Inovasi Teknologi Jarak Pagar untuk Mendukung Program Desa Mandiri Energi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Inovasi Teknologi Jarak Pagar untuk Mendukung Program Desa Mandiri Energi by Issue Date
Now showing 1 - 15 of 15
Results Per Page
Sort Options
- ItemPersilangan interspesies antara Jatropha Curcas L. dan Jatropha Integerrima Jaeq. untuk ketahanan tanaman terhadap tungau dan trips(Bayumedia Publishing, 2008) Asbani, Nur; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratJatropha curcas L. dan J. integerrima Jaeq. masing-masing memiliki karakter morfologi dan fisiologi yang spe-sifik. Pemuliaan tanaman jarak pagar ditujukan untuk memperoleh sifat-sifat yang menguntungkan dari tetuanya teruta-ma terkait dengan ketahanan terhadap tungau dan trips. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompatibilitas persilangan antara J. curcas dan J. integerrima serta mempelajari sifat-sifat keturunan F1 dari hasil persilangan kedua tetua tersebut. J. curcas andromonoesious digunakan sebagai tetua betina sedangkan sebagai tetua jantannya adalah J. integerrima. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kedua spesies ini dapat terjadi persilangan. Keturunan dari hasil persilangan mempunyai morfologi yang bervariasi dan berbagi antara kedua tetuanya atau bersifat aditif. Sifat morfologi tersebut antara lain pada batang, daun, bunga, buah, dan biji. Tanaman ini bersifat trimonoesius atau poliga-mus yaitu tanaman yang menghasilkan bunga jantan, betina, dan hermafrodit. Tanaman F1 bersifat fertil.
- ItemPengadaan Bahan Tanam Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Di Indonesia; Desa Mandiri Energi Serta Strategi Penelitian Di Masa Depan(Bayumedia Publishing, 2008) Hasnam; Cheppy Syukur; R.R. Sri Hartati; Sri Wahyuni; Dibyo Pranowo; Sri Eko Susilowati; Edi Purlani; Bambang Heliyanto; Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanDalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Indonesia sudah menetapkan minyak jarak pagar dan minyak kelapa sawit dalam produksi biodiesel. Beberapa teknik budi daya dan pengolahan hasil sudah tersedia (terutama melalui inter-net), akan tetapi hasil-hasil perbaikan varietas masih sangat terbatas. Koleksi spesies dan provenan baru dimulai pada akhir 2005, dimana terkumpul 15 provenan/subprovenan dari berbagai daerah/populasi untuk disebarkan ke petani-peta-ni jarak pagar. Kemajuan yang cukup berarti, sudah dicapai pada tahun 2006 dan 2007 melalui seleksi rekuren seder-hana. Produktivitas tanaman meningkat dari 0,36 ton menjadi 0,97 ton biji kering per hektar pada siklus-1, kemudian meningkat menjadi 2,2 ton pada siklus-2 pada provenan Lampung. Demikian juga pada provenan Nusa Tenggara Barat dimana produktivitas biji kering meningkat dari 0,43 ton menjadi 1,0 ton pada siklus-1 kemudian 1,9 ton pada siklus-2. Diperkirakan, produktivitas jarak pagar akan mencapai 6–7 ton per hektar sesudah tahun ke-4 dan seterusnya. Dengan perkiraan di atas, selama tahun 2007/2008, akan dihasilkan 10 ton IP-1 dan 2,0 ton IP-2 yang akan didistribusikan ke seluruh Indonesia. Hasil penelitian simulasi menunjukkan bahwa dengan teknologi yang tersedia, usaha tani jarak pagar masih menimbulkan kerugian di pihak petani selama dua tahun pertama. Tanpa bantuan dari pemerintah/swasta, dalam bentuk kredit dan perlindungan investasi dari pemerintah, pengembangan jarak pagar tidak akan mencapai sasaran yang ditetapkan. Dalam pengembangan jarak pagar, Pemerintah Indonesia mencanangkan konsep Desa Mandiri Energi (DME) berbasis jarak pagar, dengan memanfaatkan kelembagaan yang tersedia atau baru terbentuk. Pelaksanaan pro-gram ini akan dilaksanakan secara bertahap di desa-desa tertinggal sebagai bagian dari program penciptaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan. Penelitian jarak pagar di masa depan ditujukan ke pemanfaatan secara maksimum seluruh potensi jarak pagar. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang akan menjadi sumber data dalam pemanfaatan tersebut. Juga dikemukakan strategi penelitian terpadu dari Sichuan University. Program nasional jarak pagar dapat di-sesuaikan dengan memanfaatkan seluruh sumber daya nasional dalam mengatasi krisis energi untuk Indonesia.
- ItemKinerja Ekstraksi Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Dengan Proses Pelarutan (Solvent extraction)(Bayumedia Publishing, 2008) Soeparman, Sudjito; Putut Jatmiko D.P.; Adhes Gamayel; Universitas Brawijaya, Malang; Universitas Brawijaya, MalangPenelitian ini bertujuan mengembangkan metode ekstraksi biji jarak pagar menggunakan proses pelarutan, sebagai alternatif ekstraksi dengan screw press yang sudah banyak digunakan. Hal ini karena metode ekstraksi dengan pelarutan dapat menghasilkan rendemen ekstraksi yang lebih tinggi daripada penekanan mekanis yang sudah banyak di-gunakan. Penelitian dilakukan di laboratorium untuk meneliti pengaruh variabel operasional yaitu, jenis bahan pelarut (n-Hexane, petroleum ether, dan methanol), besar butir serbuk (0,4 mm, 0,6 mm, dan 0,8 mm) dan lama ekstraksi terha-dap rendemen ekstraksi. Uji kinerja peralatan ekstraksi pelarutan juga dilakukan, dengan menggunakan variabel opera-sional hasil penelitian laboratorium. Dengan model matematis diprediksi hubungan rendemen ekstraksi dengan lama pe-larutan pada variasi besar butir dan jenis bahan pelarut. Hasil uji laboratorium menunjukkan semakin kecil ukuran ser-buk butir biji jarak pagar, semakin besar rendemen ekstraksinya dan semakin cepat lama waktu ekstraksi sehingga men-capai maksimum. Bahan pelarut n-Hexane mempunyai kinerja terbaik, disusul petroleum eter dan methanol. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa diperlukan waktu 12 jam bagi ukuran serbuk 0,8 mm dan jenis pelarut metanol untuk mencapai rendemen maksimum. Model matematis dapat memprediksi hubungan antara rendemen ekstraksi dengan lama waktu pelarutan, dengan variasi ukuran butir serbuk biji maupun variasi jenis bahan pelarut.
- ItemInovasi Teknologi Jarak Pagar Mendukung Program Desa Mandiri Energi(Bayumedia Publishing, 2008) Suryana, Achmad; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemPengalaman PTPN XII Dalam Mengembangkan Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Sebagai Penghasil Dan Pengguna Bahan Bioenergi(Bayumedia Publishing, 2008) Nurhidayat; PTPN XII; PT Perkebunan Nusantara XIIPTPN XII mengembangkan jarak pagar sebagai realisasi dukungannya terhadap pemerintah yang menghimbau agar rakyat Indonesia mencari sumber bahan bakar alternatif dari tanaman (BBN). Setelah studi ke pusat pengembang-an, PTPN XII mengembangkan jarak pagar di 215 ha tanah. Bijinya digunakan sebagai bahan biofuel untuk keperluan intern (genset dan kendaraan). Makalah ini menulis tentang bagaimana PTPN XII membudidayakan jarak pagar, mem-buat genset, dan merubah mesin kendaraan agar sesuai dengan BBN.
- ItemPENGARUH FREKUENSI PENYIRAMAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)(Bayumedia Publishing, 2008) PARWATI, Dyah Ully; Fakultas Pertanian–Instiper, Yogyakarta; Fakultas Pertanian–Instiper, YogyakartaPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh frekuensi penyiraman yang efisien dan mengetahui pengaruh benih baru dan benih lama serta interaksinya pada pertumbuhan bibit jarak pagar. Penelitian disusun secara faktorial menggu-nakan rancangan acak lengkap dengan lima ulangan, terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah frekuensi penyiram-an yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu penyiraman satu hari sekali, dua hari sekali, dan tiga hari sekali. Faktor kedua adalah jenis benih terdiri dari dua perlakuan yaitu benih baru dan benih lama. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan frekuensi penyiraman tiga hari sekali tidak berbeda nyata dengan perlakuan penyiraman satu hari sekali dan dua hari se-kali pada parameter tinggi bibit, panjang akar, diameter batang, jumlah daun, berat segar tajuk, dan berat kering akar. Pada benih baru, tinggi bibit, jumlah daun, berat segar tajuk, dan berat kering tajuk, lebih baik dibandingkan pada benih lama.
- ItemPengendalian kutu daun dengan beberapa pestisida nabati dan Beuveria bassiana(Bayumedia Publishing, 2008) Karmawati, Elna.; Rodiah; Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanKeberadaan hama di pertanaman ditentukan oleh fenologi tanaman dan keadaan iklim, misalnya Ferrisia virga-ta, walaupun ada sepanjang tahun pada pertanaman, tetapi populasinya selalu meningkat dengan berkurangnya curah hujan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis pestisida nabati dan jamur Beauveria bassiana terhadap populasi F. virgata di rumah kaca. Empat (4) jenis pestisida nabati yang digunakan adalah mimba, organeem, kacang babi, dan daun tembakau. Pada penelitian yang terpisah dicobakan jamur B. bassiana yang hanya di-bandingkan dengan kontrol. Rancangan yang digunakan adalah rancangan kelompok dengan tiga ulangan. Satu unit percobaan menggunakan 10 tanaman. Pada tanaman diinokulasikan dulu F. virgata yang telah diperbanyak di labora-torium, sesudah ini diperlakukan dengan pestisida nabati, B. bassiana dan kimia. Parameter yang diamati adalah jumlah serangga yang masih hidup akibat perlakuan pestisida dan jamur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat jenis pestisida nabati dapat menekan populasi kutu daun dibandingkan dengan kontrol bila disemprot seminggu sekali. Begitu pula dengan penggunaan jamur B. bassiana dapat menekan kenaikan populasi dibandingkan kontrol.
- ItemUpaya Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) (Kondisi, Kebijakan, dan Pelaksanaan Pengembangan, Permasalahan yang Dihadapi dan Dukungan yang Diperlukan)(Bayumedia Publishing, 2008) Sardjono, Mukti; Direktorat Tanaman Tahunan, Ditjenbun, Jakarta; Direktorat Tanaman Tahunan, Ditjenbun, JakartaSalah satu sumber energi nasional di masa yang akan datang adalah bahan bakar nabati (BBN) yang berasal dari tanaman seperti jarak pagar, kelapa sawit, dan kelapa. Tanaman jarak pagar memiliki keunggulan karena bisa digunakan sebagai penahan erosi, penyerap CO2, dan tidak disukai ternak. Selain itu, penggunaan minyak jarak pagar sebagai BBN tidak bersaing dengan minyak makan. Sasaran utama pengguna minyak jarak pagar adalah penduduk pedesaan agar mampu memenuhi kebutuhan energi secara mandiri. Keberhasilan pengembangan jarak pagar sangat tergantung dari kebijakan dan dukungan pemerintah dan institusi yang terkait secara integral. Makalah ini membahas permasalah-an pengembangan jarak pagar dan dukungan kebijakan serta kelembagaan yang diperlukan.
- ItemPengaruh zat pengatur tumbuh terhadap proliferasi tanaman jarak pagar (Jatropha Curcas Linn.) secara invitro(Bayumedia Publishing, 2008) Winarsih, Sri; Sugiyarta, Eka; Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia, PasuruanDalam usaha mempercepat penyebaran bahan tanam unggul, perlu dicari metode perbanyakan yang cepat dan efektif. Perbanyakan tanaman secara invitro dapat menghasilkan bahan tanam dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat, seragam, dan bebas penyakit. Tujuan penelitian ini ialah untuk mempelajari pengaruh kombinasi zat pe-ngatur tumbuh sitokinin dan auksin terhadap proliferasi tanaman jarak (Jatropha curcas L.) yang dikembangkan secara invitro. Penelitian terdiri atas 6 kombinasi ZPT (M1-M6) dan kontrol (M0/tanpa ZPT). Masing-masing perlakuan terdiri atas 20 eksplan. Bahan tanam yang digunakan adalah tunas aksiler dari kecambah steril. Pengamatan meliputi persenta-se hidup eksplan, jumlah tunas terbentuk, jumlah daun, dan tinggi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zat pengatur tumbuh BAP dan IBA berpengaruh terhadap pembentukan tunas, jumlah daun, dan tinggi tanaman tetapi tidak berpengaruh terhadap persentase hidup eksplan. Kombinasi zat pengatur tumbuh terbaik pada media kultur jarak pagar adalah 4 mg/l BAP + 0,2 mg/l IBA dengan proliferasi atau tingkat multiplikasi paling tinggi mencapai 8 kali.
- ItemPengaruh pemupukan N, P, dan K terhadap pertumbuhan dan hasil jarak pagar (Jatropha Curcas L.) tahun kedua(Bayumedia Publishing, 2008) HARIYONO, Budi; Moch. Romli; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, MalangPenelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk N, P, dan K terhadap pertumbuhan dan hasil klon lokal jarak pagar (Jatropha curcas L.) telah dilakukan di KP Muktiharjo, Pati mulai bulan Januari hingga Septem-ber 2007 (tahun kedua). Menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan 3 faktor dan diulang tiga kali. Seba-gai faktor pertama adalah empat dosis pupuk nitrogen, yakni 0; 22,5; 45; dan 90 kg N/ha, faktor kedua adalah empat do-sis pupuk fosfat, yakni 0; 18; 36; dan 72 kg P2O5/ha, dan faktor ketiga adalah tiga dosis pupuk kalium, yakni 0; 30; dan 60 K2O/ha. Pupuk diberikan setelah pemangkasan pada awal musim penghujan (Februari 2007). Hasil penelitian me-nunjukkan tidak ada pengaruh interaksi perlakuan pemupukan N, P, dan K terhadap pertumbuhan dan hasil. Pupuk N sangat berpengaruh terhadap hasil, makin tinggi dosis pupuk N makin tinggi pula jumlah buah, berat buah, dan biji yang dihasilkan. Dosis N terbaik adalah 90 kg N/ha; menghasilkan 56 buah/pohon; hasil biji 264,65 kg/ha; dan berat 100 biji 62,79 g. Pupuk P berpengaruh meningkatkan kanopi tanaman, sedangkan pupuk K belum menampakkan pengaruh ter-hadap pertumbuhan maupun hasil.
- ItemGenotipe unggulan untuk pengembangan jarak pagar (Jatropha curcas L.)(Bayumedia Publishing, 2008) Mardjono, Rusim; Sudarmo, Hadi; Adikadarsih, Sri; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratJarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman minyak nabati, bijinya mengandung minyak yang dapat di-gunakan sebagai bahan bakar alternatif terbarukan pengganti bahan bakar minyak bumi. Dalam rangka memenuhi ke-butuhan bahan tanam untuk pengembangan tanaman jarak pagar telah dilakukan pengujian beberapa genotipe terpilih. Tujuan pengujian adalah untuk memperoleh genotipe unggul yang akan dilepas sebagai varietas unggul jarak pagar. Pengujian dilakukan di KP Asembagus mulai bulan Februari 2006, menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Perlakuan terdiri atas 12 genotipe terpilih yang berasal dari berbagai daerah. Hasil pengujian pada tahun I me-nunjukkan dari 12 genotipe tersebut diperoleh satu genotipe unggulan, yaitu genotipe Lampung. Pada musim panen I (awal tanam) hasil biji baru mencapai 315 kg/ha, namun pada musim panen II menunjukkan hasil biji 1.913 kg/ha. De-ngan hasil panen II setinggi tersebut genotipe Lampung berpotensi (punya harapan) pada tahun 4–5 bisa mencapai pro-duksi 8,0–10,0 ton biji/ha. Genotipe tersebut mulai berbunga pada sekitar 60 hst, dan panen I pada 123 hst, bijinya me-ngandung kadar minyak 39,4 % (dry basis) dan 37,3% (wet basis).
- ItemKERAGAAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA BERBAGAI KETERSEDIAAN AIR TANAH(Bayumedia Publishing, 2008) RIAJAYA, Prima Diarini; Fitriningdyah Tri Kadarwati; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratKetersediaan air sangat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil jarak pagar. Penelitian dilakukan di Kebun Perco-baan Muktiharjo, Pati yang memiliki tekstur tanah liat berdebu mulai bulan Januari sampai Agustus 2007, bertujuan untuk mengetahui keragaan pertumbuhan dan hasil jarak pagar pada berbagai ketersediaan air tanah. Rancangan yang digunakan adalah rancangan petak berjalur dengan tiga ulangan yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor pertama: pro-venan terdiri dari IP-1A, IP-1M, dan IP-1P dan faktor kedua yaitu kriteria pengairan: kontrol (tanpa pengairan), peng-airan saat kandungan air tanah tersedia mencapai 35%, 50%, dan 65%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai de-ngan umur 180 hari setelah pindah lapang tanaman IP-1M belum banyak menghasilkan biji dibanding IP-1P dan IP-1A. Tanaman mampu membentuk 11–14 cabang/tanaman dengan 3 cabang utama pada semua perlakuan pengairan. Pada ketersediaan air tanah yang cukup (pengairan saat kandungan air tanah 65% atau 9 kali pengairan mulai umur 95–195 hari), tanaman IP-1P mampu membentuk 64 buah/tanaman dan menghasilkan 258,7 kg biji/ha (berasal dari 6 kali panen pada periode panen mulai Juni sampai Agustus 2007) serta bobot 100 biji 60,69 g lebih tinggi dibanding tanaman IP-1A dengan produksi 148,1 kg biji/ha dan jumlah buah 35,3 buah/tanaman serta bobot 100 biji 64,84 g. Produksi akan me-nurun sampai 37–59 % bila tanaman tidak diairi atau diairi hanya 1–2 kali (pengairan saat kandungan air tanah 35–50% mulai umur 120–180 hari) bila menggunakan provenan IP-1A, dan 17–31% pada IP-1P. Penurunan hasil yang lebih rendah tersebut menunjukkan bahwa provenan IP-1P dapat ditanam mulai daerah yang tidak berkecukupan air (wilayah kering) sampai daerah berkecukupan air (wilayah basah).
- ItemInduksi perakaran tunas invitro jarak pagar (Jatropha Curcas L.) pada berbagai komposisi media(Bayumedia Publishing, 2008) Purwati, Rully Dyah; Basuki, Sesanti; Adikadarsih, Sri; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratPengadaan bibit melalui kultur jaringan dibutuhkan untuk mendukung pengembangan jarak pagar dalam skala luas, mengingat pengadaan bibit melalui setek dan benih belum mencukupi kebutuhan. Beberapa penelitian untuk mem-peroleh teknologi yang efisien dalam pengadaan bibit jarak pagar secara invitro telah dilakukan sejak tahun 2006, an-tara lain pembentukan kalus dan regenerasi tunas dari berbagai macam eksplan pada berbagai komposisi media. Peneli-tian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya, dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan, Balittas Malang mu-lai bulan Juni hingga Oktober 2007. Tujuan penelitian adalah memperoleh komposisi media yang tepat untuk menum-buhkan akar pada tunas invitro jarak pagar. Penelitian terdiri atas 2 tahap percobaan yaitu (1) Pembentukan akar pada media dasar MS dengan penambahan NAA, Kalsium (Ca) pantotenat, dan Rhizattun F yang dikombinasikan dengan pe-nambahan arang aktif; (2) Pengaruh konsentrasi formula media dasar MS terhadap pembentukan akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Ca pantotenat atau Rhizattun F meningkatkan efisiensi pembentukan akar pada tunas invitro jarak pagar IP-1A. Penambahan arang aktif mempercepat pembentukan akar dan meningkatkan jumlah maupun panjang akar pada semua komposisi media. Kecepatan terbentuknya akar dan panjang akar pada komposisi media de-ngan konsentrasi ¼ dan ½ formula MS lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi penuh.
- ItemObservasi pertumbuhan jarak pagar (Jatropha Curcas L.) Di lahan pasir pantai(Bayumedia Publishing, 2008) Taryono; Supriyanta; Putra, Eka Tarwaca Susila; Yudono, Prapto; Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta; Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, YogyakartaTanaman jarak pagar dapat tumbuh pada lahan bermasalah seperti lahan miskin hara, lahan terdegradasi, lahan terkontaminasi, lahan pasir pantai baik lahan kering maupun tadah hujan. Dengan mengingat bahwa potensi lahan pasir pantai untuk pertanian di Jawa masih sangat besar, serta dengan pertimbangan teoritis bahwa jarak pagar cepat tumbuh di lahan pasir pantai, maka usaha pengembangan teknologi budi daya jarak pagar lahan pasir pantai perlu dikaji. Kajian eksploratif untuk menentukan bahan tanam yang sesuai untuk pengembangan jarak pagar di lahan pasir pantai telah di-laksanakan yang meliputi kajian bahan tanam asal setek dan biji, tanam langsung dan melalui pembibitan. Dari kajian eksploratif tersebut dan berdasarkan tanaman yang mampu bertahan hidup setelah melewati musim kemarau dapat di-simpulkan bahwa (1) Penanaman bahan tanam setek maupun biji langsung tidak disarankan, (2) Bahan tanam biji lebih baik dibandingkan dengan setek, dan (3) Apabila bahan tanam asal setek akan digunakan maka media penyetekan dan ukuran polibag dicurigai berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman di lapangan. Dengan melihat kendala yang diha-dapi tanaman jarak pagar di lahan pasir pantai yaitu gugurnya daun pada saat musim kemarau, maka penelitian selanjut-nya mengarah ke pemanfaatan limbah pertanian khususnya sabut kelapa untuk menjaga ketersediaan air dalam tanah guna mendukung pertumbuhan awal jarak pagar.
- ItemPemberdayaan serangga penyerbuk dan tanaman pemikat untuk meningkatkan produktivitas jarak pagar (Jatropha Curcas L.)(Bayumedia Publishing, 2008) Cholid, Mohammad; Winarno, Dwi; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat; Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan SeratOptimasi penyerbukan pada tanaman jarak pagar dapat dicapai dengan meningkatkan populasi serangga penyerbuk dan pemanfaatan tanaman pemikat. Observasi dilakukan di KIJP (Kebun Induk Jarak Pagar) Muktiharjo, Pati, Jawa Tengah mulai Agustus hingga Desember 2006, difokuskan pada agen-agen penyerbuk yang memiliki hubungan erat dengan bunga jarak pagar meliputi: Inventarisasi serangga penyerbuk; Pengamatan populasi serangga penyerbuk yang hadir pada tangkai tandan berbunga, dengan waktu pengamatan (pagi: 06–08 WIB; siang: 11–13 WIB; sore: 16–18 WIB); serta Pengamatan populasi serangga penyerbuk pada asalbahan tanam Kediri dan NTB. Dari hasil observasi di Kebun Induk Jarak Pagar Muktiharjo-Pati-Jawa Tengah, Asembagus-Situbondo-Jawa Timur, dan Pakuwon-Sukabumi-Jawa Barat, menunjukkan bahwa jenis dan populasi serangga penyerbuk utama yang ditemukan di pertanaman jarak pa-gar adalah lebah madu/honey bees (Apis mellifera dan A. cerena javanus), dan lalat punggung hijau (Aulacigaster leu-copeza). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa populasi lebah madu tertinggi pada pagi hari (21,6 ekor/10 tanaman), diikuti siang hari (9,4 ekor/10 tanaman), sedang pada sore hari populasi lebah madu paling rendah (3,4 ekor/10 tanam-an). Populasi lalat tertinggi juga terjadi pada pagi hari (9 ekor/10 tanaman) meskipun tidak sebanyak lebah madu, tetapi paling rendah terjadi pada siang hari (0,8 ekor/10 tanaman). Populasi serangga penyerbuk dipengaruhi oleh asal tanam-an, dimana pada tanaman yang berasal dari Kediri (lebah madu 81,3 dan lalat punggung hijau 39 ekor per 25 tanaman) lebih tinggi dibanding yang berasal dari NTB (lebah madu 47,3 dan lalat punggung hijau 38,7 ekor per 25 tanaman). Jumlah tandan bunga per tanamanbahan tanam jarak pagar yang berasal dari Kediri (105,2 tandan per 25 tanaman) lebih tinggi dibanding yang berasal dari NTB (84 tandan per 25 tanaman). Beberapa tanaman yang dapat berfungsi se-bagai pemikat serangga penyerbuk yaitu: Helianthus annuus L., Crotalaria juncea L., Mimosa pudica L., Richardia scabra L., dan Stachytarpheta indica L. Kesinambungan pembungaan jarak pagar dan tanaman pemikat, serta tingginya populasi lebah madu memberikan peluang bagi usaha peternakan lebah madu, yang pada akhirnya akan memberikan nilai tambah pada budi daya jarak pagar.