Laporan PKL

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 5 of 160
  • Item
    Sistem Perakitan Solar Dryer Portable di PT. Giat Mukti Selaras, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
    (Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-21) Rahiim, Sufian Muhamad Hibatur; Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia
    PROPOSAL PKL 2.2019.TMP.PENDAHULUAN.Alat dan mesin pertanian atau yang biasa disingkat dengan alsintan merupakan alat￾alat yang digunakan dalam bidang pertanian yang bertujuan utuk memudahkan dalam proses budidaya dimulai dari persiapan lahan sampai dengan pemanenan maupun pasca panen. Alat dan mesin pertanian sangat berperan penting dalam berbagai kegiatan pertanian diantaranya adalah menjadikan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja yaitu untuk mengantisipasi minat kerja dibidang pertanian yang terus menurun, meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat meningkat, meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman proses dan hasil dapat diandalkan serta mutu bisa terjamin, meningkatkan keamanan dan kenyamanan sehingga menambah produktifitas kerja, dan meminimalisir kehilangan hasil panen pada waktu proses pemanenan (Ali, 2017). Pengeringan merupakan salah satu bentuk pengolahan pascapanen produk pertanian. Tujuan pengeringan untuk mengurangi kandungan air antara lain untuk meningkatkan kualitas komoditas hasil pertanian, dan membuat durasi ketahanan produk menjadi lebih lama. Biasanya yang dilakukan adalah metode pengeringan matahari alami. Biasanya digunakan untuk pemrosesan seperti itu di negara berkembang. Meskipun metode ini murah, produk yang dikeringkan biasanya mengalami kerusakan besar yang disebabkan oleh hujan, serangga, burung dan jamur. Karena sebagian besar negara berkembang terletak di zona sabuk matahari dengan radiasi matahari yang berlimpah sepanjang tahun, penggunaan teknologi pengeringan matahari dianggap sebagai solusi yang menjanjikan untuk masalah pengeringan. Sebagai alternatif pengeringan komoditas pertanian digunakan mesin pemanas. Metode pengeringan antara lain oven pengering, box dryer, vertical dryer, dan rotary dryer. Semuanya mempunyai kesamaan, yaitu kebutuhan bahan bakar yang cukup tinggi dan tersedia listrik dari perusahaan listrik negara. Biaya bahan bakar dan listrik akan mengurangi margin. Selain itu ketersediaan bahan bakar dan listrik di daerah tidak merata. Untuk itu saat ini tersedia alternatif yang lebih baik, memanfaatkan sumber energi matahari yang tidak terbatas dan efektif, yaitu pengering tenaga surya. Dalam proses pasca panen pengering tenaga surya merupakan suatu alat mesin pertanian yang sangat membantu para petani agar memudahkan dalam proses pengeringan produk pertanian karena dapat meningkatkan tingkat produksi hingga 45% serta meningkatkan taraf hidup petani secara signifikan dengan cara kerja menangkap sinar matahari yang diperangkap kedalam dome sehingga panas yang diluar dapat dilipat gandakan ketika berada didalam dryer.
  • Item
    PENGELOLAAN TEKNIS DAN USAHA ALSINTAN (TRAKTOR RODA 4) DI UPJA SARIDADI DESA SURUHKALANG, KECAMATAN JATEN, KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH
    (Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-21) Khairunisa, Putri; Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia
    PROPOSAL PKL 2.2019.TMP.PENDAHULUAN.Beras merupakan bahan pokok yang sampai saat ini dikonsumsi oleh sekitar 90% penduduk Indonesia dan menyumbang lebih dari 50% kebutuhan kalori serta hampir 50% kebutuhan protein (Triyanto, 2006). Kebutuhan masyarakat Indonesia mengonsumsi beras sangat tinggi. Hal ini akan menjadi masalah apabila ketersediaan beras tidak terpenuhi seiring pertambahan penduduk Indonesia yang meningkat dengan ratarata pertumbuhan 1,31% pada 2010–2019 (Badan Pusat Statistik, 2020). Oleh karena itu dibutuhkanlah suatu alat yang mampu membantu para petani dalam mendukung keberhasilan peningkatan produksi pertanian. Alat dan mesin pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka mendukung pemenuhan produksi pertanian yang terus meningkat dikarenakan alsintan dapat mempercepat dan meningkatkan mutu pengolahan tanah, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, serta berperan mentransformasikan pertanian yang lebih efisien dan efektif. Traktor adalah suatu mesin traksi yang utamanya dirancang dan dinyatakan sebagai penyedia tenaga bagi peralatan pertanian dan perlengkapan usaha tani (Sembiring., 1990). Menurut SNI 7416:2010 Traktor roda empat merupakan mesin berdaya gerak sendiri berupa motor diesel, beroda empat yang mempunyai tiga titik gandeng, berfungsi untuk menarik, menggerakkan, mengangkat, mendorong alat dan mesin pertanian dan juga sebagai sumber daya penggerak. UPJA saridadi memiliki beberapa alat mesin pertanian, salah satunya traktor roda empat. Pengelolaan traktor tentunya membutuhkan pengetahuan dalam penggunaan traktor, manajemen, perawatan dan pemeliharaan yang tepat, bertujuan untuk menjaga atau memperbaiki sesuatu sehingga dapat berfungsi sebagaimana seharusnya. Pengelolaan dan analisis usaha traktor roda empat perlu dilakukan pengkajian agar lebih optimal kedepannya.
  • Item
    erancangan (Desain) Rumah Pengering Portabel Tenaga Surya (Portable Solar Home Dryer) Di PT. Giat Mukti Selaras Kabupaten Karanganyar Jawa Teng
    (Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-21) Putra, Muhammad Dimastria; Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia
    PROPOSAL PKL 2.2019.TMP.PENDAHULUAN.Penggunaan teknologi pada alat mesin pengering pertanian yang efektif dan efisien yakni dengan menggunakan sumber panas matahari yang di tangkap dalam suatu ruangan pengering dan didukung dengan tenaga surya (solar dryer), tenaga surya memberikan arus listrik untuk membuang udara panas yang terperangkap dalam ruangan pengering. Perkebunan di Indonesia letak geografisnya bermacam￾macam sesuai dengan komoditas yang ditanami, berdasarkan kebutuhan petani dalam melakukan pengeringan komoditas pertanian diperlukannya tempat pengeringan yang memadai dan lokasinya dekat dengan kebun, karena umumnya lokasi kebun dan tempat pengeringan cukup jauh. Untuk memudahkan petani menjemur hasil panen dapat dibuat suatu alat atau rumah pengering yang ringkas (portable) dan yang dekat dengan kebun Dalam pembuatan ataupun perancangan rumah pengering portable bertenaga surya (portable solar home dryer) perlu dilakukan secara sistematis dengan melakukan perancangan yang sesuai agar kapasitas pengeringan, biaya, dan dimensi portable solar home dryer terhadap lingkungan sekitar efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan. Berikut adalah flow chart dari rancang bangun portable solar home dryer.
  • Item
    Manajemen Suku Cadang Traktor Roda Empat Studi Kasus PT. Multi Andalan Sejati (Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat)
    (Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-21) Ramdhoni, M Fikri; Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia
    PROPOSAL PKL 2.2019.TMP.PENDAHULUAN.Penggunaan alat mesin pertanian merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani, meningkatkan mutu dan nilai tambah produk, serta pemberdayaan petani. Pada hakekatnya, penggunaan mesin di pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian, di mana setiap tahapan dari proses produksi tersebut dapat menggunakan alat dan mesin pertanian (Sukirno, 1999). Dengan demikian, mekanisasi pertanian diharapkan dapat meningkatkan efisiensi tenaga manusia, derajat dan taraf hidup petani, kuantitas dan kualitas produksi pertanian, memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani dari tipe subsisten (subsistence farming) menjadi tipe pertanian komersial (commercial farming), serta mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri (Wijanto, 2002). Sejak tahun 2015 Kementerian Pertanian memberikan bantuan alsintan dalam jumlah yang cukup besar, apalagi kalau dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Selama periode tahun 2011-2014, dalam setahunnya Kementan mendistribusikan alsintan sebanyak 3.090 sampai 24.300 unit. Namun sejak tahun 2015, Kementan mendistribusikan bantuan alsintan untuk dimanfaatkan petani atau Poktan sebanyak 65.325 unit, berupa traktor roda-2 dan roda-4, pompa air, transplanter, combine harvester, dryer, power thresher, corn sheller dan rice milling unit (RMU), traktor dan pompa air. Pada dua tahun berikutnya, pemberian bantuan alsintan juga cukup besar walaupun menurun, yaitu pada tahun 2016 sebanyak 57.648 unit dan tahun 2017 sekitar 41.000 unit. Untuk tahun 2018, guna memperkuat dan memperluas program ini, Kementan juga merencanakan untuk mendistribusikan alsintan sebanyak 112.525 Unit (Ditjen PSP, 2017). Bantuan alsintan yang digelontorkan selama ini terkesan lebih mementingkan dampaknya secara teknis namun belum mempertimbangkan aspek sosial budaya. Banyak kemungkinan penyebab belum optimalnya pengembangan teknologi dalam kegiatan ekonomi dan sosial pada hampir semua sektor pembangunan di Indonesia, termasuk sektor pertanian. Penyebabnya adalah karena belum terjalinnya komunikasi dan interaksi yang intensif dan terbuka antara para pengambil kebijakan (pemerintah) yang didukung oleh lembaga riset dan pengembangan teknologi dengan para pengguna dari hasil riset dan pengembangan teknologi tersebut (Lakitan, 2013). Permasalahan ketidakoptimalan penggunaan alsintan di tingkat petani salah satunya adalah kurang tersedianya suku cadang di lokasi sebaran bantuan alsintan. Untuk itu diperlukan penumbuhan SDM yang memahami secara teknis manajemen penyediaan suku cadang alsintan yang seimbang dengan kebutuhan di lapangan. Dengan demikian peningkatan kemampuan manajemen suku cadang alsintan akan ikut serta mendukung modernisasi manajemen Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) di setiap daerah dengan tersedianya suku cadang yang sesuai dengan kebutuhan, berkualitas baik, dan tepat waktu.
  • Item
    PENGELOLAAN TEKNIS DAN USAHA PELAYANAN JASA ALSINTAN (RICE TRANSPLANTER) DI UPJA TAJU JAWA, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH
    (Program Studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia, 2022-09-21) Rivald, Daffa Rizki; Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia
    PROPOSAL PKL 2.2019.TMP.PENDAHULUAN.Padi merupakan sumber makanan pokok terbesar diIndonesia sehingga Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani dalam proses budidayanya sudah banyak teknologi yang berkembang diIndonesia contohnya rice transplanter yang digunakan untuk menanam padi. Alat penanam padi atau disebut juga rice Transplanter merupakan suatu alat tanam padi yang masih baru bagi kita dalam penggunaannya, tidak seperti dinegara￾negara maju alat ini sudah tidak asing lagi bagi mereka karena jumlah tenaga kerja sudah kian terbatas untuk mengimbangi hal tersebut dibuat lahalat tanam agar kegiatan pertanian dapat berjalan dengan baik dan lancar. Saat ini hal yang sama sudah mulai dirasakan oleh petani kita, petani muda sudah mulai beralih profesi mencari pekerjaan lain sehingga tenaga kerja dibidang pertanian mulai menurun. Alat transplanter ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga kerja untuk melakukan penanaman benih padi dilahan sawah. Dengan hadirnya teknologi ini diharapkan dapat mempercepat laju peningkatan produksi padi untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk yang kian meningkat, sehingga kebutuhan akan pangan dapat terpenuhi bagi masyarakat kita. Di daerah desa Kebondalem, penggunaan rice transplanter sudah banyak digunakan, sehingga sangat memungkinkan untuk membuka jasa sewa rice transplanter. Tetapi perawatan dan perbaikan masih minim, oleh karena itu saya ingin melakukan analisis teknis perawatan rice transplanter dan mengetahui usaha UPJA yang ada di desa Kebondalem.