Pakan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Pakan by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 75
Results Per Page
Sort Options
- ItemLamtoro Gung(Balai Informasi Pertanian Banjarbaru, 1983) Balai Informasi Pertanian Banjarbaru; Balai Informasi Pertanian Banjarbaru
- ItemPetunjuk Pengawetan Hijauan Makanan Ternak(Balai Informasi Pertanian NTB, 1983) Balai Informasi Pertanian NTB; Balai Informasi Pertanian NTB
- ItemBercocok Tanam Murbei(Balai Informasi Pertanian Padang, 1984) Balai Informasi Pertanian PadangMurbei (Morus Sp) dan Ulat Sutera adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam setiap usaha pemeliharaan ulat sutera, perkebunan Murbei merupakan syarat mutlak. Murbei merupakan satu-satunya makanan bagi ulat sutera dan jumlah daun Murbei yang dibutuhkan cukup banyak. Untuk 1 box ulat ( 土 20.000 ekor), selama pemeliharaan akan membutuhkan 土 975 kg daun Murbei. Jika Murbei ditanam secara tumpang sari dengan jarak tanam 1 x 2 m (5.000 batang/Ha), akan menghasilkan 土 2.500 kg daun dan ini akan bisa memenuhi kebutuhan untuk 3 box ulat. Produksi Murbei akan dipengaruhi pula oleh jenis Murbei, cara pemeliharaan, pemangkasan, pemupukan dan kesuburan tanah.
- ItemKaliandra dan Pemanfaatannya(Balai Penelitian Ternak, 1992) Tangendjaja, Budi; Wina, Elizabeth; Ibrahim, Tatang; Palmer, BrianDi Indonesia masalah pakan bagi pengembangan ternak merupakan isu yang sangat dominan. Kualitas pakan yang sangat berfluktuasi dan rendah dapat dilihat dampaknya pada tingkat reproduktivitas dan kondisi badan ternak. Untuk ini sangat diperlukan suplementasi dengan tanaman hijauan yang dapat tumbuh di daerah. Salah satu tanaman hijauan ini adalah legum pohon kaliandra yang tumbuh hampir di setiap pelosok tanah air dengan fungsi ganda seperti sumber kayu bakar, sebagai pagar, sebagai tanaman penahan erosi, sebagai tanaman pelindung dan sebagai pakan ternak.
- ItemHijauan Pakan Ternak(Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, 1994) Budiman, Hadi; Djamal, Sjamsimar; Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi PenelitianDi Indonesia, produktivitas ternak ruminansia (sapi, kerbau, domba, dan kambing) pada umumnya rendah. Hal ini terutama disebabkan jumlah dan mutu pakan yang diberikan di bawah kebutuhan ternak. Umumnya, ternak hanya diberi rumput alam yang berasal dari tegalan, pekarangan, tepi jalan, dan tanah bera dengan kadar protein dalam bahan kering rata-rata 5-6%. Rumput unggul yang mudah ditanam dan disukai ternak serta produksinya tinggi antara lain rumput raja, rumput gajah, dan setaria. Namun pemberian rumput unggul secara tunggal belum dapat memberikan produktivitas ternak yang optimal, karena itu masih diperlukan makanan tambahan yang bermutu tinggi seperti konsentrat. Tetapi karena harga konsentrat mahal, maka tidak dianjurkan diberikan pada ternak ruminansia, kecuali bila bahannya mudah didapat dan harganya murah. Sebagai alternatif, disarankan penggunaan leguminosa pohon sebagai sumber protein selain rumput sebagai pakan utama. Leguminosa pohon yang mudah ditanam dan mengandung protein tinggi adalah gamal, lamtoro, kaliandra, dan turi. Keempat jenis leguminosa pohon tersebut mempunyai beberapa keunggulan, yaitu produksi hijauan tinggi, tahan terhadap iklim, mudah ditanam, dan mempunyai kandungan zat makanan cukup tinggi.
- ItemTeknologi Pembuatan Pakan Alternatif Ayam Buras(Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Samarinda, 1999) Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Samarinda; Loka Pengkajian Teknologi Pertanian SamarindaSalah satu usaha untuk mengatasi permasalahan langkanya bahan baku pakan, maka usaha mengganti dengan bahan baku lain untuk mendapatkan pakan yang murah tertuju kepada pemanfaatan bahan baku hasil limbah pertanian dan pengolahan perikanan. Bahan baku ini dapat dipakai sebagai pengganti selama harganya relatif rendah dan dapat diterima oleh masyarakat.
- ItemKAJIAN TEKNIK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS INDUK DOMBA EKOR GEMUK MELALAUI PENGATURAN PERKAWINAN DAN PENYAPIHAN ANAK DALAM KONDISI SISTEM USAHATANI TERNAK DOMBA DI JAWA TIMUR(BPTP Karangploso, 1999) YUSRON, Mohammad Ali; Mariono; Komarudin
- ItemPENGKAJIAN SISTEM USAHA PERTANIAN BANDENG UMPAN DI JAWA TIMUR(BPTP Karangploso, 1999) JT, Sutanto; Muhariyanto; Diantri Krissunari
- ItemSolid Sawit Untuk pakan Ternak(BPTP Kalteng, 2004-11-11) Widjaja, Ermin; Utomo, Bambang Ngaji; BPTP KaltengPengembangan peternakan di Kalimantan Tengah memiliki peluang dan prospek yang besar mengingat ketersediaan lahan yang luas maupun ketersediaan pakan baik alami maupun alternatif Pakan memegang peranan penting dalam mempengaruhi peningkatan reproduksi dan produksi ternak Rumput sebagai pakan sehari-hari ketersediaannya di Kalimantan Tengah tergolong surplus, tetapi kualitasnya masih rendah, sehingga ternak perlu diberi pakan tambahan.
- ItemFeed Block Supplement Sebagai Pakan Tumbuhan Sapi Perah(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, 2005) Saenab, Andi; Bakrie, Bachtar; Side, Rachmawati La; Lotulung, Benny V.; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta
- ItemPemanfaatan Eceng Gondok Di Perairan Danau Toba Untuk Pakan Ternak Babi(BPTP Sumatera Utara, 2005) Haloho, Lermansius; Manihuruk, Kiston; BPTP Sumatera UtaraSampai saat ini perencanaan dan pengelolaan perairan Danau Toba khususnya untuk kegiatan budidaya perikanan belum memadai, hal ini terlihat dari belum dipatuhinya kebijakan zonasi budidaya perikanan sehingga pengembangan kegiatan budidaya perikanan belum mempertimbangkan daya dukung badan air terhadap masukan bahan-bahan organik dari kegiatan tersebut. Hal ini sangat berbahaya baik bagi kelanjutan usaha perikanan maupun terhadap kelestarian perairan danau itu sendiri yang berdampak negatif terhadap kegiatan-kegiatan lain seperti pariwisata. Dampak negatif terburuk adalah terjadinya eutrofikasi pada perairan danau yang menyebabkan menurunnya daya dukung air terhadap masukan bahan organik, disamping itu penumpukan bahan organik di dasar perairan menyebabkan pendangkalan dan meningkatnya populasi gukma, utamanya eceng gondok. Meningkatnya populasi eceng gondok dengan pertumbuhan yang cepat menimbukan berbagai masalah. Berbagai sektor pembangunan sesuai dengan misinya merencanakan, melaksanakan pemanfaatan dan pengelolaan perairan danau baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang dengan upaya sebesar mungkin bagi pencapaian tujuan pembangunan menurut sektornya masing-masing. Sementara itu, sumberdaya alam perairan danau walaupun dapat diperbaharui (renewable) namun terbatas, dengan kata lain sumberdaya perairan danau dapat punah apabila tidak dikelola secara bijaksana. maka untuk mengontrol populasi eceng gondok perlu diambil beberapa alternatif tanpa merusak ekosistem Danau Toba, malahan diharapkan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Salah satu diantaranya adalah penggunaan Eceng Gondok sebagai pakan ternak.
- ItemSistem integrasi tanaman ternak dilahan kering(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, 2005-08) Sukar; Indri Wiendarti, werdani; Soeharsono
- ItemPetunjuk Praktis Pengolahan dan Formulasi Pakan Ayam Buras dan Itik(Direktorat Budidaya Ternak Non Ruminansia, 2006) Direktorat Budidaya Ternak Non Ruminansia; Direktorat Budidaya Ternak Non RuminansiaPenyusunan petunjuk praktis "Pengolahan dan Formulasi Pakan Ayam Buras dan Itik" ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dalam menyusun pakan ayam buras dan itik dengan menggunakan bahan baku lokal yang banyak tersedia disekitar kita dan belum dimanfaatkan secara optimal. Petunjuk praktis ini memuat berbagai informasi mengenai jenis-jenis bahan baku pakan lokal yang dapat digunakan sebagai bahan pakan. Dijelaskan pula beberapa formula untuk pakan ayam buras dan pakan itik yang sederhana dan ekonomis. Berbagai alat mesin untuk menggiling, mencampur dan membuat pakan dalam skala kecil disajikan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam membuat pabrik pakan skala kecil.
- ItemLaporan Akhir Penelitian Dan Pengembangan Pakan Berbasis Limbah Pertanian(Loka Penelitian Kambing Potong, 2007) Simanihuruk, Kiston; Loka Penelitian Kambing PotongPelepah kelapa sawit dan kulit buah markisa merupakan limbah industri pengolahan kelapa sawit dan kakao memiliki potensi untuk digunakan sebagai pakan basal ternak kambing. Pelepah kelapa sawit kulit buah kakao merupakan limbah basah dengan kadar air (+80%) tinggi sehingga mudah rusak. Teknologi silase dapat digunakan untuk mengawetkan bahan limbah tersebut sehingga tahan disimpan selama 2-3 bulan.
- ItemPetunjuk Teknis Teknologi Inovasi Pakan Murah untuk Usaha Pembibitan Sapi Potong(Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2007) Mariyono; Romjali, Endang; Pusat Penelitian dan Pengembangan PeternakanBuku petunjuk teknis ini disusun sebagai acuan dasar dalam penyediaan pakan sapi yang relatif murah dengan memanfaatkan limbah dan sisa hasil ikutan tanaman pangan dan perkebunan. Buku ini menyajikan beberapa contoh bahan pakan sapi yang berasal dari limbah dan hasil ikutan tanaman pangan dan perkebunan, pengembangan teknologi pakan, manajemen pemberian pakan serta analisis usaha pembibitan sapi potong model low external input.
- ItemLaporan Hasil Penelitian Uji Adaptasi Tanaman Pakan Ternak Toleran Naungan dan Manajemen Pastura(Loka Penelitian Kambing Potong, 2007) Sirait, Juniar; Loka Penelitian Kambing PotongKegiatan penelitian bertujuan mempelajari adaptasi dan produksi serta kecernaan dua spesies tanaman pakan ternak (TPT). Kegiatan ini berjudul "Uji Adaptasi dan kecernaan tanaman pakan ternak pada taraf naungan yang berbeda". Uji adaptasi dilakukan pada 2 agroekosistem berbeda yaitu dataran rendah beriklim basah (Sei Putih, Deliserdang) dan dataran tinggi beriklim kering (Gurgur,tobasa) dan tiga taraf naungan yaitu 0,55 dan 75%.
- ItemPetunjuk Teknis Ransum Seimbang, Strategi Pakan Pada Sapi Potong(Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2007) Umiyasih, Uum; Anggraeny, Yenny NurPeningkatan produktivitas sapi potong dalam rangka mendukung program “Kecukupan Swasembada Daging 2010”, memerlukan strategi khusus dalam program pemberian pakan, karena biaya pakan pada sebuah usaha peternakan mencapai 70–80% dari biaya operasional usaha. Beberapa strategi pakan yang dapat dilakukan antara lain adalah peningkatan nilai nutrisi baik secara biologi, pemecahan partikel, suplementasi maupun tatalaksana pemberian pakan yang dapat meningkatkan nilai manfaat dari bahan pakan asal biomas lokal.
- ItemPetunjuk Teknis Pemanfaatan Bensin Sebagai Bahan Pengganti Ekstraksi Pada Analisis Kadar Lemak(Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, 2007) Sriyana, S; Umiyasih, Uum; Krishna, NHBuku ini menjelaskan secara rinci teknologi alternatif yang diharapkan lebih murah dan mudah dikerjakan sebagai modifikasi metode yang dilakukan untuk analisis lemak kasar, dalam rangka menyusun komposisi ransum seimbang, sesuai dengan kebutuhan ternak.
- ItemPENGKAJIAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JERAMI KEDELAI PADA SAPI POTONG INDUK(BPTP Jatim, 2007) YUSRON, Mohammad Ali; F. KasijadiTujuan pengkajian ini adalah untuk memperoleh cara pemberian jerami/ brangkasan kedelai yang efektif dan efisien sebagai bagian dari ransum sapi potong induk dengan memanfaatkan probiotik. Materi pengkajian adalah sapi PO betina dewasa tidak bunting dan laktasi sebanyak 12 ekor; terbagi ke dalam 4 perlakuan secara acak dengan pertimbangan berat badan awal secara proposional dan tiap perlakuan terdiri dari 3 ekor sebagai ulangan. Perlakuan adalah (A/ kontrol ) : ransum basal + jerami kedelai tanpa difermentasi, (B) : Perlakuan A + probiotik per oral, (C) : Ransum basal + jerami kedelai fermentasi, dan (D) : Perlakuan C + probiotik per oral. Digunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Sapi materi pengkajian ditempatkan dalam kandang kelompok bersekat secara individu. Ransum basal berupa rumput lapangan = 13 – 15 kg/ ekor/ hari atau 45 % dari tingkat kebutuhan bahan kering ( BK) yang ditetapkan, dan dedak padi = 2,5 – 4,0 kg/ekor/hari atau 35 % dari tingkat kebutuhan BK yang ditetapkan. Kekurangan kebutuhan BK dipenuhi dari jerami kedelai fermentasi atau non-fermentasi. Pemberian probiotik per oral dicampur dengan dedak padi dan dosisnya sesuai dengan petunjuk teknik pemberian probiotik yang digunakan ( Starbio ). Lama percobaan 10 hari prelium + 60 hari koleksi data. Data yang diamati adalah pertambahan berat badan harian (PBBH), konsumsi ransum dan konversi pakan ( KP ). Analisis data menggunakan analisis kovariansi dari RAL dengan berat badan awal sapi sebagai kovarian. Hasil pengkajain menunjukkan, bahwa adanya konsumsi probiotik per oral atau perlakuan fermentasi dapat meningkatkan rata – rata konsumsi jerami kedelai secara nyata ( P < 0,05 ) dari 2,05 kg/ekor/hari menjadi 2,77 kg/ekor/hari, tetapi total konsumsinya ( dasar BK ) masih kurang dari separo berat total BK ransum. Antara perlakuan terjadi iso konsumsi BK, protein kasar ( PK ) maupun TDN. Rata – rata PBBH antara perlakuan A, B, C dan D tidak saling berbeda nyata ( P > 0,05 ), secara berurutan adalah 0,40 0,16 kg/ekor/hari; 0,57 0,18 kg/ekor/hari; 0,50 0,19 kg/ekor/hari; dan 0,48 0,15 kg/ekor/hari. Rata – rata KP ( dasar BK ) juga tidak berbeda nyata, secara keseluruhan, adalah 0,07 0,03 kg PBBH/kg konsumsi BK. Kesimpulannya adalah perlakuan fermentasi jerami kedelai dan pemberiannya dalam ransum disertai pemberian probiotik per oral tidak efektif atas dasar parameter prestasi PBBH dan KP manakala proposi jerami kedelai dalam ransum kurang dari separo berat total BK ransum.
- ItemTEKNOLOGI PEMBUATAN PAKAN KONSENTRAT UNTUK SAPI POTONG DAN SAPI PERAH(BPTP Jatim, 2007) HARDIANTO, RulyUsaha pemeliharaan sapi potong dan sapi perah merupakan salah satu basis usahatani yang dilakukan oleh para petani. Kondisi agribisnis ternak sapi saat ini, menuntut para peternak untuk dapat menghasilkan produksi yang tinggi dan sekaligus berkualitas tinggi agar memenuhi persyaratan standar yang ditentukan oleh konsumen maupun industri pengolahan susu. Untuk meningkatkan produksi dan kualitas karkas dan susu, faktor yang berpengaruh langsung adalah kualitas bibit dan pakan terutama konsentrat. Para peternak mengeluh karena harga konsentrat komersial relatif mahal, sehinggga keuntungan dari usaha sapi dirasakan semakin berkurang. Potensi bahan pakan lokal yang banyak tersedia dan belum optimal dimanfaatkan antara lain limbah pertanian dan perkebunan, daun-daunan, dan limbah agroindustri. Untuk meningkatkan kualitas dan daya cernanya, maka bahan pakan lokal tersebut perlu diberi perlakuan pra-digesti secara fisik, kimia, dan biologi atau kombinasinya, serta perlakuan suplementasi atau penambahan dengan bahan yang memiliki kandungan nutrisi tinggi. Diharapkan dengan perlakuan pra-digesti dan suplementasi tersebut, maka bahan pakan lokal dapat dioptimalkan kegunaannya dalam penyediaan pakan konsentrat sapi yang lebih murah bagi para peternak. Perlu ditumbuhkan embrio usaha kelompok dalam industri pakan agar agribisnis sapi memiliki daya saing dan dapat diandalkan sebagai salah satu daya ungkit untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.