Aneka Kacang dan Umbi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Aneka Kacang dan Umbi by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 115
Results Per Page
Sort Options
- ItemPenyakit Virus Belang Kacang Tanah (peanut Stripe Virus) dan Usaha Pengendaliannya(BALAI PENELITIAN TANAMAN PANGAN MALANG, 1882-12-16) Nasir Saleh; Yuliantoro BaliadiKeberhasilan tanaman kacang tanah sangat ditentukan oleh kesehatan tanaman. Penyakit yang sering menjadi kendala produksi, selain bercak daun dan karat daun, adalah penyakit virus belang yang disebabkan oleh Peanut Stripe Virus. Peanut Stripe Virus (PStV) merupakan penyakit yang relatif baru di Indonesia. Pengenalan penyakit ini secara baik merupakan awal untuk pengendalian serangan penyakit ini. Penerbitan buku ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk mengenali gejala, bentuk/tanda serangan dan cara penularan penyakit ini, sehingga pengendaliannya dapat dilaksanakan seawal mungkin. Usaha untuk mendapatkan varietas tahan terhadap PStV telah dilaksanakan secara ekstensif, namun dari sekitar 10.000 plasma nutfah kacang tanah yang diteliti tidak diperoleh satu pun yang bersifat tahan. Untuk sementara pengendalian secara kultur teknis tampaknya masih merupakan alternatif terbaik. Dalam buku ini dibahas berbagai aspek yang berkaitan dengan pengendalian virus belang. Kepada para peneliti yang secara aktif menangani penelitian virus belang sehingga diperoleh informasi dalam bentuk publikasi buku ini, disampaikan penghargaan. Juga kepada penyunting disampaikan terima kasih. Semoga informasi dalam buku ini bermanfaat untuk peningkatan produksi kacang tanah di Indonesia.
- ItemPerkembangan dan Deskripsi Varietas Unggul Kedelai 1918-2002(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1918-12-23) Suhartina; M. M uchlish Adie; N asir Saleh; Achmad WinartoPenelitian pertanian, khususnya tanam an pangan telah memberikan kontribusi yang besar dalam pembangunan pertanian. Di antara komponen teknologi yang dihasilkan, varietas unggul memegang peranan yang paling menonjol di samping komponen teknologi lainnya yaitu pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penanganan panen dan pascapanen, sistem usahatani, serta alat dan mesin pertanian. Varietas unggul merupakan komponen teknologi yang relatif lebih cepat dan luas penerapannya di kalangan petani. Dibandingkan dengan varietas lokal, varietas unggul mempunyai karakter yang lebih antara lain potensi hasil tinggi, umur pendek, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit. Karakteristik ini memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produksi yang sekaligus menekan penggunaan pestisida dan aman terhadap lingkungan. Sifat-sifat lain yaitu toleran terhadap deraan lingkungan antara lain kekeringan, keracunan besi dan aluminium pun turut pula menjadi pertimbangan dalam perakitan varietas unggul. Buku ini membahas tentang perkembangan varietas unggul kedelai dan menghimpun deskripsi varietas unggul kedelai yang telah dilepas di Indonesia sejak tahun 1918 sampai 2002, yang sebagian besar dihasilkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan, termasuk lima varietas unggul baru yang dilepas Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) pada tahun 2001. Dengan diterbitkannya buku ini, diharapkan pengguna dapat memperoleh informasi secara utuh tentang semua varietas-varietas kedelai yang dilepas di Indonesia selama kurun waktu 1918-2002, di samping itu para petugas pertanian terutam a penyuluh dapat memilih varietas yang sesuai dengan spesifik wilayah kerjanya untuk diteruskan ke petani. Selain peneliti, para mahasiswa pun diharapkan dapat menggunakan buku ini untuk keperluan penelitian lebih lanjut. Semoga buku ini dapat memberi manfaat terhadap perkembangan pembangunan pertanian tanam an pangan di Indonesia.
- ItemDiagnosis Status Hara Nitrogen Kedelai dan Padi Berdasarkan Warna Daun(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN, 1985-12-16) M. ISMUNADJI; I. ZULKARNAINI; S. PARTOHARDJONO; F. YAZAWATanah pertanian di Indonesia umumnya kekurangan nitrogen. Respon tanaman terhadap nitrogen sangat cepat dengan pertumbuhan yang lebih subur dan warna daun yang lebih hijau. Diagnosis status hara nitrogen dari warna daun merupakan cara yang cepat untuk menilai apakah tanaman defisiensi, cukup atau kelebihan nitrogen. Meskipun takaran pupuk nitrogen yang tepat belum dapat ditetapkan dengan cara ini, akan tetapi dari pengalaman perkiraan takaran ini akan mendekati optimal. Metode ini merupakan cara yang praktis, bermanfaat dan dapat digunakan oleh kalangan luas, baik petugas dinas Pertanian, maupun petani. Dengan membandingkan warna daun dengan skala warna dalam brosur ini, takaran pupuk nitrogen dapat diperkirakan banyaknya. Semoga metode ini dapat menunjang pembangunan pertanian, terutama meningkatkan produksi padi dan kedelai.
- ItemKacang Gude(BALAI PENELITIAN TANAMAN PANGAN MALANG, 1989-12-16) Suwasik Karsono; SumarnoKacang gude sebenarnya sudah cukup lama dibudidayakan oleh petani di Indonesia, namun tidak secara luas. Penelitian terhadap tanaman kacang gude masih sedikit sekali dilakukan bila dibandingkan dengan penelitian terhadap kacang-kacangan lain. Buku ini berusaha menghimpun hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan yang dilaksanakan oleh Balittan Malang, Bogor, Maros dan Sukamandi. Sebagian dana penelitian tersebut berasal dari ACIAR (Australian Centre for International Agricultural Cooperation) melalui kerjasama Badan Litbang Pertanian-ACIAR. Semoga dengan diterbitkanya buku ini dapat memberikan tambahan informasi kepada masyarakat pertanian di Indonesia.
- ItemTeknologi Peningkatan Produksi Kedelai di Indonesia(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1990-12-16) Ibrahim Manwan; Sumarno; A. Syarifuddin Karama; Achmad M. FagiKedelai, sebagai tanaman palawija tradisional, telah berubah dari tanaman sampingan menjadi tanaman strategis dalam ekonomi nasional. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan komoditas kedelai sebagai bahan pangan, pakan dan industri. Permintaan yang meningkat tersebut terutama didorong oleh meningkatnya industri tahu, tempe, kecap, dan pakan. Bahkan dengan adanya ekspor kecap yang meningkat, kebutuhan bahan mentah kedelai akan terus meningkat di masa depan. Peningkatan produksi dalam negeri belum dapat mengimbangi kebutuhan yang terus bertambah sehingga impor kedelai telah mencapai sekitar 600.000 t/tahun. Laporan ini menghimpun hasil penelitian yang dilakukan oleh enam balai lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan yang telah dilakukan selama lima tahun terakhir, untuk menunjang program peningkatan produksi kedelai. Di Indonesia, dalam jangka pendek, usaha peningkatan produksi kedelai guna memenuhi kebutuhan nasional dapat ditempuh melalui intensifikasi dan ekstensifikasi. Peluang untuk perluasan areal ini masih terbuka lebar, baik di Jawa maupun di luar Jawa. Demikian pula halnya peningkatan produksi melalui intensifikasi. Dalam laporan ini dikemukakan berbagai faktor yang menunjang perluasan areal dan pencapaian produksi kedelai yang tinggi, sekitar 2,0-2,5 t/ha. Dengan mengidentifikasi faktor tersebut, diharapkan keberhasilan serupa akan lebih mudah diulangi pada lokasi/wilayah lain di Indonesia. Berbagai paket teknologi produksi dan informasi sosial ekonomi pada berbagai zone agroekologi utama, disajikan pula dalam laporan ini. Diharapkan informasi ini dapat bermanfaat dalam mendukung usaha peningkatan produksi pada berbagai sentra produksi kedelai dan pengembangannya ke daerah lain yang potensinya masih belum tergali. Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dr. Darman M. Arsyad, Dr. Made Oka Adnyana, Dr. Djoko S. Damardjati, Dr. Titis A. Sarwanto, serta para peneliti Puslitbang Tanaman Pangan lainnya yang telah memberikan sumbangan pemikiran, data, dan informasi sehingga dapat diterbitkannya laporan khusus ini.
- ItemTeknik Budidaya Kedelai di Lahan Sawah Irigasi(BALAI PENELITIAN TANAMAN PANGAN SUKAMANDI, 1991-12-19) J. Rachman Hidajat; S. A. S. Wityanara; K. Pirngadi; S. Kartaatmadja; A. M. FagiDalamjangka lima belas tahun, produksi padi di Indonesia telah meningkat pesat, akan tetapi tidak demikian halnya dengan produksi palawija, khususnya produksi kedelai. Produksi kedelai belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Jika upaya peningkatan produksi kedelai tidak berhasil, maka kesenjangan antara produksi dan kebutuhan akan makin melebar dan Indonesia akan selalu tergantung pada kedelai impor. Untuk itu, pemerintah berusaha meningkatkan produksi kedelai baik dengan intensifikasi maupun ekstensifikasi. Sasaran diarahkan pada daerahdaerah produksi maupun daerah-daerah pengembangan seperti lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan dan lahan darat. Buku ini disusun sebagai petunjuk praktis bagi para pengguna, penyuluh, dan petani kedelai di lahan sawah dalam upaya turut menunjang program pemerintah dalam mencapai swasembada kedelai.
- ItemPerbaikan Komponen Teknologi Budidaya Kacang Tanah(BALAI PENELITIAN TANAMAN PANGAN MALANG, 1992-12-16) Nasir Saleh; T. Adisarwanto; Achmad WinartoBuku ini merupakan rangkuman hasil penelitian dari Peanut Improvement Project 8834 yang merupakan proyek kerjasama Penelitian antara Badan Litbang Pertanian Republik Indonesia dengan Australian Centre International for Agricultural Research (ACIAR), Australia. Proyek kerjasama berlangsung selama tiga tahun mulai November 1988 hingga November 1991. Kegiatan proyek tersebut dilaksanakan bersama oleh Balai Penelitian Tanaman Pangan (Balittan) Bogor, Sukamandi, Malang, Sukarami dan Maros, di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) yang berkedudukan di Bogor bersama dengan Department of Primary Industries, Queenslands (QDPI). Beberapa penemuan dan informasi penting telah dihasilkan dari kegiatan penelitian ini yang berkaitan dengan pengelolaan penyakit bakteri, penyakit layu, penyakit virus belang (PStV), penelitian tentang pemupukan, dan pengelolaan lahan masam untuk budidaya kacang tanah. Ucapan terima kasih disampaikan kepada ACIAR, yang telah memberi bantuan dana baik untuk penelitian maupun untuk penerbitan buku ini. Juga kepada para peneliti serta penyunting yang telah menyelesaikan laporan ini disampaikan penghargaan.
- ItemBudidaya dan Manfaat Koro Benguk(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Ungaran, 1997) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Ungaran; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian UngaranKoro benguk (Mucuna prurirens) di lahan kering sudah dikenal dan ditanam sebagai tanaman pagar atau tanaman sela, untuk diambil bijinya sebagai bahan pangan. Namun demikian ternyata koro benguk juga merupakan bahan pakan alternatif karena mengandung gizi (protein) yang sangat tinggi serta bermanfaat sebagai tanaman penyubur dan penutup tanah.
- ItemKedelai Sumber Pertumbuhan Produksi dan Teknik Budi Daya(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1998) Arsyad, Darman M.; Syam, Mahyuddin
- ItemPENGKAJIAN TEKNOLOGI SISTEM USAHATANI KEDELAI DI LAHAN TEGAL JAWA TIMUR(BPTP Karangploso, 1999) N. PANGARSA; S. Roesmarkam; Roesmiyanto
- ItemPENGKAJIAN TEKNIK PRODUKSI BENIH VARIETAS UNGGUL KACANG HIJAU(BPTP Karangploso, 1999) GATOT KUSTIONO; Sahun; Sumarno
- ItemPENGKAJIAN TEKNIK PRODUKSI BENIHVARIETAS UNGGUL KEDELAI(BPTP Karangploso, 1999) C. ISMAIL; G. Efeendy
- ItemHama Kedelai dan Komponen Pengendalian Hama terpadu(BALAI PENELITIAN TANAMAN KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN, 1999-12-17) Marwoto; Suharsono; Supriyatin; Achmad Winarto; Nasir SalehPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah YME atas perkenan dan ridhoNya, buku monograf ini dapat diselesaikan. Kebutuhan kedelai yang terus meningkat memaksa Pemerintah untuk mengimpor kedelai dalam jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya. Di sisi lain, Pemerintah melalui program pembangunan pertanian terus berusaha untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Bahkan melalui Program Gerakan Mandiri Padi, Kedelai dan Jagung (Gema Palagung), pemerintah bertekad untuk mencapai swasembada kedelai pada tahun 2001. Tugas ini bukanlah hal yang ringan, karena disadari adanya berbagai kendala dalam budidaya kedelai. Hama merupakan salahsatu kendala utama untuk meningkatkan produksi kedelai. Tercatat lebih dari 20 hama menyerang tanaman kedelai di lapang sejak tanaman kedelai tumbuh hingga menjelang panen. Kerugian hasil akibat serangan hama pada tanaman kedelai dapat mencapai 50%, bahkan mengakibatkan tanaman tidak menghasilkan sama sekali (puso). Dalam upaya mengendalikan hama tanaman, Pemerintah secara tegas telah memutuskan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan memadukan beberapa komponen pengendalian dalam satu kesatuan dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekologis, ekonomis dan sosial-budaya masyarakat petani. Monograf "Hama Kedelai dan Komponen Pengendalian Hama Terpadu" ini disusun berdasarkan hasil penelitian, yang menguraikan biologi, tanda serangan hama-hama utama tanaman kedelai, dan komponen-komponen pengendalian yang tersedia dalam upaya menerapkan PHT pada tanaman kedelai. Mudah-mudahan buku ini bermanfaat, dapat membantu para petugas di lapang dalam pengendalian hama kedelai.
- ItemBeberapa Hama Penyakit Tanaman Kedelai dan Jagung(BPTP Kalteng, 2000-02-13) Surnardi; Susilawati; Rukayah; BPTP KaltengSalah satu kendala didalam meningkatkan produksi kedele dan jagung adalah adanya gangguan hama dan penyakit yang dapat menimbulkan kerusakan tanaman, menurunkan hasil bahkan gagal panen apabila tidak ada tindakan pengendalian. Sehingga organisme pengganggu tanaman (OPT) atau yang dikenal dengan hama dan penyakit tidak boleh dianggap sepele.
- ItemTeknologi Produksi Kedelai(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2000-12-16) Teknologi Produksi Kedelai; Nasir Saleh; Novianti Sunarlim; MarwotoProduksi kedelai nasional dewasa ini masih rendah, belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat. Hal ini tercermin dari volume impor kedelai yang terus meningkat. Rendahnya tingkat produksi tersebut antara lain disebabkan oleh penerapan teknologinya belum optimal. Diketahui pula bahwa tingkat kesuburan lahan dan lingkungan produksi di setiap daerah umumnya berbeda. Oleh karena itu, upaya untuk memacu peningkatan produksi kedelai dilakukan dengan menerapkan teknologi produksi yang dirakit berdasarkan agroekosistem spesifik. Mengacu kepada hasil-hasil penelitian di berbagai lokasi dalam beberapa tahun terakhir, Pusat Penelitian Tanaman Pangan telah merakit teknologi produksi kedelai berdasarkan agroekologi spesifik. Publikasi ini disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi teknologi produksi kedelai yang lebih spesifik untuk bahan pengkajian dan pengembangan yang dapat dilakukan oleh BPTP/IPТР.
- ItemPerkembangan dan Deskripsi Varietas Unggul Kedelai 1918-2002(Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2003) SuhartinaBuku ini membahas tentang perkembangan varietas unggul kedelai dan menghimpun deskripsi varietas unggul kedelai yang telah dilepas di Indonesia sejak tahun 1918 sampai 2002, yang sebagian besar dihasilkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan, termasuk lima varietas unggul baru yang dilepas Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi) pada tahun 2001.
- ItemImplementasi Budidaya Tanaman Kentang Ramah Lingkungan(BPTP Jatim, 2005) HARWANTO
- ItemTeknologi Produksi(BALAI PENELITIAN TANAMAN KACANG-KACANGAN, 2005-12-16) Arif MusaddadPerlambatan pertumbuhan produksi pertanian dibanding pertumbuhan permintaan yang terjadi dewasa ini, sebagian disebabkan oleh rendahnya tingkat adopsi teknologi di tingkat petani. Banyak teknologi pertanian yang telah dihasilkan oleh institusi pertanian, termasuk Badan Litbang Pertanian, belum diadopsi oleh petani. Oleh karena itu, Badan Litbang Pertanian memandang perlu melakukan upaya khusus untuk mengakselerasi adopsi teknologi. Melalui Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMATANI), yang memadukan sistem inovasi dan sistem agribisnis, diseminasi teknologi tidak hanya menginformasikan, tetapi juga melalui pelaksanaan di lapangan (percontohan) dalam sebuah sistem yang terpadu. Buku kecil ini merupakan hasil-hasil penelitian Balitkabi yang dikompilasi kembali untuk mendukung diseminasi teknologi melalui Program Rintisan tersebut. Buku ini disajikan secara sederhana dan dilengkapi dengan informasi varietas-varietas unggul terbaru, dimaksudkan agar dapat lebih mudah diterapkan oleh pengguna, baik petani maupun penyuluh lapangan. Ketidaksempurnaan mungkin masih dijumpai dalam terbitan ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan. Semoga buku ini bermanfaat.
- ItemProspek, Strategi, dan Teknologi Pengembangan Ubikayu untuk Agroindustri dan Ketahanan Pangan(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2006-12-16) Didik Harnowo; Subandi; Nasir SalehUbikayu termasuk komoditas yang cukup besar kontribusinya dalam sistem ketahanan pangan nasional. Komoditas ini umumnya diusahakan di lahan kering oleh petani yang lemah modal dan dan berpendapatan rendah. Oleh sebab itu pengembangan agribisnis ubikayu perlu terus dikaitkan dengan upaya peningkatan pendapatan petani dan ketahanan pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan telah menghasilkan berbagai teknologi produksi, teknologi panen, dan penanganan pasca panen ubikayu. Teknologi tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih bésar bagi upaya peningkatan produksi dan pengembangan agroindustri ubikayu, termasuk industri bioetanol yang merupakan komponen campuran bahan bakar minyak (BBM), terutama premium yang kebutuhannya terus meningkat. Dalam implementasinya secara luas, pengembangan teknologi produksi, panen, dan pasca panen ubikayu tersebut memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Dalam kaitan ini, telah diselenggarakan Lokakarya Pengem- bangan Ubikayu pada tanggal 7 September 2006 di Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi), Malang, Jawa Timur. Diikuti oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai institusi, lokakarya membahas sejumlah makalah hasil penelitian dan kebijakan pengembangan ubikayu. Para pemakalah berasal dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Asosiasi Produsen Spiritus dan Bioetanol Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi, swasta, dan beberapa institusi di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, yaitu Puslitbang Tanaman Pangan, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, dan Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbi-umbian. Untuk dapat diketahui oleh banyak pihak, makalah-makalah tersebut dipublikasikan dalam bentuk prosiding lokakarya. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam Lokakarya dan penerbitan prosiding ini disam- paikan penghargaan dan terima kasih.
- ItemHama, Penyakit, dan Masalah Hara pada Tanaman Kedelai(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2006-12-16)Gangguan hama, penyakit dan ketidakseimbangan hara merupakan masalah penting yang dihadapi petani dalam usahatani kedelai. Serangan hama dan penyakit, selain menyebabkan kehilangan hasil yang cukup besar, juga menurunkan kualitas hasil. Ketidakseimbangan hara, selain menurunkan tingkat produksi dan mutu hasil, juga menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Beberapa serangan hama dan penyakit, seringkali menampilkan gejala atau keragaan tanaman yang serupa atau mirip dengan ketidakseimbangan hara. Oleh karena itu, gejala itu perlu diidentifikasi dengan teliti, sehingga dapat diketahui dengan tepat penyebabnya yang pada gilirannya upaya pengendalian atau pemulihannya dapat dilakukan dengan tepat dan efektif. Buku kecil yang memuat informasi mengenai berbagai jenis hama dan penyakit pada tanaman kedelai termasuk bioekologi, tanaman inang, gejala serangan, serta beberapa masalah ketidakseimbangan hara (kahat atau keracunan) diharapkan dapat membantu penyuluh lapang, pengamat hama dan penyakit, teknisi, serta petani untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan gangguan hama dan penyakit maupun keharaan pada tanaman kedelai. Ucapan terima kasih disampaikan kepada penyusun buku ini dan penyuntingnya sehingga buku ini dapat diterbitkan. Semoga buku ini bermanfaat bagi berbagai pihak.