Buletin Diagnosa Veteriner
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Buletin Diagnosa Veteriner by Title
Now showing 1 - 20 of 180
Results Per Page
Sort Options
- Item1. Modul Penguatan Teknis SDM Puskeswan(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2022) Muflihanah; Wahyuni; Djatmikowati, Titis Furi; Marmansari, Dini; Balai Besar Veteriner Maros
- ItemAktivitas Beberapa Chemical Germicide Golongan Formaldehide dan Chlorin terhadap Sampel Darah Anthraks pada Laboratorium(Balai Besar Veteriner Maros, 2017) Djatmikowati, Titis Furi; Haeriah; Hasniah; Rahman, Abdul; RamlanAnthraks merupakan penyakit endemis di Provinsi Sulawesi Selatan, antharks juga merupakan penyakit zoonosis dan dapat berakibat fatal bagi manusia. Penanganan disposal terkait biosecurity dan biosafety haruslah diperhitungkan dalam budaya kerja di Balai Besar Veteriner Maros. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa aktivitas bahan kimia sebagai chemical germicide terhadap sampel darah yang teridentifikasi anthraks yaitu Buffer Normal Formalin 1%, Buffer Normal Formalin 2%, Buffer Normal Formalin 5%, Buffer Normal Formalin 10%, Formalin 10%, Formalin 37%, Hypochlorite 1%, Hipochlorite 2%, Hipochlorite 5,25% dengan variasi waktu kontak 5 menit, 10 menit, 15 menit, 30 menit dan 60 menit. Hasil penelitian pada penggunaan bahan kimia golongan formaldehyde yaitu BNF 10%, Formalin 10% dan Formalin 37% mampu menghambat pertumbuhan B.anthracis dengan lama waktu kontak minimum adalah 5 menit. Sedangkan hambatan pertumbuhan B.anthracis dengan masing-masing bahan kimia golongan formaldehyde yaitu BNF 1% terjadi setelah 15 menit, BNF 2 % setelah 30 menit, BNF 5% setelah 10 menit. Penggunaan hypochlorite 1% dengan waktu kontak 60 menit tidak mampu menghambat pertumbuhan B.anthracis, konsentrasi hypochlorite 2% mampu menghambat dalam waktu kontak 60 menit, sedangkan hypochlorite 5,25% mampu menghambat pertumbuhan B.anthracis dalam waktu kontak 15 menit. Hypochlorite 2%, hypochlorite 5,25%, BNF 1%, BNF 2 %, dan BNF 5% memiliki aktivitas germicide sama dengan BNF 10%, Formalin 10% dan Formalin 37%, namun aktivitas germicide terhadap B.anthracis dari masing-masing chemical tersebut ditentukan oleh lamanya waktu kontak yang berbeda pula.
- ItemAnalisa Patologi Anatomi terhadap Kasus Peritoneal Pericardial Diafragmaticahernia (PPDH) pada Kucing(Balai Besar Veteriner Maros, 2018) Wahyuni; Wirawan, Hadi Purnama; Amaliah, Fitri; Sukri; RamlanHernia diafragmatica merupakan kelaianan malformasi dari kucing maupun anjing yang dapat bersifat kongenital. Pada pengamatan patologi anatomi terlihat bahwa diafragma mengalami kelainan.Secara umum lesio kongesti dan yang menyertainya ditemukan pada pengamatan i pada jantung, paru-paru, hati, ginjal, limpa, linfonodus, dan otak.Lesio pada beberapa organ tersebut muncul akibat perpindahan saluran pencernaan dan sebagian hati ke dalam rongga thoraks karena adanya tekanan negatif.Oleh sebab itu jantung dan paru-paru tidak dapat bekerja normal yang memicu kematian akibat gagal jantung kongestif
- ItemAnalysis of a novel cyclin like melecule CYC2 of Toxoplasma gondii(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2010-09) Marmansari, Dini; Balai Besar Veteriner MarosIn previously study, we successfully cloned a novel gone containing one cyclin box motif, which has homology with cyclin Y (CCNY) in human, we described this new gene as CYC2. The results of that study described the identification of the T.gondii CDK family, CYC1 and TPK2, and new gene CYC2 by produced antibody against CYC1, TPK2, and CYC2, and then observed of their location in T.gondii. Subsequently, we concluded that the CYC2 was not involved in the cell cycle of T.gondii because of CYC2 had different cyclin box motif and protein localization. Recently, by yeast two-hybrid system, we found one protein, which could interact with CYC2 we named C2BP. A polyclonal antibody TgCYC2 was produced with molecular weight 29 kDa and antibody TgC2BP could be detected at 90 kDa, 70 KDa, 60 kDa, 50 kDa, which both were localized in the dense granule and secreted into parasitophorus cavuole (PV) after infection. The interaction of CYC2 with C2BP in the yeast two-hybrid system was confirmed by gluthathione S-transferase (GST) pull-down assay.
- ItemAnalysis of CYC1, TPK2 and novel like molecule CYC2 of Toxoplasma gondii(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2009-09) Marmansari, Dini; Balai Besar Veteriner MarosToxoplasma gondi is causative agent of Toxoplasmosis which one of important pathogens of human and animals. In this study, we succesfully cloned a novel containing one cyclin box motif, which has homology with cyclin Y (CCNY) in human, we described this new gene as CYC2. The results of this study describe the identification of the T.gondii CDK family, CYC1 and TPK2, and new gene CYC2. We produced antibody against CYC1 and CYC2, and we observed that their located in different compartments. By using anti-CYC1 antibody, protein was located at the dense granule. By using anti-TPK2 antibody, the signal still could not be detected in the parasites. Because these particular differences in the immunostaining patterns, their targets might be different. We will examine the function of them, which might be involved in the cell cycle of T.gondii.
- ItemAntiviral resistance of HPAI-H5N1 virus isolated from poultry in Sulawesi, 2017-2018(2021-07) Mutisari, Dewi; Muflihanah; Ratna; Supri; Suanti; Hendrawati, FerraAvian Influenza (AI) is an infectious disease caused by the influenza type A virus. The highly pathogenic AI (HPAI) H5N1 outbreak in Indonesia has occurred since 2003 until now. Education, biosecurity, vaccination, elimination, diagnostic, and surveillance are strategy to prevent and control AI virus (AIV) infection. Providing antiviral drug can be used as an alternative to control AIV in poultry, but it will be limited if resistance occurs. This study aims to determine the resistance to neuraminidase inhibitors (NAIs) (oseltamivir) and M2 ion channel inhibitors (amantadine) of HPAI H5N1 virus isolated from poultry in Sulawesi during 2017- 2018. This research was conducted by whole-genome sequencing (WGS) with the next generation sequencing (NGS) (Illumina) technique on 5 poultry virus isolates. Molecular analysis was performed by multiple alignments and amino acid prediction using the MEGA X program. Antiviral resistance of oseltamivir and amantadine was assessed based on analysis of NA and M2 proteins compared to reference isolates from Sulawesi in NCBI. Based on the NA protein analysis, no mutations were found at positions 119, 275, 293, and 295, indicating that all the samples and reference isolates from Sulawesi are still sensitive to oseltamivir. Whereas at positions 26, 27, 30, 31, and 34 of M2 protein, there was a V27I mutation in Sulawesi reference isolate in 2016 and the combination of V27A and S31N mutations in 2 research isolates in 2018, which indicate possible resistance to amantadine. In conclusion, there is amantadine resistance of HPAI-H5N1 virus isolated from poultry in Sulawesi, 2018
- ItemBeberapa Kemungkinan Penyebab Rusaknya Material Rabies Yang Diterima di BPPH Wilayah VII(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 1992-05) Suardi; Balai Besar Veteriner Maros
- ItemBrucellosis Pada Sapi(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 1993-03) Sulaiman, Isep; Balai Besar Veteriner Maros
- ItemDampak infeksi dan diagnosa Chicken Infectious Anemia Virus pada Ayam(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2021-04) Hadi, Sulaxono; Sulaxono, Ratna Loventa; Siswani; Balai Besar Veteriner MarosSerangan virus Chicken Infectious Anemia Virus (CIAV) menimbulkan berbagai akibat pada ayam, mulai klinis berupa kelemahan, mengantuk, kegatalan pada otot sayap dan perdarahan pada otot sayap. Dampak patologis yang terjadi tampak pada disfungsi hematopoietik sumsum tulang berupa kepucatan sumsum tulang dan nekrosis. Gambaran packed cell volume (PCV) ayam menunjukkan terus penurunan dan ayam mengalami anemia. Produksi sel-sel pembeku darah atau trombosit menunjukkan penurunan, trombositopenia, dibandingkan ayam normal. Perubahan histopatologi spesifik pada infeksi adalah terbentukkan inclusion bodies intranuklear pada sumsum tulang dan berbagai jaringan tubuh ayam yang lain. Secara imunohistokimia, antigen virus penyebab dapat ditemukan diidentifikasi pada sumsum tulang dan berbagai jaringan lainnya dari ayam terinfeksi CIAV dengan warna kecoklatan pada pewarnaan dengan imunohistokimia.
- ItemDampak infeksi dan diagnosa Chicken Infectious Anemia Virus pada Ayam(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2021) Sulaxono, Hadi; Sulaxono, Ratna Loventa; Siswani; Balai Besar Veteriner MarosSerangan virus Chicken Infectious Anemia Virus (CIAV) menimbulkan berbagai akibat pada ayam, mulai klinis berupa kelemahan, mengantuk, kegatalan pada otot sayap dan perdarahan pada otot sayap. Dampak patologis yang terjadi tampak pada disfungsi hematopoietik sumsum tulang berupa kepucatan sumsum tulang dan nekrosis. Gambaran packed cell volume (PCV) ayam menunjukkan terus penurunan dan ayam mengalami anemia. Produksi sel-sel pembeku darah atau trombosit menunjukkan penurunan, trombositopenia, dibandingkan ayam normal. Perubahan histopatologi spesifik pada infeksi adalah terbentukkan inclusion bodies intranuklear pada sumsum tulang dan berbagai jaringan tubuh ayam yang lain. Secara imunohistokimia, antigen virus penyebab dapat ditemukan diidentifikasi pada sumsum tulang dan berbagai jaringan lainnya dari ayam terinfeksi CIAV dengan warna kecoklatan pada pewarnaan dengan imunohistokimia.
- ItemDeteksi Aflatoksi BI (AF B1) Pada Pakan, Jagung, dan Hati Sapi Dengan Teknik Elisa(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2005-09) Muflihanah; Dyah Ayu H; M.Idris; Suriani; Husni Husain; Irmayanti; Balai Besar Veteriner MarosTelah dilakukan analisa aflatoksin B1 (AF B1) pada pakan unggas (23 sampel), jagung (7 sampel) dan hati sapi (11 sampel) yang diperoleh dari kiriman pelanggan dan beberapa daerah di Wilayah Kerja Balai Besar Veteriner Maros. Pengujian dilakukan dengan menggunakan teknik Enzym Linked Immunosorrbent Assay (ELISA). Dari hasil analisa menujukkan bahwa sebanyak 21 (91,3%) sample pakan unggas dan jagung 2 sampel (28,7%) mengandung aflatoksin melebihi batas maksimum residu (50 pbb) dan pada hati sapi terdapat 3 sampel (27,3%) yang mempunyai konsentrasi lebih besar dari BMR (20 ppb). Dari analisa tersebut disimpulkan bahwa pakan unggas, jagung dan hati sapi yang beredar di beberapa daerah wilayah kerja Balai Besar Veteriner Maros mengandung residu afaltoksin.
- ItemDeteksi African Swine Fever pada Kasus Kematian Babi di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat dengan Teknik Real-Time Polymerasa Chain Reaction(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2021-06) Muhiddin, ST Nurul Muslinah; Muflihanah; Said, Siti Hartati; Balai Besar Veteriner MarosTeknik real fime PCR yang digunakan dalam deteksi penyakil African Swine Fever (ASF) dinilai memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi serta hasil pemeriksaannya relatif lebih cepat dibanding uji serologis dan isolasi virus. Sebanyak 31 spesimen berupa organ, swab nasal, swab rektal, darah utuh dan produk asal babi dari kasus kematian babi di Kabupaten Manokkwari Provinsi Papua Barat yang telah dilakukan pemeriksaan oleh laboratorium bioteknologi balai besar veteriner maros (BBV Maros). Pengujian seluruh spesimen menggunakan dua pasang primer yang mengamplifikasi pada target gen VP72. Sebanyak 17 spesimen menunjukkan hasil positif ASF Berdasarkan pengujian real time PCR yang dilakukan. Metode PCR digunakan untuk deteksi ASF terutama jika spesimen sudh tidak memadai untuk diisolasi maupun deteksi antigen.
- ItemDETEKSI ANTIGEN BOVINE VIRAL DIARRHEA (BVD) DENGAN TEHNIK IMUNOHISTOKIMIA PADA SISTIM PENCERNAAN SAPI BALI(Balai Besar Veteriner Maros, 2019) Wahyuni; Fitriah Idris; Hadi Purnama W; Pitriani; RamlanSejumlah jaringan sistim pencernaan terdiri dari hati dan usus yang dikoleksi dalam buffer neutral formalin (BNF) 10% dari kasus lapangan dengan dugaan kematian sapi bali karena Bovine Viral Diarrhea (BVD) di kab. Keerom pada bulan januari 2019 akan dilakukan uji imunohistokimia. Bovine Viral Diarrhea (BVD) merupakan penyakit viral pada sapi yang disebabkan oleh virus pestivirus family Flaviviridae. Virus BVD memiliki hubungan antigenik yang mirip dengan penyebab Sampar Babi (Hog Cholera). Sampel sebanyak 4 sampel terdiri dari hati (2 sampel) dan usus (2 sampel) dari dua ekor sapi akan dilakukan uji imunohistokimia sebagai uji konfirmasi dengan tujuan untuk deteksi keberadaan antigen dari virus BVD setelah dilakukan uji histopatologi dengan pewarnaan hematoxylon dan Eosin. Hasil konfirmasi dengan uji Imunohistokimia adalah positif terdapat antigen BVD dari empat sampel yang diuji, Penyebaran antigen positif terlhat pada sel hepatosit, pembuluh darah dari organ hati ; sel epitel dan pembuluh darah pada organ usus. Kesimpulan dari empat sampel yang di uji konfirmasi dengan imunohistokimia bahwa kasus kematian sapi positif karena virus Bovine Viral Diarrhea sehingga memperkuat hasil diagnosa dari uji nekropsi dan histopatologi.
- ItemDeteksi Spesies Leptospira Dengan Teknik Conventional PCR Pada Target Gen secY(Balai Besar Veteriner Maros, 2014) Muflihanah; Djatmikowati, Titis Furi; Anis, Saiful; Siswani; Haeriah; Rosmiaty; Perpustakaan Balai Besar Veteriner MarosDeteksi spesies Leptospira sangat penting diketahui karena untuk pengembangan diagnosa Leptospirosis di laboratorium. Penelitian ini ini berfujuan untuk mendeteksi spesies Leptospira dengan menggunakan teknik Conventional PC R pada target gen sec Y. Empat spesies bakteri standar Leptospira interrogans yaitu L.hardjo, L. tarassovi, L. bataviae dan L. ichterohaemorhagica digunakan dalam pengembangan metode ini. Primer yang digunakan yaitu prirner spesifik G1 dan G2 padatarget gen secY mengfasilkan panjang amplikon 285 pasangan basa. Conventional PCR dapat digunakan sebagai alternatif pengujian Leptospirosis karena lebih cepat, sensitif dan spesifik.
- ItemDeteksi Virus African Swine Fever di Organ Limpa Babi dengan Menggunakan Antibodi Komersial Monoklonal dan Poliklonal pada Tehnik Imunohistokimia(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2021-05) Wahyuni; Idris, Fitria; Wirawawan, Hadi Purnama; Pitriani; Balai Besar Veteriner MarosKasus African Swine Fever sudah di laporkan pada kasus kematian babi di kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat pada bulan Maret-April 2021. Kematian babi yang meningkat pada daerah tersebut akan menyebabkan penurunan perekonomian pada kabupaten tersebut dikarenakan binatang ternak babi adalah komoditas ternak utama di papua barat dan menimbulkan rasa trauma peternak untuk memelihara babi. Hasil pengujian histopatologi dari organ babi yang mati di daerah di duga African swine fever (ASF). Gambaran histopatologi pada organ limpa di dapat adanya pembengkakan organ, perdarahan menyeluruh, hemosiderin dan pengurangan sel limfosit. Pengujian di lanjut ke imunohistokimia dengan menggunakan antibodi monoklonal dan poliklonal ASF. Hasil yang didapat bahwa kedua antibodi dapat mendeteksi adanya virus ASF pada organ limpa dengan ditandai terjadi ikatan antibodi dan antigen yang di warnai dengan pewarnaan DAB yaitu berwarna coklat. Tetapi antibodi dari monoklonal lebih banyak mengikat virus dibanding poliklonal.
- ItemDeteksi Virus African Swine Fever di Organ Limpa Babi dengan Menggunakan Antibodi Komersial Monoklonal dan Poliklonal pada Tehnik Imunohistokimia(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2021-06) Wahyuni; Idris, Fitria; Wirawawan, Hadi Purnama; pitriani; Balai Besar Veteriner MarosKasus African Swine Fever sudah di laporkan pada kasus kematian babi di kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat pada bulan Maret-April 2021. Kematian babi yang meningkat pada daerah tersebut akan menyebabkan penurunan perekonomian pada kabupaten tersebut dikarenakan binatang ternak babi adalah komoditas ternak utama di papua barat dan menimbulkan rasa trauma peternak untuk memelihara babi. Hasil pengujian histopatologi dari organ babi yang mati di daerah di duga African swine fever (ASF). Gambaran histopatologi pada organ limpa di dapat adanya pembengkakan organ, perdarahan menyeluruh, hemosiderin dan pengurangan sel limfosit. Pengujian di lanjut ke imunohistokimia dengan menggunakan antibodi monoklonal dan poliklonal ASF. Hasil yang didapat bahwa kedua antibodi dapat mendeteksi adanya virus ASF pada organ limpa dengan ditandai terjadi ikatan antibodi dan antigen yang di warnai dengan pewarnaan DAB yaitu berwarna coklat. Tetapi antibodi dari monoklonal lebih banyak mengikat virus dibanding poliklonal.
- ItemDeteksi Virus Pada Level Family Menggunakan Protokol Predict(Balai Besar Veteriner Maros, 2015) Muflihanah; Fitrahadiyani; Said, Sitti Hartati; Poermadjaja, Bagoes; Wibawa, Hendra; Andhesfas, Ernes; Hartaningsih, Nining; Pamungkas, Joko; Saepuloh, Uus; Idris, Syafrison; RamlanDalam upaya respon cepat dan identifikasi penyakit menular baru yang bisa meniadi ancaman bagi kesehatan manusia maka diperlukan suatu protokol. PREDICT merupakan bagian program Emerging Pandemic Threats (EPD melakukan penelitian yang berfokus pada satwa liar yang paling mungkin membawa penyakit zoonosis. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeteksi secara dini emerging and re-emerging diseases yang disebabkan oleh virus melalui beberapa target family dan genus pada unggas serta mamalia serta mempelajari kemungkinan adanya interface penularan penyakit dari safwa liar ke temak. Lima belas sampel unggas dan tiga puluh delapan sampel mamalia koleksi Balai Besar Veteriner Maros dideteksi terhadap family Orthomlncovirus (virus Influenza A), Paramixovirus, Coronavirus, Herpesvirus dan Picornavirus (Encephalomyocarditis virus) dengan menggunakan teknik PCR dilanjutkan sekuensing berdasarkan protokol PREDICT. Hasil menunjukkan swab itik Kab.Pinrang (MU9) positif terhadap family orthomlncovirzs virus Influenza A. Deteksi Paramycoviras menunjukkan semua sampel unggas negatif. Sampel mamalia negatif terhadap strain Human Coronavirus dan Bat Coronovirus. Swab hidung babi dari Jayapura Papua (MM5) dan Kab. Maros (MMl3), darah kambing dari Takalar (MM 27) positif terhadap Herpesvirus. Deteksi Picornavirus spesifik Encephalomyocarditis virus ditemukan positif pada swab babi dari Kab.Maros (MM14) dan Kota Manado Sulawesi Utara (MM l8) serta swab sapi Bali dari Bombana Sulawesi Tenggara (MM 22). Hasil sekuensing menunjukkan darah kambing dari Kab.Takalar Sulawesi Selatan memiliki kesamaaan genetik 98-99% dengan virus Caprine herpesvirus tipe 2. Swab nasal babi dari Maros Sulawesi Selatan, Manado Sulawesi Utara serta swab nasal sapi dari Bombana Sulawesi Tenggara didapatkan kesamaan genetik 97% dengan Encephalomyocarditis virus isolat Sing-M105-02. Swab itik dari Pinrang Sulawesi Selatan didapatkan kesamaan genetik 94-98 % Influenza A Virus isolatA/duck/victoria/0305-2/2012 (H5N3 ). Terdeteksinya partial gene penyakit emerging dan re-emerging virus pada sampel ternak yaitu virus Caprine Herpesvirus 2 pada kambing akan mengakibatkan implikasi klinis penyakit Malignant Catarrhal Fever (MCF). Virus Encephalomyocarditis yang ditemukan pada babi dan sapi mengakibatkan implikasi peradangan jantung dan gangguan reproduksi pada babi
- ItemDeterminasi Status Infeksi Bovine Viral Diarrhea Virus di Kawasan Perbibitan Sapi Bali Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan(Balai Besar Veteriner Maros, 2020) Anis, Saiful; Perpustakaan Balai Besar Veteriner MarosPengelolaan teknis kawasan perbibitan dilakukan untuk memonitor status penyakit hewan menular, salah satunya adalah penyakit Bovine viral diarrhea (BVD). BVDV merupakan virus yang sangat penting secara ekonomi terhadap dunia peternakan di seluruh dunia. Infeksi BVD pada sapi dapat menyebabkan kerugian reproduktif, imunosupresi dan infeksi sekunder oleh pathogen lainnya. Infeksi BVD pada sapi dapat bersifat transient atau permanen. Infeksi pada trimester awal dari periode kebuntingan akan menghasilkan keturunan yang persistently infected (PI) dan bertindak sebagai reservoir untuk infeksi berikutnya. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeteksi level penyakit BVD dan status penderita di kawasan sumber bibit sapi bali. Pengujian dilakukan terhadap serum sampel menggunakan uji Elisa antibody capture dan antigenic capture untuk menentukan status PI. 186 serum dari 455 serum menunjukkan serokonversi, kemudian uji dilanjutkan dengan elisa angenic capture. Hasil dari pengujian diidentifikasi terdapat satu ekor hewan PI
- ItemDiagnosis Avian Encephalomyelitis (AE) Secara Histopatologi pada Ayam Pedaging(Balai Besar Veteriner Maros, 2013) Wahyuni; Perpustakaan Balai Besar Veteriner MarosTelah terdiagnosis secara histopatologi terhadap Avian Encephalomyelitis ,pada ayan pedaging umur tujuh hari yang berasal dari Kota Makassar. jumlah spesimen sebanyak tujuh ekor dengan gejala klinas yang sama yaitu ataksia, tremor bahkan lumpuh. Molbiditas cukup tinggi hampir 60 % dengan mortalitas 50 %. Dari lima ekor yang dilakukan pengamatan patologi baik patologi anatomi maupun hisyopatologi mempunyai kesamaan patologis vaitu gejala klinis, patologi anatomi yaitu edema ventrikulus dan histopatologi mengalami necrotik pada otak, ventriculus dan pankreas.
- ItemDiagnostik Sensitivitas dan Spesifitas Complement Fixation Test dalam Deteksi ANtibodi terhadap Brucella abortus dalam Serum Sapi(Perpustakaan Balai Besar Veteriner Maros, 2022-06-05) Anis, Saiful; Rosmiaty; Ferry Kurniawan; Balai Besar Veteriner MarosBrucella merupakan bakteri Gramnegatif, berbentuk cocccobacilli, bersifat sebagai patogen intraseluler fakultatif baik terhadap manusia maupun hewan. Teknik serologis adalah andalan diagnosis dan program CFT merupakan uji yang direkomendasikan sebagai uji komplementer dan sekaligus sebagai uji konfirmasi pengujian massal.Uji tunggal dapat divalidasi untuk satu atau lebih tujuan yang dimaksudkan dengan mengoptimalkan karakteristik kinerjanya untuk setiap tujuan, misalnya menetapkan sensitivitas diagnostik (DSe) tinggi, dengan kekhususan diagnostik (DSp) yang lebih rendah terkait untuk uji skrining, atau sebaliknya, menetapkan DSp tinggi dengan DSe yang lebih rendah terkait untuk uji konfirmasi.