Prosiding Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian by Title
Now showing 1 - 20 of 68
Results Per Page
Sort Options
- ItemAlsin Pengering Padi Tipe Kontinyu Dengan Sistem Multi Phase(BBP Mektan, 2003-07-10) Supriyanto, Ana Nurhasanah, dan Ahmad AsariPada saat panen pada musim penghujan, gabah/padi (kadar air 24 — 28 %) hares segera dikeringkan untuk mencegah kerusakan dan kehilangan yang tinggi. Kendala dihadapi adalahy proses pengeringan gabah, untuk itu dibutuhkan alsin pengenng yang dapat beketja kontinyu, efisien dan ekonomis namun menghasilkan gabah yang seragam kadar aimya (14 %) dan tidak menyebabkan butir gabah rusak. Sampai saat hasil penelitian, menunjukkan pengeringan padi akan ekonomis apabila kapasitasnya lebih dad 5 ton, dan biasanya untuk tipe pengering datar/bed dryer kadar air akhir gabah tidak seragam. Berpandangan dad hal tersebut maka perk/ dirakit alsin pengering tipe kontinyu dengan kapasitas 8 ton untuk r adi. KTherja alsin pengering ini cukup bagus yang ditandai dengan efisiensi panas pengeringan 64,62 %, waktu pengeringan 8 jam, laju pengeringan 1,77 % swta menghasilkan beras utuh 93,96%, kepala 2,56% . patah 1,40%, dan beras terkupas 1,56%. Dengan bilya operasional Rp.141,-/kg menghasilkan B/C ratio 1,46 dapat mencapai titik impas setelah mengeringkan 30.136 kg padi/th sehingga layak digunakan untuk pengusaha penggilingan padi balk skala menengah maupun besar.
- ItemAnalisis Pembuatan Biogas Hasil Diversifikasi Bioenergi dan Renewable Energy Sebagai Salah Satu Solusi Alternatif Pencegahan Pencemaran Logam Berat pada Tanah(Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2012-10) Elizabeth, Roosganda; Rusdiana, S; Balai Besar Pengembangan Mekanisasi PertanianKotoran ternak ruminansia sebagai salah satu energi alternatif memiliki prospek cukup cerah yang diperoleh melalui fermentasi kotoran ternak menjadi biogas. Biogas sebagai bioenergi ini mempunyai beberapa keuntungan potensial bila dibandingkan dengan energi nuklir maupun energi batu bara, karena disamping berpolusi rendah juga meningkatkan sanitasi dan menjaga kebersihan lingkungan. Dengan teknologi biogas, kandungan zat-zat alami dalam kotoran ternak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi alternatif untuk memasak, lampu penerangan, dan lainnya yang membutuhkan energi, disamping untuk meningkatkan sanitasi lingkungan. Pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi sumber bahan baku biogas, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi alternatif pencegahan pencemaran logam berat pada tanah. Perlunya pengembangan beberapa aspek terkait, seperti: penanganan bahan dasar, manajemen proses, dan pemilihan jenis mikroorganisme yang ikut aktif dalam proses pembentukan biogas, pemahaman mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi proses pembentukan biogas, komposisi gas, dan cara penanganan gasnya secara aman, dan penyusunan strategi pemasyarakatan sistem biogas, khususnya di daerah pedesaan. Biogas dapat digunakan sebagai bahan pengganti energi dari fosil (bahan bakar minyak dan gas alam). Teknologi biogas merupakan pilihan yang tepat untuk mengubah limbah peternakan untuk menghasilkan energi dan pupuk sehingga diperoleh keuntungan ganda (multi margin) baik secara sosial ekonomi maupun dari segi kelestarian lingkungan. Kata Kunci : analisis, biogas, bioenergi, kotoran ternak, efisiensi biaya bahan bakar.
- ItemAnalisis Pembuatan Biogas Hasil Diversifikasi Bioenergi dan Renewable Energy Sebagai Salah Satu Solusi Alternatif Pencegahan Pencemaran Logam Berat Pada Tanah(BBP Mektan, 2012-10-31) Roosganda Elizabeth; S. RusdianaKotoran ternak ruminansia sebagai salah satu energi alternatif memiliki prospek cukup cerah yang diperoleh melalui fermentasi kotoran ternak menjadi biogas. Biogas sebagai bioenergi ini mempunyai beberapa keuntungan potensial bila dibandingkan dengan energi nuklir maupun energi batu bara, karena disamping berpolusi rendah juga meningkatkan sanitasi dan menjaga kebersihan lingkungan. Dengan teknologi biogas, kandungan zat-zat alami dalam kotoran ternak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi alternatif untuk memasak, lampu penerangan, dan lainnya yang membutuhkan energi, disamping untuk meningkatkan sanitasi lingkungan. Pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi sumber bahan baku biogas, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi alternatif pencegahan pencemaran logam berat pada tanah. Perlunya pengembangan beberapa aspek terkait, seperti: penanganan bahan dasar, manajemen proses, dan pemilihan jenis mikroorganisme yang ikut aktif dalam proses pembentukan biogas, pemahaman mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi proses pembentukan biogas, komposisi gas, dan cara penanganan gasnya secara aman, dan penyusunan strategi pemasyarakatan sistem biogas, khususnya di daerah pedesaan. Biogas dapat digunakan sebagai bahan pengganti energi dari fosil (bahan bakar minyak dan gas alam). Teknologi biogas merupakan pilihan yang tepat untuk mengubah limbah peternakan untuk menghasilkan energi dan pupuk sehingga diperoleh keuntungan ganda (multi margin) baik secara sosial ekonomi maupun dari segi kelestarian lingkungan. Kata Kunci : analisis, biogas, bioenergi, kotoran ternak, efisiensi biaya bahan bakar.
- ItemDesain Dan Rekayasa Axle Dinamometer Utuk Motor Diesel Stationer 5 —10 HP(BBP Mektan, 2003-07-10) Joko Pitoyo, LiLik Tri Mulyantara, Koes SulistiadjiMotor diesel banyak digunakan sebagai penggerak atau tenaga tank alat dan mesin pertanian perlu diukur unjuk kerjanya dengan teliti. Berbagai tipe dinamometer pengukur unjuk kerja motor diesel teiah banyak dikembangkan dan digunakan. Balai Baser Pengembangan Mekanisasi Pertanian sebagai salah satu institusi yang banyak berhubungan dengan penggunaan motor bakar baik jenis motor bakar bensin ataupun dieiel perk/ mengembangkan satu perangkat ukur motor baka stationer. Rekayasa Axle Dinamometer ini merupakan suatu modifikasi dan seperangkaf alat ukur an instrumen yang sebelumnya digunakan untuk mengukur kinerja PTO traktor roda empaf 20 - 30 HP. Beberapa hal yang dilakukan perubahan yaitu sistem pengeremen, sistern pengukuran torsi dan sistem penyambungan transmisi dari engine ko unit axle dinamometer. Secara umum kinerja axle dinamometer setelah dilakukan modifikasi dapat digunakan untuk mengukur unjuk kerja motor diesel stationer 5,5 HP tipe piston datar dengan pendingin sirkulasi air.
- ItemDua Alat Pengendali Pengkabutan Otomatis Tanpa Timer(BBP Mektan, 2003-07-10) Yoyo SulyoFrekuensi pengkabutan pada pengakaran dalam perbanyakan tanaman melalui stek dapat dikendalikan oleh beberapa macam alat. Penggunaan timer umumnya tidak dapat mengatasi fluktuasi cuaca yang besar sepanjang han. Untuk itu pertu dicari alat pengendalf lain. Dua buah alat sebagai alternative daripada penggunaan timer telah dirakit di Balithi, yaitu "Mist-a-Matic" dan "daun buatan". Prinsip kerja "Mist-a-Matic" yaitu berdasarkan berat air yang menempel pada kasa baja tahan karat., yang dipateri ke sebuah gagang. Gagang ini akan mengungkit shakelar air raksa on dan off. Kabel bera;iran list,* yang disambung ke shakelar ini akan membuka dan menutup keran solenoid. Daun buatan/daun elektronik dibuat clan alat "Floatless level switch" buatan OMRON tipe 61F-6-AP yang disambung ke unit relay OMRON tipe 61F-11. 6ahan sensor yang terditi dari PCB yang dilapisi dengan perak, disarnbungkan dengan dua buah elektroda. Prinsip keaa dari alat ini yaitu didasarkan atas basah keringnya sensor, yang akan mengaktifkan relay on dan off. Kedua alat tersebut akan mempertahankan lapisan air pada daun stekan sepanjang waktu secara otomatis, untuk mengatasi perubahan yang diakibatkan oleh daya evaporasi udara.
- ItemEffect of Various Drying Methods on Essential Components of Ginger (Zingiber officinale R) Sliced(2007-08-21) Raffi Paramawati, Sigit Triwahyudi, Reni Y. Gultom and MardisonEssential components of ginger such as oleoresin and essential oil are important substances that determine the quality of ginger. Those components could be decreased during process handling especially on the drying process. In this research, various drying methods ie. direct sun drying, indirect sun drying (material was cover by black color cloth), oven drying, stationary drying and rotary drying at 45-500 C were carried out to dry out fresh ginger sliced (of 2 ginger varieties) to be 9-12% moisture contents. Oleoresin content as well as essential oil of dried ginger were measured by standard manners. Results noted that the use dryer machines were better than those of traditional drying methods. Oleoresin of dried slice-ginger obtained from direct sun dry was in range of 19.20-20.90% (depend on the variety), indirect sun dry 19.00-21.39%, stationary drying 19.37-22.12%, and rotary drying 19.23-22.02%. Essential oil of ginger dried by direct and indirect sun dry, stationary drying and rotary drying are 2.39-, 2.80, 3.05 and 3.17% respectively.
- ItemEvaluasi Penanganan Panen Dan Pascapanen di Beberapa Lokasi Pengembangan Peningkatan Produktivitas Padi Terpadu (P3T)(BBP Mektan, 2003-07-10) E. Eko Ananto; Sutrisno; Dadan R.A; KomarudinMasalah yang aihadapi petani dalam penanganan panen dan pascapanen adalah masa parer yang jatuh di musim hujan disetfai dengan terbatasnya tenaga kerja dan fasilitas/alsintan yang dibutuhkan. Hal ini menyebabkan kerusakan gabah karena tertumpuk di sawah, tidak dapat segera dirontok dan dikeringkan, sehingga menghasilkan beras bermutu rendah. Untuk memperbaikinya perlu percepatan proses dengan bantuan mesin perontok dan mesin pengering. Perbaikan penanganan panen dan pascapanen dengan menggunakan mesin tersebut berhasil meningkatkan rendemen beras giling dan memperbaiki mutunya. Perbaikan mutu tersebut diharapkan dapat meningkatkan harga just beras dan memberikan nilai tambah. Penggilingan padi biasanya lebih dulu berkembang karena paling menguntungkan dibanding alsintan lain. RMU yang ada terdiri dari tipe single pass dan tipe tipe double pass. Upaya perbaikan mutu beras dan kelayakan usaha penggilingan melalui pengembangan RMU tipe double pass harus disertai oleh tedaminnya jumlah pasokan gabah dengan mutu yang balk mulai dari sejak dipanen. Dengan demikian perbaikan mutu harus dilakukan sejak dad proses pemanenan sampai penggilingan. Dalam operasionalisasinya, pengembangan mesin pengering dapat di mulai dari pengusaha RMU, karena di samping berkepentingan dalam peningkatan mutu, penempatan mesin pengering di RMU lebih efisien, jumlah pasokan gabah lebih terjamin dan petani lebih leluasa dalam melakukan
- ItemEvaluasi Perubahan Warna Dan Kepedasan Cabai Pada Proses Pengeringan Dengan Pengering Tipe Rotary(BBP Mektan, 2003-07-10) Teguh Wikan WidodoWama dan kepedasan adalah merupakan faktor panting yang sangat r•enentukan kualitas cabal. Wama dan kepedasan cabal kering dipengaruhi kondisi proses pengeringan. Qleh karena itu, dalam percobaan dengan pengering tipe rotary, proses pengenngan dilakukan pada kondisi yang berbeda, antara lain perlakuan bahan sebelum dikeringkan, duty cycle, kecepatan putar drum pengering, laju aliran udara pengering, dan suhu udara pengering. Perubahan wama cabai pada keadaan segar dan kering diukur dengan metoda a" b" (CIELAB), sedangkan kepedasan ditentukan dengan analisa kandungan capsaicin pada cabai dengan metode Gas Chromatography dan rnetode standar internal. Dan beberapa kondisi proses pengeringan yang diberikan, proses dengan blanching, duty cycle drum pengering 5 menit berputar and 30 menit berhenti, kecepatan putar drum pengering 4 rpm, laju aliran udara 4 m/s, dan suhu udara pengering 70°C telah menghasilkan total perubahan wama (dE) terendah yaitu 1,133. Dan kandungan capsaicin menurun dengan tingkat penurunan terendah dari 2,99 mg/g pada kondisi cabal segar menjadi 2,10 mg/g
- ItemEvaluation and Improvement of Biodegradble Zein Based Film(2000-08-10) T. Yoshino; Raffi, Paramawati; H. Sakabe; I. Isobe; S.Sase; T. Maekawa
- ItemHasil Destilasi Kering Limbah Proses Pembaharuan Telapak Ban Sebagai Bahan Bakar dan Bahan Komponen Karet Alam(BBP Mektan, 2003-07-10) Agus AlamSekitar 70% produksi karat alam digunakan untuk ban kendaraan. Proses pembaharuan telapak ban menghasilkan parutan ban. Umumnya parutan ban dijadikan recl'rned rubber dengan menggunakan mesin bertenaga besar. Jika digunakan sebagai pembangkit enegi diperiukan peralatan dan tungku khusus. Keduanya memerlukan investasi besar. Sisanya dibuang atau sebagai bahan bakar dengan cara pembakaran konvensional yang menimbulkan bau tidak enak yang sangat mengganggu lingkungan. Apabila didestilasi kering diperoleh arang dan campuran tar dan minyak distilat. Parutan ban di dalam retort baja diameter 28cmx60cm yang diberi pipa saluran kondensor dan penampung minyak dipanaskan di dalam tungku pot dengan cara pembakaran biomasa dan briket batubara. Suhu destilasi dijaga pada 450°C-500°C selama 5jam. Asap bergerak menuju kondensor dan mencair berupa minyak bercampur tar. Proksimat arang diuji. Kompon karat alam yang dihubuhi campuran minyak destilat dan tar diuji pada sifat masak dan sifat fisik vu!kanisat. Hasa percobaan diperoleh arang antara 29,40%-40,20% dan minyak destilasi bercampur tar 9,45%-14,26%. Sifat kimia arang adalah kadar air 1,44%-1,56% kadar abu 12,51%-12,55% kadar zaf mudah menguap 2, 75%-2,90(%), kadar karbon terikat 83,11%-83,18%,nilai kalor 7110(kal/gram)-7321(kal/gram) atau tergolong kalor finggi. Karakteristik vulkanisasi kontrol dan percobaan diperoleh nilai torsi modulus cenderung lebih rendah, waktu pravulkanisasi dan pemasakan dua kali lebih lama. Sifat fisik tank dan kekerasan tidak jauh berbeda.
- ItemHasil Riset Unggulan Mekanisasi Pertanian 2004(BBP Mektan, 2004-10-07) Astu Unadi
- ItemKajian Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi di Lahan Pasir Kawasan Pesisir dan Dataran Medium Daerah Istimewa Yogyakarta(BBP Mektan, 2004-09-09) Bambang Sudaryanto; Mulyadi
- ItemKebijakan Pengembangan Mekanisasi Peranian di Indonesia(BBP Mektan, 2004-09-09) Bambang Prastowo
- ItemKebijakan Pengembangan Pertanian di Propinsi Di Kabupaten Serang(BBP Mektan, 2004-10-07) Hermawan; Dinas Pertanian Kabupaten Serang
- ItemMekanisasi Berkelanjutan Untuk Ketahanan Pangan(BBP Mektan, 2004-09-09) Budi Rahardjo
- ItemMembangun Agroindustri Berbasis Keunggulan Daerah(BBP Mektan, 2004-10-07) Raffi Paramawati
- ItemMembangun Budaya Inovasi Teknologi Melalui Penelitian dan Perekayasaan(BBP Mektan, 2003-07-10) Didiek Hadjar Gunadi; Gede Wibawa
- ItemMembangun Kompetensi Laboratorium Pengujian Alat dan Mesin Pertanian(BBP Mektan, 2004-09-09) Agung Hendriadi
- ItemMetode Pengeringan RSS Melalui Cara Pengeringan Awal Dengan Panas Matahari Langsung(2003-07-10) Agus AlamAkhir-akhir ini kegunaan kayu karat tidak hanya sebagai bahan bakar terutama pengenbgan karat, namun juga sebagai bahan industri perkayuan, oleh sebab itu kelangkaan sebagai bahan bakar pengeringan karat perlu clitanggulangi dengan memanfaatkan panas matahari. Hasil pengeringan awal cara jemur 2 hart dengan rentang radiasi antara 2200 – 3500 W.j/m2 tetap menghasilkan RSS1 yang berwama cokiat lebih cerah, yang ditandai nilai LAU.. 8-9 dibanding nilai LAU cara konvensional lebih tinggi yaitu:12-16. Perbedaan rentang Po: 44,0 – 46,5 dibanding cara konvensional 47,5 – 50,5 menandakan fotodegradasi cukup berpengaruh terhadap nilai Po, namun kadar kotoran 0,011 – 0,013 dibanding cara konvensional 0,014 – 0,019 yang menunjukkan asap kayu karat menambah prosentase kotoran. Metode pengeringan melalui cam pengeringan awal disini menghemat penggunaan kayu untuk selama 2 hap pada proses pengeringan konvensional.
- ItemModifikasi dan Uji Kinerja Mesin Perontok Padi Tipe Throw-in untuk Perontokan Padi dengan Sistem Panen Potong Bawah(BBP Mektan, 2012-10-31) Suparlan; Anjar SupraptoDalam beberapa tahun terakhir sedang berkembang mesin pemanen padi tipe gendong (paddy mower) dengan sistem panen padi potong bawah (potong panjang). Perontokan padi hasil pemotongan dengan mower dapat dilakukan dengan cara digebot atau menggunakan alat dan mesin perontok. Namun demikian untuk perontokan padi dengan sistem panen potong bawah dengan menggunakan mesin perontok yang telah berkembang masih belum memberikan hasil secara optimal (kapasitas perontokan berkisar 200 - 240 kg/jam), karena mesin tersebut umumnya dirancang untuk perontokan padi dengan sistem panen potong atas (potong pendek). Tujuan penelitian ini adalah melakukan modifikasi dan menguji kinerja mesin perontok padi tipe throw-in yang dapat digunakan untuk perontokan padi dengan sistem panen potong bawah. Modifikasi dilakukan dengan penambahan ayakan getar di bagian bawah drum silinder perontok, penambahan ayakan di bagian pengeluaran gabah, perubahan lubang concave, perubahan sudut kemiringan sirip pengarah, dan penggantian tenaga penggerak motor diesel. Pengujian dilakukan dengan bahan uji padi hasil panen potong bawah, dengan jumlah sampel setiap ulangan sebanyak 250 kg padi dan jumlah ulangan sebanyak 5 kali. Parameter yang diamati meliputi bobot padi sebelum dirontok, bobot gabah hasil perontokan, waktu perontokan, putaran silinder perontok, konsumsi bahan bakar, bobot gabah yang tercecer dan terikut jerami, dan tingkat kebersihan gabah. Hasil uji kinerja memperlihatkan bahwa kapasitas kerja output mesin perontok padi sebesar 448,1 kg/jam, sehingga kapasitasnya mengalami kenaikan antara 86,7 % - 124,1 % dibandingkan kapasitas mesin sebelum dimodifikasi. Sedangkan tingkat kebersihan gabah hasil perontokan sebesar 91,9 %, dan besarnya susut hasil perontokan sebesar 1,28 %. Kebutuhan konsumsi bahan bakar solar sebesar 0,99 l/jam.