Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 65
Results Per Page
Sort Options
- ItemPemuliaan Tembakau Madura(Balittas, 1999) SUWARSO; Anik Herwati; Abdul Rachman, SK; Slamet; Balittas
- ItemBiologi dan Morfologi Tembakau Madura(Balittas, 1999) BASUKI, Sesanti; Anik Herwati; Sri Yulaikah; Balittas
- ItemKERAGAAN INDUSTRI SIGARET KERETEK(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2003) ACHMAD, Djufan; Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia; Mukani; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat
- ItemTANTANGAN INDUSTRI ROKOK DI MASA SEKARANG DAN MENDATANG(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2003) Gabungan Perserikatan Perusahan Rokok Indonesia, (GAPPRINDO); Gabungan Perserikatan Perusahan Rokok Indonesia (GAPPRINDO)
- ItemPedoman Teknologi Pengolahan Gambir(Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, 2003) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan; Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan
- ItemPedoman Teknologi Pengolahan Cassiavera(Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, 2003) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan; Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil PerkebunanKulit kering tanaman Cinnamomum dalam perdagangan di Indonesia dikenal sebagai cassiavera atau kayu manis. Propinsi Sumatera Barat merupakan penghasil utama cassiavera di dunia. Dalam perdagangan internasional, cassiavera dikenal sebagai Padang Kanci atau Cassiavera eks Padang. Cassiavera mengandung minyak atsiri yang terdapat pada kulit bagian dalam (phloem). Selain itu cassiavera juga mengandung senyawa benzoate dan salisilat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Pengolahan cassiavera kering dilakukan oleh petani Cinnamomum secara tradisional dengan menggunakan metode dan alat-alat sederhana. Untuk memperoleh cassiavera kering dilakukan pengupasan kulit, pemeraman, pengikisan, dan pengeringan.
- ItemPedoman Teknologi Pengolahan Tebu(Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, 2003) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan; Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil PerkebunanTebu (Saccharum officinarum L) merupakan tanaman perkebunan/industri berupa rumput tahunan. Tanaman ini merupakan komoditi penting karena di dalam batangnya terkandung cairan gula. Tanaman ini berasal dari India, tetapi mungkin juga berasal dari Irian karena di sana ditemukan tanaman tebu liar. Di Jawa Barat tebu telah dikenal dengan nama tiwu sejak 400 tahun yang lalu.
- ItemPedoman teknologi pengolahan kelapa sawit(Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian/PPHP, 2003-08) Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian/PPHP; Perpustakaan Sekretariat Jenderal Kementerian PertanianBuku pedoman ini menjelaskan mengenai pengolahan hasil kelapa sawit untuk menghasilkan mutu olahan yang berkualitas baik. Pengolahan kelapa sawit yang dibahas pada buku pedoman ini yaitu: penanganan awal tandan buah segar (TBS), prosedur pengolahan kelapa sawit yang terdiri dari kegiatan penerimaan bahan baku, perebusan TBS, deaerasi, perontokan, pelumatan buah, pengempaan buah, pemecahan ampas kempa, pemisahan ampas dan biji, klarifikasi minyak sawit, pengolahan sludge, serta pengolahan biji.
- ItemTeknologi Pengolahan Kripik Buah(BPTP Kalteng, 2004-11) Rukayah; Siahaan, Marlon; Massinai, Rustan; Purwandari, Sintha Eliestya; Antarlina, S.S; BPTP KaltengPropinsi Kalimantan Tengah dengan luas 153.564 Km2 dan dengan jumlah penduduk yang masih sedikit, memiliki peluang untuk pengembangan komoditi buah-buahan. Lahan yang masih luas memungkinkan untuk perluasan pertanaman. Sedangkan penduduk yang sedikit mengindikasikan bahwa tidak seluruh produk buah-buahan yang dihasilkan terserap, sehingga diperlukan Industri pengolahan atau dijual ke daerah lain dalam satu pulau atau antar pulau dan bahkan kalau perlu diekspor (Bappeda Prop. Kalimantan Tengah, 2000). Kalimantan Tengah potensial dalam menghasilkan buah pisang, cempedak/nangka, nenas, rambutan, salak dan durian. Produksi buah-buahan di Kalimantan tengah adalah; pisang sebesar 39.747 ton, cempedak/nangka 20.926 ton, nenas 7.043 ton, rambutan 11.358 ton, durian 12.590 ton dan duku/langsat 22.060 ton/tahun. Penghasil buah-buahan tersebar luas dibanyak Kabupaten, tetapi ada indikasi bahwa selain pisang, ternyata setiap Kabupaten sangat potensial dalam menghasilkan buah tertentu dan berkembang dengan baik. (BPS Kalimantan Tengah, 1999).Pengolahan hasil buah-buahan, selain ditujukan untuk mengawetkan produk, juga untuk menawarkan produk baru diluar produk segar yang sangat terbatas ketahanannya.
- ItemProspek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemAnalisa Perluasan dan Penyiasatan Pasar Ekspor Tanaman Pangan(Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian/PPHP, 2005) Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian/PPHP; Perpustakaan Sekretariat Jenderal Kementerian PertanianBuku Analisa Perluasan dan Penyiasatan Pasar Ekspor Tanaman Pangan menjelaskan tentang peraturan ekspor tanaman pangan di negara Jepang dan China.
- ItemPENGARUH PROPORSI LIMBAH DAUN RAMI DALAM KONSENTRAT PAKAN LENGKAP TERHADAP PERTUMBUHAN KAMBING(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2007) SUDIBYO, Nunung; Sri Mulyaningsih; Budi Santoso; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratSalah satu cara untuk meningkatkan pendapatan usaha tani rami adalah memanfaatkan limbah daun rami sebagai bahan baku konsentrat untuk pakan ternak kambing. Penelitian yang bertujuan untuk memperoleh proporsi limbah daun rami dalam konsentrat dalam bentuk pakan lengkap yang dapat mendukung pertumbuhan ternak kambing dilakukan secara in vitro di Laboratorium Nutrisi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dan secara invivo di Wonosobo pada bulan Juni 2003 sampai dengan Maret 2004. Percobaan secara invitro dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok, empat perlakuan: 1) konsentrat tanpa daun rami, 2) konsentrat yang mengandung 15% daun rami, 3) kon-sentrat yang mengandung 30% daun rami, dan 4) konsentrat yang mengandung 45% daun rami, diulang tiga kali. Media percobaan berupa cairan rumen. Percobaan secara invivo dilakukan dengan rancangan acak kelompok, empat perlakuan: a) konsentrat tanpa daun rami, b) konsentrat yang mengandung 25% daun rami, c) konsentrat yang mengandung 50% daun rami, dan d) konsentrat yang mengandung 75% daun rami, diulang tiga kali. Media percobaan berupa kambing kacang berumur sekitar satu tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan limbah daun rami sebagai bahan konsentrat dalam pakan lengkap dalam percobaan invitro dapat meningkatkan kandungan protein kasar 0,77% dan serat kasar 13,83%, daya degradasi pakan 1,0—1,8%, dan daya kecernaan 2,28—3,26%. Sebaliknya dalam percobaan invivo justru menurunkan jumlah pakan terkonsumsi, jumlah feses yang dikeluarkan, dan pertambahan bobot badan masing-masing sebesar 15,96%; 23,43%; dan 39,87%.
- ItemTEKNOLOGI BUDI DAYA DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU WIJEN (Sesamum indicum L.)(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2007) MARDJONO, Rusim; Hadi Sudarmo; Moch. Romli; Tukimin S.W.; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratTanaman wijen (Sesamum indicum L.) mempunyai beberapa keunggulan antara lain tahan kering, mutu biji umumnya tetap baik walau ditanam pada tanah kurus, mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi, dan dapat ditanam baik monokultur maupun tumpang sari. Tanaman wijen pada akhir-akhir ini banyak dikembangkan di lahan sawah sesudah padi pada musim kemarau di samping di lahan kering pada musim penghujan. Oleh karena itu peluang pe-ngembangan wijen ini sangat besar, baik di lahan kering yang sangat luas mencapai 49,3 juta ha maupun di lahan sawah sesudah padi. Pengembangan wijen akan berhasil dengan baik apabila menggunakan varietas unggul, waktu tanam, ja-rak tanam, pemupukan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit yang tepat, serta panen dan pascapanen yang sesuai
- ItemDUKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT PADA PENDIRIAN PABRIK PEMINTALAN RAMI (SERAT PANJANG) DI KABUPATEN GARUT(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2007) Tim Pendirian Pabrik Rami (Pemda Garut); Tim Pendirian Pabrik Rami (Pemda Garut)
- ItemSTRATEGI REVITALISASI PENGEMBANGAN KAPAS DAN RAMI(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2007) RACHMAN, Agus Hasanuddin; Direktorat Tanaman Semusim, Ditjen Perkebunan; Direktorat Tanaman Semusim, Ditjen PerkebunanIndustri tekstil dan poduk tekstil (TPT) terus meningkat, ditandai dengan meningkatnya jumlah mata pintal, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan serat kapas dalam negeri. Produksi kapas dan rami nasional memiliki peluang besar untuk ditingkatkan mengingat ketersediaan lahan yang sesuai untuk pengembangan yang cukup luas. Untuk mendukung program pengembangan kapas dan rami yang semakin luas, pemerintah telah merumuskan program revitalisasi pengembangan kapas dan rami dengan menetapkan beberapa kebijakan dasar dan operasional. Dengan dukungan dari instansi terkait lintas departemen serta pemerintah daerah, diharapkan program pengembangan kapas dan rami dapat berkembang dengan baik untuk mendukung industri TPT yang berkesinambungan.
- ItemPERSYARATAN MUTU SERAT RAMI DAN TEKNOLOGI UNTUK INDUSTRI TEKSTIL DALAM MENDUKUNG PILOT PROJECT AGRIBISNIS RAMI DI KABUPATEN GARUT(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2007) Balai Besar Tekstil, Bandung; Balai Besar Tekstil, Bandung
- ItemKEBIJAKAN PENGEMBANGAN RAMI DAN DUKUNGAN PADA PILOT PROJECT PENGEMBANGAN RAMI DI KABUPATEN GARUT(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2007) Direktorat Budi Daya Tanaman Semusim; Direktorat Jenderal Perkebunan; Departemen Pertanian; Direktorat Budi Daya Tanaman Semusim
- ItemPOSISI WIJEN INDONESIA DALAM PERDAGANGAN WIJEN DUNIA(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2007) ANINDITA, Ratya; Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian; Universitas Brawijaya, Malang; Universitas Brawijaya, MalangPada dekade terakhir pasar wijen mulai diperhatikan oleh beberapa negara termasuk Indonesia. Dari beberapa hasil pengamatan data menunjukan perkembangan pasar wijen tidak menunjukkan adanya fluktuasi pasar yang berarti. Perubahan pasar yang terjadi karena adanya perubahan perkembangan produksi di beberapa negara seperti Jepang dan Korea mengalami penurunan produksi tetapi di negara lain secara cepat meningkatkan produksinya sehingga harga wijen dunia pada tahun terakhir cenderung menurun walaupun ramalan tingkat konsumsi akan terus meningkat sebesar 0,5 ribu ton tiap tahun hingga tahun 2012. Tingkat produktivitas wijen di Indonesia tergolong rendah yaitu sebesar 465 kg/ha dibandingkan dengan negara produsen utama walaupun potensi produksi dapat mencapai 1.600 kg/ha. Gap tingkat produktivitas yang relatif tinggi antara potensi dan di tingkat petani menyebabkan status wijen di Indonesia banyak tergantung dengan strategi peningkatan produksi. Di samping itu, pengembangan kelembagaan pemasaran perlu dipersiapkan dengan baik agar pasar dapat tersedia dengan efektif dan efisien bagi produsen di daerah pengembangan. Peningkatan produktivitas wijen perlu diikuti dengan peningkatan tingkat rendemen agar industri wijen dapat berkembang. Di samping itu, peningkatan nilai tambah wijen bagi produsen domestik melalui pengembangan industri berbasis wijen perlu diperhatikan karena nilai tambah ini merupakan penentu daya saing wijen pada tahap berikutnya terutama apabila persaingan wijen sudah semakin ketat.
- ItemINDUSTRI BERBAHAN BAKU WIJEN DAN PERMASALAHANNYA(Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, 2007) SUGIYARTI, Tutik; Pengrajin Wijen Kabupaten Sukoharjo; Pengrajin Wijen Kabupaten SukoharjoWijen (Sesamum indicum L.) sudah lama dikenal di dunia, karena banyak manfaat yang terkandung di dalamnya. Minyak yang berasal dari biji wijen mengandung asam lemak tidak jenuh sampai 86,5%, yang bila dikonsumsi mampu mengikat kelebihan kolesterol dalam darah, sehingga sangat baik untuk kesehatan. Biji wijen manfaatnya antara lain sebagai bahan baku industri, bahan industri rumah tangga, konsumsi keluarga, dan obat-obatan. Hasil samping minyak wijen berupa bungkil dapat diproses menjadi kecap yang mengandung protein. Dalam pengembangan industri berbahan baku wijen banyak kendala, antara lain peralatan yang masih tradisional, sehingga kualitas hasil kurang sempurna. Kemasan produk kurang menarik, dan pemasaran masih terbatas, karena kurang promosi. Untuk itu perlu adanya perbaikan dan pemecahan masalah dengan strategi teknologi bisnis yang tepat. Hal ini karena industri berbahan baku wijen punya peluang yang cukup cerah dan baik.
- ItemKEBIJAKAN INDUSTRI TPT BERBASIS RAMI DAN DUKUNGAN PADA PILOT PROJECT AGRIBISNIS RAMI DI KABUPATEN GARUT(Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, 2007) Direktorat Industri Tekstil dan Produk Tekstil (ITPT); Departemen Perindustrian; Direktorat Industri Tekstil dan Produk Tekstil (ITPT)