Sirkuler Inovasi Tanaman Industri dan Penyegar
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Sirkuler Inovasi Tanaman Industri dan Penyegar by Author "Harni, Rita"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
- ItemPOTENSI BAKTERI ENDOFIT MENGENDALIKAN NEMATODA PARASIT PADA TANAMAN KOPI(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2013-12) Harni, RitaKopi merupakan komoditas perkebunan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Kendala dalam budidaya tanaman kopi adalah adanya serangan nematoda parasit tanaman yaitu Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis. Serangan OPT ini dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu dan menurunkan produksi baik kuantitas maupun kualitas. Gejala serangan nematoda pada tanaman kopi adalah pertumbuhan terhambat, daun-daun menguning, layu dan gugur, cabang-cabang samping tidak tumbuh. Gejala pada akar terdapat luka-luka (root lesion) yang berwarna coklat kehitaman dan akhirnya akar menjadi busuk. Serangan nematoda dapat menyebabkan penurunan produksi sampai 57%, sedangkan serangan R. similis bersama-sama dengan P. coffeae pada kopi Arabika dapat mengakibatkan kerusakan 80% dan tanaman akan mati pada umur kurang dari 3 tahun. Pengendalian nematoda pada tanaman kopi dianjurkan mengunakan teknologi yang ramah lingkungan diantaranya mengunakan bakteri endofit. Pengunaan bakteri endofit untuk mengendalikan nematoda pada tanaman kopi potensinya sangat menjanjikan, karena bakteri endofit mampu sebagai agens biokontrol, dan pemacu pertumbuhan. Cara isolasi, perbanyakan dan aplikiasinya sangat mudah.
- ItemPOTENSI CENDAWAN ENDOFIT SEBAGAI AGENS HAYATI UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT BUSUK BUAH KAKAO(2017-12) Harni, Rita; KhaeratiPenyakit busuk buah kakao (BBK) yang disebabkan oleh Phytophthora palmivora merupakan penyakit penting pada tanaman kakao. Akibat serangan penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan hasil 20-40% diseluruh dunia dan kerugian akan meningkat terutama di daerah dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi. Di Indonesia kerugian akibat penyakit ini dapat mencapai 100% terutama pada saat musim hujan. Pengendalian penyakit busuk buah kakao yang dilakukan petani adalah mengunakan pestisida kimia. Pengunaan pestisida kimia terus menerus dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, merusak kesehatan, dan terjadi resistensi pada patogen. Untuk itu pengandalian penyakit busuk buah diarahkan kepada pengendalian yang ramah lingkungan yaitu mengunakan agens hayati cendawan endofit. Cendawan endofit mempunyai prospek yang baik sebagai agensia hayati untuk pengendalian penyakit busuk buah kakao karena mereka tidak harus bersaing dalam ekosistem yang baru dan kompleks. Kelebihan lainnya, endofit juga mampu sebagai perangsang tumbuh, pemicu inang untuk memproduksi senyawa untuk pertahanan tanaman seperti fitoaleksin, bertahan dalam kondisi stres. Mekanisme endofit dalam mengendalikan cendawan adalah menginduksi ketahanan tanaman, menghasilkan senyawa metabolit yang beracun bagi patogen, atau terjadinya kompetisi ruang dan nutrisi, mereduksi produksi toksin yang dihasilkan oleh patogen sehingga tidak patogenik terhadap tanaman. Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman hayati tinggi, eksplorasi, dan pemanfaatan endofit sebagai agensia hayati sudah saatnya ditingkatkan untuk mendukung program pengendalian hama/ penyakit terpadu. Pengunaan endofit untuk mengendalikan penyakit busuk buah kakao telah dilaporkan oleh beberapa peneliti dan memberikan hasil yang efektif untuk mengendalikan penyakit tersebut.
- ItemRESISTENSI TANAMAN TERHADAP NEMATODA PARASIT(PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERKEBUNAN, 2014-12) Harni, RitaNematoda parasit tanaman merupakan salah satu faktor pembatas produksi pertanian. Akibat serangan nematoda dapat menurunkan produksi baik kualitas maupun kuantitas. Pengendalian penyakit yang disebabkan oleh nematoda dapat menggunakan tanaman yang tahan. Resistensi terhadap nematoda dapat berupa mekanisme ketahanan sebelum atau sesudah infeksi. Ketahanan sebelum infeksi terjadi pada permukaan akar atau di sekitar rizosfir, akan mempengaruhi penetrasi nematoda ke dalam akar. Mekanisme resistensi setelah terjadi infeksi dapat mempengaruhi proses fisiologis di dalam akar, seperti: mencegah proses makan nematoda, mencegah terbentuknya feeding site, menghambat perkembangan nematoda, dan menghambat reproduksi nematoda, karena pengaruh reaksi hipersensitif, akumulasi fitoaleksin dan PR protein. Mekanisme resistensi terhadap nematoda adalah rangkaian dari perubahan dalam ekpresi gen dan metabolisme sel. Berbagai gen ketahanan terhadap nematoda telah diperoleh diantaranya gen Mi, H1 dan HS1Pro-1