Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 46
  • Item
    PENGARUH PUPUK NKP+ TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH
    (BPTP Karangploso, 2000) BUDIONO, Alyus; Abu
    Dengan penambahan unsur hara melalui pemupukan, produksi tanaman diharapkan dapat diperoleh secara optimal baik kualitas maupun kuantitas. Pupuk yang digunakan harus bersifat efektif dan efisien. Untuk mengetahui pengaruh dan manfaat pupuk NPK+ terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah, telah dilaksanakan percobaan pemupukan di Karangploso Kabupaten Malang pada musim kemarau 1998. Percobaan dilaksanakan pada tanah jenis regosol (500 dpl) dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang diulang 3 kali. Perlakuan percobaan terdiri dari 6 tingkat dosis pupuk NPK+, 3 tingkat dosis gabungan pupuk NPK + Urea + ZA + KCl, 2 tingkat dosis tanpa NPK dan 1 tingkat dosis rekomendasi pemupukan tanaman bawang merah. Hasil penelitian menunjukan bahwa dosis pemupukan NPK+ berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Hasil bawang merah tertinggi yang diperoleh dengan menggunakan pupuk tunggal NPK+ adalah dosis tertinggi sebesar 900 kg/ha yang menghasilkan 9,43 t/ha umbi kering tetapi hasilnya masih dibawah pemupukan dosis rekomendasi (200 kg Urea + 500 kg ZA + 200 kg SP-36 + 175 kg KCl/ha). Dengan pemupukan 200 kg Urea + 200 kg ZA + 100 kg SP-36 + 50 kg KCl + 800 kg NPK+/ha, hasil bawang merah dapat ditingkatkan menjadi 10,98 t/ha umbi kering
  • Item
    Sejarah dan Dinamika Perkembangan Sistem Produksi Hortikultura di Jawa Timur
    (BPTP Karangploso, 1992) SUPRIYANTO, Ary; Yuniarti; Roesmiyanto
  • Item
    PENGKAJIAN RAKITAN TEKNOLOGI SISTEM USAHATANI PISANG DI LAHAN KERING
    (BPTP Karangploso, 1999) KASIJADI, F; Q.D. Ernawanto; Wahyunindyawati
  • Item
    Fortifikasi Bayam Terhadap Biskuit
    (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2016) Aminah, Syarifah
    Pemanfaatan sayuran masih terbatas pada konsumsi segar. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses olahan sayuran untuk mendukung ketersediaan sayuran dalam berbagai bentuk. Tentu saja hal ini untuk meningkatkan daya tarik konsumsi sayuran di masyarakat. Sayuran dijadikan bahan fortifikasi pangan untuk meningkatkan nilai gizi pada olahannya. Teknologi fortifikasi berbahan baku sayuran perlu ditambahkan ke dalam olahan pangan agar sifat fisik, kimia, dan organoleptik produk olahan bernilai gizi baik. Brosur ini memberikan informasi tentang fortifi kasi berbahan baku sayuran bayam terhadap biskuit, mulai dari persiapan bahan baku sampai pada pembuatan biskuit. Di samping itu, disajikan juga SPO (Standar Prosedur Operasional) persiapan bahan baku sampai aplikasinya terhadap produk olahan.
  • Item
    SPO Pembuatan Wornas
    (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2008) Aminah, Syarifah; Yanis, Muflihani; Ramdhan, Tezar; Sastro, Yudi
    Minuman wornas adalah salah satu bentuk keanekaragaman hasil olahan pertanian yang tidak hanya sehat untuk dikonsumsi. Berawal dari kreativitas kelompok olahan, minuman wornas mulai dikenal di kalangan masyarakat. Cara pembuatan wornas cukup sederhana, tidak membutuhkan perlatan khusus namun cukup dengan peralatan rumah tangga biasa. Meskipun demikian, pengolahan wornas harus sesuai dengan UU Pangan No. 7 tahun 1996, bahwa produk olahan harus memenuhi kriteria mutu dengan prioritas utama adalah keamanan pangan: aman dari cemaran biologis, mikroba, kandungan toksis, logam berat dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya.