan varietas resisten, dan pestisida (nabati dan kimia).
- ItemHAMA PADA BUAH MAKADAMIA (Macadamia integrifolia)(2018-12) Susilawati; Indriati, GustiMakadamia (Macadamia integrifolia) merupakan tanaman industri yang dalam buahnya terdapat kacang yang terbungkus dalam tempurung. Kacang makadamia memiliki nilai ekonomi dan nilai ekologi yang tinggi. Gangguan hama yang menyerang tanaman ini umumnya berasal dari ordo Coleoptera, Hemiptera, dan Lepidoptera. Beberapa jenis diantaranya adalah Hypothenemus obscurus Fabricius (Coleoptera: Scolytidae), Nezara viridula (L.) (Hemiptera: Pentatomidae), Cryptophlebia ombrodelta (Lepidoptera: Tortricidae), Cryptophlebia illepida (Lepidoptera: Tortricidae), Cryptophlebia batrachopa, ngengat codling palsu (Cryptophlebia leucotreta), ngengat litchi (Cryptophlebia peltastica), ngengat carob (Spectrobates ceratoniae). Amblypelta lutescens lutescens (Hemiptera: Coreidae), Bathycoelia natalicola (Distant), Riococcus ironsidei (Williams) (Hemiptera: Eriococcidae), Pseudotheraptus wayi Brown dan nut stemborer (Paranepsia amydra).
- ItemKAJIAN SIFAT AGRONOMIS BENIH JAMBU METE ASAL BIJI DAN SAMBUNG PUCUK(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-08) Saefudin; Ferry, YuliusProduktivitas tanaman jambu mete dipengaruhi oleh jenis bahan tanam yang digunakan. Bahan tanam dapat berupa bibit asal biji (seedling) maupun hasil sambung pucuk (grafting). Jambu mete tergolong tanaman menyerbuk silang yang sifatnya sangat heterozigot, sehingga keturunan tanaman asal biji secara teoritis akan menunjukkan sifat-sifat agronomis yang beragam. Penggunaan benih asal sambung pucuk ( grafting) diduga akan menghasilkan pertanaman lebih seragam dan mampu mempertahankan sifat induknya. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Cikampek, pada bulan mei - juli 2012, bertujuan untuk membandingkan sifat agronomis jambu mete yang berasal dari benih seedling dan grafting di lapangan. Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuan yang diuji adalah asal benih, yaitu tanaman asal biji ( seedling) dan asal sambung pucuk (grafting) dari dua aksesi W-9 dan W-16 pada tanaman umur 2 tahun. Setiap plot terdiri dari 4 tanaman. Parameter pengamatan terdiri dari tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang, lebar tajuk, panjang daun, lebar daun, luas daun, persentase pohon berbunga, jumlah cabang bunga/tandan, jumlah bunga betina/tandan, panjang bunga dan lebar bunga. Untuk membedakan nilai rata-rata pengamatan digunakan uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat agronomis tanaman jambu mete benih asal seedling dan grafting berbeda. Benih asal grafting pertumbuhannya relatif pendek dan tajuknya melebar dibandingkan dengan benih asal seedling. Sifat pembungaan tanaman jambu mete asal benih grafting lebih cepat dengan jumlah bunga betina lebih banyak sedangkan tanaman asal seedling lebih lambat berbunga dan jumlah bunga betina sedikit, tetapi memiliki ukuran bunga yang lebih besar.
- ItemKANDUNGAN SENYAWA POLIFENOL PADA BIJI KAKAO DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP KESEHATAN(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-04) Towaha, JuniatyKandungan senyawa polifenol pada biji kakao bervariasi tergantung kepada tingkat kematangan buah, varietas/kultivar dan lingkungan tempat tumbuhnya. Senyawa polifenol yang terkandung dalam biji kakao berkontribusi terhadap karakteristik citarasa cokelat karena memberikan rasa sepat (astringent) dan pahit (bitter) yang khas. Adanya pengolahan kakao seperti fermentasi, pengeringan, penyangraian dan alkalisasi serta proses teknologi produksi lainnya sangat berpengaruh terhadap pengurangan kandungan senyawa polifenol pada biji kakao maupun pada produk turunannya. Walaupun demikian, nilai kapasitas antioksidan dari senyawa polifenol berbagai produk tersebut cukup memadai untuk berkontribusi dalam menyehatkan tubuh manusia. Selain mempunyai sifat antioksidan, senyawa polifenol juga mempunyai sifat anti kanker, anti diabetes, anti hipertensi, anti inflamansi, menghilangkan stres, mencegah karies gigi, memperbaiki kemampuan kognitif, meningkatkan resistensi terhadap hemolisis, menyehatkan jantung dan aprodisiak. Oleh karena itu, dalam berbagai pengolahan yang dilakukan harus tetap menjaga agar pengurangan kandungan polifenol dapat diminimalkan, sehingga produk akhirnya tetap kaya akan kandungan polifenol yang menyehatkan.
- ItemKARAKTERISASI MORFOEKOTIPE POHON INDUK JAMBU METE DI FLORES TIMUR(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-12) Supriadi, Handi; RusliKabupaten Flores Timur (Flotim) merupakan salah satu sentra produksi jambu mete di Indonesia. Penggunaan benih yang asalan meyebabkan produksi jambu mete di daerah ini masih tergolong rendah. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui penggunaan benih unggul yang dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan sub optimal. Penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik morfologi pohon induk jambu mete terpilih dan lingkungan tumbuhnya di Kabupaten Flotim dilakukan pada tahun 2011 dengan metode survey dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 15 pohon induk jambu mete terpilih di Flores Timur memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai sumber benih di daerah yang beriklim sedang.
- ItemKARAKTERISTIK KIMIA KOMPOS DAN PAKAN TERNAK HASIL FERMENTASI LIMBAH KULIT BUAH KAKAO(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-08) Towaha, Juniaty; RubiyoKulit buah merupakan komponen terbesar dari buah kakao, sehingga pada setiap pengolahan biji kakao, limbah kulit buah kakao sangat melimpah. Dari limbah kulit buah kakao dapat diolah menjadi pupuk kompos dan pakan ternak. Penelitian dilaksanakan di perkebunan kakao rakyat Kelompok Subak Abian Pucaksari, Desa Mundeh Kauh, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, dari bulan Maret hingga Desember 2009. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia kompos dan pakan ternak hasil fermentasi kulit buah kakao untuk mendukung usahatani pola integrasi kakao-ternak. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan untuk pengomposan dan 4 perlakuan untuk pakan ternak, dengan masing-masing 3 ulangan. Proses pengomposan limbah kulit buah kakao dilakukan 6 perlakuan yaitu : (1) non cacah non mikroba pengompos; (2) non cacah + Trichoderma sp.; (3) non cacah + Rumino bacillus; (4) dicacah non mikroba pengompos; (5) dicacah + Trichoderma sp.; dan (6) dicacah + Rumino bacillus. Pembuatan pakan ternak dari limbah kulit buah kakao dilakukan dengan proses fermentasi menggunakan Aspergillus niger dengan 4 perlakuan yaitu : (1) panen langsung difermentasi; (2) 3 hari setelah panen difermentasi; (3) 6 hari setelah panen difermentasi; dan (4) 9 hari setelah panen difermentasi. Parameter sifat kimia yang dianalisis pada pengomposan adalah pH, C-Organik, N, P, dan K, adapun pada pakan ternak adalah protein kasar, lemak, serat kasar, abu dan Ca. Hasil penelitian menunjukkan kompos dari kulit buah kakao yang mempunyai sifat kimia terbaik dan memenuhi spesifikasi standar kualitas kompos SNI 19-7030-2004 adalah kompos yang diolah melalui pencacahan dan pemberian mikroba aktivator Rumino bacillus dan Trichoderma sp. Kulit buah kakao yang proses fermentasinya dilakukan setelah dipanen 9 hari, masih menunjukkan sifat kimia dan kandungan nutrisi yang cukup baik, sehingga masih layak untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.
- ItemKARAKTERISTIK MUTU DAN CITARASA KOPI ROBUSTA KLON BP 42, BP 358 DAN BP 308 ASAL BALI DAN LAMPUNG(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2015-08) Purwanto, Eko Heri; Rubiyo; Towaha, JuniatyProduksi kopi Indonesia hingga saat ini masih didominasi jenis Robusta. Kopi Robusta sering dinilai sebagai kopi kelas dua setelah Arabika dan mempunyai harga yang lebih murah, namun paling luas penanamannya. Mengingat kopi Robusta ini mempunyai peranan penting bagi mayoritas pekebun kopi Indonesia, maka diperlukan upaya peningkatan produktivitas dengan menggunakan bahan tanam kopi Robusta yang sesuai dengan kondisi lingkungan kebun dan teknologi budidaya yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran karakteristik mutu dan citarasa kopi Robusta klon BP 42, BP 358 dan BP 308 yang ditanam di Bali pada ketinggian + 650 m dpl, dengan iklim B (basah) dan Lampung pada ketinggian + 850 m dpl, dengan iklim A (sangat basah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji ketiga klon kopi Robusta dari Bali mempunyai nilai mutu dan citarasa yang lebih baik daripada kopi Robusta dari Lampung. Kopi Robusta klon BP 308 dari Bali mempunyai karakteristik mutu paling tinggi dan klon BP 42 dari Bali mempunyai citarasa paling tinggi.
- ItemKEBERHASILAN PERSILANGAN BUATAN ANTAR LIMA KLON KAKAO LINDAK(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-12) Dani; Rubiyo; Sulistiyorini, IndahBeberapa klon kakao unggul anjuran saat ini masih menunjukkan sifat-sifat yang kurang baik, seperti kurang tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Perbaikan sifat tanaman kakao salah satunya dapat melalui persilangan buatan antar klon. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keberhasilan persilangan buatan antar kelima klon kakao lindak: ICS 60, UIT 1, Pa 300, Sulbar, dan GC 7. Tiga klon pertama telah dinilai tahan terhadap penyakit busuk buah Phytophthora, sedangkan dua klon lainnya memiliki karakteristik daya hasil tinggi. Rancangan persilangan yang digunakan adalah diallel tidak lengkap. Teknik persilangan buatan melalui penyerbukan menggunakan tangan (hand pollination). Hasil persilangan menunjukkan bahwa persentase pembentukan buah (fruit set) rata-rata hanya sebesar 38,8%. Pada umur satu bulan sejak penyerbukan sebagian buah muda mengering dan rontok yang dikenal dengan fenomena layu pentil (cherelle wilt). Hingga umur tiga bulan sejak penyerbukan persentase buah jadi hanya tinggal 9,18%. Buah yang masih tersisa tersebut dapat bertahan hingga masak panen. Buah kakao yang dipanen mewakili tujuh kombinasi persilangan: (1) Pa 300 x Sulbar (1 buah); (2) Pa 300 x UIT 1 (2 buah); (3) Pa 300 x ICS 60 (1 buah); dan (4) Pa 300 x GC 7 (2 buah); (5) Sulbar x Pa 300 (1 buah); (6) ICS 60 x Pa 300 (1 buah); dan (7) Sulbar x UIT 1 (1 buah).
- ItemKERAGAAN AWAL TANAMAN KARET RAKYAT DAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYANYA DI KABUPATEN KARIMUN(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-08) Ferry, Yulius; SamsudinPengembangan tanaman karet di Kabupaten Karimun terus digalakkan, karena perannya tidak hanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat tetapi juga untuk meningkatkan daya dukung lingkungan daerah kepulauan. Penanaman 1.000.000 pohon di Kabupaten Karimun dilakukan dengan menanaman 1.000.000 pohon karet. Pengembangan ini dilakukan dengan menyediaan bibit karet klon unggul dan membagi-bagikannya kepada masyarakat. Lahan pertanian di Kabupaten Karimun terdiri dari berjenis-jenis tanah, mulai dari organosol, podsolik merah kuning sampai pasir kwarsa. Tanaman karet yang diberikan di tanam pada berbagai jenis tanah tersebut. Hasil pengembangan menunjukkan keragaan awal pertanaman karet rakyat di Kabupaten Karimun tahun tanam 2007 dan 2009 menunjukkan pertumbuhan yang beragam terutama pertumbuhan lilit batang. Di Pulau Karimun lilit batang tanaman karet terkisar antara 45,95-49,7 cm (KK= 39,37-43,01%) pada umur 6 tahun dan di Pulau Kundur 27,1-42,05 cm (KK=47,85-62,21%) pada umur 4 tahun. Penerapan teknik budidaya ditingkat petani beragam dan belum sesuai dengan semestinya.Masih ada peluang untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman karet rakyat dengan penerepan teknologi budidaya seperti penjarangan tanaman, pemupukan, perbaikan drainase, penanaman tanaman sela dan sebagainya.