Perbenihan Tanaman Pangan
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Now showing 1 - 5 of 71
- ItemPedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2015-12-16) Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman PanganHingga saat ini sudah banyak varietas unggul baru padi yang sudah dirakit dan dilepas oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, tetapi yang digunakan dan dikembangkan petani masih terbatas. Oleh karena itu, perlu upaya intensif untuk mensosialisasikan varietas-varietas unggul baru tersebut. Keberhasilan penyebaran varietas unggul baru padi tidak lepas dari upaya pengembangan sistem perbenihannya. Kelancaran alur distribusi benih, mulai dari benih penjenis, benih dasar, benih pokok, sampai benih sebar dengan prinsip enam tepat, sangat menentukan pengembangan dan penggunaan varietas unggul padi oleh petani. Pedoman umum Produksi Benih Sumber Padi ini merupakan penyempurnaan dari pedoman umum yang diterbitkan pada tahun 2007 sebagai acuan dalam penyediaan benih sumber tanaman padi oleh Balai Penelitian dan Balai Pengkajian lingkup Badan Litbang Pertanian. Pedoman umum ini juga dapat dipakai sebagai acuan bagi Balai Benih Induk (BBI), Balai Benih Utama (BBU) atau penangkar dalam memproduksi benih bermutu.
- ItemPedoman Umum Pengembangan Model Kawasan Mandiri Benih Padi, Jagung dan Kedelai(Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015-12-16) Kepala Pusat Penelitian dan PengembanganSwasembada padi dan jagung berkelanjutan dan target swasembada kedelai merupakan program utama Kementerian Pertanian di periode 2015-2019. Sebagai komoditas utama yang diprogramkan oleh pemerintah, peran padi, jagung dan kedelai cukup strategis dan merupakan komoditas bernilai ekonomis tinggi. Selain merupakan sumber utama karbohidrat dan protein ketiga komoditas tersebut juga merupakan bahan baku industri pakan ternak dan rumah tangga. Pada beberapa tahun terakhir ini, kebutuhan ketiga komoditas terus meningkat seiring dengan semakin meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan kebutuhan untuk pakan. Dalam rangka memenuhi permintaan padi, jagung dan kedelai tersebut, maka harus diupayakan agar produksi ketiganya dapat ditingkatkan. Upaya peningkatan produksi komoditas ini di Indonesia sering dihadapkan pada tidak tersedianya benih sesuai permintaan petani dan pasar. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan produksi benih bermutu, diantaranya melalui program Pengembangan Model Mandiri Benih, yang melibatkan berbagai institusi dan stakeholder, diantaranya adalah Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), Balai Benih Induk (BBI), produsen dan penangkar benih, untuk memproduksi benih bermutu di sentra-sentara produksi. Kementerian Pertanian telah melepas sejumlah varietas unggul padi, jagung, dan kedelai, namun untuk mengembangkan areal panen guna mencapai target swasembada dan swasembada berkelanjutan, penyediaan benih bermutu varietas-varietas tersebut masih jauh dari cukup. Oleh karena itu perlu ditumbuhkembangkan produsen/penangkar benih agar mampu secara mandiri memproduksi benih bermutu dalam jumlah yang cukup untuk suatu kawasan. Panduan umum pengembangan model kawasan mandiri benih padi, jagung, dan kedelai ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi UPBS Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, UPTD Balai Benih Provinsi, produsen benih, dan petani penangkar benih untuk mengembangkan kawasan mandiri benih agar kebutuhan benih ketiganya untuk mencapai swasembada terpenuhi.
- ItemSucces Story Pengembangan Varietas Unggul Baru Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Timur(BPTP Jatim, 2014) ANDRI, Kuntoro Boga; Q. Dadang Ernawanto
- ItemProceedings of International Seminar on Agribusiness of Maize-Livestock Integration(Provincial Government of Gorontalo, 2013-12-23) Provincial Government of GorontaloThe growing demand for biofuel which is mainly driven by the increasing oil prices has created more challenges as well as opportunities on agricultural development. For developing countries like Indonesia, the challenges are mostly related to food security since maize, as an important source of modern biofuel, is a staple food for some of the population. In addition, maize is also an important source of feed and raw materials for many type of industries. Since Indonesia has already determined to achieve and sustain food security, the effort to increase maize production mainly through increasing productivity has also challenged by two major sources of uncertainty, i.e. climate change and trade which require science and technolgy as well as market fairness and favorable policy. In relation to our effort to enhance cooperation among some key stakeholders in food security issues and the need to spur up the regional coordination and networking, an International Maize Conference was held on 22-24 November 2012 in Gorontalo. The conference was organized by the Indonesian Ministry of Agriculture in collaboration with the Provincial Goverment of Gorontalo. The objectives of the conference were (i) to facilitate stakeholders in addressing the problems of the world maize production related to food security and alternative energy resources, and (ii) to share and exchange ideas/information of maize research results among scientists, researchers, policy makers, industries, and farmers from different countries in the world. Attended by more than 400 participants from 10 countries, four main agenda of the conference were successfully organized. They were (i) International Seminar on Agribusiness of Maize, (ii) International Maize Expo, (iii) Governor Convention and Business Meeting, and (iv) Farm Field Day. The international seminar packed with exciting presentations and papers, all focussed on the theme of “Maize for Food, Feed, and Fuel”. One keynote speaker from Indonesian Minister of Agriculture and some guest speakers from different countries came up with different perspectives of the theme. I highly appreciate the participation and contribution of all participants and the organizer of the conference and my sincere gratitude to the Provincial Government of Gorontalo for all of the kind supports provided during the conference.
- ItemPadi, Jagung, dan Kedelai Unggul Baru Toleran Dampak Perubah Iklim(Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2014-12-16) R. Heru Praptana; Made Jana MejayaMasalah yang dihadapi dalam peningkatan produksi padi dan palawija semakin berat dan kompleks. Perubahan iklim, misalnya, telah mengancam keberlanjutan produksi pertanian di berbagai belahan dunia. Indonesia termasuk negara yang rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim dalam bentuk kemarau berkepanjangan, banjir, dan meningkatnya intensitas kejadian cuaca ekstrim yang mengancam keselamatan produksi pertanian, terutama tanaman pangan. Naiknya permukaan air laut yang menyebabkan pertanaman terendam air dan mengalami salinitas di kawasan pesisir, termasuk dampak negatif perubahan iklim. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim adalah penggunaan varietas unggul toleran kekeringan, rendaman, dan salinitas. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan beserta jajarannya telah menghasilkan sejumlah varietas unggul baru padi, jagung, dan kedelai toleran kekeringan, rendaman, dan salinitas. Karakteristik dari varietas-varietas unggul tersebut dikemas dalam buku ini, yang diharapkan segera diketahui pihak terkait. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam perakitan varietas unggul padi, jagung, dan kedelai toleran dampak perubahan iklim ini disampaikan penghargaan dan terima kasih.