Prosiding Temu Teknis Jabatan Fungsional Non Peneliti
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Temu Teknis Jabatan Fungsional Non Peneliti by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 126
Results Per Page
Sort Options
- ItemEfektivitas pestisida nabati dan pupuk hayati terhadap beberapa jenis hama dan penyakit serta produktivitas tanaman tomat(BBP2TP, 2014) Azri, Azri; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura (PKAH) di Kabupaten Pontianak berlokasi di desa Antibar Kecamatan Mempawah Timur, kawasan ini merupakan percontohan pertanian organik. Penelitian • pertanian organik tanaman tomat dilakukan dengan menggunakan pupuk hayati dan insektisida nabati, Pengguriaan pupuk organik yang diperkaya denqan" hara P dan K dapat menghemat pupuk anorganik sebesar 50-75 % (dan pemanfaatan kompos jerami selama 4 musim berturut-turut dapat menghemat pemakaian pupuk KCI sampai dengan 100 kg/ha. Pengendalian secara kultur teknis, pengendalian flsik-mekanis, dan pemanfaatan musuh alami, sedangkan insektisida digunakan sebagai alternatif terakhir jika cara-cara non kimia tidak memberikan hasil yang optimal. Insektisida yang dapat 'digunakan dalam PHT, Penerapan Insektisida Nabati di lapangan dilakukan dengan campuran bahan lain dan dapat dibuat sendiri oleh petani. Insektisida nabati . tentµ1wJt dapat _digyoakan.-sebagai alternatif pengendalian serangga hama utama pada tanaman buah-buahan karena memenuhi beberapa kriteria yang diinginkan, yaitu aman, murah, mudah diterapkan petani dan efektif membunuh hama serta memiliki keuntungan mudah dibuat dan berasal dari bahan alami/nabati yang mudah terurai (biodegradable) sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya 'rnudah hilang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Insektisida nabati nyata dapat mengurangi serangan hama tungau, ulat buah dan antraknose, sedangkan penggunaan pupuk hayati tidak berpengaruh nyata terhadap serangan hama penyakit tomat namun bila dosis pupuk ditingkatkan ada kecendrungan mengurangi serangan hama penyakit. Penggunaan dosis. pupuk hayati berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah buah dan berat buah. Penggunaan pupuk hayati dengan 60 kg/ha merupakan takaran yang optimum pada produksi tomat.
- ItemPotensi lidah buaya sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi di Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014) umar, abdullah; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratLidah buaya merupakan salah satu komoditas unggulan di Kalimantan Barat, dan tumbuh subur di lahan gamb&Jt. Lidah buaya sudah banyak dimanfaatkan secara luas baik di bidang farmasi, kosmetika maupun industri makanan olahan. Lidah buaya memiliki potensi sebagai pestisida nabati karena telah diketahui mengandung senyawa ant-bakteri. Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak lidah buaya lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan koloni bakteri Xanthomonas oryzae dibanding bahan aktif streptomycin sulfat, dan aplikasi 80% ekstrak lidah buaya pada tanaman padi di rumah kaca, menghasikan intensitas serangan penyakit lebh rendah dibanding ekstrak daun sereh dan streptomycin sulfat (Reza Hilvian, 2007). Pemberian ekstrak lidah buaya konsentrasi 500 µg/ml juqa diketahul efektif menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas fluorescens, pada 18 jam setelah aplikasi (Andri Nofreeana, 2011). Terdapat metode sederhana yang mudah diterapkan untuk membuat pestisida nabati lidah buaya. Namun, karena pestisida nabati memiliki sifat mudah terdegradasi maka aplikasinya harus dilakukan secara spesifik untuk mendapatkan hasil yang seoptimal mungkin saat diaplikasikan di lapangan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran peluang pemanfaatan lidah buaya sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan penyakit Hawar daun bakteri yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pada tanaman padi di lapangan.
- ItemDaya adaptasi lima varietas unggul baru jagung di lahan kering pada lokasi pendampingan SL-PTT, Kabupaten Landak(BBP2TP, 2014) Kartinaty, tietyk; Serom, Serom; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan adaptasi lima varietas unggul baru jagung di lahan kering dan memilih varietas yang cocok dikembangkan di Kabupaten Landak. Penelitian dilaksanakan pada lokasi pendampingan SL-PTT Jagung di Desa Sompak, Kecamatan Sompak, Kabupaten Landak pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013. Penelitian lapangan dilaksanakan ,If: dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima ulangan. Varietas unggul baru jagung yang diuji adalah Bima 14, Bima •3;-Lamuru, Provit A dan URI l/STJ-01. Variabel pengamatan meliputi komponen pertumbuhan dan hasil yang selanjutnya dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dengan menggunakan BNJ pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata pada lima varietas yang diuji. Dari lima varietas yang diuji, Bima 14 merupakan varietas yang memiliki daya adaptasi terbaik dengan hasil 7,68 ton/ha pipilan kering, jumlah baris biji per tongkol 13,20 buah, panjang tongkol 20,56 cm, Diameter tongkol 4,96 cm, bobot 1000 biji 440,50 gram.
- ItemAdaptasi beberapa varietas padi lahan pasang surut di Kabupaten Pontianak Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014) omayani dewi, dina; efferianto, andi; puspita, melia; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPenelitian dilakukan di Desa Sungai Nipah, Kabupaten Pontianak Kalimantan Barat, pada bulan Juni-September 2013. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan varietas padi lahan pasang surut yaitu: Varietas Dendang, Inpara 3 dan Siak Raya dengan ulangan sebanyak enam kali. Tujuan -dari pengkajian ini adalah: untuk mengetahui pertumbuhan -dan produksi varietas padi lahan pasang surut di Kab. Pontianak Kalimantan Barat. Varietas padi Siak Raya memiliki tinggi tanaman tertinggi dan panjang malai lebih panjang dari varietas lainnya yaitu 110 cm dan 28 cm. Sementara Varietas Dendang memiliki jumlah anakan paling banyak (22,4) dan jumlah gabah hampa per malai paling sedikit yaitu 36,2.Varietas Siak Raya memiliki jumlah gabah bernas paling tinggi (120,6) dan bobot 1000 biji terbesar(24,8 gr), dan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kedua varietas lainnya. Selain itu Siak Raya juga memiliki bobot 1000 biji paling besar (24,8). Dari total produksi yang ada Varietas Inpara 3 memiliki produksi yang lebih tinggi (6,79 ton/ha)
- ItemInventarisasi dan pola kekerabatan plasma nutfah padi lokal di kabupaten kapuas hulu Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014) Subekti, agus; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratKeanekaragaman genetik plasma nutpah padi lokal di Kabupaten Kapuas Hulu perlu dilestarikan. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan inventarisasi dan mempelajari pola kekerabatan plasma nutfah padi lokal yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu. Metode penelitian adalah metode survey. Penentuan sampel menggunakan teknik bola salju. Survey dilaksanakan pada tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Bika, Kecamatan Putusibau Utara, dan Kecamatan Putusibau Selatan, pada bulan Maret sampai Mei 2014. Plasma nutfah padi lokal hasil survey ini selanjutnya di inventarisasi dan dipelajari pola kekerabatannya dengan Cluster Observations. Dari hasil penelitian diperoleh informasi yaitu : 1) plasma nutfah padi lokal yang ditemukan sebanyak 15 aksesi. 2) Berdasarkar.- karakteristik morfologi gabah dan beras terdapat variasi diantara plasma nutfah padi lokal yang ditemui di Kabupaten Kapuas Hulu. 3) terdapat dua kelompok kekerabatan plasma nutfah padi lokal di Kabupaten Kapuas • Hulu yaitu Kelompok I : Seluang, Kapuas,Sanik, Paya Tembakau, Aray, Remunai, Sakarang, Merah, dan Ace Dadara; dan Kelompok II : Sanik Merah, Burung, Kujam Merah, Balik, Selasih, dan Malaga. Kelompok I dan II terpisah karena karakter warna gabah, warna ujung gabah, warna beras dan berat 1000 butir.
- ItemVariabilitas tanaman buah-buahan spesifik lokasi Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014) subekti, agus; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratTujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui variabilitas plasma nutfah tanaman buah lokaldi Kabupaten Pontianak, Bengkayang, Sanggau, dan Kubu Raya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan sampel petani yang dipilih sebanyak 30 sarnpel berada dalam satu wilayah administrasi. Data hasil inventarisasi di analisis dengan analisis Diversitas menggunakan Indeks Shanon. Untuk mengetahui tingkat kemiripan struktur spesies antar 2 wilayah digunakari koefisien Sorenson (SC). Hasil penelitian menunjukkan bahw9 : 1) Spesies tanaman buah yang ada di KalimantanBarat adalah berjumlah 118 spesies yang tersebar di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Pontianak 63 spesies, Kabupaten Sanggau 73 spesies, Kabupaten Bengkayang 60 spesies, dan Kabupaten Kubu Raya 56 spesies. 2) Berdasarkan indeks Shannon (H) menunjukkan bahwa keragaman spesies tanaman buah tertinggi ada di Kabupaten Sanggau dan terendah di Kabupaten Kubu Raya. Sedangkan berdasarkan indeks kesamaan (EH) tertinggi 0,68 ada di Kabupaten Sanggau, ini menurtjukkan bahwa di Kabupaten Sanggau kelimpahan semua spesies tanaman buah lebih banyak dibandingkan Kabupaten lainnya. 3) Berdasarkan Nilai Koefisien Sorenson diketahui bahwa tingkat kemiripan spesiesi tanaman buah tertinggi ada pada Kabupaten Pontianak dengan Kabupaten Bengkayang (0,73) , sedangkan tingkat kemiripan spesies terendah ada pada Kabupaten Sanggau dengan Kabupaten Kubu Raya (0,60)
- ItemPemilihan hijauan makanan ternak (HMT) berdasarkan kondisi agroekosistem(BBP2TP, 2014) Arsjad, L.M. Gufroni; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratProgram Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) di Provinsi Kalimantan Barat dilaksanakan untuk mengurangi pemasukan ternak sapi antar pulau yang setiap tahunnya masih tinggi (31,26 %). Kegiatan ini dilaksanakan melalui optimalisasi sumberdaya lokal meliputi potensi sumberdaya manusia, sumberdaya alam, sumberdaya teknologi dan sumberdaya finansial serta pemberdayaan peternak rakyat. Iklim wilayah Kalimantan Barat yang sesuai untuk mengembangkan ternak sapi potong, serta ketersediaan rumput hijauan yang mudah diperoleh,. sangat mendukung peningkatan . populasi•••ternak sapi di Kalimantan Barat. Pendekatan teknis pelaksanaan PSDSK meliputi perbibitan, budidaya, kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner dan pakan. Pemilihan jenis HMT yang sesuai pada kondisi agroekosistem diperlukan untuk mendukung keberhasilan pertumbuhan dan produksi ternak. Perangkat lunak Hijauan Tropis (Tropical Forages) adalah alat bantu yang berguna dalam pemilihan jenis hijauan sesuai kondisi setempat. Telah dilakukan survei pada Desa Sinar Tebudak, Kecamatan Tujuhbelas, Kabupaten Bengkayang sebagai sentra pengembangan ternak sapi potong dan studi literatur untuk memenuhi kebutuhan data. Selanjutnya dilakukan analisis untuk memperoleh rekomendasi jenis rumput dan legum. Rekomendasi jenis rumput dan legum yang sesuai berdasarkan hasil analisis Hijauan Tropis terdapat 29 jenis rumput dan 27 jenis legum yang sesuai untuk dikembangkan di Desa Sinar Tebudak, Kecamatan Tujuh Belas Kabupaten Bengkayang. Rekomendasi jenis rumput dan legum maka para pengguna dapat menentukan sendiri jenis rumput dan legum berdasarkan ketersediaan bibit atau benih, pola pemeliharaan ternak, intensitas pemotongan dan nilai gizi pakan hijauan.
- ItemStrategi dan upaya pengembangan teknologi mekanisasi budidaya jagung di Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014) Purba, Tommy; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPotensi lahan kering di Kalbar sebanyak 1.1 juta ha sedangkan lahan untuk budidaya jagung seluas 44.588 ha. Pemanfaatan hasil penelitian dan perekayasaan teknologi mekanisasi pertanian masih lamban karena berkaitan erat dengan sistem usahatani, pranata sosial-budaya, kelembagaan, dan pembangunan wilayah. Pemerintah Propinsi Kalbar telah mendirikan Alsintan Center yang terletak di kabupaten Kubu Raya. Alsintan Center ini diarahkan sebagai pusat desain mesin dan peralatan, pusat pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan SDM di bidang desain, pembuatan dan . _ perawatan Alsintan yang diperlukan untuk penguatan industri Alsintan di Kai bar sehingga menjadi • yang terdepan dalam pengelolaan alat mesin pertanian. Jenis Alsintan yang sesuai dikembangkan di Kalbar untuk mendukung budidaya jagung adalah Traktor roda 2 dan traktor roda 4, Handsprayer, Aisin tanam, pompa air, Power Thresher, Corn sheller dan Dryer.
- ItemPengelolaan tanah dan air untuk usahatani jagung pada kondisi keairan yang berbeda di lahan rawa pasang surut(BBP2TP, 2014) Hatta, Muhammad; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratProduktivitas jagung di lahan rawa pasang surut masih rendah rata -rata sekitar 2 ton/ha. Salah satu peluang meningkatkan produksi dan produktivitas jagung antara lain melalui pemanfaatan lahan rawa pasang surut. Lahan rawa pasang surut memiliki beberapa kondisi keairan, informasi kondisi keairan sangat menentukan kelayakan teknis maupun ekonomis di dalam usahatani jagung. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelayakan teknis dan ekonomis usahatani jagung pada kondisi keairan yang berbec:la di lahan rawa pasang surut yang menguntungkan dan berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah percobaan lapangan dan analisis finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelayakan usahatani jagung berturut - turut dari yang paling layak hingga kurang atau tidak layak adalah kondisi keairan D, kemudian C, disusul B, dan yang terakhir A. Teknologi pembuatan guludan dan pengairan sistem satu arah, pemberian bahan pembenah tanah berupa kapur dolornit dan kompos dan pupuk kandang dan limbah tanaman jagung dengan takaran masing-masing 2 t/ha sert.a dipupuk Urea 350 kg/ha, SP-36 250 kg/ha dan KCI 150 kg/ha merupakan paket teknologi yang paling efisien dan paling layak diterapkan untuk usahatani jagung di lahan rawa pasang surut pada kondisi keairan A dan B, sedangkan pengairan sistem konservasi, diberi kapur dan kompos dari pupuk kandang dan jerami jagung dengan takaran masing-masing 2 t/ha, dan dipupuk Urea 350 kg/ha, SP 36 250 kg/ha dan KCI 150 kg/ha untuk kondisi keairan C dan D.
- ItemPengaruh pemupukan terhadap produktivitas dan serangan pbk, helopeltis serta busuk buah kakao di Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014) Azri, Azri; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPemupukan tanaman kakao merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting dalam meningkatkan produksi buah kakao. Lahan pertanaman kakao di Kalimantan Barat memiliki kesuburan lahan yang sangat beragam dan tergolong lahan yang merniliki tingkat kesuburan tanah yang sangat rendah sampai sedang. Dengan demikian salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah pentingnya memperbaiki tingkat kesuburan lahan melalui penambahan unsur hara lewat pemupukan. Masalahnya adalah rujukan pemupukan yang tersedia selama ini masih sangat umum, padahal kondisi di lapangan sangat bervariasi utamanya ditinjau dari aspek kesuburan lahan. Belum lagi aspek-aspek lainnya seperti kondisi iklim dan tingkat pengelolaan serta aspek sosial ekonomi. Salah satu untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produksi kakao di -Kalimantan Barat adalah dengan memberikan pemupukan. Penelitian pemupukan tanaman kakao dilakukan di desa Sotok Kecamatan Balai Karangan Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Waktu penelitian dilakukan bulan Januari - Desember 2012. Perlakuan berupa paket teknologi pemupukan pada tanaman kakao, penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 x ulangan, dengan perlakuan dosis pemupukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk nyata dapat mengurangi serangan hama penyakit pada tanaman kakao dan meningkatkan produksi kakao sebesar 0.4 ton/ha dibanding dengan control.
- ItemPenerapan metode sri (system of rice intensification) dalam produksi benih sumber padi situ bagendit di Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014) Pratiwi; subekti, agus; Permana, dadan; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratIndustri perbenihan padi mempunyai peranan yang penting dalam ketersediaan benih nasional. Komponen teknologi yang tepat dapat meningkatkan produktivitas padi. Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) sudah terbukti dapat meningkatkan hasil produksi dibandingkan metode konvensional petani. Munculnya metode baru yaitu SRI (System of Rice Intensification) dapat memberikan gambaran mengenai metode peningkatan produksi padi yang optimal. Metode SRI ini dapat diterapkan dalam produksi benih sumber padi guna meningkatkan hasil produksi. Tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui aplikasi metode SRI dalam produksi benih sumber padi. Pengkajian dilaksanakan di Kelompok Tani Sinar Pagi II, desa Nyarumkop, Kecamatan Singkawang Timur, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, pada MH 2012/2013, dimulai pada bulan Oktober 2012 sampai dengan April 2013. Varietas yang digunakan adalah Situbagendit. Perlakuan dalam pengkajian ini adalah metode SRI yang dibandingkan dengan konvensional oleh petani, dimana masing-masing perlakuan seluas 0,5 hektar. Teknologi PTT diterapkan dalam kedua metode yang dikaji. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar parameter yang diamati tidak menunjukkan perbedaan yang nyata kecuali pada parameter tinggi tanaman, jumlah malai per tanaman dan berat gabah per malai. Namun hasil GKP menunjukkan bahwa metode SRI mampu memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan metode konvensional. Metode SRI mampu memproduksi padi sebesar 6,4 ton/ha dan metode konvensional mampu memproduksi padi sebesar 4,5 ton/ha. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa metode SRI belum mampu memberikan hasil yang optimal dalam peningkatan produksi padi walaupun provitas nya lebih tinggi dan dapat disimpulkan bahwa metode SRI dapat digunakan sebagai alternatif dalam produksi benih sumber padi karena dapat meningkatkan hasil produksi.
- ItemRantai pasok sayuran di Desa Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014) C. Kilmanun, Juliana; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratMembangun suatu agribisnis yang berkelanjutan pada hakekatnya adalah membangun suatu manajemen rantai pasok, yaitu membangun suatu jejaring diantara pelaku usaha yang bekerjasama dan saling bergantung mulai dari produsen sampai konsumen. Dengan demikian maka dalam penerapan manajemen rantai pasok terkandung didalamnya penerapan budfdaya tanaman yang baik,penanganan pasca panen yang baik,cara distribusi yang baik dan cara pernasaran yang baik. Pengembangan sayuran secara berkelanjutan di desa Rasau Jaya sudah berjalan baik dimana sudah terbangun rantai pasok yang baik Namun demikian masih ada permasalahan yang dijumpai petani dalam berusahatani sayuran dilahan gambut desa Rasau Jaya antara lain antara lain: pengetahuan yang terbatas ten.tang pengolahan lahan gambut, penyediaan benih bermutu, permodalan,harga dan Jalan usahatani. Untuk itu dalam pengembangan agribisnis sayuran yang lebih baik diperlukan beberapa aktivitas antara lain; informasi tentang pengolahan �han gambut, pengembangan perbenihan, dukungan permodalan, kebijakan harga dan dukungan infrastruktur jalan. Penelitian ini dilakukan di desa Rasau jaya II pada tahun 2013 bertujuan 1) mendapatkan informasi ten.tang rantai pasok sayuran di desa Rasau Jaya, 2) mendapatkan informasi tentang usahatani sayuran. Data dikumpulkan melalui wawancara secara terstruktur dengan 30 petani sayuran yang dipilih secara simple random sampling. Penelitian dilakukan di desa Rasau Jaya II pada tahun 2013. Penelitian ini adalah merupakan studi kasus yang diarahkan untuk mendapatkan informasi/gambaran detil tentang rantai pasok sayuran di Lahan Gambut desa Rasau Jaya II. Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah secara diskriptif.
- ItemPengendalian pecah buah pada jeruk keprok terigas di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014) Zuhran, Muhammad; Purba, Tommy; Supriyanto, Arry; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPengembangan Jeruk Keprok Terigas di Kabupaten Sambas terhambat oleh masalah pecah buah. Pecah buah yang diyakini disebabkan oleh fluktuasi ekstrim kadar air, suhu, kelembaban tanah, serta serapan hara saat tehadi hujan setelah mengalami musim kemarau panjang sangat merugikan • • petani • karena berdampak signifikan terhadap penurunan • produksi. Penelitian ini bertujuan mendapatkan teknologi pengendalian pecah buah melalui pengurangan fluktuasi kadar air, suhu, dan kelembaban tanah serta pemberian hara yang cukup bagi tanaman. Percobaan lapang ini dilaksanakan pada tahun 2010 hingga 2011 di kebun jeruk petani yang berlokasi di Kabupaten Sambas. Rancangan penelitian menggunakan Split Plot Design terdiri dart :?: petak utama yakni lahan dengan parit digenangi dan lahan dengan parit tidak digenangi, masing-masing terdiri dari 3 anak petak yaitu 1) pupuk anorganik (teknologi petani), 2) pupuk anorganik + pupuk organik + mulsa, dan 3) pupuk anorganik + pupuk organik + mulsa + (Ca + B). Penggenangan parit dilakukan selama tidak ada hujan. Pemberian pupuk anorganik, pupuk organik, dan mulsa dilakukan setelah panen, sedangkan Kalsium (Ca) dan Boron (B) diberikan pada stadia cepat pertumbuhan buah. Penelitian diulang 4 kali dengan unit percobaan 10 pohon. Berdasarkan hasil pengamatan, pecah buah terjadi setelah buah berumur 16 minggu hingga 34 minggu setelah bunga mekar, dengan kejadian tertinggi ketika buah berumur 22-24 mil)ggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggenangan parit kebun selama musim kemarau yang diikuti dengan pemberian pupuk anorganik, pupuk organik, mulsa, pupuk Kalsium (Ca), dan pupuk Boron (B) mampu mengurangi pecah . buah pada tingkat yang paling rendah dib.andingkan perlakuan teknologi lainnya.
- ItemAnalisis finansial usahatani anggrek vanda douglas sp di Kota Pontianak(BBP2TP, 2014) Puspitasari, Melia; omayani dewi, Dina; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratDi Kelurahan Siantan Hulu, Kata Pontianak berkembang budidaya anggrek potong Vanda douglas. Usahatani budidaya anggrek potong Vanda douglas tersebut sudah ada sejak tahun 1980 yang dilakukan oleh etnis tionghoa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan finansial usahatani anggrek Vanda douglas yang dilakukan oleh petani tionghoa di Kota Pontianak. Metode Penelitian adalah studi kasus terhadap keluarga petani anggrek Vanda douglas di Kelurahan Siantan Hulu, Kata Pontianak dengan menghitung tingkat kelayakannya melalui NPV, IRR, net B/C dan Masa Pengembalian Jnvestasi (MPI). Analisis kelayakan finansial dilakukan selama kurun waktu 5 tahun, karena pergantian tanaman biasa dilakukan 5 tahun sekali. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usahatani diperoleh data bahwa usahatani anggrek potong Vanda douglas di daerah tersebut memiliki nilai NPV Rp 24.185.957, IRR 45,38 %, Net B/C 2,06 dan MPI 1 tahun yang menunjukkan bahwa usahatani tersebut layak untuk diusahakan.
- ItemPemanfaatan pelepah kelapa sawit sebagai pakan ternak mendukung sistem integrasi ternak-sawit di Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014) Purba, Tommy; Haloho, Jhon David; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPenelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan pelepah kelapa sawit sebagai pakan ternak sapi dengan beberapa formulasi pengolahan sehingga dapat menggurangi penggunaan rumput alami. Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau, Propinsi Kalimantan Barat mulai bulan April sampai September 2012. Pengkajian ini merupakan percobaan lapangan dengan memanfaatkan mesin pencacah pelepah kelapa sawit sebagai alat untuk mencacah pelepah dan dilanjutkan dengan pengolahan hasil cacahan dengan beberapa perlakuan yaitu Kontrol (serabut pelepah sawit + Urea + Garam), Perlakuan A (Serabut pelepah sawit+Urea+Garam+Probion) Perlakuan B (Serabut pelepah sawit+Urea+Garam+gula merah+dedak+Sagu), Perlakuan C (Serabut pelepah sawit+Urea+Garam+gula merah+dedak+Sagu+Probion), dan Perlakuan D (Serabut pelepah sawit+Urea+Garam+gula merah+dedak+Sagu+M-Dec). Berdasarkan hasil uji laboratorium didapatkan bahwa hasil cacahan pelepah sawit mengandung lemak total nya 2,92 % sehingga layak dijadikan sebagai pakan ternak. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh perlakuan B mendapatkan penilaian kualitas silase tertinggi dengan nilai 90, diikuti secara berturut oleh perlakuan C, perlakuan A, Kontrol perlakuan D. Tingginya nilai kualitas silase perlakuan B menunjukkan bahwa silase yang dihasilkan secara umum menghasilkan kualitas aroma, warna, sentuhan dan tekstur yang paling mendekati standar silase yang baik.
- ItemEvaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman akasia (acacia mangium)(BBP2TP, 2014) Hatta, Muhammad; sumarminto, b.h; sulakhudin, sulakhudin; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPenelitian bertujuan untuk memperoleh kelas kesesuaian lahan tanaman Acacia mangium dan satuan peta tanah tertentu yang mempunyai kesamaan sifat tanah dan sifat lingkungan dalam mendukung kehidupan tanaman Acacia mangiumtang berkelanjutan (land suitability). Penelitian dilaksanakan di wilayah Hutan Tanaman Industri- P..T. Musi Hutan Persada (MHP) Lematang, Provinsi Sumatera Selatan seluas 47.839,76 ha,pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2009.Survei pemetaan tanah tingkat detil skala 1:25.000 meliputi kegiatan identifikasi, karakterisasi, dan evaluasi lahan untuk tanaman Acacia mangium. Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman Acacia mangium di wilayah tersebut tergolong cukup sesuai dengan faktor penghambat retensi hara . (52 nr) seluas 9.875,03 ha (20,64 %) dan kelas cukup sesuai dengan faktor penghambat retensi hara dan tingkat bahaya erosi (52 nr eh) seluas 37.964,73 ha (79,34 %).Kelas kesesuaian 52 nr, terutama disebabkan oleh nilai kemasaman tanah yang tinggi dan kejenuhan basa yang rendah, sedangkan 52 nr eh disamping karena kondisi masam yang tinggi dan kejenuhan basa yang rendah juga disebabkan adanya erosi tanah. Pemberian bahan organik, pengapuran dan pemberian seresah dapat meningkatkan kelas kesesuaian lahan menjadi cukup sesuai (51).
- ItemPerbaikan tingkat kemurnian pepaya varietas hawaii dan meksiko dengan metode penggaluran (selfing)(BBP2TP, 2014) Oktafiani, astri; warni, desti; japri, japri; Sanusi, sanusi; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPepaya Meksiko yang dikenal sebagai pepaya madu Pontianak dan pepaya Hawai merupakan varietas pepaya yang banyak dikembangkan di Kalimantan Barat. Tanaman ini memberikan kontribusi dalam mengangkat citra Kalimantan Barat dan dijadikan salah satu komoditas unggulan. • • Akan tetapi saat ini telah terjadi penurunan kualitas maupun kuantitas buah akibat tingginya « keragaman pada benih pepaya ini. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas pemurnian untuk memperbaiki kualitas benih. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian Pepaya • Meksiko dan pepaya madu Pontianak. Pemumian dilakukan dengan cara melakukan selfing pada• bunga hermafrodit dari tanaman yang fenotipenya paling mendekati karakter asli pepaya Hawaii dan Madu. Aktivitas selfing dilakukan paling sedikit sampai dengan generasi ke-7 untuk memperoleh keturunan dengan tingkat kemurnian mendekati 100 %. Kegiatan pemurnian ini dimulai pada tahun 2010 sehlngga sampai dengan saat ini sudah diperoleh generasi selfing ke-3. Pada tahun pertama tingkat kemurnian pepaya Hawaii adalah 25 %, kemudian meningkat menjadi 45.60% pada tahun kedua, dan meningkat menjadi 68.72% pada tahun ketiga. Begitu juga dengan pepaya Meksiko, pada tahun pertama tingkat kemurnian sebesar 27.03%, meningkat menjadi 62.24% pada tahun kedua, dan meningkat menjadi 76.34% pada tahun ketiga.
- ItemProduktivitas Dan Analisa Pendapatan Usahatani Padi Dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu Di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014-08) Nurita, Sari; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratKegiatan ini dilaksanakan di desa Gelik Kecamatan Selakau Timur Kabupaten Sambas pada bulan September 2012 - Pebruari 2013 dengan tujuan untuk mengetahui produktivitas dan analisa pendapatan usahatani padi dengan menggunakan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Non PTT di Kecamatan Selakau llmur Kab. Sambas. Parameter yang diamati dalam kegiatan ini adalah pertumbuhan, produksi, input dan output. Data ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan dijadikan dasar analisis biaya dan pendapatan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa dengan PTT produktivitas padi mencapai 7,7 ton/ha sedangkan Non PTT 5,1 ton/ha. Dari analisa pendapatan usahatani memperlihat-kan keuntungan dengan menerapkan PTT lebih tinggi dari Non PTT. Demikian juga nilai R/C PTT lebih tinggi dari Non PTT. Dari analisa pendapatan .usahatanl juga terlihat lltik Impas Produksi (TIP)' dimana petani tidak mengalami kerugian adalah 2.682,43 kg/ha untuk PTT dan Non PTT 2.101,29 kg/ha, sedangkan lltik Impas Harga (TIH) agar petani tidak rugi adalah Rp.1.219,29/kg untuk PTT dan Rp.1.442,06/kg Non PTT
- ItemKeragaan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Dalam Rangka Pendampingan SL-PTT Di Kabupaten Melawi Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014-08) Nurita, Sari; Anshori, Syaifuddin; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratSalah satu program untuk meningkatkan . produksi padi adalah Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Di Kalimantan Barat SL-PTT tersebar di 12 Kabupaten, salah satunya Kabupaten Melawi. Dalam rangka pendampingan SL-PTT padi di Kabupaten Melawi maka dilakukan kegiatan keragaan beberapa varietas unggul baru padi yang dilaksanakan di desa Batu Ampar Kecamatan Belimbing Kabupaten Melawi dari bulan April - Agutus 2013. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui keragaan produktivitas beberapa varietas unggul padi dan analisa usahataninya. Varietas yang digunakan adalah Situ Bagendit, Cibogo dan Inpari 10 serta varietas Ciherang yang digunakan oleh petani disekitar kegiatan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan, produksi, input dan output. Data ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan dijadikan dasar analisis usahatani. Hasil kegiatan menunjukkari bahwa varietas Cibogo memberikan hasil yang tertinggi yaitu 5,96 ton/ha kemudian diikuti oleh varietas Inpari 10 (5,48 ton/ha), Situ Bagendit 4,96 ton/ha dan terendah Ciherang hanya 3,8 ton/ha. Berdasarkan hasil analisa usahatani menunjukkan keuntungan yang diperoleh varietas Cibogo paling besar Rp. 19.742.500,- dan terendah Varietas Ciherang Rp. 11.030.000,-. Demikian juga dengan R/C ratio varietas Cibogo lebih tinggi dari lainnya. Namun demikian semua varietas yang digunakan memiliki R/C ratio > 1 sehingga secara finansial layak untuk diusahakan. Dari analisa usahatani juga terlihat bahwa titik impas produksi (TIP) varietas Cibogo 2.011,50 kg, Inpari 10 (1.999,50 kg), Situ Bagendit 1:962,50 kg dan Ciherang 1.594 kg. Sedangkan titik impas harga (TIH) yang membuat petani tidak rugi adalah Rp. 1.687,50 untuk varietas Cibogo, Inpari 10 Rp. 1.824,36, Situ Bagendit Rp. 1.978,33 dan Ciherang Rp. 2.097,37.
- ItemModel pembangunan pertanian kawasan perbatasan antar negara Desa Sanatab, Kecamatan Sajingan Besar(BBP2TP, 2014-08) Burhansyah, Rusli; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPermasalahan pada masyarakat perbatasan antara lain; kesenjangan pendapatan, keterbatasan prasarana wilayah dan sosial, dan berkembangnya kegiatan ilegal (penebangan liar, penyeludupan dan perdagangan manusia). Salah satu upaya untuk mengatasi kesenjangan pendapatan tersebut rnelalui peningkatan pendapatan yang dicapai dengan pendekatan model pembangunan pertanian kawasan perbatasan Sajingan Besar. Tujuan penelitian ini adalah rnelihat kondisi awal (benchmark) dan model pengernbangan pertanian di wilayah perbatasan kabupaten Sambas. Metoda Analisis yang digunakan PRA, Benchmarking, Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga. Pemilihan komoditas berdasarkan kelas kesesuaian lahan, eksistensi, dan keragaan komoditas, Hasil penelitian menunjukkan bahwa komoditas yang bisa dikembangkan antara lain; padi, karet, babi, ayam buras, dan ikan • tawar. Transformasi pendapatan dari Rp 23 juta/kk/tahun (646 US$/kapita/tahun) menuju Rp 40 juta/kk/tahun (1.113 US$/kapita/tahun) dapat tercapai apabila prakondisi yang dibutuhkan antara lain; sistem agrobisnis, SDM petani, pendampingan, perencanaan, impelernentasi. Koordinasi dan sinergi antar badan /dinas terkait berjalan harmonis agar pelaksaanaan program pengernbangan pertanian kawasan perbatasan dengan pendekatan model kawasan Agropolitan Sajingan Besar berjalan dengan baik.