Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 43
  • Item
    Fortifikasi Bayam Terhadap Biskuit
    (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2016) Aminah, Syarifah
    Pemanfaatan sayuran masih terbatas pada konsumsi segar. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses olahan sayuran untuk mendukung ketersediaan sayuran dalam berbagai bentuk. Tentu saja hal ini untuk meningkatkan daya tarik konsumsi sayuran di masyarakat. Sayuran dijadikan bahan fortifikasi pangan untuk meningkatkan nilai gizi pada olahannya. Teknologi fortifikasi berbahan baku sayuran perlu ditambahkan ke dalam olahan pangan agar sifat fisik, kimia, dan organoleptik produk olahan bernilai gizi baik. Brosur ini memberikan informasi tentang fortifi kasi berbahan baku sayuran bayam terhadap biskuit, mulai dari persiapan bahan baku sampai pada pembuatan biskuit. Di samping itu, disajikan juga SPO (Standar Prosedur Operasional) persiapan bahan baku sampai aplikasinya terhadap produk olahan.
  • Item
    SPO Pembuatan Wornas
    (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2008) Aminah, Syarifah; Yanis, Muflihani; Ramdhan, Tezar; Sastro, Yudi
    Minuman wornas adalah salah satu bentuk keanekaragaman hasil olahan pertanian yang tidak hanya sehat untuk dikonsumsi. Berawal dari kreativitas kelompok olahan, minuman wornas mulai dikenal di kalangan masyarakat. Cara pembuatan wornas cukup sederhana, tidak membutuhkan perlatan khusus namun cukup dengan peralatan rumah tangga biasa. Meskipun demikian, pengolahan wornas harus sesuai dengan UU Pangan No. 7 tahun 1996, bahwa produk olahan harus memenuhi kriteria mutu dengan prioritas utama adalah keamanan pangan: aman dari cemaran biologis, mikroba, kandungan toksis, logam berat dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya.
  • Item
    Panduan Pascapanen Nenas
    (Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah, 2014) Tarigan, Henni Kristina; Nggaro, Yulius Y. M.; Dewi, Efa Krisna; Apriyadi, Tri Erza
    Buah nenas banyak dijumpai di pasar modern, supermarket maupun pasar tradisional. Namun sering dijumpai buah nenas secara visual tidak menarik seperti kulit buah coklat sampai hitam, daging buah melunak dan berair, memar, busuk atau mentah. Hal ini disebabkan buah nenas termasuk bahan pangan yang mudah rusak (perishable) akibat masih berlangsungnya proses respirasi walaupun buah tersebut sudah dipanen.
  • Item
    Membangun Hortikultura Berdasarkan Enam Pilar Pengembangan
    (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008) Direktorat Jenderal Hortikultura
    Berbagai kendala dan permasalahan yang terkait dalam upaya meningkatkan produksi, mutu dan daya saing produk hortikultura tersebut perlu disikapi dengan pendekatan pengembangan hortikultura secara terpadu dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang dikenal dengan 6 (enam) pilar pengembangan hortikultura, yang merupakan fokus kegiatan prioritas dalam mengembangkan hortikultura yang dilaksanakan secara simultan dan terintegrasi antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten dalam memfasilitasi dan mempermudah akses swasta/pengusaha dalam mengembangkan hortikultura.
  • Item
    Petunjuk Teknis Teknologi Pengolahan Buah Mangga
    (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat, 2009) Histifarina, Dian
    Buah mangga merupakan salah satu jenis komoditas hortikultura yang bersifat musiman dan tergolong perishable foods (mudah rusak). Untuk meningkatkan nilai tambah buah mangga dan memperpanjang daya simpannya serta dapat dikonsumsi diluar musim, buah mangga dapat diawetkan dengan menggunakan teknologi pengeringan, teknologi pemanasan dan teknologi penggorengan yaitu dalam bentuk produk olahan puree mangga, dodol mangga, keripik mangga dan manisan mangga kering. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat telah membuat produk olahan manisan mangga kering dan dodol mangga di Kabupaten Indramayu serta produk olahan keripik mangga dengan alat penggoreng vakum di kabupaten Cirebon. Pengolahan mangga menjadi manisan mangga kering dapat memberikan niali tamabah buah mangga dengan nilai R/C sebesar 1,65 atau B/C sebesar 0,65.