PENGKAJIAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JERAMI KEDELAI PADA SAPI POTONG INDUK
Loading...
Date
2007
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
BPTP Jatim
Abstract
Tujuan pengkajian ini adalah untuk memperoleh cara pemberian jerami/ brangkasan kedelai yang efektif dan efisien sebagai bagian dari ransum sapi potong induk dengan memanfaatkan probiotik. Materi pengkajian adalah sapi PO betina dewasa tidak bunting dan laktasi sebanyak 12 ekor; terbagi ke dalam 4 perlakuan secara acak dengan pertimbangan berat badan awal secara proposional dan tiap perlakuan terdiri dari 3 ekor sebagai ulangan. Perlakuan adalah (A/ kontrol ) : ransum basal + jerami kedelai tanpa difermentasi, (B) : Perlakuan A + probiotik per oral, (C) : Ransum basal + jerami kedelai fermentasi, dan (D) : Perlakuan C + probiotik per oral. Digunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Sapi materi pengkajian ditempatkan dalam kandang kelompok bersekat secara individu. Ransum basal berupa rumput lapangan = 13 – 15 kg/ ekor/ hari atau 45 % dari tingkat kebutuhan bahan kering ( BK) yang ditetapkan, dan dedak padi = 2,5 – 4,0 kg/ekor/hari atau 35 % dari tingkat kebutuhan BK yang ditetapkan. Kekurangan kebutuhan BK dipenuhi dari jerami kedelai fermentasi atau non-fermentasi. Pemberian probiotik per oral dicampur dengan dedak padi dan dosisnya sesuai dengan petunjuk teknik pemberian probiotik yang digunakan ( Starbio ). Lama percobaan 10 hari prelium + 60 hari koleksi data. Data yang diamati adalah pertambahan berat badan harian (PBBH), konsumsi ransum dan konversi pakan ( KP ). Analisis data menggunakan analisis kovariansi dari RAL dengan berat badan awal sapi sebagai kovarian. Hasil pengkajain menunjukkan, bahwa adanya konsumsi probiotik per oral atau perlakuan fermentasi dapat meningkatkan rata – rata konsumsi jerami kedelai secara nyata ( P < 0,05 ) dari 2,05 kg/ekor/hari menjadi 2,77 kg/ekor/hari, tetapi total konsumsinya ( dasar BK ) masih kurang dari separo berat total BK ransum. Antara perlakuan terjadi iso konsumsi BK, protein kasar ( PK ) maupun TDN. Rata – rata PBBH antara perlakuan A, B, C dan D tidak saling berbeda nyata ( P > 0,05 ), secara berurutan adalah 0,40 0,16 kg/ekor/hari; 0,57 0,18 kg/ekor/hari; 0,50 0,19 kg/ekor/hari; dan 0,48 0,15 kg/ekor/hari. Rata – rata KP ( dasar BK ) juga tidak berbeda nyata, secara keseluruhan, adalah 0,07 0,03 kg PBBH/kg konsumsi BK. Kesimpulannya adalah perlakuan fermentasi jerami kedelai dan pemberiannya dalam ransum disertai pemberian probiotik per oral tidak efektif atas dasar parameter prestasi PBBH dan KP manakala proposi jerami kedelai dalam ransum kurang dari separo berat total BK ransum.
Description
Keywords
Q Food science/Ilmu Pangan::Q51 Feed technology/Teknologi Pakan, Q Food science/Ilmu Pangan::Q54 Feed composition/Komposisi Pakan, Q Food science/Ilmu Pangan::Q60 Processing of non-food or non-feed agricultural products/Pengolahan hasil peratnian Non Pangan dan Non Pakan