Perbenihan Perkebunan
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Now showing 1 - 5 of 72
- ItemPedoman Pembibitan Tanaman Lada(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 1988) Wahid, Pasril; Yufdi, M. PramaTanaman lada merupakan tanaman “dimorphic” yang memiliki dua macam salur yaitu sulur panjat dan sulur (cabang) buah. Sulur panjat tumbuh memanjat pada pohon penegaknya melalui akar lekat, sedangkan cabang buah tumbuh mendaftar tanpa memiliki akar lekat pada buku-buku ruasnya. Di samping ke dua macam sulur itu dikenal pula adana sulur gantung dan sulur tanah. Sulur gantung tumbuh menggantung di permukaan lingkaran taju, sedangkan sulur tanah menjalar di permukaan tanah. Kedua sulur ini memiliki buku ruas yang lebih panjang sehingga bila digunakan sebagai bahan perbanyakan akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berproduksi. Untuk bahan perbanyakan setek sebaiknya digunakan sulur panjat yang tumbuh sehat dan kuat yang memiliki akar lekat pada setiap buku ruasnya. Bahan setek tersebut dapat digunakan untuk penanaman langsung di kebun atau pun di perbanyak terlebih dahuu berupa setek pendek satu ruas berdaun tunggal. Dalam hal ini pertimbangan yang di perlukan adalah jumlah bahan tanaman yang tersedia. Perbanyakan menggunakan setek satu ruas berdauan tunggal disarankan hanya bila bahan tanaman tidak mencukupi untuk dapat di tanaman langsung di kebun dalam bentuk setek panjang tujuh ruas. Pedoman pembibitan berikut ini hanyalah menyangkut pelaksanaan perbanyakan tanaman lada dengan setek satu ruas berdauan tunggal. Perbanyak dengan setek panjang tujuh ruas yang dilakukan dengan menanam lamgsung dikebun tidak melalui proses pembititan.
- ItemPedoman Pembibitan Tanaman Lada(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 1988) Wahid, Pasril; yufdy, M.PramaTanaman lada merupakan tanaman “dimorphic” yang memiliki dua macam salur yaitu sulur panjat dan sulur (cabang) buah. Sulur panjat tumbuh memanjat pada pohon penegaknya melalui akar lekat, sedangkan cabang buah tumbuh mendaftar tanpa memiliki akar lekat pada buku-buku ruasnya. Di samping ke dua macam sulur itu dikenal pula adana sulur gantung dan sulur tanah. Sulur gantung tumbuh menggantung di permukaan lingkaran taju, sedangkan sulur tanah menjalar di permukaan tanah. Kedua sulur ini memiliki buku ruas yang lebih panjang sehingga bila digunakan sebagai bahan perbanyakan akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk berproduksi. Untuk bahan perbanyakan setek sebaiknya digunakan sulur panjat yang tumbuh sehat dan kuat yang memiliki akar lekat pada setiap buku ruasnya. Bahan setek tersebut dapat digunakan untuk penanaman langsung di kebun atau pun di perbanyak terlebih dahuu berupa setek pendek satu ruas berdaun tunggal. Dalam hal ini pertimbangan yang di perlukan adalah jumlah bahan tanaman yang tersedia. Perbanyakan menggunakan setek satu ruas berdauan tunggal disarankan hanya bila bahan tanaman tidak mencukupi untuk dapat di tanaman langsung di kebun dalam bentuk setek panjang tujuh ruas. Pedoman pembibitan berikut ini hanyalah menyangkut pelaksanaan perbanyakan tanaman lada dengan setek satu ruas berdauan tunggal. Perbanyak dengan setek panjang tujuh ruas yang dilakukan dengan menanam lamgsung dikebun tidak melalui proses pembititan.
- ItemPedoman Umum Perbenihan Tebu(Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, 2023) Penyunting: Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Pemanis dan SeratBenih merupakan sumber kehidupan. Benih yang bermutu, terstandar dan tersertifikat merupakan salah satu syarat untuk mencapai produktivitas tanaman yang maksimal. Tebu merupakan salah satu tanaman strategis perkebunan. Saat ini produksi gula nasional mencapai 2,18 juta ton, sedangkan kebutuhan gula nasional mencapai 5,80 juta ton sehingga masih mengalami defisit gula sekitar 3,62 juta ton yang dipenuhi dari impor. Kebutuhan gula nasional yang mencapai 5,80 juta ton tersebut untuk keperluan gula industri sekitar 3,0 juta ton dan gula konsumsi 2,8 juta ton. Dalam rangka mengurangi impordan mewujudkan swasembada gula nasional telahditetapkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel). Percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel) mencakup pemenuhan kebutuhan gula konsumsi dan industri. Peran BSIP dalam mendukung pencapaian swasembada gula sangat penting terutama dalam penyediaan teknologi dan benih ungul tebu yang bermutu, terstandar dan tersertifikat.
- ItemPedoman Standar Perbenihan Tembakau(Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Pemanis dan Serat, 2024) Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Pemanis dan SeratBenih merupakan sarana penting dalam pembangunan pertanian. Kualitas benih yang rendah berpengaruh terhadap rendahnya produktivitas dan mutu hasil, sehingga berdampak pula pada rendahnya keuntungan usahatani. Benih terstandar mencakup tiga hal yaitu mutu fisik, fisiologik dan genetik.
- ItemTeknologi Pembibitan Tanaman Tebu(Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2012) Anggoro P, Nanik; Dalmadi; Subaidi, AchmadTebu (saccharum officinarum) merupakan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi, dipakai sebagai bahan baku utama penghasil gula. Pemerintah telah mencanangkan swasembada gula pada tahun 2014. Salah satu upaya untuk mendukung swasembada gula tersebut adalah penggunaan varietas tebu yang dianjurkan, serta teknik pembibitan yang benar.