Prosiding Temu Teknis Jabatan Fungsional Non Peneliti
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Prosiding Temu Teknis Jabatan Fungsional Non Peneliti by Title
Now showing 1 - 20 of 126
Results Per Page
Sort Options
- ItemAdaptasi beberapa varietas padi lahan pasang surut di Kabupaten Pontianak Kalimantan Barat(BBP2TP, 2014) omayani dewi, dina; efferianto, andi; puspita, melia; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPenelitian dilakukan di Desa Sungai Nipah, Kabupaten Pontianak Kalimantan Barat, pada bulan Juni-September 2013. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan varietas padi lahan pasang surut yaitu: Varietas Dendang, Inpara 3 dan Siak Raya dengan ulangan sebanyak enam kali. Tujuan -dari pengkajian ini adalah: untuk mengetahui pertumbuhan -dan produksi varietas padi lahan pasang surut di Kab. Pontianak Kalimantan Barat. Varietas padi Siak Raya memiliki tinggi tanaman tertinggi dan panjang malai lebih panjang dari varietas lainnya yaitu 110 cm dan 28 cm. Sementara Varietas Dendang memiliki jumlah anakan paling banyak (22,4) dan jumlah gabah hampa per malai paling sedikit yaitu 36,2.Varietas Siak Raya memiliki jumlah gabah bernas paling tinggi (120,6) dan bobot 1000 biji terbesar(24,8 gr), dan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kedua varietas lainnya. Selain itu Siak Raya juga memiliki bobot 1000 biji paling besar (24,8). Dari total produksi yang ada Varietas Inpara 3 memiliki produksi yang lebih tinggi (6,79 ton/ha)
- ItemAdopsi Teknologi Tanaman Kakao pada Kegiatan Pendampingan Kawasan Perkebunan di Kabupaten Poso(IAARD Press, 2019) Tumanan, Yakob Bunga; Risna; Dewi, Mardiana; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianPotensi manfaat yang diharapkan dari kegiatan pendampingan teknologi terhadap kawasan Perkebunan ini adalah mempercepat penyampaian informasi teknologi kepada pengguna/petani pelaksana kegiatanagar tujuannya yakni peningkatan produktivitas dan mutu kakao khususnya dikabupaten Poso, Sulawesi Tengah dapat tercapai. Dampak yang diharapkan adalah adanya perbaikan ekonomi daerah, lapangan kerja terbuka, sekaligus agribisnis kakao dapat terwujud, sehingga dapat memberi nilai tambah kepada masyarakat secara umum. Hal yang tak kalah pentingnya adalah dalam rangka mendukung pencapaian Sulawesi Tengah sebagai sentra pengembangan kakao di kawasan Timur Indonesia. Pengkajian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember 2017 di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada kelompoktani Mekar Merta dengan jumlah anggota sebanyak 32 orang yang merupakan responden.Pelaksanaan pendampingan tanaman kakao dilakukan dengan metode ceramah, demonstrasi cara dan aplikasi langsung. Tujuan dari pengkajian untuk mengetahui sebaran dan tingkat adopsi.Pengukuran sebaran adopsi dilakukan menggunakan pendekatan frekwensi dengan parameter persentase. Tingkat adopsi terhadap komponen teknologi tanaman kakao pada pendampingan kawasan perkebunan rata-rata 88,97 % dengan sebaran 45,83 %, intensitas adopsi bervariasi setiap komponen teknologi. Hal ini karena petani belum intens melakukan dipertanaman kakao, karena ada teknologi yang baru diketahui. Teknologi yang dianggap mudah dan memberikan keuntungan, maka akandengan cepat menyebar dan dilakukan secara intens sesuai dengan waktu pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan produksi.
- ItemAnalisis finansial usahatani anggrek vanda douglas sp di Kota Pontianak(BBP2TP, 2014) Puspitasari, Melia; omayani dewi, Dina; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratDi Kelurahan Siantan Hulu, Kata Pontianak berkembang budidaya anggrek potong Vanda douglas. Usahatani budidaya anggrek potong Vanda douglas tersebut sudah ada sejak tahun 1980 yang dilakukan oleh etnis tionghoa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kelayakan finansial usahatani anggrek Vanda douglas yang dilakukan oleh petani tionghoa di Kota Pontianak. Metode Penelitian adalah studi kasus terhadap keluarga petani anggrek Vanda douglas di Kelurahan Siantan Hulu, Kata Pontianak dengan menghitung tingkat kelayakannya melalui NPV, IRR, net B/C dan Masa Pengembalian Jnvestasi (MPI). Analisis kelayakan finansial dilakukan selama kurun waktu 5 tahun, karena pergantian tanaman biasa dilakukan 5 tahun sekali. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usahatani diperoleh data bahwa usahatani anggrek potong Vanda douglas di daerah tersebut memiliki nilai NPV Rp 24.185.957, IRR 45,38 %, Net B/C 2,06 dan MPI 1 tahun yang menunjukkan bahwa usahatani tersebut layak untuk diusahakan.
- ItemAnalisis Kandungan Timbal dan Cadmium pada Terung Ungu yang Ditanam dengan Media Kompos Sampah Kota(IAARD Press, 2019) Khairiyanti; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianTanaman terung yang ditanam pada media kompos sampah kota, memungkinkan menyerap logam berat melalui media tanamnya. Standar Nasional Indonesia (SNI-7387: 2009) menyebutkan bahwa pada sayuran batas maksimum kandungan Timbal (Pb) 0,5 ppm dan Cadmium (Cd) 0,2 ppm. Logam berat timbal dan cadmium ini sangat berbahaya bagi manusia karena bersifat racun dan tidak larut di dalam air. Tujuan percobaan ini untuk mengetahui kandungan logam berat Pb dan Cd pada terung dari tanaman terung ungu yang ditanam menggunakan media kompos sampah kota. Penggunaan kompos sampah kota sebagai media tanam sebanyak 0, 25, 50, 75, dan 100%. Analisis dilakukan di Laboratorium Tanah dan Tanaman Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara dengan cara pengabuan basah sampel kering menggunakan Asam Nitrat dan Asam Perklorat (10:1), selanjutnya ekstrak diukur menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil analisis menunjukkan bahwa terung ungu yang ditanam pada media kompos sampah kota sebanyak 0, 25, 50, 75, dan 100% berturut-turut mengandung timbal (Pb), sebesar 0,06; 0,22; 0,43; 0,58; dan 0,73 ppm. Sedangkan kandungan cadmium (Cd) adalah 0,02; 0,09; 0,13; 0,31; dan 0,57 ppm. Terung ungu yang dihasilkan dari tanaman terung pada media tanam kompos sampah kota masih aman dikonsumsi dengan batas penggunaan kompos sampah kota maksimal 50% dari total media tanam.
- ItemAnalisis Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi(IAARD Press, 2019) Putra, Endi; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianPenyuluhan pertanian saat ini dihadapkan permasalahan tentang kondisi tenaga penyuluh yang mengharuskan setiap Desa mempunyai penyuluh pertanian paling tidak satu orang penyuluh. Banyak alih tugas penyuluh pertanian ke jabatan lain, perubahan kelembagaan, dan berkurangnya tenaga penyuluh pertanian mengakibatkan tidak sebandingnya jumlah tenaga penyuluh pertanian dengan jumlah petani/kelompoktani yang harus dilayani. Penilaian evaluasi kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sarolangun pada Tahun 2016 dan Tahun 2018 yang sesuai Permentan No. 91/Permentan/OT.140/9/2013 belum dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengukur tingkat kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sarolangun dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Selain itu, Kegiatan juga bertujuan menganalisis faktor–faktor yang berhubungan dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sarolangun. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode sensus yaitu wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner terhadap semua responden dan menggali berbagai informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Responden berjumlah 129 orang yang di sensus terdiri dari: Penyuluh PNS 82 orang, penyuluh THL-TB pusat sebanyak 4 orang penyuluh THL-D 43 orang yang tersebar di 13 kecamatan. Untuk menganalisis data digunakan analisis deskriptif dalam mengetahui dan mengukur tingkat kinerja. Untuk mengetahui faktor-faktor yang di duga berhubungan dengan kinerja penyuluh digunakan statistik non parametric dengan uji chi-square yang dilanjutkan dengan korelasi dan uji signifikansi/hubungan nyata. Hasil Kegiatan menunjukkan bahwa kinerja penyuluh pertanian dalam kategori baik. Dari 9 faktor yang diduga berhubungan dengan kinerja penyuluh ternyata hanya 7 faktor yang berhubungan. Faktor umur, masa kerja, motivasi kerja, dukungan administrasi, kondisi lingkungan kerja dan keterjangkauan daerah tempat bekerja memiliki koefisien kontingensi berada pada kategori sedang. Sementara itu faktor tingkat partisipasi aktif masyarakat termasuk kategori kuat dengan nilai koefisien kontingensi 0,584. Faktor umur, masa kerja, motivasi kerja, dukungan administrasi, kondisi lingkungan kerja dan keterjangkauan tempat daerah bekerja terhadap kinerja penyuluh memiliki keeratan hubungan termasuk kategori rendah. Sementara itu faktor tingkat partisipasi aktif masyarakat dengan kinerja penyuluh bernilai 0,716 yang termasuk kedalam ketegori kuat. Untuk kriteria arah nilai r ,7 faktor yang di uji bernilai r positif (+) artinya hubungan tersebut searah dan uji t menunjukkan 7 faktor tersebut berhubungan nyata dengan kinerja penyuluh.
- ItemAnalisis Residu Pestisida Cabai Merah dengan Kromatografi Gas(IAARD Press, 2019) Rosmayanti, Dewi; Kusdiningsih, Dini; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianCabai merah (Capsicum annuum L.) adalah tanaman yang berasal dari benua Amerika, merupakan salah satu komoditas pertanian andalan Indonesia. Tingginya konsumsi cabai merah, dan harga yang fluktuatif memicu para petani berusaha meningkatkan kualitas komoditas ini, salah satunya adalah dengan menggunakan pestisida. Penggunaan pestisida dalam produk pertanian ditujukan untuk mencegah serangan hama penyakit dan pengganggu yang dapat merusak tanaman. Pestisida golongan organoklorin merupakan pestisida yang umum digunakan. Pestisida meninggalkan residu pada bagian-bagian tanaman baik tangkai, batang, maupun buah dan bersifat toksik, sehingga berbahaya bagi kesehatan. Pengujian residu pestisida merupakan hal penting untuk menunjang kesehatan masyarakat. Residu pestisida organoklorin pada cabai merah dapat dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas. Sampel cabai diekstraksi dengan menggunakan pelarut aseton, diklorometan dan petroleumeter (30:30:30 v/v). Hasil ekstraksi dipekatkan lalu dilarutkan dengan isooktana dan toluena (90:10 v/v). Ekstrak lalu dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas, teknik injeksi splitless, suhu injektor 250 oC. Kolom sebagai fase diam 14% cyanopropylphenyl 86% dimethylpolysiloxane, dengan suhu terprogram. Fase gerak menggunakan gas nitrogen dengan laju alir 1.5 mL/menit.Detektor yang digunakan adalah Electron Capture Detector(ECD) dengan suhu 250 oC. Berdasarkan hasil percobaan, residu pestisida organoklorin yang terdapat pada sampel cabai merah adalah lindan, heptaklor, aldrin dan endrin dengan kadar berturut-turut adalah 0.0103, 0.0014, 0.0028, 0.0052 mg/L. Hasil tersebut bila dibandingkan dengan SNI 7313:2008 masih berada dibawah Batas Maksimum Residu (BMR).
- ItemAnalisis Usahatani Penangkaran Benih Padi Varietas Unggul Baru di Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah(IAARD Press, 2019) Andriansyah; Purwandari, Sintha Eliestya; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianBenih merupakan salah satu sarana produksi yang penting untuk diperhatikan dalam kegiatan usaha tani karena kualitas benih yang baik akan mampu menunjang peningkatan produksi dan produktivitas. Sarana produksi seperti benih berkualitas merupakan komponen penting dan menjadi tuntutan dalam kegiatan usaha tani. Salah satu inovasi teknologi yang prospektif untuk meningkatkan pendapatan petani melalui usaha tani padi adalah teknologi penangkaran benih padi varietas unggul. Hal ini menjadi tujuan utama dalam rangka meningkatkan pendapatan para petani padi sawah. Penangkaran benih padi di Talohen, Ampah Kota Kecamatan Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur bertujuan untuk menjaga ketersediaan benih di musim tanam dan meningkatkan kesadaran petani untuk menggunakan benih padi varietas unggul baru bersertifikat. Kajian ini bertujuan untuk menganalisa usahatani penangkaran benih padi Varietas Unggul Baru (VUB) di Talohen Kelurahan Ampah Kota yang melibatkan petani penangkar. Hasil Pengkajian menunjukan bahwa dengan menghasilkan benih padi unggul berarti harga jual yang diterima oleh petani lebih tinggi dibandingkan dengan harga konsumsi. Potensi usaha penangkaran benih padi VUB Badan Litbang Pertanian yang diproduksi oleh Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) BPTP Kalimantan Tengah cukup tinggi melihat kebutuhan benih di kabupaten Barito Timur khususnya dan Provinsi Kalimantan Tengah umumnya. Produksi benih dari label biru sebesar 6,0 ton/ha. Biaya produksi untuk menghasilkan benih label biru rata-rata Rp.14.737.000. Keuntungan usaha tani perbenihan ditingkat petani rata-rata Rp. 24.263.000 dengan nilai R/C ratio sebesar 2,65 dan B/C ratio sebesar 1,65. Respon penangkar terhadap kegiatan penangkaran benih padi varietas unggul baru sangat positif hal ini ditandai dengan keberlanjutan kegiatan penangkaran secara mandiri.
- ItemCara Mengatasi Kendala pada Analisis Energi Kasar Menggunakan Alat Kalorimeter Parr 6400(IAARD Press, 2019) Mulyaningsih, Yeni; Riyanti, Susi; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianUntuk menunjang kelancaran analisa Energi kasar di Laboratorium Pelayanan Kimia Balitnak, perlu diperhatikan beberapa hal tentang kendala yang terjadi saat analisa berlangsung, juga tentang cara penanganannya. Hal ini sudah ada di buku Petunjuk Kalorimeter Parr 6400 yang menggunakan bahasa inggris termasuk sebab dan akibat serta solusi penyelesaiannya. Untuk memudahkan penelusuran sebab dan akibat maka disusunlah makalah ini guna memberi kemudahan kepada pengguna alat Kalorimeter. Selain itu perlu diperhatikan beberapa hal teknis dalam penggunaan alat Kalorimeter Parr 6400. Diantaranya cara membuka tabung Rinse tank water, langkah awal dikeluarkan dulu gas yang ada didalam tabung rinse tank water dengan cara membuka katup hitam keatas, jika sudah keluar semua gasnya baru ditutup kembali katup hitam kemudian buka penutup tabung, serta menambahkan air aquades kedalamnya hingga batas yang ditera.Juga harus diperhatikan kapasitas nilai kalor dari suatu contoh yang dapat dianalisa adalah maksimum 9000 kalori. Tujuan penulisan ini adalah agar pengguna alat Kalorimeter saat saya purnabakti dapat mengetahui dan menyelesaikan kendala yang terjadi ketika analisis berlangsung. Biasanya yang sering terjadi adalah kendala”Misfire”, jika hal ini terjadi maka dilihat apakah gas oksigen masih tersedia di tabung ataukah sudah habis, juga dilihat kawat nikel krom pada elektroda ada kemungkinan putus, juga O ring pada elektroda seyogyanya diganti. Ada juga kendala “The Lid has failed to lock or is not closed properly”, jika pada menu tertera tulisan tadi maka penanganan nya adalah merendam elektroda pada alat ultra sonic, juga mengganti kawat nikel krom dengan yang baru karena putus atau terdapat sulang yang dapat menghalangi koneksi ke alat kalorimeter pada saat pembakaran.
- ItemDampak Penerapan Teknologi Jajar Legowo terhadap Tingkat Pendapatan Petani(IAARD Press, 2019) Prijanto, Agung; Widianta, I Gusti Made; Hidayah, Ifti Nur; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKeberhasilan suatu proses adopsi teknologi di bidang pertanian dapat dilihat dari peningkatan produksi atau produktivitas yang dihasilkan dan akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani. Semakin tinggi tingkat adopsi teknologi, maka semakin tinggi pula produksi yang dihasilkan oleh petani. Melalui implementasi teknologi jajar legowo dapat meningkatkan keuntungan petani dengan kajian diskriptif kualitatif di 2 Kabupaten dan 3 Subak dengan hasil Implementasi teknologi jajar legowo secara nyata mampu memberikan nilai tambah ekonomi kepada petani apabila petani menjual hasil panen GKP berdasarkan ukuran berat, bukan melalui system tebasan; Sistem tebasan yang umum terjadi di tingkat lapangan seperti di subak Tegal Wani dan Tegal Gintungan, menyebabkan nilai ekonomi yang diterima petani lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan teknologi jajarlegowo; Sistem tebasan akan sangat berpeluang menghambat adospsi teknologi tersebut, bahkan petani akan menolak adopsi teknologi jajar legowo. Kondisi tersebut dapat menyebabkan terhambatnya program pemerintah untukmecapai swasembada pangan berkelanjutan. Selain itu kondisi tersebut juga sangat berpeluang akan dapat menyebabkan kerugian negara, karena kurang berperannya dunia penelitian. Sebab hasil-hasil penelitian yang telah menghabiskan cukup banyak biaya, tidak atau kurang dimanfaatkan oleh para pelaku usaha, utamanya petani.
- ItemDampak Penerapan Teknologi Kebun Jeruk Sehat terhadap Peningkatan Pendapatan Petani di Provinsi Bali(IAARD Press, 2019) Widyaningsih, M.A; Hidayah, Ifti Nur; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSalah satu kunci keberhasilan program pendampingan pengembangan kawasan jeruk adalah penerapan inovasi teknologi sebagai faktor utama peningkatan daya saing dan nilai tambah. Untuk mempercepat penyampaian inovasi teknologi kepada pengguna diperlukan kegiatan diseminasi. Metode diseminasi menggunakan pendekatan pemilihan kebun jeruk petani sebagai demplot. Program pendampingan pengembangan kawasan jeruk Tahun 2018 di lakukan di Kelompok Tani Ternak Tabeng Sari, Banjar Beluhu Desa Abang Batudinding yang berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Dilakukan kegiatan bimbingan teknologi tentang Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) yang meliputi penggunaan bibit jeruk berlabel, pengendalian serangga penular CVPD secara cermat, melakukan sanitasi kebun, memelihara tanaman secara optimal dan konsolidasi pengelolaan kebun. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menentukan adanya hubungan karakteristik sosial ekonomi petani (umur, tingkat pendidikan, lamanya berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga), untuk mengetahui dampak penerapan PTKJS terhadap pendapatan petani. Hasil menunjukkan terdapat dampak penerapan Teknologi Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) terhadap pendapatan petani. Diharapkan melalui kegiatan pendampingan pengembangan kawasan jeruk, teknologi PTKJS dapat diadopsi secara utuh, benar dan serentak oleh petani jeruk sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan mutu buah dalam upaya pengembangan agribisnis jeruk yang berdaya saing dan berkelanjutan.
- ItemDaya adaptasi lima varietas unggul baru jagung di lahan kering pada lokasi pendampingan SL-PTT, Kabupaten Landak(BBP2TP, 2014) Kartinaty, tietyk; Serom, Serom; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan adaptasi lima varietas unggul baru jagung di lahan kering dan memilih varietas yang cocok dikembangkan di Kabupaten Landak. Penelitian dilaksanakan pada lokasi pendampingan SL-PTT Jagung di Desa Sompak, Kecamatan Sompak, Kabupaten Landak pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013. Penelitian lapangan dilaksanakan ,If: dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima ulangan. Varietas unggul baru jagung yang diuji adalah Bima 14, Bima •3;-Lamuru, Provit A dan URI l/STJ-01. Variabel pengamatan meliputi komponen pertumbuhan dan hasil yang selanjutnya dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dengan menggunakan BNJ pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata pada lima varietas yang diuji. Dari lima varietas yang diuji, Bima 14 merupakan varietas yang memiliki daya adaptasi terbaik dengan hasil 7,68 ton/ha pipilan kering, jumlah baris biji per tongkol 13,20 buah, panjang tongkol 20,56 cm, Diameter tongkol 4,96 cm, bobot 1000 biji 440,50 gram.
- ItemDinamika Upsus Siwab terhadap Peningkatan Populasi Sapi di Sumatera Barat(IAARD Press, 2019) Harmaini; Rahayu, Winda; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianUpsus Siwab merupakan upaya memaksimalkan potensi sapi indukan di dalam negeri untuk dapat terus menghasilkan pedet. Program ini pun menjadi fokus Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan semenjak tahun 2017. Program ini memiliki tujuan mewujudkan komitmen pemerintah dalam mengejar swasembada daging sapi yang ditargetkan tercapai pada 2026 dan mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam pemenuhan pangan asal hewan, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat. Upsus Siwab tahun 2018 menargetkan 3 juta akseptor IB (Inseminasi Buatan) dan kebuntingan , 1 juta ekor. Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Sumatera Barat diantaranya adalah Tabulasi data jumlah akseptor sapi yang di IB, kebuntingan dan, kelahiran, khususnya di Kabupaten/Kota yang menjadi lokasi pendampingan. Berdasarkan Data dari Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat Realisasi IB melebihi target yang 80.500 ekor sedangkan realisasi IB mencapai 111.378 jadi capaian IB Sumatera Barat tahun 2017 adalah 138,36 %. dari Realisasi IB angka kebuntingan mencapai 68. 314 artinya angka kebuntingan hanya mencapai 49.37% sedangkan angka kelahiran 45.965 mencapai 67,28% dari angka kebuntingan tahun 2017. kegiatan Upsus Siwab di Provinsi Sumbar cukup efektif dalam mencapai realisai target IB.,kebuntingan dan kelahiran. akan tetapi untuk jumlah kebuntingan dan kelahiran secara tertulis masih dibawah capaian target IB sehingga perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah baik dari teknis pelaksanaan dilapangan maupun dari teknis pelaporan sehingga angka realisasi IB Sinkron dengan angka kebuntingan dan kelahiran.
- ItemEfektivitas Metode Pelatihan terhadap Pengetahuan dan Sikap Penyuluh Pertanian Daerah dalam Teknologi Perbenihan Jagung Hibrida(IAARD Press, 2019) Hadiyanti, Dedeh; Harnisah; Rafiastuti, Harnati; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKemampuan tenaga penyuluhan pertanian di daerah dalam teknologi budidaya produksi benih jagung hibrida masih harus ditingkatan. Hal ini perlu mendapat perhatian dari semua pihak dalam upaya membantu percepatan penumbuhan penangkar dan pendampingannya, serta peningkatan produktivitas jagung dan pendapatan petani di Sumatera Selatan. Disamping itu, juga untuk mewujudkan penyuluh pertanian yang tangguh dan handal dalam memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh perlu mengoptimalkan segala kemampuan, pengetahuan dan keterampilan, yang dapat dicapai melalui berbagai macam metode, salah satunya adalah dengan pelatihan. Kajian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keragaan pengetahuan dan sikap penyuluh pertanian daerah terhadap teknologi perbenihan jagung hibrida; dan (2) mengetahui keragaan respon penyuluh pertanian daerah terhadap teknologi perbenihan jagung hibrida. Kajian dilaksanakan pada bulan April 2018 dengan responden adalah penyuluh pertanian daerah di Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 26 orang. Hasil kajian memperlihatkan bahwa metode pelatihan meningkatkan pengetahuan penyuluh daerah terhadap teknologi perbenihan jagung hibrida sebesar 11,63%. Kognitif, afektif dan konatif penyuluh terhadap teknologi perbenihan jagung hibrida berada pada kriteria tinggi dengan nilai skor rata-rata 2,87. Penyuluh daerah memberikan respon positif terhadap penyelenggaraan kegiatan pelatihan.
- ItemEfektivitas Metode Temu Teknis terhadap Perubahan Pengetahuan dan Respon Petani terhadap Budidaya Bawang Merah di Kabupaten Serang, Banten(IAARD Press, 2019) Susanti, Eka Yuli; Malik, Rika Jayanti; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianBawang merah (Allium ascolonicum L.) merupakan sayuran yang banyak mendatangkan keuntungan karena mempunyai nilai ekonomi tinggi. Kebutuhan konsumsi bawang merah dari tahun ke tahun terus meningkat, namun peningkatan ini belum diimbangi oleh peningkatan produksi. Salah satu faktor yang diduga memengaruhi rendahnya produksi bawang merah yaitu kurangnya pemahaman petani terhadap teknologi budidaya bawang merah. Temu teknis merupakan salah satu metode diseminasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani. Pengkajian ini bertujuan untuk mendiskripsikan efektivitas temu teknis terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan respon peserta (petani dan penyuluh) dalam penerapan budidaya bawang merah di Kabupaten Serang. Temu teknis dilaksanakan pad tanggal 31 Oktober 2018 di BPP Kecamatan Baros Kabupaten Serang. Jumlah sampel yang digunakan 35 orang dengan teknik pengambilan sampel secara Purposive sampling. Data primer yang diambil meliputi karakteristik responden meliputi umur dan tingkat pendidikan peserta. Peningkatan pengetahuan dan perubahan respon peserta diukur dengan memberikan kuisioner pre test dan post test, selanjutnya data dianalisis secara statistik non parametrik dengan uji Wilcoxon Match Pairs. Hasil analisis menunjukan Asymp.Sig, (2-tailed) < α (0,000 < 0,05). Disimpulkan bahwa pelaksanaan temu teknis efektif dalam merubah pengetahuan petani terhadap inovasi teknologi buidaya bawang merah
- ItemEfektivitas Pelatihan Budidaya Ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan) terhadap Perubahan Perilaku Peternak di Kecamatan Cihurip Kabupaten Garu(IAARD Press, 2019) Safei, Atang Muhammad; Rahadian, Didit; Rismayanti, Yayan; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSalah satu potensi untuk peningkatan gizi masyarakat adalah mengkonsumsi daging ayam kampung. Kesadaran ini telah meningkatkan permintaan daging ayam kampung. Pada umumnya peternak membudidayakan ayam kampung secara ekstensifikasi. Badan Litbang Kementerian Pertanian telah merilis teknologi baru berupa ayam unggul baru, yaitu ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB). Untuk meningkatkan produktivitas ayam KUB, perlu perubahan perilaku peternak dari sistem pemeliharaan ekstensifikasi ke sistem intensifikasi. Perubahan perilaku peternak dapat dilakukan melalui metode pelatihan. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan peternak setelah mengikuti pelatihan budidaya ayam KUB. Pengkajian dilaksanakan di Kecamatan Cihurip, Kabupaten Garut pada bulan Maret-Mei 2019. Pengkajian menggunakan pre experimental design dengan desain penelitian pre and post test. Jumlah responden adalah 30 orang peserta pelatihan budidaya ayam KUB. Pengambilan data menggunakan instrumen kuesioner. Analisis data menggunakan uji wilcoxon dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan teknis budidaya ayam KUBsecara signifikan mampu meningkatkan pengetahuan (nilai Asymp. Sig: 0,000) dan ketrampilan (nilai Asymp. Sig: 0,012) peternak dalam teknis budidaya ayam KUB.Pada aspeksikap peserta pelatihan, tidak signifikan (nilai Asymp. Sig: 0,270). Peternak mengetahui kondisi lingkungan yang sesuai untuk ayam KUB, vaksinasi, keunggulan ayam KUB, sistem pemeliharaan ayam KUB serta karakteristik ayam KUB. Peternak menjadi lebih yakin bahwa kebutuhan daging ayam kampung di masyarakat tinggi sehingga agribisnis ayam KUB sangat prospektif, kelebihan ayam KUB dan pemeliharaan ayam KUB. Peternak menjadi lebih terampil dalam melakukan pemeliharaan ayam KUB fase brooding.
- ItemEfektivitas Pelayanan Informasi dalam Tugas dan Fungsi Humas di Balai Penelitian Ternak(IAARD Press, 2019) Solipah, Ipah; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKeterbukaan Informasi Publik (KIP) merupakan salah satu tugas dan fungsi Humas Pemerintah dalam melayani informasi publik. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang selanjutnya disingkat PPID adalah pejabat yang bertanggung jawab dalam pengumpulan, pendokumentasian, penyimpanan, pemeliharaan, penyediaan, distribusi, dan pelayanan informasi di Lingkungan Balai Penelitian ternak. Efektivitas pelayanan informasi adalah sejauh mana hasil yang diinginkan dapat dicapai secara efisiensi, seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah. Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik di antara mereka. Kedudukan humas perlu dilakukan evaluasi, karena di Balitnak hanya merupakan bagian dari Seksi Jasa Penelitian, sehiingga peran humas kurang optimal. Untuk meningkatkan efektivitas pelayanan informasi diperlukan perencanaan dengan tetap memegang teguh kode etik humas.
- ItemEfektivitas Peningkatan Pengetahuan Petani Penangkar Melalui Kegiatan Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan Terintegrasi Desa Mandiri Benih di Kabupaten Sigi(IAARD Press, 2019) Risna; Irmadamayanti, Andi; Rahayu, Heni SP; Saidah; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianSekolah Lapang (SL) Kedaulatan Pangan Terintegrasi Desa Mandiri Benih merupakan salah satu program yang bertujuan untuk membentuk calon penangkar dalam memenuhi kebutuhan benih. Evaluasi terhadap SL pada awal dan akhir kegiatan Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan Terintegrasi Desa Mandiri Benih perlu dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan setelah mengikuti SL maupun untuk menilai efektifitas program tersebut, sehingga dalam pelaksanaan program selanjutnya benar-benar efektif dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan baik. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan setelah mengikuti SL pada kegiatan Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan Terintegrasi Desa Mandiri Benih. Pelaksanaan pengkajian pada pada bulan Januari sampai Desember 2018 di Desa Kaleke, Kec. Dolo Barat, Kabupaten Sigi terhadap 30 orang responden. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan angket (kuisioner) yang diisi oleh responden. Data diambil sebanyak dua kali yaitu tes awal (pre test) sebelum kegiatan dan tes akhir (post test) setelah kegiatan sekolah lapang. Hasil pengkajian menunujukkan bahwa sebelum sekolah lapang pengetahuan petani pada kategori sedang dengan rata-rata nilai 55.73 dan setelah sekolah lapang rata-rata mencapai 83.03 dengan kategori tinggi. Efektivitas peningkatan pengetahuan sebesar 61.67 % dengan kriteria cukup efektif. Peningkatan pengetahuan dipengaruhi oleh kesesuaian materi dengan kebutuhan serta karakteristik responden.
- ItemEfektivitas pestisida nabati dan pupuk hayati terhadap beberapa jenis hama dan penyakit serta produktivitas tanaman tomat(BBP2TP, 2014) Azri, Azri; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura (PKAH) di Kabupaten Pontianak berlokasi di desa Antibar Kecamatan Mempawah Timur, kawasan ini merupakan percontohan pertanian organik. Penelitian • pertanian organik tanaman tomat dilakukan dengan menggunakan pupuk hayati dan insektisida nabati, Pengguriaan pupuk organik yang diperkaya denqan" hara P dan K dapat menghemat pupuk anorganik sebesar 50-75 % (dan pemanfaatan kompos jerami selama 4 musim berturut-turut dapat menghemat pemakaian pupuk KCI sampai dengan 100 kg/ha. Pengendalian secara kultur teknis, pengendalian flsik-mekanis, dan pemanfaatan musuh alami, sedangkan insektisida digunakan sebagai alternatif terakhir jika cara-cara non kimia tidak memberikan hasil yang optimal. Insektisida yang dapat 'digunakan dalam PHT, Penerapan Insektisida Nabati di lapangan dilakukan dengan campuran bahan lain dan dapat dibuat sendiri oleh petani. Insektisida nabati . tentµ1wJt dapat _digyoakan.-sebagai alternatif pengendalian serangga hama utama pada tanaman buah-buahan karena memenuhi beberapa kriteria yang diinginkan, yaitu aman, murah, mudah diterapkan petani dan efektif membunuh hama serta memiliki keuntungan mudah dibuat dan berasal dari bahan alami/nabati yang mudah terurai (biodegradable) sehingga tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya 'rnudah hilang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Insektisida nabati nyata dapat mengurangi serangan hama tungau, ulat buah dan antraknose, sedangkan penggunaan pupuk hayati tidak berpengaruh nyata terhadap serangan hama penyakit tomat namun bila dosis pupuk ditingkatkan ada kecendrungan mengurangi serangan hama penyakit. Penggunaan dosis. pupuk hayati berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah buah dan berat buah. Penggunaan pupuk hayati dengan 60 kg/ha merupakan takaran yang optimum pada produksi tomat.
- ItemEksplorasi dan Koleksi Sumberdaya Genetik Padi Lokal (Oryza sativa L ). di Kota Bangun Kalimantan Timur(IAARD Press, 2019) Yunani, Nani; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianEksplorasi dan koleksi sumberdaya genetik padi lokal Oryza sativa (L.) di Kota Bangun, Kalimantan Timur. Sumberdaya genetik sangat penting untuk dijaga kelestariannya. Kota Bangun adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimanatan Timur, yang masih banyak menyimpan sumberdaya genetik. Salah satu sumberdaya genetik tersebut adalah padi lokal. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengoleksi sumberdaya genetik padi lokal di Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur. Penelitian dilaksanakan bulan Pebruari sampai dengan bulan Mei 2018. Metode yang digunakan adalah metode survey diwilayah atau desa yang merupakan sentra padi lokal. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi (pengamatan) lapang. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif serta ditampilkan dalam bentuk table. Hasil eksplorasi diperoleh padi lokal sebanyak 31 nomor, yang terdiri dari 27 nomor padi gogo/ladang dan 4 nomor padi sawah, serta diperoleh 4 jenis padi fungsional yang terdiri dari 2 jenis ketan hitam dan 2 jenis ketan merah
- ItemEvaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman akasia (acacia mangium)(BBP2TP, 2014) Hatta, Muhammad; sumarminto, b.h; sulakhudin, sulakhudin; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan BaratPenelitian bertujuan untuk memperoleh kelas kesesuaian lahan tanaman Acacia mangium dan satuan peta tanah tertentu yang mempunyai kesamaan sifat tanah dan sifat lingkungan dalam mendukung kehidupan tanaman Acacia mangiumtang berkelanjutan (land suitability). Penelitian dilaksanakan di wilayah Hutan Tanaman Industri- P..T. Musi Hutan Persada (MHP) Lematang, Provinsi Sumatera Selatan seluas 47.839,76 ha,pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2009.Survei pemetaan tanah tingkat detil skala 1:25.000 meliputi kegiatan identifikasi, karakterisasi, dan evaluasi lahan untuk tanaman Acacia mangium. Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman Acacia mangium di wilayah tersebut tergolong cukup sesuai dengan faktor penghambat retensi hara . (52 nr) seluas 9.875,03 ha (20,64 %) dan kelas cukup sesuai dengan faktor penghambat retensi hara dan tingkat bahaya erosi (52 nr eh) seluas 37.964,73 ha (79,34 %).Kelas kesesuaian 52 nr, terutama disebabkan oleh nilai kemasaman tanah yang tinggi dan kejenuhan basa yang rendah, sedangkan 52 nr eh disamping karena kondisi masam yang tinggi dan kejenuhan basa yang rendah juga disebabkan adanya erosi tanah. Pemberian bahan organik, pengapuran dan pemberian seresah dapat meningkatkan kelas kesesuaian lahan menjadi cukup sesuai (51).