Buletin Diagnosa Veteriner
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Now showing 1 - 5 of 180
- ItemKasus Kematian Babi Hutan (Sus Celebensis) Yang Terduga Penyakit African Swine Fever (ASF) Di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo(Perpustakaan BBVet Maros, 2024-06-15) Muflihanah; Muhiddin, ST. Nurul Muslinah; Rimporok, Fenny; Said, Sitti Hartati; Widodo, Rudi; AgustiaPada bulan Agustus tahun 2023, dilaporkan adanya kematian babi hutan (Sus Celebensis) di wilayah Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo yang terduga terinfeksi penyakit African Swine Fever (ASF). Penelusuran kasus dan pengambilan sampel dilakukan oleh Tim Quick Response yang terdiri dari Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bone Bolango, dan Dinas Pertanian Propinsi Gorontalo serta berkoordinasi dengan Balai Besar Veteriner Maros (BBVet Maros). Sampel yang diambil selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengidentifikasi virus penyebab kematian babi hutan dengan teknik real time PCR ASF oleh BBVet Maros. Dari hasil deteksi dan identifikasi agen penyakit dengan teknik quantitative polymerase chain reaction (qRT-PCR) pada target gen p72 menunjukkan terdeteksi adanya material genetik virus ASF
- ItemOutbreak Penyakit Jembrana pada Sapi Bali di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022-2023(Perpustakaan BBVet Maros, 2024-06-16) Hamdu Hamjaya Putra; Danny Ratih Widyastuti; I Putu Sudarma AdiPenyakit Jembrana merupakan penyakit virus menular pada sapi Bali yang disebabkan oleh Retrovirus dari anggota kelompok Lentivirus yang disebut dengan Jembrana disease virus (JDV). Penyakit Jembrana sangat merugikan peternak sapi bali karena dapat menyebabkan kematian ternak secara cepat dalam suatu wilayah yang relatif luas. Sulawesi Selatan merupakan Provinsi dengan populasi sapi bali terbesar di Wilayah Indonesia Timur. Tulisan ini disusun untuk mengetahui penyebaran kasus dan faktor resiko penularan penyakit Jembrana di Provinsi Sulawesi Selatan. Data yang dikumpulkan dari hasil penelusuran langsung, hasil pengujian sampel di BBVet Maros, dan wawancara di lapangan kemudian dianalisa secara desktiptif. Hasil analisis menunjukkan berbagai faktor risiko penularan dan penyebaran penyakit Jembrana seperti lalu lintas sapi antar wilayah provinsi, vector berupa lalat dan nyamuk, dan juga penggunaan jarum suntik untuk terapi. Penyakit Jembrana dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara. Penularan pertama penyakit Jembrana di Sulawesi Selatan sejak Bulan Agustus 2022 di Kabupaten Pangkep, kemudian setelah itu ditemukan menyebar hingga 21 kabupaten dari 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan hingga tahun 2023. Pemerintah dan petugas kesehatan hewan berperan melakukan KIE (komunikasi, informasi dan eduksi) mengenai pencegahan penyakit di Sulawesi Selatan. Peternak perlu melakukan kontrol terhadap vektor dan melakukan tindakan pencegahan biosekuriti seperti menjaga kebersihan kandang dan peralatan pendukungnya
- ItemSeroprevalensi Brucellosis di Pulau Kabaena Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara Tahun 2023(Perpustakaan BBVet Maros, 2024-06-12) Titis Furi Djatmikowati; Dini Marmansari; Hamdu Hamjaya Putra; Siswani; Abdul RahmanBrucellosis merupakan penyakit bakterial pada sapi yang sangat menular, zoonosis dan penting secara ekonomi. Kabupaten Bombana yang secara geografis merupakan wilayah kepulauan, salah satunya adalah Pulau Kabaena yang hingga sat ini belum pernah dilaporkan terjadi kasus Brucellosis. Surveilan Brucellosis di Pulau Kabaena tahun 2023 merupakan surveilan awal untuk mengetahui tingkat atau aras penyakit Brucellosis dilakukan secara cross sectional. Besaran sampel sebanyak 400 sampel diperoleh berdasarkan rumus epidemiologi n = 4PQ/L2 dengan menggunakan galat 5% dan estimasi prevalensi 50% untuk serosurveilan tahun 2023. Pelaksanaan surveilan dilakukan di enam Kecamatan dan pemilihan desa dilakukan secara random. Sebanyak 435 sampel serum yang diperoleh tidak teridentifikasi positif RBT dan CFT. Studi seroprevalensi Brucellosis di Pulau Kabaena Kabupaten Bomabana tahun 2023 sebesar 0%, masih perlu dilakukan surveilan selanjutnya minimal 2 tahun kedepan untuk memonitoring seroprevalensi Brucellosis sehingga dapat ditentukan strategi pemberantasan Brucellosis di Pulau Kabaena Kabupaten Bombana
- ItemSurveilans Shistosomiasis pada Hewan di Sulawesi Tengah Tahun 2018-2023(2023-12-15) Hadi Purnama Wirawan; WahyuniSchistosomiasis merupakan penyakit parasit paling mematikan kedua setelah malaria. Schistosomiasis di Indonesia disebabkan oleh cacing trematoda Schistosoma japonicum. Cacing ini membutuhkan keong perantara untuk melangsungkan siklus hidupnya, yaitu Oncomelania hupensis lindoensis. Wilayah endemis schistosomiasis selama ini diketahui hanya ditemukan di wilayah Sulawesi Tengah. Schistosoma dapat menyerang hewan seperti sapi, kerbau,kambing dan anjing atau hewan yang hidup di daerah endemis schistosoma di Provinsi Sulawesi tengah. Oleh karena itu perlu dilakukan survei schistosomiasis pada hewan di daerah endemis schistosomiasis. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan survei dalam rangka identifikasi schistosomiasis pada sampel hewan (feses). Survei ini dilakukan pada tahun 2018–2023 di dua kabupaten yaitu Kabupaten Sigi dan Poso . Tulisan ilmiah ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil survei schistosomiasis pada hewan pada tahun 2018-2023 yang dilakukan di wilayah yang berbatasan dengan daerah endemis schistosomiasis (Sulawesi Tengah). Hasil survei ditemukan sampel positif schistosomiasis pada dua kabupaten tersebut
- ItemTata Kelola Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada Balai Besar Veteriner Maros Tahun 2023(Perpustakaan BBVet Maros, 2023-12-16) Wahyuni; Titis Furi Djatmikowati; SukmawatiBalai Besar Veteriner (BBVet) Maros merupakan laboratorium kesehatan hewan tipe A dan merupakan laboratorium rujukan pengujian laboratorium penyakit hewan diwilayah Indonesia Tengah. BBVet Maros juga ditunjuk sebagai laboratorium referensi nasional penyakit Brucellosis dan Anthrax. Fasilitas laboratorium yang dimiliki cukup lengkap dan terdapat 53 ruang lingkup pengujian laboratorium telah terakredtasi ISO 17025:2017. Dampak positif tersertifikasinya BBVet Maros ISO 17025:2017 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) laboratorium uji menyebabkan peningkatan pelayanan pengujian laboratorium secara tidaklangsung dan mengakibatkan timbunan limbah B3 (limbah medis) yang dihasilkan dari proses pengujian menjadi lebih banyak. Peningkatan laju timbunan limbah B3 harus diimbangi dengan sistem pengelolaan limbah B3 yang baik agar tidak menjadi sumber infeksi penularan penyakit. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui berat dan volume timbunan limbah medis yang dihasilkan dari proses pengujian di laboratorium BBVet Maros. Metode yang digunakan adalah melakukan pengukuran kuantitas dengan penimbangan berat/massa limbah yang dihasilkan dari kegiatan laboartorium. Hasil menunjukkan bahwa berat limbah B3 medis tahun 2023 sebanyak 400,6 kg. Fasilitas yang diperlukan untukmengelola limbah medis yaitu dengan membuat Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang terpisah dari bangunan induk laboratrorium, membuat Standart Operation Procedure (SOP) atau peraturan yang tegas mengenai pengelolaan limbah medis, memberikan simbol dan label untuk mengetahui jenis dan karateristik limbah serta melakukan kerjasama pembuangan limbah dengan pihak ketiga