Padi
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Padi by Author "Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian"
Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
- ItemPanduan Teknis Penggunaan Bagan Warna Daun Untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan Urea Pada Tanaman Padi Sawah(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2002) Zaini, Zulkifli; Erythrina; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianPanduan teknis ini disusun sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk urea pada tanaman padi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan pendapatan petani dan menekan pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh aplikasi pupuk nitrogen yang tidak tepat di lahan sawah.
- ItemPanduan Teknis Produksi Benih dan Pengembangan Padi Hibrida(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2002) Suwarno; Suprihatno, Bambang; Nugraha, Udin S.; Widiarta, I Nyoman; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianPenerapan teknologi padi hibrida diharapkan dapat meningkatkan hasil padi 15-20% atau sekitar 1 ton per hektar dibandingkan dengan padi konvensional (inbrida). Padi termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri yang dalam kondisi normal mempunyai tingkat penyerbukan silang sangat rendah. Oleh sebab itu, penyediaan benih padi hibrida yang merupakan generasi F1 dari persilangan antara dua galur atau varietas homozigot sering menjadi faktor pembatas dalam penerapan teknologi padi hibrida secara luas.
- ItemPedoman Umum PTT Padi Sawah(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2009) Zaini, Zulkifli; Abdurrahman, Sarlan; Widiarta, Nyoman; Wardana, Putu; Setyorini, Diah; Kartaatmadja, S.; Yamin, Mohamad; Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
- ItemPENETAPAN KADAR PROTEIN BERAS INPARI 30 DAN INPARI 32 DENGANALAT MIKRO DISTILASI KJELDAHL DAN AUTOMATIC FOSS KJELTEC(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2021) Nazari, Furqan; Yudha Restu Ginanjar Windi; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianProtein merupakan makronutrien yang terkandung pada beras serta diperlukan untuk membangun jaringan pada tubuli. Salah satu metode untuk mengukur kadar protein yang diwakilkan oleh kandungan nilrogen dalam sebuah contoh uji adalah metode Kjeldahl. Percobaan ini bertujuan untuk menetapkan kadar protein beras Inpari 30 dan Inpari 32 dengan alat mikro distilasi kjeldahl dan automatic Joss kjeltec. Percobaan dilakukan pada tanggal9 Juli 2019 di l.aboratorium Kimia Proksimat Balai Besar Penelitian'Ianaman Padi, Jawa Barat. Melode kjeldah digunakan dalam percobaan ini mulai dari destruksi, distilasi, sampai titrasi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa rata-rata kadar protein beras Inpari 30 adalah 8,50% dengan menggunakan alaI manual dan 8,37% dengan alat otomatis, sedangkan rata-rata kadar protein beras lnpari 32 adalah 8,51% dengan alat manual dan 8,40% dengan alat otomatis.
- ItemPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Tadah Hujan(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2008) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianBuku petunjuk teknis model PTT padi sawah tadah hujan disusun berdasarkan pengalaman dalam penelitian dan pengembangan inovasi teknologi usahatani padi pada lahan sawah tadah hujan bersamaan pengembangan model PTT padi sawah irigasi. Buku petunjuk lapang ini dibuat/disusun untuk dipedomani oleh penyuluh pertanian dalam usaha meningkatkan produktivitas padi lahan sawah tadah hujan melalui pendekatan model PTT. Selain itu, buku ini diharapkan dapat pula dipakai sebagai pelengkap bahan pelatihan PTT padi lahan sawah tadah hujan, baik yang diselenggarakan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) maupun oleh Dinas Pertanian di daerah.
- ItemUJI BANDING ANTARANALIS DALAM MENJAMIN MUTU HASIL PENGUJIAN KANDUNGAN AMILOSA PADA BERAS(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2021) Arismiati, Diah; Darwan; Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianUntuk menjamin mutu suatu hasil analisis laboratorium diperlukan sumber daya manusia yang kompeten, perala Ian yang terkalibrasi, serla melode yang diakui baik tingkat nasional maupun internasional. Uji banding antaranalis merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan personel laboratorium sehingga dapat menghasilkan data yang bermutu. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kompetensi antaranalis laboratorium dalam melakukan analisis kandungan amilosa pada beras sehingga dapat menjamin mutu atau keabsahan hasil analisisnya. Sampel yang digunakan adalah beras varietas Sintanur dan Inpari 30. Berdasarkan hasil uji banding, diperoleh nilai rata-rata hasil pengujian amilosa sebanyak 3 ulangan dari sampel Sintanur; untuk analis I 15,5 7%, analis II 15,65%, dan analis III 15,42% dengan standar deviasi berturut-turut 0,26; 0,46; 0,04. Sedangkan untuk sampel Inpari 30 diperoleh rata-rata amilosa sebagai berikut: analis I 19,02%, analis II 18,62%, dan analis III 19,04% dengan slandar deviasi berturut-turut 0,33; 0,25; dan 0,43. Berdasarkan uji F pada pengujian amilosa sampel Sintanur dan Inpari 30 oleh ketiga analis tidak terdapat perbedaan hasil yang nyata. Hal ini menunjukkan bahwa personel analis laboratorium, khususnya dalam pengujian amilosa memiliki kompetensi yang sama, sehingga dapat men jam in mutu hasil pengujian.