Aneka Kacang dan Umbi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Aneka Kacang dan Umbi by Title
Now showing 1 - 20 of 115
Results Per Page
Sort Options
- ItemAneka Umbi Unggul: Ubi kayu-ubi jalar-talas(Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, 2018) Kementerian Pertanian, Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
- ItemBeberapa Hama Penyakit Tanaman Kedelai dan Jagung(BPTP Kalteng, 2000-02-13) Surnardi; Susilawati; Rukayah; BPTP KaltengSalah satu kendala didalam meningkatkan produksi kedele dan jagung adalah adanya gangguan hama dan penyakit yang dapat menimbulkan kerusakan tanaman, menurunkan hasil bahkan gagal panen apabila tidak ada tindakan pengendalian. Sehingga organisme pengganggu tanaman (OPT) atau yang dikenal dengan hama dan penyakit tidak boleh dianggap sepele.
- ItemBudi Daya Tanaman Aneka Kacang di Antara Tanaman Kakao(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2020) Abdullah Taufiq; Purwono
- ItemBudidaya dan Manfaat Koro Benguk(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Ungaran, 1997) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Ungaran; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian UngaranKoro benguk (Mucuna prurirens) di lahan kering sudah dikenal dan ditanam sebagai tanaman pagar atau tanaman sela, untuk diambil bijinya sebagai bahan pangan. Namun demikian ternyata koro benguk juga merupakan bahan pakan alternatif karena mengandung gizi (protein) yang sangat tinggi serta bermanfaat sebagai tanaman penyubur dan penutup tanah.
- ItemBudidaya Kedelai(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara, 2013-01-01) Putra, Robinson; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku UtaraKedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max (L) Merril). Berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman sebagai makanan, minuman, pakan ternak dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara lain di Amerika dan Afrika.
- ItemBudidaya Tanaman Aneka Kacang di Antara Tanaman Kakao(Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, 2020) Taufiq, Abdullah; PurwonoTulisan tentang Budi Daya Tanaman Aneka Kacang di Antara Tanaman Kakao ini merupakan bagaian dari pengalaman yang kami lakukan saat memberi percontohan pada acara peringatan Hari Pangan Sedunia ke-39 tahun 2019 di areal perkebunan kakao rakyat di Desa Pudambu, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan (Propinsi Sulawesi Tenggara). Tanaman aneka kacang yang dibahas dalam tulisan ini adalah kacang tanah, kedelai, kacang hijau, dan kacang tunggak.
- ItemBudidaya Tanaman Aneka Kacang pada Lorong di antara Tanaman Kakao(Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Aneka Kacang, 2023) Taufiq, abdullahPerkebunan kakao mayoritas diusahakan oleh rakyat pada lahan kering yang relatif kurang subur dengan input minimal. Pada saat peremajaan, setidaknya 2-3 tahun petani tidak mendapatkan pendapatan dari kakao. Pada saat menunggu kakao berproduksi, di lorong di antara tanaman kako dapat diusahakan tanaman kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan kacang tunggak. Selain dapat dijadikan sumber pendapatan tambahan bagi petani kakao, juga merupakan komoditas sumber protein dan sumber gizi yang sangat baik bagi kesehatan masyarakat.
- ItemThe content of phytoestrogen on legume plants(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua, 2010-10-22) Tiro, Batseba M.W; Pramono, Suwijiyo; Hartadi, Hari; Soetrisno, Djoko; Baliarti, Endang; Kementerian PertanianThere are many plant-derived bioactive nonnutrients that can confer significant health benefits. Among these phytochemicals is the broad class of nonsteroidal estrogens called phytoestrogens. These phytoestrogens and their metabolites have many potential hormonal and nonhormonal activities that may explain some of the biological effects of diets rich in phytoestrogens. Phytoestrogens are plant (predominantly legumes) substances, that have structural and functional similiarity to 17β-estradiol, that influence a variety of biological processes. Phytoestrogens are widely used in the human reproductive system, but in livestock, it has not been used yet. Prior study on its role livestock, as a first step, it needs to be exploring the content of phytoestrogens on legumes plants. This study was aimed to determine the content of phytoestrogens of various legumes plans (soya bean straw, peanut straw and green bean straw) by using KLT Densitometry method with genistein standard. The research found that from several legume plants, the legume plants that contained soy phytoestrogens was only soya bean straw either dried using a drying oven or using a freeze dryer content with genistein of each was 0,498 g/100 g dry matter, and 1,748 g/100 g sry matter, uspectinely.
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Baru Padi(2018) Untung, Sabar.; Bahraen, samsul
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Kacang Tanah 1950-2021(Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Aneka Kacang, 2024) Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Aneka KacangBuku Deskripsi Varietas Unggul Kacang Tanah ini disusun berdasarkan Buku Deskripsi Varietas Unggul Aneka Kacang dan Umbi cetakan ke-8 tahun 2016, ditambah dengan varietas unggul baru kacang tanah yang dilepas pada periode tahun 2017 hingga 2021 oleh Badan Litbang Pertanian maupun oleh pihak lain yang menyelenggarakan kegiatan pemuliaan.
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Kacang Tanah 1950-2021(Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, 2024-12-25) Rio SaputraBuku Deskripsi Varietas Unggul Aneka Kacang dan Umbi dicetak pertama kali pada tahun 2005 dan revisi terakhir dilakukan pada cetakan ke-8 pada tahun 2016. Setelah itu belum dilakukan revisi lagi. Mengingat setelah tahun 2016 banyak varietas unggul baru yang dilepas, maka buku deskripsi varietas tersebut perlu direvisi. Buku Deskripsi Varietas Unggul Kacang Tanah ini disusun berdasarkan Buku Deskripsi Varietas Unggul Aneka Kacang dan Umbi cetakan ke-8 tahun 2016, ditambah dengan varietas unggul baru kacang tanah yang dilepas pada periode tahun 2017 hingga 2021 oleh Badan Litbang Pertanian maupun oleh pihak lain yang menyelenggarakan kegiatan pemuliaan. Jumlah varietas unggul kacang tanah dari tahun 1950 hingga 2021 sebanyak 45 varietas, dan semuanya dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) melalui Unit Pelaksana Teknis di bidang tanaman pangan yang bernaung di bawahnya, terutama Balai Penelitian (Balittan) Bogor (berubah menjadi Balai Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik atau BB Biogen), Balittan Malang (menjadi Balitkabi), Balittan Sukamandi (menjadi Balai Besar Penelitian Padi atau BB Padi), dan Balittan Maros (menjadi Balitserealia). Saat ini, benih dari varietas-varietas unggul yang dilepas oleh Balitbangtan tersebut sebagian besar dipertahankan dalam koleksi Sumber Daya Genetik (SDG) yang tersimpan di BB Biogen dan Balitkabi (Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi). Koleksi SDG kacang tanah yang ada di Balitkabi secara periodik diperbarui dan diperbanyak agar lestari. Balitkabi sejak tahun 2023 berubah menjadi BPSI TAKA (Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Aneka Kacang) sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 13 Tahun 2023.
- ItemDESKRIPSI VARIETAS UNGGUL KEDELAI(Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, 2024-12-25) Deskripsi Varietas Unggul Kedelai 1912-2022Buku Deskripsi Varietas Unggul Aneka Kacang dan Umbi dicetak pertama kali pada tahun 2005 dan revisi terakhir dilakukan pada cetakan ke-8 pada tahun 2016. Setelah itu belum dilakukan revisi lagi. Mengingat setelah tahun 2016 banyak varietas unggul baru yang dilepas, maka buku deskripsi varietas tersebut perlu direvisi. Buku Deskripsi Varietas Unggul Kedelai ini merupakan bagian dari Buku Deskripsi Varietas Unggul Aneka Kacang dan Umbi cetakan ke-8 tahun 2016, kemudian ditambah dengan varietas unggul baru kedelai yang dilepas pada periode tahun 2017 hingga 2022 oleh Badan Litbang Pertanian maupun oleh pihak lain yang menyelenggarakan kegiatan pemuliaan. Jumlah varietas unggul kedelai dari tahun 1918 hingga 2022 sebanyak 154 varietas. Dari jumlah tersebut sebanyak 137 varietas atau 88,9% dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) melalui Unit Pelaksana Teknis di bidang tanaman pangan yang bernaung di bawahnya, seperti Balai Penelitian (Balittan) Bogor (menjadi Balai Besar Biogen), Balittan Malang (menjadi Balitkabi), Balittan Sukamandi (menjadi Balai Besar Padi), Balittan Sukarami, Balittan Maros, Balittan Banjarbaru. Sebanyak 17 varietas atau 11,0% dihasilkan oleh Lembaga Penelitian lain dan Pergruruan Tinggi yang menyelenggarakan kegiatan pemuliaan. Saat ini, benih dari varietas-varietas unggul yang dilepas oleh Balitbangtan tersebut sebagian besar dipertahankan dalam koleksi Sumber Daya Genetik (SDG) yang tersimpan di BB Biogen dan Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi). Koleksi SDG kedelai yang ada di Balitkabi secara periodik diperbarui dan diperbanyak agar lestari. Balitkabi saat ini berubah menjadi BPSI TAKA (Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Aneka Kacang)
- ItemDeskripsi Varietas Unggul Kedelai 1918-2022(Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Aneka Kacang, 2024) Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Aneka KacangBuku Deskripsi Varietas Unggul Kedelai ini merupakan bagian dari Buku Deskripsi Varietas Unggul Aneka Kacang dan Umbi cetakan ke-8 tahun 2016, kemudian ditambah dengan varietas unggul baru kedelai yang dilepas pada periode tahun 2017 hingga 2022 oleh Badan Litbang Pertanian maupun oleh pihak lain yang menyelenggarakan kegiatan pemuliaan.
- ItemDiagnosis Status Hara Nitrogen Kedelai dan Padi Berdasarkan Warna Daun(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN, 1985-12-16) M. ISMUNADJI; I. ZULKARNAINI; S. PARTOHARDJONO; F. YAZAWATanah pertanian di Indonesia umumnya kekurangan nitrogen. Respon tanaman terhadap nitrogen sangat cepat dengan pertumbuhan yang lebih subur dan warna daun yang lebih hijau. Diagnosis status hara nitrogen dari warna daun merupakan cara yang cepat untuk menilai apakah tanaman defisiensi, cukup atau kelebihan nitrogen. Meskipun takaran pupuk nitrogen yang tepat belum dapat ditetapkan dengan cara ini, akan tetapi dari pengalaman perkiraan takaran ini akan mendekati optimal. Metode ini merupakan cara yang praktis, bermanfaat dan dapat digunakan oleh kalangan luas, baik petugas dinas Pertanian, maupun petani. Dengan membandingkan warna daun dengan skala warna dalam brosur ini, takaran pupuk nitrogen dapat diperkirakan banyaknya. Semoga metode ini dapat menunjang pembangunan pertanian, terutama meningkatkan produksi padi dan kedelai.
- ItemDongkrak Produksi Aneka Kacang(Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, 2018) Kementerian Pertanian, Pusat Perpustakaan dan Penyebran Teknologi Pertanian
- ItemDosis Pupuk N, P, K untuk Tanaman Padi, Jagung dan Kedelai pada Lahan Sawah (Per Kecamatan)(BADAN STANDARDISASI INSTRUMEN PERTANIAN, 2023-12-25) Dr. Ir. Ladiyani Retno Widowati, M.Sc.; Dr. Husnain, MP., M.Sc.; Ir. A. Kasno, M.Si; Prof. Dr. Irsal Las, MS.; Firman Fermana Agung; Teguh Pribadi Wijaya, SP; Jelly Amalia Santri, SP., M.Sc.Pemerintah telah menetapkan tiga kebijakan pemupukan, yaitu: (1) pemupukan berimbang (balanced fertilization), (2) subsidi pupuk (Urea, ZA, SP-36, NPK dan Pupuk Organik), dan (3) dosis pupuk untuk padi, jagung dan kedelai pada lahan sawah berdasarkan konsep pemupukan berimbang spesifik lokasi yang efektif dan rasional, dengan sasaran untuk meningkatkan produksi dan swasembada pangan berkelanjutan, peningkatan efisiensi penggunaan pupuk melalui sistem produksi sehat dan ramah lingkungan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendukung penerapan kebijakan tersebut. Salah satunya adalah melakukan reformulasi pupuk majemuk NPK 15-15-15. Hasil kajian Badan Litbang Pertanian menunjukkan bahwa formula pupuk majemuk NPK 15-15-15 produksi PT. Pupuk Indonesia kurang sesuai untuk tanah sawah di Indonesia yang saat ini didominasi tanah sawah berstatus P dan K sedang hingga tinggi. Dengan dosis rata-rata 300 kg/ha, terjadi kelebihan hara P dan K bila diaplikasikan ke lahan sawah dengan status hara P dan K sedang dan tinggi, dan hanya sesuai pada status hara P dan K rendah yang luasannya terbatas. Untuk itu, telah diusulkan formula baru sebagai pengganti NPK 15-15-15 yaitu NPK 15-10-12. Dengan menurunkan formula hara P dan K, diharapkan dosis pupuk menjadi lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Dosis pupuk N, P, K untuk padi sawah, jagung dan kedelai yang disusun ini merupakan perbaikan dari Keputusan Menteri Pertanian No. 01/Kpts/SR.130/1/2006 dan diperbarui menjadi Peraturan Menteri Pertanian No. 40/Permentan/OT.140/4/2007 dengan memasukkan data terbaru tentang: (a) status hara P dan K tanah sawah, (b) tingkat produktivitas padi sawah tingkat kecamatan, (c) penambahan kecamatan baru yang mempunyai lahan sawah sebagai akibat dari pemekaran, dan (d) dosis pupuk untuk padi, jagung dan kedelai dengan pupuk NPK 15-10-12. Perubahan formula pupuk majemuk NPK 15-10-12 perlu dikawal dan disosialisasikan kepada berbagai pihak terkait, terutama para petani agar mereka memahami arti efisiensi pupuk dan penerapan pemupukan berimbang spesifik lokasi. Dengan adanya penghematan hara, diharapkan akan lebih luas lahan-lahan pertanian yang mendapatkan bantuan subsidi pupuk dari Pemerintah. Permentan tentang Penggunaan Dosis Pupuk N, P, K untuk Padi, Jagung dan Kedelai pada Lahan Sawah per Kecamatan ini dapat dijadikan referensi dalam perencanaan kebutuhan pupuk nasional dan penggunaan pupuk pada tingkat kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.
- ItemEffect of sucker weight and seedling site on the growth of sago seedlings (Metroxylon sago Rottb.) in Papua(IOP Publishing, 2021-01-01) Soplanit, Alberth; Rumbarar, Merlin K.; Beding, Petrus; IOPThis study aims to obtain sucker weight and appropriate seedling site as a source of sago seeds by using seedling techniques in polybags to improve seed quality on sago cultivation. The experiment used a factorial design arranged in a randomized block design with three replications. Factor A, namely sucker weight, consisted of <999 g, 1000-1499 g, 15001999 g and > 2000 g. Factor B is the seedling site, consisting of laying seeds in the field, greenhouse and paranet of 60%. The results of the study showed that there was no interaction between the sucker weight combined with the seedling site, but the sucker weight had a significant effect on the number of rachis and the number of primary roots per plant and the percentage of life seedlings. Higher rachis growth was 3.8 obtained from medium-sized sucker weights (1000-1499 g and 1500-1999 g) and the highest number of primary roots was 41.3. It is obtained at sucker weights of 1000-1499 g. Meanwhile, the higher percentage of seedling survival was obtained at medium to large sucker weights of 66.3-71.0%. Thus, multiplication of sago seeds using medium-sized sucker on polybag media is highly suggested
- ItemEkonomi Kacang Tanah(BPTP Jawa Tengah/IAARD Press, 2016) Malik, Afrizal; BPTP JatengBuku ini membahas ekonomi kacang tanah terutama ditinjau dari keunggulan komparatifnya. Dengan demikian akan diketahui perspektif perkembangannya ke depan. Dalam buku ini diungkap beberapa hal penting, yakni: Keberadaan aktual kacang tanah, Kerangka ekonomi pengembangan kacang tanah, Keragaan pemasaran dan perdagangan internasional, Indikasi keunggulan komparatif, Perspektif kebijakan , dan Strategi meningkatkan daya saing.
- ItemEvaluasi Kesuburan Lahan Dan Optimasi Pengelolaannya Untuk Tanaman Aneka Kacang(BADAN STANDARISASI INSTRUMEN PERTANIAN, 2024-12-16) Abdullah Taufiqcang (BPSI TAKA) hingga saat ini mengelola lima Instalasi Pengujian dan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (IP2SIP) yang semuanya berada di Jawa Timur, yaitu IP2SIP Kendalpayak - Malang, IP2SIP Jambegede – Malang, IP2SIP Muneng - Probolinggo, IP2SIP Genteng – Banyuwangi, dan IP2SIP Ngale – Ngawi. Kelima IP2SIP tersebut sebelumnya bernama kebun percobaan yang difungsikan sebagai sarana penelitian dan kebun produksi sejak jaman Belanda (sekitar tahun 1938). Sejak tahun 2023 seiring adanya reorganisasi, kebun percobaan tersebut berganti nama menjadi IP2SIP, yang difungsikan sebagai sarana pengujian dan kebun produksi baik untuk benih maupun konsumsi. Tipe iklim, jenis tanah, dan penggunaan lahan di lima IP2SIP tersebut berbeda yang mengindikasikan tingkat kesuburan berbeda, dan pengelolaannya pun akan berbeda. Sejak difungsikan, lahan di IP2SIP jarang sekali dievaluasi kesuburannya. Berdasarkan sumber yang ada, tercatat dua kali dilakukan evaluasi yaitu pada tahun 1983 dan 2002. Produktivitas lahan di lima IP2SIP tersebut mengalami penurunan yang diindikasikan oleh tingkat produksi dan tingkat input yang dibutuhkan. Dalam rangka optimalisasi penggunaan lahan dan efisiensi input, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap lahan agar diketahui status kesuburannya dan faktor yang menjadi pembatas produksi. Buku Evaluasi Kesuburan Lahan Dan Optimasi Pengelolaannya Untuk Tanaman Aneka Kacang ini akan ditulis dalam beberapa bagian, dan bagian yang pertama ini ii menyajikan tentang evaluasi kesuburan lahan di IP2SIP Muneng. Kami berusaha menyajikan informasi secara ringkas dan jelas agar mudah dipahami dan memberikan manfaat bagi pengguna dari berbagai kalangan.
- ItemEvaluasi Kesuburan Lahan dan Optimasi Pengelolaannya untuk Tanaman Aneka Kacang : IP2SIP Kendalpayak(Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Aneka Kacang, 2024) Abdullah TaufiqBuku ini menyajikan hasil kajian komprehensif mengenai evaluasi kesuburan lahan dan strategi pengelolaan optimal pada Instalasi Pengujian dan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (IP2SIP) Kendalpayak yang dikelola oleh Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Aneka Kacang (BPSI TAKA). Evaluasi dilakukan untuk menjawab tantangan menurunnya produktivitas lahan akibat kurangnya pemantauan kesuburan tanah sejak evaluasi terakhir pada tahun 1983 dan 2002. Melalui analisis karakteristik tanah, iklim, serta kandungan unsur hara (N, P, K, Ca, Mg), buku ini mengungkap status kesuburan lahan yang bervariasi, dengan permasalahan utama berupa rendahnya kandungan nitrogen, kalium, dan magnesium, serta ketidakseimbangan kation terutama tingginya kalsium. Evaluasi juga mencakup aspek fisik tanah seperti pH, kandungan bahan organik, serta kejenuhan basa, yang mempengaruhi langsung ketersediaan unsur hara dan produktivitas tanaman aneka kacang. Hasil analisis ini digunakan untuk merumuskan langkah pengelolaan lahan yang tepat, termasuk penentuan waktu tanam optimal, perbaikan drainase, pengayaan bahan organik, dan rekomendasi pemupukan berbasis spesifik lokasi. Pendekatan ini mendukung prinsip pertanian presisi (precision farming) guna meningkatkan efisiensi input dan menjaga keberlanjutan produktivitas lahan. Buku ini ditujukan bagi pengelola IP2SIP, peneliti, penyuluh, dan pihak terkait lainnya sebagai acuan dalam merumuskan kebijakan teknis pengelolaan lahan untuk budidaya tanaman aneka kacang yang lebih efektif dan berkelanjutan.