Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura by Subject "E Economics, development, and rural sociology/Ekonomi, Pembangunan dan Sosiologi Pedesaan::E70 Trade, marketing and distribution/Perdagangan. Pemasaran dan distribusi"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemAnalisis Outcome Inovasi Hortikultura Menghadapi Persaingan Pasar ASEAN(IAARD Press, 2014) Penyunting: M. Prama Yufdy; I. Djatnika; Dyah Widyastuti; Jawal, ASSejak tahun 1984 kegiatan penelitian dan pengembangan telah banyak menghasilkan teknologi unggulan hortikultura, diantaranya yaitu: VUB Hortikultura, Budidaya Bawang Merah dengan Biji (True Shallot Seed), Pengendalian Penyakit Virus Kuning, Produksi Umbi In Vitro, Budidaya Bunga Krisan, Perbanyakan Mawar Secara Stenting, Benih Jeruk Bebas Penyakit, Indeksing Penyakit Sistemik Jeruk, Penyeragaman Varietas Apokat di Lapang (Top Working), Pengendalian Hama Tanaman Jeruk dengan Saputan Batang, Perbanyakan Jeruk Secara Cepat dengan Metode Stek Langsung Sambung (Stebung), Teknik Mengendalikan Timbulnya Getah Kuning Manggis, serta Teknologi Budidaya dan Pengendalian Hama Ramah Lingkungan pada Tanaman Mangga. Namun disadari bahwa inovasi teknologi unggulan yang telah dihasilkan belum banyak dievaluasi pengembangannya. Belum banyak data yang akurat atau informasi ataupun analisis yang dilakukan terhadap seberapa jauh teknologi yang telah dikomunikasikan ke pengguna tersebut bermanfaat (sudah dikenal atau diadopsi atau diaplikasikan) oleh pengguna dan bagaimana dampak teknologi unggulan hortikultura tersebar, diadopsi dan selanjutnya bermanfaat dalam peningkatan ketahanan pangan, pendapatan dan kesejahteraan petani. Berdasarkan hal tersebut Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) bersama para penelitinya yang dibantu oleh peneliti di Balai Penelitian lingkup Puslitbang Hortikultura telah melakukan kajian untuk mengevaluasi dan menganalisis beberapa teknologi inovatif hortikultura yang sudah diadopsi oleh para pengguna. Evaluasi dan analisa lebih ditujukan untuk mengetahui secara lebih akurat dampak dan manfaatnya terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan para adopter, serta pengaruhnya terhadap pembangunan subsektor hortikultura dan peningkatan pertumbuhan ekonomi secara nasional. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjawab sebagian dari permasalahan tersebut diatas. Selanjutnya hasil evaluasi dan analisa ini dikemas kedalam bentuk buku agar bisa diketahui oleh masyarakat secara luas.
- ItemMembangun Hortikultura Berdasarkan Enam Pilar Pengembangan(Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008) Direktorat Jenderal HortikulturaBerbagai kendala dan permasalahan yang terkait dalam upaya meningkatkan produksi, mutu dan daya saing produk hortikultura tersebut perlu disikapi dengan pendekatan pengembangan hortikultura secara terpadu dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang dikenal dengan 6 (enam) pilar pengembangan hortikultura, yang merupakan fokus kegiatan prioritas dalam mengembangkan hortikultura yang dilaksanakan secara simultan dan terintegrasi antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten dalam memfasilitasi dan mempermudah akses swasta/pengusaha dalam mengembangkan hortikultura.
- ItemPendekatan Dinamika Sistem Dalam Peningkatan Daya Saing Komoditas Hortikultura(IAARD Press, 2015) Penyunting: Tjeppy D. Soedjana; Rita Nurmalina; Uning Budiharti; Dyah WidyastutiDengan disepakatinya ASEAN Economic Comunity (MEA) blueprint maka seluruh negara ASEAN harus melakukan liberalisasi perdagangan barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terampil. Hal ini berarti subsektor hortikultura Indonesia dituntut untuk lebih dinamis dan kompetitif dalam menghadapi berbagai tantangan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tantangan yang bersifat internal berhubungan dengan kesiapan litbang hortikultura Indonesia dalam menghasilkan inovasi produk dan teknologi untuk menghadapi MEA, sedangkan tantangan yang bersifat eksternal berhubungan dengan kemampuan produk produk hortikultura Indonesia untuk bersaing dengan produk-produk hortikultura dari negara sesama ASEAN dan negara lain di luar ASEAN. Rekomendasi kebijakan yang robust sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan pada komoditas unggulan hortikultura, yaitu cabai, bawang merah, bawang putih, mangga, jeruk dan krisan. Cabai merupakan komoditas hortikultura dengan harga yang sangat fluktuatif, akibat belum terwujudnya ragam, kuantitas, kualitas, dan kesinambungan pasokan yang sesuai dengan permintaan pasar dan preferensi konsumen. Saat ini permasalahan dalam penyediaan stok cabai sudah sedemikian rumitnya. Apabila permasalahan tersebut tidak dapat diatasi, dapat menyebabkan harga melambung tinggi dan menjadi salah satu penyebab inflasi.