Hortikultura
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Hortikultura by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 477
Results Per Page
Sort Options
- ItemBudidaya Anggur(Balai Penelitian Hortikultura Solok, 1991) Winarno, M.; Yudowati, Ulin H.; Kusumo, S.; Primawati, Nova; Sulihanti, Sri; Balai Penelitian Hortikultura SolokAnggur merupakan komoditi buah-buahan yang bernilai ekonomis dan bergizi tinggi serta mampu berperan untuk meningkatkan pendapatan petani, mendukung perkembangan industri dan ekspor. Buku Budidaya Anggur ini merupakan sumbangan pengetahuan mengenai budidaya sampai Pasca Panen Anggur bagi para pembaca yang berminat. Buku ini dimaksudkan sebagai salah satu sarana alih teknologi bagi para petani dan pengusaha dalam mengembangkan industri anggur dalam negeri serta ekspor anggur dalam bentuk buah segar maupun olahan.
- ItemSejarah dan Dinamika Perkembangan Sistem Produksi Hortikultura di Jawa Timur(BPTP Karangploso, 1992) SUPRIYANTO, Ary; Yuniarti; Roesmiyanto
- ItemBudi Daya Jeruk(Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, 1993) Nia T., Shalimar Andaya; Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi PenelitianBuah jeruk mempunyai nilai ekonomis dan mengandung gizi cukup tinggi, yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun olahan. Di Indonesia, jeruk merupakan tanaman rakyat yang sebagian besar diusahakan di lahan kering, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Di lahan pasang surut, jeruk ditanam pada sorjan-sorjan. Permintaan akan buah jeruk, di samping buah-buahan tropis lainnya semakin meningkat sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk, pendapatan, dan kesadaran masyarakat akan nilai gizi, serta semakin lajunya perkembangan sektor pariwisata.
- ItemUsahatani Bunga Potong(Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, 1994) Harry, Nin Rismini; Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi PenelitianBunga potong yang paling banyak diusahakan oleh para petani bunga di Indonesia adalah mawar, anggrek, gerbera, krisan, gladiol, anthurium, dan sedap malam. Saat ini sentra produksi bunga yang potensial adalah Jakarta, Jawa Barat yang tersebar di daerah Bogor, Cianjur, dan Lembang, serta Jawa Timur di daerah Batu, Malang. Propinsi-propinsi lain yang akan dikembangkan sebagai sentra produksi bunga potong adalah Sumatera Utara (anggrek, krisan, mawar, gladiol, anthurium), Sumatera Barat, Riau (anggrek), Jambi (anggrek), Jawa Barat (anggrek), Sulawesi Selatan (anggrek), Jawa Tengah, Bali, dan Sulawesi Tengah. Mengingat prospeknya yang cukup cerah dalam agribisnis hortikultura, terutama untuk pe ningkatan pendapatan para petani bunga dan sumber devisa negara, maka produksi bunga potong perlu dikembangkan, baik dari segi teknik budi daya, pascapanen, dan pemasarannya.
- ItemBudi Daya dan Pascapanen Mangga(Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian, 1994) Broto, Wisnu; Primawati, Nova; Sule, Lenny Herliany; Krisnawati, Yusri; Kusmawardani, Oemi; Purwati; Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi PenelitianBuah mangga (Mangifera indica L.) merupakan salah satu buah-buahan yang populer di Indonesia. Dalam kurun waktu 1987 - 1991, luas panen mangga cenderung naik dengan produksi berkisar antara 400 - 600 ribu ton. Apabila dibandingkan dengan buah-buahan lain, maka produksi buah mangga per tahun menduduki peringkat ke dua setelah pisang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa potensi buah mangga termasuk cukup besar untuk dikembangkan lebih lanjut.
- ItemPenerapan Pengendalian Hama-Penyakit Terpadu Pada Budidaya Bawang Merah(Balai Penelitian Hortikultura Lembang, 1994) Duriat, Ati Srie; Soetiarso, Thomas Agoes; Prabaningrum, Laksminiwati; Sutarya, RakhmatBawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang penting di Indonesia. Luas pertanaman bawang merah di Indonesia dalam tahun 1991 tercatat tidak kurang dari 70.081 ha dengan rata-rata hasil 7,01 ton/ha. Penanamannya menyebar dari dataran rendah seperti di Brebes dan Probolinggo sampai dataran medium seperti di Kuningan. Di dataran rendah, pada umumnya bawang merah di tanam setelah padi sawah dengan menggunakan pupuk yang sudah terlalu tinggi. Penanaman di musim kemarau seringkali terserang berat oleh beberapa jenis hama, sedang pada musim penghujan masalah penyakit sering menyebabkan kerugian yang cukup besar. Dalam mengendalikan hama atau penyakit tersebut petani masih sangat menggantungkan pada penggunaan pestisida. Penggunaan pestisida yang berlebih dapat menimbulkan kerugian seperti timbulnya masalah polusi air dan udara, keracunan baik manusia maupun hewan peliharaan, terbunuhnya musuh alami sehingga menimbulkan peledakan hama baru yang tadinya tidak penting, kandungan residu pestisida yang tinggi dan meningkatnya biaya produksi sehingga dapat memperlemah daya saing.
- ItemPenerapan Pengendalian Hama-Penyakit Terpadu Pada Budidaya Kentang(Balai Penelitian Hortikultura Lembang, 1994-10-06) Duriat, Ati Srie; Soetiarso, Thomas Agoes; Prabaningrum, Laksminiwati; Sutarya, Rakhmat; Balai Penelitian Hortikultura LembangDi dalam usaha mengembangkan usahatani kentang yang berwawasan lingkungan, pemerintah telah memperkenalkan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang pada dasarnya adalah pertama menanam tanaman bibit/benih yang sehat, cara persemaian, cara tanam sampai pemupukannya sehingga dengan demikian populasi hama tetap berada di bawah ambang kendali. Konsep kedua adalah pemanfaatan musuh alami. Ketiga adalah konsep ambang kendali, yaitu pestisida baru akan digunakan apabila populasi hama telah mencapai atau melampaui ambang kendali.
- ItemBawang Merah di Indonesia(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1996) Putrasamedja, Sartono; Suwandi; Balai Penelitian Tanaman SayuranBawang merah adalah salah satu komoditas sayuran yang paling banyak diusahakan, mulai daerah dataran rendah (< 1 m dpal) sampai daerah dataran tinggi (> 1000 m dpal). Hasil bawang merah di Indonesia antara daerah yang satu dengan yang lainnya sangat bervariasi, yang antara lain disebabkan oleh perbedaan varietas yang diusahakan. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, telah melepas beberapa varietas bawang merah yang berpotensi hasil tinggi dan disukai oleh konsumen. Informasi tentang varietas-varietas tersebut, disusun dalam bentuk monograf berjudul “Varietas Bawang Merah di Indonesia”.
- ItemTeknik Perbanyakan Umbi Bibit Kentang Secara Cepat(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1996) Sahat, Sudjoko; Hidayat, Iteu M.; Balai Penelitian Tanaman SayuranKentang adalah salah satu komoditi sayuran yang sangat penting. Luas pertanamannya di Indonesia cukup besar yaitu sekitar 45.000 hektar. Kegunaan lain selain untuk sayur, kentang juga dipakai sebagai bahan industri makanan (kentang goreng, kripik kentang, tepung kentang atau pasta kentang). Hasil produksi kentang yang maksimal selain tergantung pada pemeliharaan tanaman dan varietas, juga sangat tergantung pada penyediaan bibit yang berkualitas. Bibit yang berkualitas tinggi dapat dihasilkan dengan cara kultur jaringan, eradikasi penyakit virus serta dilanjutkan dengan perbanyakan secara cepat. Teknik perbanyakan bibit kentang secara cepat yang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran di rangkum dan disajikan dalam bentuk monograf yang berisi informasi ringkas. Data berasal dari hasil penelitian CIP (International Potato Center) dan penelitian di dalam negeri serta pustaka penunang.
- ItemPembentukan Hibrida Cabai(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1996) Kusandriani, Yenni; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- ItemRampai-Rampai Kangkung(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1996) Dibyantoro, Anna Laksanawati H.; Balai Penelitian Tanaman SayuranTulisan ini merupakan suatu rampai mengenai kangkung baik dari aspek penelitian dari pelbagai disiplin ilmu maupun aspek praktis bagi para pengguna, karena dirasakan perlu mengetahui hal-hal mengenai kangkung yang masih sedikit diketahui itu. Berbeda dengan jenis sayuran lainnya informasi mengenai kangkung masih sangat sedikit, namun akhir—akhir ini sempat diadakan beberapa penelitian pada kurun waktu satu tahun yakni 1995/1996. Beberapa informasi diperoleh dari hasil penelitian tahun-tahun sebelumnya. Karenanya penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada para penulis kangkung terdahulu yang telah memberi informasi berharga mengenai kangkung ini.
- ItemBayam : Sayuran Penyangga Petani di Indonesia(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1996) Sahat, Sudjoko; HIdayat, Iteu M.; Balai Penelitian Tanaman SayuranBayam adalah salah satu komoditi sayuran yang sudah cukup dikenal berbagai lapisan masyarakat di Indonesia. Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk dan pemenuhan akan kebutuhan pangan yang bergizi, bayam merupakan salah satu komoditi sayuran yang dapat diandalkan bagi pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral yang relatif mudah dan murah. Tanaman bayam, khususnya bayam biji merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat handal. Namun demikian, tanaman bayam yang mempunyai prospek sebagai tanaman sumber vitamin da mineral yang andal, di Indonesia belum diusahakan dalam skala luas. Informasi teknis mengenai tanaman bayam sebagai tanaman sayuran sumber vitamin dan mineral serta peluang pengusahaan tanaman tersebut sebagai sumber tambahan pendapatan petani di Indonesia, telah disusun oleh Peneliti di Balai Penelitian Tanaman Sayuran dalam bentuk monograf.
- ItemPetunjuk Teknis Budidaya Pisang Barangan(BPTP Sumatera Utara, 1997) BPTP Gedong Johor Sumatera Utara; BPTP Sumatera UtaraPisang barangan merupakan salah satu buah spesifik Sumatera Utara. Buahnya memiliki keunggulan dibanding dengan kultivar pisang lainnya. Usahatani pisang barangan pada umumnya masih merupakan usahatani sampingan, dimana pertanamannya terdapat disekitas pekarangan rumah, di pinggiran ladang dan di antara tanaman keras/pohonan lainnya. Permintaan buah pisang barangan akhir-akhir ini terus meningkat, terutama di kota-kota besar di Sumatera Utara dan Jakarta, sehingga beberapa petani telah mulai membudidayakan secara komersial.
- ItemBertanam Melon(Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Kotabaru, 1997) Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian KotabaruMelon masuk kepasar Indonesia sebelum tahun 1980-an Pada waktu itu merupakan buah yang eksklusif Tanaman melon mulai dikembangkan di daerah Bogor dan sekitarnya. Tahun 1990-an mulai menyebar ke Jawa lengah dan Jawa Timur, bahkan sekarang mulai dibudidayakan di luar Jawa. Benih melon yang ada di pasaran sampai sekarang masih merupakan benih impor dan luar Benih ini merupakan jenis unggul Fl. Jika keturunan F1 mi ditanam maka tidak akan unggul lagi. Negara penghasil benih melon, antara lain Jepang, Taiwan,'Amerika, Selandia Baru, Thailand, RRC, dll. Pengusahaan melon cukup menguntungkan karena nilai ekonomisnya cukup tinggi dan mudah dipasarkan. Pemasaran melon dapat melalui pasar tradisional, pasar swalayan ataupun ekspor
- ItemPengeringan Cabai(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1997) Hartuti, Nur; Sinaga, R.M; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- ItemBudidaya Bawang Putih di Dataran Tinggi(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1997) Hilman, Yusdar; Hidayat, Achmad; Suwandi; Balai Penelitian Tanaman SayuranBawang putih bukan merupakan komoditas prioritas Puslitbanghort Hortikultura Departemen Pertanian, namun informasi mengenai peluang budidaya tanaman tersebut sangat diperlukan. Hal ini mengingat krisis moneter yang berkepanjangan dan kebijakan pemerintah yang mengurangi impor bawang putih yang banyak menyedot devisa negara. Di Indonesia, bawang putih lokal merupakan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi. Usahatani bawang putih banyak menyerap tenaga kerja. Monograf ini sangat relevan untuk dapat digunakan oleh petani, mahasiswa dan pecinta agribisnis .
- ItemPestisida Selektif untuk Mengendalikan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada Tanaman Cabai(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1998) Suryaningsih, Euis; Prabaningrum, Laksminiwati; Balai Penelitian Tanaman Sayuran
- ItemPemasaran Bawang Merah dan Cabai Merah(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1998) Soetiarso, Thomas Agoes; Balai Penelitian Tanaman SayuranPemasaran termasuk salah satu kegiatan perekonomian yang membantu dalam penciptaan nilai ekonomi dari barang dan jasa. Pemasaran juga merupakan faktor penting dalam siklus yang bermula dan berkahir dengan kebutuhan konsumen. Oleh karen aitu, keberhasilan pemasaran dari suatu produk sangat menentukan keberhasilan suatu kegiatan usahatani. Seperti halnya sifat khas sayuran termasuk bawang merah dan cabai merah yang mudah rusak dan tidak tahan lama, maka proses distribusi harus dilakukan dengan cepat agar produk tersebut dapat diterima konsumen masih dalam keadaan segar. Keterlambatan proses distribusi dapat mengakibatkan barang menjadi busuk, cacat maupun susut sehingga merugikan baik bagi petani maupun para pedagang atau pelaku pasar. Pada Monograf ini dipaparkan beberapa aspek penting dari pemasaran bawang merah dan cabai merah, yaitu informasi, perkembangan dan fluktuasi harga, sistem penjualan, perlakuan selama proses pemasaran, jenis dan pelaku pasar, saluran dan marjin tataniaga.
- ItemAneka Makanan Indonesia dari Kentang(Balai Penelitian Tanaman Sayuran, 1998) Hartuti, Nur; Murtiningsih, Enung; Balai Penelitian Tanaman SayuranKentang adalah komoditas yang mempunyai prospek baik untuk dikembangkan di Indonesia, terutama untuk program diversifikasi pangan. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya produksi kentang sebagai akibat dari meningkatnya luas pertanaman dan hasil rata-rata kentang. Peningkatan produksi kentang sejalan dengan meningkatnya permintaan, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan pemanfaatannya untuk industri prosesing maupun peningkatan ekspor. Sebagai bahan pangan kentang sangat baik karena merupakan sumber karbohidrat, protein, zat besi, vitamin B1, B2 dan C yang luasan per hektar lebih tinggi dibandingkan dengan terigu, padi dan jagung. Kandungan niaciannya sebanding dengan padi, tetapi kandungan lemaknya lebih rendah dari padi, jagung dan terigu. Balai Penelitian Tanaman Sayuran telah mencoba dan membuat aneka makanan Indonesia dari kentang. Pada Monograf ini ditampilan 32 macam resep kue dan 24 resep masakan yang berbahan baku utama dari kentang.
- ItemPengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Pasca Panen Hortikultura(Direktorat Bina Perlindungan Tanaman, 1998) Direktorat Bina Perlindungan Tanaman; Direktorat Bina Perlindungan TanamanOrganisme Pengganggu pasca panen pada produksi hortikultura merupakan salah satu kendala dalam upaya pengembangan komoditas hortikultura di Indonesia. Pengenalan organisme pengganggu tersebut secara baik merupakan dasar untuk melakukan usaha pengendalian. Untuk lebih mempercepat penyampaian informasi tentang organisme pengganggu pasca panen tersebut maka disusun buku “ Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Pasca Panen Hortikultura “. Buku ini diharapkan dapat membantu para petugas lapangan dalam mengatasi masalah OPT pasca panen di wilayahnya.